Hasil Pengujian Kekuatan Tarik

Pada Tabel 4.3 nilai remanensi r dan nilai koersivitas jH c masing-masing 23,35 ×4π.10 -7 Wb.mkg dan 0,53× ฀ Am. Pada penelitian ini, dengan penambahan FeB, nilai koersivitas dan magnetisasi remanen yang dihasilkan semakin kecil bila dibandingkan dengan Barium Heksaferit murni yang memiliki nilai koersivitas 1,99× ฀ Am Nowosielski,dkk. 2007. Berdasarkan hasil XRD pada Gambar 4.5, penambahan FeB menghasilkan fasa baru Fe 2 O 3 yang jumlahnya lebih banyak. Seperti diketahui Fe 2 O 3 bersifat anti ferromagnetik sehingga mempengaruhi nilai medan koersivitas serbuk Barium Heksaferit yang bersifat ferrimagnetik dan merupakan jenis hard magnet. Dari Tabel 4.3 juga dapat dilihat bahwa dengan penambahan silicone rubber terjadi peningkatan nilai medan koersitvitas sebesar 2,85× ฀ Am, bila dibandingkangkan dengan nilai koersivitas serbuk BaFe 12 O 19 dengan penambahan FeB yang memiliki nilai lebih kecil yaitu 0,53× ฀ Am. Akan tetapi berbanding terbalik deng an nilai koersivitasnya, besar magnetisasi remanasi r , magnetisasi saturasi s dan energi produk Bhmax magnet komposit dengan filler silicone rubber jauh lebih kecil dibandingkan dengan hasil dari nilai serbuknya. Hal ini menunjukkan bahwa nilai koersivitas yang tinggi pada penambahan silicone rubber diperlukan medan magnet luar yang besar untuk memagnetisasi bahan karena sifat silicone rubber yang bersifat paramagnetik sehingga lebih banyak domain magnetik untuk disearahkan.

4.6 Hasil Pengujian Kekuatan Tarik

Pengujian kekuatan dilakukan dengan metode pembebanan pada salah satu ujung spesimen dan bagian yang lainnya ditahan pada penyangga untuk mendapatkan nilai kuat tarik modulus young sesuai standar ASTM D412 tipe D. Hasil dari pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.4. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Hasil Pengujian Kekuatan Tarik Silicone Rubber berat Tegangan MPa Regangan ∆LL Modulus Young MPa 100 1,71 1,09 1,42 50 1,01 0,78 1,22 20 0,60 0,48 0,99 Dari Tabel 4.4 dapat dilihat nilai tegangan silicone rubber sebesar 1,71 Mpa. Ketika serbuk Barium Heksaferit + FeB diberi penambahan silicone rubber sebesar 50 dan 20 berat besar tegangan menjadi berkurang dari nilai tegangan silicone rubber 100 yaitu 1,01 MPa dan 0,60 MPa. Nilai tegangan dan regangan diperoleh dengan menggunakan persamaan 2.5 dan 2.6, dimana panjang awal setiap sampel uji sebesar L 0 = 33×10 -3 m. Ketika diberi beban, untuk sampel uji 100 silicone rubber panjang bertambah hingga 69×10 -3 m. Sehingga diperoleh nilai selisih pertambahan panjang sebesar, ∆L = 36. Hasil bagi ∆L dan L merupakan nilai regangan sampel uji. Dari nilai Tabel 4.4 dapat diperoleh grafik hubungan nilai kekuatan tarik terhadap penambahan silicone rubber serta hubungan regangan dan tegangan pengujian tarik masing masing sampel uji yang dapat dilihat pada Gambar 4.6. Gambar 4.6. Grafik hubungan regangan dan tegangan pada komposisi silicone rubber 100, 50, dan 20 dengan matrik Barium Heksaferit 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 Regangan LL Te ga ng an M pa 100 SiR 70 SiR 20 SiR Universitas Sumatera Utara Hasil analisis dari uji kekuatan tarik dapat dilihat pada Gambar 4.6 bahwa semakin besar penggunaan filler silicone rubber maka tegangan dan regangan akan semakin besar, demikian juga nilai modulus elastisitasnya. Pada komposisi silicone rubber murni nilai modulus young sebesar 1,42 MPa. Setelah dicampur matrik Barium Heksaferit banyaknya komposisi silicone rubber yang digunakan sebesar 50 berat nilai modulus young berkurang menjadi 1,22 MPa dan pada komposisi matrik 20 berat nilai modulus young semakin lebih kecil menjadi 0,99 MPa. Nilai modulus young ini, bergantung pada besar nilai regangan dan tegangan. Besar nilai regangan ditentukan pada besarnya penambahan beban F = m g yang dibagi dengan luas penampang sampel. Luas penamapang sampel untuk uji kekuatan tarik untuk setiap spesimen 6×10 -6 m 2 . Besar nilai F untuk uji kekuatan tarik ini tergantung pada seberapa kuat sampel uji ditarik sampai putus. Nilai regangan diperoleh dari penambahan panjang sampel tersebut sampai titik patah atau putus dibagi dengan panjang awal. Panjang awal L dari semua sampel adalah 3,3 ×10 -3 m. Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan