2.3 Aspal
Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara kimia belum
dikarakterisasi dengan baik. Aspal didefinisikan sebagai material perekat cementitious, berwarna hitam
atau coklat tua, dengan unsur utama bitumen. Aspal dapat diperoleh di alam ataupun merupakan residu dari pengilangan minyak bumi. Tar adalah material berwarna
coklat atau hitam, berbentuk cair atau semipadat, dengan unsur utama bitumen sebagai hasil kondensat dalam destilasi destruktif dari batubara, minyak bumi, atau
material organik ainnya. Aspal terbuat dari minyak mentah, melalui proses penyulingan atau dapat
ditemukan dalam kandungan alam sebagai bagian dari komponen alam yang ditemukan bersama sama material lain. Aspal dapat pula diartikan sebagai bahan
pengikat pada campuran beraspal yang terbentuk dari senyawa-senyawa komplek seperti Asphaltenese, Resins dan Oils. Aspal mempunyai sifat visco-elastis dan
tergantung dari waktu pembebanan.
2.3.1 Sifat-sifat Aspal
Aspal adalah material termoplastik yang secara bertahap mencair, sesuai dengan pertambahan suhu dan berlaku sebaliknya pada penguranga suhu. Namun demikian,
perilakurespon material aspal tersebut terhadapsuhu dan prinsipnya membentuk suatu spektrumberagam, tergantung dari komposisi unsur-unsur penyusunnya.
Aspal dikenal sebagai suatu bahanmaterial yang bersifat viskos atau padat, berwarna hitam atau coklat, yang mempunyai daya lekat adhesif, mengandung
bagian-bagian utama yaitu hidrokarbon yang dihasilkan dari minyak bumi atau kejadian alami aspal alam dan terlarut dalam karbondisulfida.
Tingkatan material aspal yang digunakan tergantung pada kekentalannya. Kekentalan aspal sangat bervariasi terhadap suhu, dari tingkatan padat, encer sampai
tingkat cair. Hubungan antara kekentalan dan suhu adalah sangat penting dalam
Universitas Sumatera Utara
perencanaan penggunan material aspal. Kekentalan akan berkurang dalam hal ini aspal menjadi lebih encer ketika suhu meningkat.
Aspal mempunyai sifat visco-elestis dan tergantung dari waktu pembebanan. Pada proses pencampuran dan pemadatan sifat aspal dapat ditunjukkan dari nilai
viscositasnya, sedangkan pada sebagian besar kondisi saat masa pelayanan, aspal mempunyai sifat viscositas yang diwujudkan dalam suatu nilai modulus kekakuan.
2.3.2 Jenis-jenis Aspal
Aspal juga dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu : 1
Aspal Alam Aspal alam adalah aspal yang didapat di suatu tempat di alam, dan dapat
digunakan sebagaimana diperolehnya atau dengan sedikit pengolahannya. Aspal alam ada yang diperoleh di gunung-gunung seperti aspal di pulau buton
yang disebut dengan asbuton. 2
Aspal Minyak Bumi Aspal ini adalah aspal minyak bumi yang pertama kali dipergunakan di
Amerika Serikat untuk perlakuan jalan. Bahan-bahan pengeras jalan sekarang berasal dari minyak mentah domestic bermula dari ladang-ladang di
Kentucky, Ohio, Michigan, Mountain, California dan Alaska. Oglesby, C.H, 1996
3 Aspal Iran
Aspal padat iran merupakan salah satu jenis aspal yang diimpor dari Iran- Teheran. Aspal jenis ini sangat sesuai dan direkomendasikan untuk negara
beriklim tropis seperti Indonesia, karena didesain untuk bisa elastis menyesuaikan suhu yang naik dan turun, contohnya aspal yang dipergunakan
sebagai bahan utama dalam penelitian ini yaitu aspal dengan angka penetrasi
Universitas Sumatera Utara
6070. Untuk data jenis pengujian dan data persyaratan aspal tersebut tercantum seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Data Jenis Pengujian dan Persyaratan Aspal Tipe Grade 6070
Sifat Ukuran
SpesifikasiPe nggolongan
Standart Pengujian
Densitas pada T 25
o
C Kgm
3
1010 – 1060
ASTM- D713289
Penetrasi pada T 25
o
C 0,1 mm
6070 ASTM-D5
Titik leleh
o
C 4956
ASTM-D36 Daktilitas pada T 25
o
C Cm
Min. 100 ASTM-D113
Kerugian pemanasan wt
Max. 0,2 ASTM-D6
Penurunan pada penetrasi setelah pemanasan
Max. 20 ASTM-D6D5
Titik nyala
o
C Min. 250
ASTM-D92 Kelarutan dalam CS
2
wt Min. 99,5
ASTM-D4 Spot Test
Negatif AASHO T102
2.4 Pasir