Pencemaran Timbal Pada Lingkungan Distribusi Timbal Pada Tubuh

berkurang jauh 50 untuk PbBrCL dan menjadi sangat sedikit untuk PbBrCl 2 PbO. Sedangkan kandungan oksida-oksida timbal PbO x dan PbCO 3 2PbO mengalami peningkatan yang sangat tinggi dan menggantikan posisi kandungan pertama setelah masa pembakaran sampai 18 jam.

2.3 Pencemaran Timbal Pada Lingkungan

Konsentrasi dari timbal di udara ambien ditentukan pada daerah dengan populasi yang padat, makin besar suatu kota makin tinggi konsentrasi timbal di udara ambien. Kualitas udara di jalan raya dengan lalu lintas yang sangat padat mengandung timbal yang lebih tinggi dibandingkan dengan udara di jalan raya dengan kepadatan lalu lintas yang rendah. Konsentrasi timbal di udara bervariasi dari 2-4µ gm 3 di kota besar dengan lalu lintas yang padat sampai kurang dari 0,2µgm 3 di daerah pinggiran kota dan lebih rendah lagi di daerah pedesaan. Konsentrasi tertinggi terjadi di sepanjang jalan raya bebas hambatan selama jam- jam sibuk dimana konsentrasinya bisa mencapai 14-25µgm 3 . 2.4 Dampak Timbal Terhadap Lingkungan 2.4.1 Udara Pencemaran timbal di udara dapat disebabkan oleh asap yang berasal dari cerobong pabrik yang mengolah senyawa timbal dan knalpot kendaraan. Senyawa-senyawa timbal dalam keadaan kering dapat terdispersi di dalam udara, sehingga kemudian terhirup pada saat bernapas dan sebagian akan diserap kulit ataupun diserap oleh daun tumbuhan Palar, 2008. Baku mutu udara ambien untuk timbal berdasarkan PP RI No. 41 Tahun 1999 yaitu sebesar 2,0 µmNm 3 . Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Air

Timbal dapat masuk ke badan perairan melalui pengkristalan timbal di udara dengan bantuan air hujan. Pencemaran timbal di perairan juga dapat disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia seperti dari air buangan limbah dari industri yang berkaitan dengan timbal. Limbah tersebut akan jatuh pada jalur-jalur perairan dan akan merusak tata lingkungan perairan yang dimasukinya. Badan perairan yang telah kemasukan senyawa atau ion-ion timbal dengan jumlah melebihi konsentrasi semestinya, dapat menyebabkan kematian bagi biota perairan tersebut. Konsentrasi timbal yang mencapai 188 mgl dapat membunuh ikan-ikan Palar, 2008. Baku mutu timbal di perairan berdasarkan PP No. 20 tahun 1990 adalah 0,1 mgl.

2.4.3 Tanah

Pencemaran timbal di tanah dapat disebabkan oleh buangan sampah sisa produk konsumen yang mengandung timbal. Keberadaan timbal di dalam tanah dapat juga berasal dari emisi kendaraan bermotor yang mana partikel timbal yang terlepas ke udara secara alami dengan adanya gaya gravitasi membuat timbal turun ke tanah. Rata-rata timbal yang terdapat di dalam tanah adalah sebesar 5-25 mgkg. Jika timbal telah mencemari permukaan tanah, maka timbal dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Timbal di tanah tersebut dapat mencemari tanah dan udara diatasnya. Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Tanaman

Organ tanaman dapat mengakumulasi timbal melalui daun, batang, dan akar. Perpindahan timbal dari tanah ke tanaman tergantung komposisi dan pH tanah. Konsentrasi timbal yang tinggi 100-1000 mgkg akan mengakibatkan pengaruh toksik pada proses fotosintesis dan pertumbuhan. Timbal hanya mempengaruhi tanaman bila konsentrasinya tinggi. Tanaman dapat menyerap logam timbal pada saat kondisi kesuburan dan bahan organik tanah rendah. Pada keadaan ini logam berat timbal akan terlepas dari ikatan tanah dan berupa ion yang bergerak bebas pada larutan tanah sehingga dapat menyebabkan terjadinya serapan timbal oleh akar tanaman. Bila tanaman seperti sayuran yang mengandung timbal dikonsumsi manusia, maka akan menyebabkan terjadinya penyerapan timbal di dalam tubuh manusia. Kadar timbal secara alamiah pada daun adalah sebesar 2,5 mgkg berat daun kering. Adapun jenis tumbuhan yang tinggi kandungan timbalnya adalah beras, gandum dan kentang.

2.4.5 Makanan dan Minuman

Semua bahan pangan alami mengandung timbal dalam konsentrasi kecil, dan selama persiapan makanan mungkin kandungan timbal akan bertambah. Timbal dalam makanan dapat berasal dari peralatan masak, alat-alat makanan dan wadah-wadah penyimpanan yang terbuat dari alloy timbal atau keramik yang dilapisi glaze Fardiaz, 1992. Sedangkan dalam air minum juga dapat ditemukan senyawa timbal bila air tersebut disimpan atau dialirkan melalui pipa yang merupakan alloy dari logam timbal Palar, 2008. Universitas Sumatera Utara

2.5 Distribusi Timbal Pada Tubuh

Penyerapan timbal melalui pernapasan tergantung pada tiga proses yaitu deposisi, pembersihan muskosilier, dan pembersihan alveolar. Deposisi penumpukan partikal timbal dalam paru-paru maksimal 63 ukuran sebesar 1 µm dan minimal 39 pada 0,l µm. Orang sedang istrahat, volume pernapasan sebesar 10 Lmenit. untuk pembersihan timbal yang ada pada paru-paru dibutuhkan pembersihan silier yang merupakan kombinasi aliran selaput lendir dan aktivitas silier melalui proses pemindahan partikel-partikel yang ada pada laring dan faring. Pembersihan alveolar memerlukan tiga tahap yaitu: 1. Memindahkan gerakan mukosilier 2. Berjalan melalui membran-membran sampai pada jaringan paru 3. Berjalan melalui jaringan paru sampai ada kelenjar limpa dan darah Proses fagositosis oleh makrofag alveoli merupakan mekanisme penting bagi memindahan partikel-artikel dengan gerakan mukosilier Anies, 2005. Protosentase timbal di udara yang terhirup akan mencapai darah diperkirakan sekitar 30 sampai 40 rata-rata 37 tergatung pada: 1. Ukuran partikel 2. Daya larut 3. Volume pernapasan 4. Variasi psikologis individu 5. Kondisi psikologis yang memengaruhi penyerapan paru-paru Pembersihan mukosilier pada perokok lebih lambat daripada yang bukan perokok. Infeksi paru-paru akut, bronchitis akut dan bronchitis kronis dapat Universitas Sumatera Utara menghambat aktivitas silier. Berbagi faktor yang mempengaruhi terhirupnya timbal kemudian masuk ke paru-paru, tidak hanya secara teoritis akan tetapi kenyataan perlu mendapat perhatian terhadap tingkat konsentrasi timbal dalam udara, sehingga dapat merubah atau menekan kandungan timbal dalam darah pada pekerja yang tidak terlindungi Siswanto, 1999. Sumber: Palar, 2008 Gambar 1. Distribusi timbal dalam tubuh

2.6 Metabolisme Timbal Pada Tubuh