sifat kimia yang aktif sehingga dapat digunakan untuk melapisi logam yang mencegah perkaratan dan bila dicampur dengan logam lain akan membentuk
logam campuran yang lebih bagus daripada logam murninya. Timbal mudah larut dalam larutan garam, misalnya larutan amonium asetat dan larut dalam minyak
dan lemak Sartono, 2001. Timbal secara alamiah terdapat dalam jumlah kecil pada batu-batuan,
penguapan lava, tanah dan tumbuhan. Timbal komersial dihasilkan melalui penambangan, peleburan, pengilangan dan pengolahan sekunder. Sumber-sumber
lain yang menyebabkan timbal terdapat dalam udara ada bermacam-macam. Diantara sumber alternatif ini yang tergolong besar adalah pembakaran batu bara,
asap dari pabrik-pabrik yang mengolah senyawa timbal alkil, timbal oksida, peleburan biji timbal dan transfer bahan bakar kendaraan bermotor, karena
senyawa timbal alkil yang terdapat dalam bahan bakar tersebut dengan sangat mudah menguap. Kadar timbal dari sumber alamiah sangat rendah dibanding
dengan timbal yang berasal dari pembungan gas kendaraan bermotor.
2.2.2 Fungsi Timbal
Timbal merupakan hasil samping dari pembakaran berasal dari senyawa tetraetil-Pb yang selalu ditambahkan kedalam bahan bakar kendaraan bermotor
dan berfungsi meningkatkan daya pelumasan dan sebagai anti ketuk anti-Knock pada mesin-mesin kendaraan sehingga dapat menurunkan kebisingan suara ketika
terjadi pembakaran pada mesin-mesin kendaraan bermotor. Timbal juga sebagai zat peningkat oktan dalam produksi gasoline dengan pertimbangan bahwa Pb
memiliki kepekaan yang tinggi dalam meningkatkan angka oktan, dimana setiap
Universitas Sumatera Utara
tambahan 0,1 gram timbal dalam 1 liter gasoline mampu menaikkan angka oktan sampai dengan 1,5-2 satuan angka oktan.
Bahan aditif yang biasa dimasukan kedalam bahan bakar kendaraan bermotor pada umumnya terdiri dari 62 timbal tetra etil, dan bahan scavenger
yaitu 18 etilendikhlorida C
2
H
4
C
12
, 18 etilenbromida C
2
H
4
Br
2
dan sekitar 2 campuran tambahan dari bahan-bahan yang lain. Senyawa scavenger dapat
mengikat residu timbal yang dihasilkan setelah pembakaran, sehinga didalam gas buangan terdapat senyawa timbal dengan halogen. Jumlah senyawa timbal yang
jauh lebih besar dibandingkan dengan senyawa-senyawa lain dan tidak terbakar musnahnya timbal dalam peristiwa pembakaran pada mesin menyebabkan jumlah
timbal yang dibuang ke udara melalui asap buangan kendaraan menjadi sangat tinggi. Sumber inilah yang saat ini paling banyak memberi konstribusi kadar
timbal dalam udara Darmono, 2001.
2.2.3 Penggunaan Timbal Pada Bahan Bakar
Timbal digunakan dalam berbagai bentuk yaitu bentuk murni maupun bentuk alloy. Penggunaan timbal terbesar yaitu:
1. Industri pengecoran maupun pemurnian, industri ini menghasilkan timbal
konsentrat primary lead maupun secondary lead yang berasal dari potongan logam
2. Industri baterai yaitu industri yang banyak menggunakan timbal terutama
lead antimony alloy dan lead oxides sebagai bahan dasarnya
Universitas Sumatera Utara
3. Industri bahan bakar yaitu timbal yang berupa tetra ethil lead dan methil
lead banyak dipakai anti knock pada bahan bakar, sehingga baik industri maupun bahan bakar yang dihasilkan merupakan sumber pencemar timbal
4. Industri kabel yaitu kabel yang memerlukan timbal untuk melapisi kabel.
Saat ini pemakai timbal di industri kabel mulai berkurang, walaupun masih digunakan campuran Cd, Fe, Cr, Au dan arsenik yang juga membahayakan
untuk mahkluk hidup 5.
Industri kimia yang mengandung bahan pewarna bentuk. Bentuk-bentuk dari persenyawaan yang dibentuk oleh timbal dengan unsur kimia lainnya,
serta fungsi dari bentuk persenyawaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Bentuk Persenyawaan Timbal dan Kegunaannya
No Bentuk Persenyawaan
Kegunaan 1.
Pb + Sb Kabel telepon
2. Pb + As + Sn + Bi
Kabel listrik 3.
Pb + Ni Senyawa Azida untuk bahan peledak
4. Pb + Cr + Mo + Cl
Untuk pewarnaan pada cat 5.
Pb – asetat Pengkilap keramik dan bahan anti api
6. Pb + Te
Pembangkit listrik tenaga panas 7.
Tetrametil-Pb CH
3 4
-Pb tetraetil-Pb C
2
H
5 4
-Pb Aditif untuk bahan bakar kendaraan bermotor
Sumber: Palar, 2008 Timbal ditambahkan pada bahan bakar kendaraan bermotor dalam bentuk
senyawa organik tetraalkyllead, terdiri dari tetramethyllead TML, tetraethyllead TEL, dan campuran alkil Triethylmethyllead, diethylmethyllead dan
ethyltrimethillead. Tidak ada timbal yang ditambahkan pada bahan bakar solar diesel dan minyak tanah.
Universitas Sumatera Utara
TEL dan TML secara bersama-sama ditambahkan kedalam bensin sebagai aditif anti ketukan mesin dan menaikkan angka oktan bensin. TEL berbentuk
cairan berat dengan kerapatan 1,659 gml, titik didih 200
o
C=390
o
F dan larut dalam bensin.
Berdasarkan pada analisis yang pernah dilakukan dapat diketahui kandungan bermacam-macam senyawa timbal yang ada dalam asap kendaraan
bermotor, seperti pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Kandungan Senyawa Timbal Pb dalam Gas Buangan Kendaraan Bermotor
Senyawa Pb Persen dari total partikel Pb di asap
0 Jam 18 Jam
PbBrCl 32,0
12,0 PbBrCl
2
PbO 31,4
1,6 PbCl
2
10,7 8,3
PbOHCl 7,7
7,2 PbBr
2
5,5 0,5
PbCL
2
2PbO 5,2
5,6 PbOHBr
2,2 0,1
PbO
x
2,2 21,2
PbCO
3
1,2 13,8
PbBr
2
2PbO 1,1
0,1 PbCO
3
2PbO 1,0
29,6 Sumber: Palar, 2008
Kandungan PbBrCL dan PbBrCl
2
PbO merupakan kandungan senyawa timbal yang utama. Kedua senyawa tersebut telah dihasilkan pada saat
pembakaran pada mesin kendaraan dimulai, yaitu saat waktu 0 jam. Selanjutnya jumlah dari kedua senyawa tersebut akan berkurang setelah waktu pembakaran
berjalan 18 jam dimana jumlah buangan atas kedua senyawa tersebut menjadi
Universitas Sumatera Utara
berkurang jauh 50 untuk PbBrCL dan menjadi sangat sedikit untuk PbBrCl
2
PbO. Sedangkan kandungan oksida-oksida timbal PbO
x
dan PbCO
3
2PbO mengalami peningkatan yang sangat tinggi dan menggantikan posisi kandungan pertama setelah masa pembakaran sampai 18 jam.
2.3 Pencemaran Timbal Pada Lingkungan