2.7.2 Keracunan Akut
Keracunan akut akibat timbal sangat jarang terjadi. Keracunan akut akibat timbal biasanya disebabkan oleh inhalasi timbal oksida PbO
x
dalam jumlah besar di industri atau pada anak kecil yang disebabkan karena tertelannya cat yang
mengandung timbal dalam dosis besar. Bila absorbsi timbal lebih lambat, maka kolik abdomen dan ensefalopati dapat ditemukan dalam beberapa hari. Gangguan
yang menyerupai keracunan timbal adalah appenditis dan pankreatitis Wardhana,
2001.
2.7.3 Keracunan Kronis
Manifestasi keracunan timbal yang paling sering adalah kelemahan, anoreksia, keguguran, tremor, turunnya berat badan, sakit kepala dan gejala-gejala
saluran pencernaan. Efek pertama pada keracunan timbal kronis sebelum mencapai target organ adalah adanya gangguan pada biosintetis hem, apabila hal
ini tidak segera diatasi akan terus berlanjut mengenai target organ lainnya. Hubungan nyeri abdomen yang berulang dan kelemahan otot penggerakan tanpa
nyeri menunjukkan kemungkinan adanya keracunan timbal. Beberapa efek dari keracunan timbal pada berbagai organ-organ tubuh
sebagai berikut: 1.
Efek timbal pada sistem saraf Sistem saraf merupakan sistem yang paling sensitif terhadap daya racun
yang dibawa oleh logam timbal. Pengaruh dari keracunan timbal dapat menimbulkan kerusakan otak. Penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan otak sebagai akibat dari keracunan timbal adalah epilepsi,
Universitas Sumatera Utara
halusinasi, kerusakan pada otak besar dan delirium. Kelainan otak jarang sekali terjadi pada orang dewasa tetapi sering terjadi pada anak-anak.
Kelainan bervariasi dari penurunan intelektual, gangguan kejiwaan yang ringan sampai pada pembengkakan otak yang berat yang dapat
berkembang dengan sangat cepat walaupun akumulasi timbal berlangsung lambat bertahun-tahun. Kejang, koma dan kematian dapat segera terjadi
apabila fungsi otak terganggu. Pada penderita yang masih hidup efek neurologia yang menetap sering terjadi Laila, 2013. Neuropati perifer
lebih sering terjadi pada orang dewasa, kelainan ini terutama bersifat motorik dan meliputi otot-otot yang masih aktif, sehingga tanda-tanda
yang khas adalah menyebabkan pergelangan tangan terkulai wrist drop dan pergelangan kaki terkulai foot drop.
2. Efek timbal pada sistem urinaria
Efek timbal terhadap sistem urinaria ginjal dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada saluran ginjal. Kerusakan yang terjadi
disebabkan terbentuknya inkranuclear inclution body yang disertai dengan membentuknya aminociduria yaitu terjadinya kelebihan asam amino
dalam urin. Pada fase akut keracunan timbal, seringkali ada gangguan ginjal fungsional tetapi tidak dapat dipastikan apakah ada kerusakan ginjal
yang permanen Azhari, 2014. 3.
Efek timbal pada sistem reproduksi, sistem endokrin dan jantung Efek timbal terhadap sistem reproduksi, menyebabkan menurunnya
kemampuan sistem reproduksi. Untuk wanita timbal akan disimpan dalam
Universitas Sumatera Utara
tulang. Pada wanita hamil, timbal yang terserap dan ditimbun dalam tulang dan masuk kedalam peredaran darah, melaui plasenta dan kemudian akan
ikut masuk dalam sistem peredaran darah janin dan menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah, menghambat perkembangan otak dan
intelegensia janin. Selanjutnya setelah bayi lahir, timbal akan dikeluarkan bersama dengan air susu ASI. Sedangkan efek timbal terhadap sistem
endokrin dapat mempengaruhi fungsi dari tiroid. Fungsi dari tiroid sebagai hormon akan mengalami tekanan bila manusia kekurangan youdium
isotop. Untuk pengaruh keracunan timbal pada otot jantung baru ditemukan pada anak.
4. Efek timbal pada sistem saluran cerna
Kolik usus spasme usus halus adalah manifestasi klinis tersering dari keracunan timbal lanjut. Nyeri terlokalisir disekitar atau dibawa
umbilekus. Tanda paparan timbal tidak berkaitan adalah pigmen kelabu pada gusi garis-garis timbal.
5. Efek timbal pada sistem hematopoeietik
Timbal menghambat aktivitas enzim δ-aminolevulinat dehidaratase
ALAD dalam eritroblas sumsum tulang dan eritrosit pada kadar 10 µgdL. Kadar ALAD yang tinggi dapat menimbulkan aksi neurotoksik
Adnan, 2001. Timbal menyebabkan 2 macam anemia. Dalam keracunan timbal akut terjadi anemia hemolitik, sedangkan pada keracunan timbal
kronis terjadi anemia makrositik hipokromik, hal ini karena menurunnya masa hidup eritrosit akibat interfensi logam timbal dalam sintesis
Universitas Sumatera Utara
hemoglobin dan juga terjadi peningkatan corproporfirin dalam urin. Menurut Adnan, kadar timbal dalam darah yang dapat menyebabkan
anemia klinis adalah sebesar 70µ gdL atau 0,7mgL.
2.8 Angkutan Umum