d. Letakkan kaki lebih tinggi dari jantung dan perut saat berbaring, atau
berbaringlah miring dengan lutut menekuk. e.
Makan sering namun dalam porsi sedikit. f.
Minum suplemen yang banyak mengandung vitamin B6 kalsium, dan magnesium.
g. Mandi air hangat hingga tubuh rileks.
h. Berikan obat analgesik pengurang rasa nyeri.
2.3 Konsumsi Pangan
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik dan optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan
secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin.
Kebiasaan makan yang tidak teratur akan memicu banyak penyakit dan gangguan kesehatan terutama pada remaja yang sedang mengalami perkembangan
yang cukup pesat salah satunya pada organ reproduksi. Di sisi lain, kebiasaan makan yang salah pada remaja dan sikap yang cenderung mengikuti teman dan
tren dalam memilih makanan serta kurangnya pengetahuan dalam memilih diet yang tepat sering kali menyebabkan gangguan kesehatan pada remaja.
2.3.1 Konsumsi Pangan Remaja
Pertumbuhan yang pesat, perubahan psikologi yang dramatis serta peningkatan aktivitas yang menjadi karakteristik remaja, menyebabkan
peningkatan kebutuhan gizi dan terpenuhi atau tidaknya kebutuhan ini akan memengaruhi status gizi. Oleh karena itu, asupan pada remaja sebaiknya
mengandung jumlah zat-zat gizi yang lebih tinggi dari pada sebelumnya. Sebagai contoh remaja putri membutuhkan makanan dengan kandungan zat besi yang
tinggi terutama remaja putri yang mengalami haid setiap bulan. Ketika mencapai puncak pertumbuhan, remaja biasanya makan lebih
sering dalam jumlah yang banyak, sesudah masa growth spurt, biasanya mereka lebih memerhatikan penampilan dirinya terutama remaja putri.Mereka sering kali
terlalu ketat dalam pengaturan pola makan dalam menjaga penampilannya, sehingga dapat menyebabkan kekurangan gizi.
Meningkatnya aktivitas fisik, kehidupan social dan kesibukan remaja, akan memengaruhi kebiasaan makan mereka. Pola konsumsi makanan sering sering
tidak teratur, sering jajan, sering tidak makan pagi dan sama sekali tidak makan siang.
Remaja dengan aktivitas social tinggi, memperlihatkan peran teman sebaya semakin tampak. Di kota besar sering kita lihat sekelompok atau lebih
remaja bersama makan di rumah makan yang menyajikan makanan siap saji atau fast food
ini, pada umumnya mengandung tinggi lemak dan kalori sehingga apabila dikonsumsi setiap hari dalam jumlah banyak dapat menyebabkan
kegemukan. Dimana kegemukan sendiri bisa menjadi pemicu timbulnya penyakit gizi lainnya.
2.3.2 Kebutuhan Gizi Remaja
Menurut Adriani dan Bambang 2014 pada masa remaja kebutuhan nutrisi gizi perlu mendapat perhatian karena:
a. Kebutuhan akan nutrisi yanga meningkat karena adanya peningkatan
pertumbuhan fisik dan perkembangan. b.
Berubahnya gaya hidup dan kebiasaan makan pada masa ini berpengaruh pada kebutuhan dan asupan zat gizi nutrient.
c. Kebutuhan khusus nutrient perlu diperhatikan pada kelompik remaja yang
memiliki aktivitas olahraga, mengalami kehamilan, gangguan prilaku makan, retriksi asupan makan, konsumsi alcohol, obat-obatan maupun hal-hal lain
yang biasa terjadi pada remaja. Penentuan kebutuhan akan zat gizi remaja secara umun didasarkan pada
recommended daily allowances RDA. Untuk praktisnya RDA disusun
berdasarkan perkembangan kronologis, bukan kematangan. Karena itu, jika konsumsi energi remaja kurang dari yang dianjurkan, tidak berarti kebutuhannya
belum tercukupi. Status gizi remaja harus dinilai secara perorangan berdasarkan dara yang diperoleh dari pemeriksaan klinis, biokimia, antropometris, diet serta
psikososial. Berikut uraian angka kecukupan gizi remaja putri.
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi per Hari Remaja Putri No.
Zat Gizi Angka Kecukupan
Gizi per Hari Sumber
1. Karbohidrat
2.550 kkal Padi-padian, serealia, umbi-
umbian, kacang-kacang kering dan gula.
2. Protein
44-45 gram Telur, susu, daging, unggas,
ikan, kerang,
kedelai dan
hasilnya 3.
Lemak 25 energi
Minyak tumbuh-tumbuhan,
kacang-kacangan, biji-bijian,
daging,susu 4.
Vitamin B6 1,2 mg
Daging, seralia tumbuk utuh, susu,
kuning telur,kacang-
kacangan 5.
Vitamin C 65-75 mg
Buah sitrus jenis kool, sayuran hijau, tomat, papaya, mangga,
jambu biji, nenas, rambutan
6. Vitamin E
15 mg Minyak
Nabati, kecambah,
sayuran hijau, lemak susu, kuning telur, kacang-kacangan
7. Kalsium
1200 mg Susu dan hasil olahannya, ikan,
udang, kerang,kepiting, kacang- kacangan dan olahannya
8. Zink
16 mg Kerang. Tiram, hati, kacang-
kacangan, susu, dedak gandum 9.
Fe 19-26 mg
Hati, daging, kuning telur, udang, serealia tumbuk, kacang-
kacangan dan sayuran hijau
2.3.3 Zat Gizi yang Berperan dalam Mengurangi Dismenorea
Menurut Hill 2002, untuk dapat mengurangi kram saat menstruasi, diperlukan zat gizi sebagai terapi, yaitu 1 mengonsumsi Magnesium sebanyak
300 mg, dengan aturan mengonsumsi yakni, 100 mg setiap empat jam sekali selama keluhan sakit dirasakan, 2 mengonsumsi Kalsium sebanyak 800-1000
mg, dengan aturan mengonsumsi yakni, 250-500 mg setiap empat jam sekali selama keluhan sakit dirasakan, 3 mengonsumsi Vitamin E sebanyak 800 IU,
dan 4 mengonsumsi Niasin sebanyak 200 mg, dengan aturan mengonsumsi
yakni, 100 mg setiap 2-3 jam selama keluhan sakit dirasakan.
Dalam penelitian Yunita 2011 menyatakan bahwa remaja putri Medan mengonsumsi kalsium, magnesium, dan niasin masih dibawah 70 dimana
konsumsi Kalsium, Magnesium, dan niasin memiliki hubungan yang signifikan antara dengan tingkat nyeri dismenorea.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sundari 2011 menyatakan bahwa pemberian zink selama 4 hari sebelum haid dapat menurunkan kadar
prostaglandin dan nyeri haid secara signifikan. 1.
Vitamin E Vitamin E dapat mengatasi nyeri haid dengan menghambat biosintesis
prostaglandin di mana Vitamin E akan menekan aktivitas enzim fosfolipase A dan siklooksigenase melalui penghambatan aktivasi post translasisi klooksigenase
sehingga akan menghambat produksi prostaglandin. Sebaliknya vitamin E juga meningkatkan produksi prostasiklin dan PGE2 yang berfungsi sebagai
vasodilator yang bisa merelaksasi otot polos uterus Dawood, 2006. Vitamin E banyak terdapat dalam minyak tumbuh-tumbuhan, terutama
minyak kecambah gandum dan biji-bijian, 2.
Niasin Nikotinamida berfungsi di dalam tubuh sebagai koenzim NAD dan NADP
yang diperlukan dalam reaksi oksidasi-reduksi pada glikosis, metabolisme protein, asam lemak, pernapasan sel dan detoksifikas. Pada tahap awal kekurangan niasin
dapat menyebabkan kelemahan otot, anoreksia, gangguang percernaan, dan kulit memerah.Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam, dan kacang tanah.
3. Vitamin B6
Vitamin B6 dapat menstimulasi membran sel dalam mentransfer dan meningkatkan magnesium intrasel yang berperan dalam relaksasi otot Souza,
2000. Selain itu secara tidak langsung menurunnya kadar B6 dalam darah dapat menhambat hati dalam mengonjungsikan esterogen, sehingga esterogen
meningkat dalam darah yang berdampak pada keluhan nyeri haid. Vitamin B6 paling banyak terdapat di dalam khamir, kecambah gandum, hati, ginjal, serealia
tumbuk, kacang-kacang, kentang dan pisang. 4.
Kalsium Kalsium bersama dengan magnesium berperan dalam tansmisi saraf. Jika
otot kekurangan kalsium maka otot tidak dapat mengendur dan akan mengkibatkan kram Hill, 2002.
5. Magnesium
Magnesium memiliki efek langsung pada tekanan pembuluh darah dan mengatur masuknya kalsium ke dalam sel otot polos sehingga dapat berpengaruh
pada kontraksi, tegangan dan relaksasi otot polos uterus.Dengan mengatur masuknya kalsium tersebut, magnesium dapat mempengaruhi kontraktilitas,
tegangan dan relaksasi dari otot polos uterus, tetapidosis pemberiannya memiliki variasi yang sangat besar.
6. Zink
Seperti halnya vitamin E, zink juga dapat menghambat sintesis progtaglandin dengan kemampuannya sebagai antiinflamasi dan katalisator
antioksidan endogen yang dapat meningkatkan sirkulasi pembuluh darah mikro.
Sumber zink yang baik adalah makanan hewani, seperti daging, ayam, ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, serealia tumbuh, kacang-kacangan,
sayuran hijau dan beberapa jenis buah.
2.4 Status Gizi