Tingkat Pengetahuan Penelitian Evaluasi Pelaksanaan dan Pengaruh EPE terhadap Tingkat

Artinya terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa sebelum dan setelah dilaksanakannya EPE. Pengetahuan mahasiswa Program Studi Farmasi UMY sebelum dan setelah mengikuti EPE diukur melalui 4 kisi pertanyaan, yaitu: kelengkapan administrasi dan fisik terkait pelayanan kafarmasian di IFRS, pengelolaan obat di IFRS, good dispensing practice di IFRS dan observasi data dalam rekam medik pasien. Distribusi tingkat pengetahuan mahasiswa berdasarkan 4 kisipertanyaan dapat dilihat pada gambar 9 dan gambar 10. Gambar 9. Diagram Distribusi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Sebelum EPE terhadap Kisi-kisi petanyaan 100 26.9 19.2 15.4 65.4 76.9 57.7 7.7 3.8 26.9 20 40 60 80 100 120 Kelengkapan administrasi dan fisik terkait pelayanan kefarmasian di IF rawat inap di RS Pengelolaan obat di IF rawat inap di RS Good dispensing practice di IF rawat inap di RS Observasi data dalam rekam medik pasien Pers e n ta se Sebelum Early Pharmaceutical Exposure Sangat baik Baik Cukup baik Gambar 10. Diagram Distribusi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Setelah EPE terhadap Kisi-kisi petanyaan Pada gambar menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah mengikuti EPE. Dimana EPE berpengaruh signifikan terhadap mahasiswa yang sudah mengikuti EPE. Menurut asumsi peneliti pengaruh peningkatan pengetahuan mahasiswa yang signifikan ini dikarenakan mahasiswa mendapatkan pelajaran dalam bentuk pengalaman langsung sehingga terjadi suatu proses belajar dimana sesuatu yang tidak tahu menjadi tahu, berbeda dengan apa yang mereka dapatkan dari perkuliahan yang mereka tahu hanya teorinya saja akan tetapi dalam melakukannya mereka tidak pernah melihat secara langsung. Hal ini sejalan dengan teori Soekidjo Notoatmojo2007 yang mengatakan bahwa belajar adalah suatu usaha untuk memperoleh hal-hal baru dalam tingkah laku meliputi pengetahuan, kecakapan, keterampilan. Dari pernyataan tersebut jelas bahwa sifat khas dari proses belajar memperoleh sesuatu yang baru, yang dahulu belum diketahui sekarang diketahui hal ini didukung dengan pernyataan Notoatmojo2007 sebagian 100 84.6 73.1 38.5 15.4 26.9 57.7 3.8 20 40 60 80 100 120 Kelengkapan administrasi dan fisik terkait pelayanan kefarmasian di IF rawat inap di RS Pengelolaan obat di IF rawat inap di RS Good dispensing practice di IF rawat inap di RS Observasi data dalam rekam medik pasien P erse ntase Setelah Early Pharmaceutical Exposure Sangat baik Baik Cukup baik besar diperoleh melalui mata dan telinga sejalan dengan kegiatan EPE yaitu mahasiswa langsung melihat kegiatan apa saja yang dilakukan selama EPE, mahasiswa ikut berpartisipasi langsung dalam kegiatan EPE sehingga mempangaruhi peningkatan pengetahuan yang signifikan terhadap pengetahuan mahasiswa. Setelah dilakukan analisis secara statistik pada beberapa item pertanyaan didapatkan hasil peningkatan pengetahuan yang tidak signifikan dapat dilihat pada lampiran 21. Uraian analisis pertanyaan dan solusi dapat dilihat pada tabel 9. 44 Tabel 9. Analisis Evaluasi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Aspek Pertanyaan Analisa Penyebab Saransolusi Pengelolaan obat di Intalasi FarmasiApotek Rawat Inap di Rumah Sakit Injeksi, suppositoria, elektrolit dapat disimpan dalam lemari es yang sama 1. Kurangnya penegtahuan mahasiswa tentang penyimpanan obat yang disimpan di tempat khusus. 1. Mahasiswa sebaiknya mencari banyak literatur dari jurnal atau buku. 2. Mahasiswa diharapkan aktif bertanya pada saat EPE berlangsung. 3. Mahasiswa diharapkan mengamati dengan serius selama EPE berlangsung Pemusnahan obat NON psikotropika dan narkotika dilakukan oleh apoteker. 1. Mahasiswa kurang paham dengan pertanyaan tersebut. 1. Mahasiswa banyak bertanya kepada apoteker pembimbing. 2. Lebih banyak diskusi yang dilakukan antara mahasiswa dengan apoteker pembimbing dan antara mahasiswa dengan mahasiswa. Good dispensing practice di intalasi Farmasiapotek Rawat Inap di Rumah Sakit Resep diantarkan sendiri oleh keluarga pasien rawat inap ke instalasi farmasi rawat inap 1. Mahasiswa kurang paham dengan alur pelayanan di rumah sakit . 1. Mengamati dengan seksama keadaan nyata di lapangan. Jika stok obat yang diresepkan kosong, apoteker boleh mengganti obat yang indikasinya sama tanpa konfirmasi ke dokter 1. Kurangnya pemahaman mahasiswa tentang wewenang apoteker di instalasi rawat inap di rumah sakit. 1. Bertanya kepada apoteker pembimbing mengenai apa saja yang yang bisa dilakukan apoteker dalam pengobatan pasien. 45 Observasi data dalam rekam medik pasien dengan kasus renal dan kardiovaskuler Bagian Rekam Medik Pengisian rekam medik hanya bisa dilakukan oleh dokter 1. Sebagian besar mahasiswa mengetahui bahwa dokter memiliki hak penuh dalam pengisian rekam medik. 1. Lebih banyak berdiskusi dengan apoteker pembimbing tentang tugas masing-masing tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit.

