Analisis pengujian DTA Differential Thermal Analis

Grafik 4.4 Hubungan Massa Sampel Vs Nilai Uji Kuat Lentur Berdasarkan hasil grafik dapat dilihat bahwa nilai maksimum untuk uji kuat lentur yaitu terdapat pada komposisi campuran antara pasir dan ban dalam bekas dengan variasi 30:20 dengan nilai 13,25MPa. Sedangkan nilai minimum untuk pengujian ini terdapat pada komposisi campuran antara pasir dan ban dalam bekas dengan variasi 47,5:2,5 dengan nilai 9,23MPa. Dari hasil grafik juga dapat disimpulkan bahwa semakin banyak ban dalam bekas yang digunakan maka semakin kuat pula kuat lentur yang dihasilkan.

4.2.5 Analisis pengujian DTA Differential Thermal Analis

Alat yang digunakan untuk menganalisis sifat termal adalah thermal analyzer DT-30 Shimadzu, prosedur pengujian yaitu : 1.Alat dinyalakan selama 30 menit sebelum digunakan. 9.23 10.38 10.55 11.76 12.05 12.25 12.6 13.25 2 4 6 8 10 12 14 1 2 3 4 5 6 7 8 N il ai u ji k u at le n tu r Massa Ban dalam bekas 10 -3 kg Universitas Sumatera Utara 2. Digunakan sampel sebanyak 30 mg dan Alumina sebanyak 30 mg sebagai zat pembanding. 3. Bahan sampel dan bahan pembanding diletakkan diatas Thermocouple Platinum Rhodium PR 15 mv dan DTA range ±250 µv 4. Diset batas temperature pada alat ukur sebesar 950 C 5. Pena recorder ditekan dan chart speed diset 2,5 mmmenit dengan laju pemanasan 10 Cmenit 6. Ditekan tombol start dan ditunggu hasil sampai suhu yang diinginkan. Thermo Couplemv : PR15mv DTA Range : ± 250 µv Heating Speed : 10 Cmenit Chart Speed : 2,5 mmmenit Grafik 4.5 a Pengujian DTA Pada Komposisi Sampel 20 .10 -3 kg DTA Temperatur Universitas Sumatera Utara Thermo Couplemv : PR15mv DTA Range : ± 250 µv Heating Speed : 10 Cmenit Chart Speed: 2,5 mmmenit Grafik4.5 b Pengujian DTA pada Komposisi sampel 17,5.10 -3 kg Thermo Couplemv : PR15mv DTA Range : ± 250 µv Heating Speed : 10 Cmenit Chart Speed : 2,5mmmenit Grafik4.5 c Pengujian DTA pada Komposisi Sampel 15.10 -3 kg DTA DTA Temperatur Temperatur Universitas Sumatera Utara Thermo Couplemv : PR15mv DTA Range : ± 250 µv Heating Speed : 10 Cmenit Chart Speed : 2,5mmmenit Grafik4.5 d Pengujian DTA pada Komposisi sampel 12,5.10 -3 kg Thermo Couplemv : PR15mv DTA Range : ± 250 µv Heating Speed : 10 Cmenit Chart Speed : 2,5 mmmenit Grafik 4.5 e Pengujian DTA pada Komposisi Sampel 10.10 -3 kg DTA Temperatur DTA Temperatur Universitas Sumatera Utara Sampel sebanyak 30 mg dan Alumina sebanyak 30 mg sebagai zat pembanding, Bahan sampel dan bahan pembanding diletakkan diatas Thermocouple Platinum Rhodium PR 15 mv dan DTA range ± 250 µv , laju pemanasan 10 C menit dan Chart speed diset 2,5 mm menit. Suhu sampel dan pembanding pada awalnya sama sampai ada kejadian yang mengakibatkan perubahan suhu seperti pelelehan, penguraian atau perubahan struktur Kristal sehingga suhu pada sampel berbeda dengan pembanding. Bila suhu sampel lebih tinggi daripada suhu pembanding maka perubahan yang terjadi adalah eksotermal dan endotermal bila sebaliknya. Dapat dilihat dari grafik-grafik hasil pengujian analisis temperature dengan DTA bahwa titik lebur sampel dengan komposisi 20.10 -3 kg 600 C, komposisi17,5.10 -3 kg 600 C, komposisi 15.10 -3 kg 560 C, komposisi 12,5.10 -3 kg 545 C, komposisi 10.10 - 3 kg 500 C. titik lebur tertinggi berada pada suhu 600 C yaitu pada sampel A dan B. Dengan komposisi 20.10 -3 kg dan 17,5.10 -3 kg .titik kritis sampel B dengan komposisi 17,5.10 -3 kg 600 C, sampel C dengan komposisi 15.10 -3 kg 560 C, sampel D dengan komposisi 12,5.10 -3 kg 545 C, sampel E dengan komposisi 10.10 -3 kg 500 C. Titik kritis tertinggi berada pada suhu 420 C yaitu pada sampel A dan B dengan komposisi 20.10 -3 kg dan 17,5.10 -3 kg . Titik kritis ini menunjukkan besar suhu maksimal yang mampu diserap oleh sampel. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan