Syarat Mutu Genteng Menurut Standar Nasional Indonesia Latar Belakang

2.9 Syarat Mutu Genteng Menurut Standar Nasional Indonesia

Menurut Standar Nasional IndonesiaSNI 0099 : 2007, syarat mutu genteng meliputi: 1. Sifat Tampak Genteng harus memiliki permukaan atas yang mulus , tidak terdapat retak, atau cacat lain yang mempengaruhi sifat pemakaiannya. 2. Penyerapan Air Penyerapan air maksimal 10 3. Ketahanan terhadap Perembesan Air Impermeabilitas Tidak boleh ada tetesan air dari permukaan bawah genteng kurang dari 20 jam ± 5 menit. Anonim,2007 Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi dewasa ini genteng telah banyak memiliki macam dan bentuk dan tidak lagi berasal dari tanah liat semata, tetapi secara umum genteng dibuat dari semen, agregat pasir dan air yang dicampur dengan material lain dengan perbandingan tertentu. Secara fisik rumah di Indonesia memiliki bagian dinding, atap, pintu, jendela, dan lantai yang didesain sesuai iklim di negara tropis. Adanya dua musim yakni penghujan dan kemarau mengharuskan bentuk atap yang tahan terhadap kedua cuaca tersebut. Dalam perkembangan pembangunan di Indonesia berkembang dengan sangat pesat, dalam perkembangan ini maka diperlukan banyak bahan bangunan yang dalam jumlah yang besar pula. Salah satu bahan yang banyak digunakan yaitu dalam pemakaian genteng pada bangunan-bangunan perumahan dan pada saat ini banyak juga bermacam ragam jenis genteng yang sering digunakan baik genteng yang terbuat dari bahan seng, multiroof dan bahan keramik. Aryadi, Y., 2010. Genteng yang terbuat dari bahan baku polimer saat ini sangat banyak digunakan, karena bahan genteng jenis ini sangat ringan dan fleksibel serta mudah dipasang. Di Indonesia khususnya di Sumatera Utara genteng jenis ini masih sangat sedikit yang menggunakannya karena genteng ini merupakan barang impor dan harganya juga relatif mahal. Beberapa peneliti telah banyak melakukan penelitian untuk penyempurnaan dalam pembuatan genteng polimer, seperti hasil penelitian dari Juli Harni,2011 yang membuat genteng dengan campuran bahan Aspal, serbuk ban bekas dan polipropilen Universitas Sumatera Utara bekas, Ismatul Husna,2011 yang membuat genteng dari serbuk ban bekas, polistirena foam, dan bahan aspal, Kasman Ediputra,2010 yang membuat genteng dari campuran bahan Aspal, karet sir 10, ban bekas, sulfur, dan bahan Adhesive isosianat, Asnawi,2011 yang membuat genteng dari pemanfaatan LDPELow Density Polyethilen bekas, aspal iran dan agregat pasir halus dan Z.MArifin,2010 yang membuat genteng dengan campuran polyurethane foams, karet alam, dan Aspal, Hafis Arif Lubis,2012 yang membuat genteng dari pemanfaatan limbah karet industri PTPN II dan HDPE bekas dalam campuran aspal dan agregat pasir halus. Aspal adalah material yang pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat, dan bersifat termoplastis. Jadi, aspal akan mencair jika dipanaskan sampai temperatur tertentu, dan kembali membeku jika temperatur turun. Bersama dengan agregat, aspal merupakan material pembentuk campuran pengerasan jalan. Aspal merupakan senyawa hidrokarbon hasil dari penyulingan minyak bumi. Sifatnya yang mampu menjadi bahan perekat sehingga mampu meningkatkan kekuatan dalam paduannya dan mampu mencegah pelapukan. Sehingga dengan begitu aspal dapat dijadikan bahan adhesif. Ban bekas bersifat sangat stabil dan merupakan suatu polimer berantai panjang. Beberapa karakteristik dari ban bekas yaitu stabilitasnya dan sifatnya yang tahan lama dan sangat menarik dan kelayakannya selama pemakaian, yang memberikan suatu perlawanan selama pemakaiannya. Faktanya adalah ban bekas merupakan suatu polimer thermoset yang berarti sulit untuk meleleh atau sulit untuk di uraikan menjadi komponen-komponen penyusunnya. Ban bekas bersifat tahan lama terhadap degradasi biologi Liang, L., 2004. Untuk itu diperlukan kreasi baru dalam pemanfaatan ban bekas guna mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pembakaran limbah ban bekas. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang ban bekas sebagai salah satu komponen dalam pembuatan genteng. Sehingga dalam hal ini, maka peneliti ingin meneliti mengenai pembuatan genteng polimer dengan penggunaan bahan ban dalam bekas, Polipropilena PP bekas sebagai bahan dasar dan pasir sebagai agregat dan aspal sebagai zat Universitas Sumatera Utara pengikatperekat. Sehingga diharapkan dapat menghasilkan genteng polimer yang memiliki kualitas yang baik, kuat dan tahan lama.

1.2 Rumusan Masalah