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah minat responden dalam penelitian kecil sehingga mempengaruhi jumlah sampel dan Responden tidak didampingi saat mengisi kuesioner . 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 Program Studi Farmasi UMY masuk katagori baik 73,08. 2. EPE memberi pengaruh signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa Program Studi Farmasi UMY p value = 0,000 yaitu ɑ 0,05 artinya terdapat pengaruh EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa setelah mengikuti EPE.

B. Saran

1. Peneliti Bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengembangkan kuesioner berdasarkan kompetensi di blok 16 dan diharapkan dapat meneliti pada responden yang lebih banyak. 2. Program Studi Farmasi UMY Bagi Program Studi Farmasi UMY diharapkan dapat memperbaiki sistem pelaksanaan EPE.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Pedagang Gorengan Tentang Bahaya Penggunaan Kertas Koran Bekas Sebagai kemasan Gorengan di Daerah Asrama Haji Medan Tahun 2012

11 79 92

EVALUASI PELAKSANAAN DAN ANALISIS PENGARUH EARLY PHARMACEUTICAL EXPOSURE (EPE) BLOK 5 (FARMASI DASAR IV) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

0 3 16

EVALUASI PELAKSANAAN DAN ANALISIS PENGARUH EARLY PHARMACEUTICAL EXPOSURE (EPE) BLOK 5 (FARMASI DASAR IV) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

0 4 114

PENGARUH TINGKAT EXPOSURE PADA AKTIVITAS MARKETING COMMUNICATION PENGARUH TINGKAT EXPOSURE PADA AKTIVITAS MARKETING COMMUNICATION UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA TERHADAP MINAT MEMILIH UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA (Studi Eksplanatif Aktivitas Market

0 2 16

PENDAHULUAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINDAKAN SWAMEDIKASI PENYAKIT MAAG PADA MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

3 26 21

PENGARUH PENDIDIKAN MENTORING AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN TERHADAP TINGKAT Pengaruh Pendidikan Mentoring Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan Terhadap Tingkat Keberagamaan Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akade

1 5 17

PENGARUH PENDIDIKAN MENTORING AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN TERHADAP TINGKAT KEBERAGAMAAN Pengaruh Pendidikan Mentoring Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan Terhadap Tingkat Keberagamaan Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakart

0 0 15

EVALUASI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Evaluasi Hubungan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Terhadap Tindakan Swamedikasi Acne Vulgaris.

0 0 12

BAB 1 PENDAHULUAN Evaluasi Hubungan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Terhadap Tindakan Swamedikasi Acne Vulgaris.

0 3 11

EVALUASI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Evaluasi Hubungan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Terhadap Tindakan Swamedikasi Acne Vulgaris.

0 1 16