6. Zink
Seperti halnya vitamin E, zink juga dapat menghambat sintesis progtaglandin dengan kemampuannya sebagai antiinflamasi dan katalisator
antioksidan endogen yang dapat meningkatkan sirkulasi pembuluh darah mikro.
Sumber zink yang baik adalah makanan hewani, seperti daging, ayam, ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, serealia tumbuh, kacang-kacangan,
sayuran hijau dan beberapa jenis buah.
2.4 Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik, dan
lebih Supariasa, 2001. Status gizi pada remaja perlu diperhatikan karena pada masa ini remaja
kan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terutama pada organ reproduksi.
2.4.1 Penilaian Status Gizi
Menurut Supariasa 2001 penilaian status gizi terdiri atas: 1. Penilaian status gizi secara langsung
a. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, makana antropometri gizi berhubungan dengan berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat
umur dan tingkat gizi. Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi.
b. Klinis
Pemeriksaan klinis didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengna ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan
epitel supervicial epithelial tissues seperti kulit, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-prgan yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenhar tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat. Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari
kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik
yaitu tanda sign dan gejala symptom atau riwayat penyakit. c.
Bikimia Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang
diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa
jaringan tubuh seperti otot dan hati. d.
Biofisik Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi khususnya jaringan dan melihat perubahan dan jaringan.
2. Penilaian status gizi secara tidak langsung a.
Survei konsumsi makanan Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara
tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang
konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. b.
Statistik Vital Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis
data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang
berhubungan dengan gizi. c.
Faktor ekologi Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi
sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti
iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.
2.4.2 Indeks Antropometri
Parameter antropometri merupakan dasar penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri.
a. Berat badan menurut umur BBU
Berat badan merupakan suatu parameter yang menggabarkan massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitive dengan perubahan-perubahan mendadak, misalnya
karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan dan menurunnya
jumlah makanan yang dikonsumsi. Dalam keadaan normal, keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka
berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu
berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berdasarkan karateristik berat badan ini, maka indeks berta badan menurut umur digunakan
sebagai salah satu cara pengukuran status gizi. Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BBU lebih menggambarkan status gizi seseorang
saat ini. b.
Tinggi badan menurut umur TBU Pada keadaan normal tinggi badan tumbuh seiring pertambahan
umur.Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defesiensi
gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relative lama. Berdasarkan kareteristik tersebut, maka indeks ini menggambarkan status gizi
masa lalu yang leih erat kaitannya dengan status social ekonomi. c.
Berat badan menurut tinggi TBBB Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam
keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan keceparan tertentu. Indeks BBTB merupakan indikator yang
baik untuk menilai status gizi saat kini sekarang. Indeks BBTB adalah merupakan indeks yang independen terhadap umur.
d. Lingkar lengan atas menurut umur LLAU
Lingkar lengan tas memberikan gambaran tentang kejadian jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. Lingkar lengan atas berkorelasi dengan indeks
BBU maupun BBTB. Lingkar lengan atas sebagaimana dengan berat badan merupakan parameter yang labil, dapat berubah-ubah dengan cepat. Oleh karena
itu lingkar lengan atas merupakan indeks status gizi saat kini. e.
Indeks massa tubuh IMT Indeks massa tubuh merupakan nilai untuk menentukan berat badan
normal orang dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan
dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih
panjang. f.
Tebal lemak bawah kulit menurut umur Pengukuran lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan lemak bawah kulit
skinfold dilakukan pada beberapa bagian tubuh, misalnya pada bagian lengan atas, lengan bawah, tulang belikat, ditengah garis ketiak, sisi dada, perut,
suprailiaka, pada, tempurung lutut, dan pertengahan tungkai bawah. Lemak tubuh dapat diukur secara absolut dinyatakan dalam kilogram
maupun secara relatif dinyatakan dalam persen terhadap berat tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi tergantung dari jenis kelamin dan umur. Umumnya
lemak bawah kulit untuk pria 3,1 kg dan pada wanita 5,1 kg.
g. Rasio lingkar pinggang dengan pinggul
Rasio pinggang dengan pinggul digunakan untuk melihat banyaknya lemak dalam perut yang dapat menunjukkan perubahan metabolisme termasuk
daya tahan terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawak kulit atau pada kaki dan tangan.
2.4.3 Hubungan Status Gizi dengan Dismenorea
Hormon yang berpengaruh terhadap terjadinya menstruasi adalah esterogen dan progesteron. Esterogen berfungsi mengatur siklus haid, sedangkan
progesterone berpengaruh pada uterus yaitu dapat mengurangi kontraksi selama siklus haid. Agar haid tidak menimbulkan keluhan-keluhan, sebaiknya remaja
mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, sehingga status gizinya baik.Status gizi dikatakan baik apabila nutrisi yang diperlukan baik protein, lemak,
karbohidrat, mineral, vitamin maupun air digunakan oleh tubuh sesuai kebutuhan. Gizi yang kurang atau terbatas selain akan memengaruhi pertumbuhan,
fungsi organ tubuh, juga akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini akan berdampak pada gangguan haid, tetapi akan membaik bila asupan
nutrisinya baik Sibagariang, 2010. Status gizi dapat berpengaruh dengan kejadian dismenorea, karena orang
dengan status gizi yang lebih dari normal menunjukan peningkatan kadar prostagladin yang berlebih, sehingga memicu terjadinya spasme miometrium yang
dipicu oleh zat dalam darah haid, mirip lemak alamiah yang dapat ditemukan dalam otot uterus.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Madhabala 2008 di New Delhi menyatakan bahwa dari 400 anak perempuan, prevalensi dismenorea ditemukan
sangat tinggi 81,5 pedesaan dan 76 perkotaan. Di daerah pedesaan, remaja dismenorea ringan 71,84 memiliki Indeks Massa Tubuh IMT16,5.Begitu
juga dengan remaja putriyang mengalamidismenorea sedang dan berat juga memiliki IMT 16,5. Di daerah perkotaan, remaja yang mengalami
dismenorearingan 38,05 memiliki IMT16,5. Seluruh remaja yang mengalami dismenorea berat dan 80 dari remaja yang mengalami dismenoreasedangjuga
memiliki IMT16,5. Semua gadis tanpa dismenorea memiliki IMT normal.Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara dismenorea dengan
Indeks Massa Tubuh.
2.5 Kerangka Konsep