partikulat-partikulat yang berasal dari aktifitas manusia terus-menerus masuk kedalam udara dan mencemari udara dilapisan atmosfer khususnya lapisan
troposfer. Apabila bahan pencemar tersebut dari hasil pengukuran dengan parameter yang telah ditentukan oleh WHO konsentrasi bahan pencemarnnya
melewati ambang batas konsentrasi yang bisa diatasi, maka udara dinyatakan dalam keadaan tercemar.
Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau lebih bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO, CO
2
, SO
2
,SO
3
, Pb, gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang sangat tinggi bagi ukuran manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Adanya gas-
gas dan partikulat-partikulat tersebut, baik yang diperoleh secara alami dari gunung berapi, pelapukan tumbuh-tumbuhan, ledakan gunung berapi dan
kebakaran hutan, maupun yang diperoleh dari kegiatan manusia ini akan mengganggu siklus yang ada di udara dan dengan sendirinya akan mengganggu
sistem keseimbangan dinamik di udara, sehingga dapat menyebabkan pencemaran udara Soemirat, 2009.
2.1.1 Sumber Pencemaran
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa defenisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas,
radiasi, ataupun polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal,
regional maupun global. Pencemar udara dibedakan menjadi dua, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Pencemaran primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung
dari pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena merupakan hasil dari pembakaran.
2. Pencemaran sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi
pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dan smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Sumber pencemaran timbal dapat digolongkan ke dalam beberapa bagian, antara lain:
1. Sumber Alami
Di alam, kadar timbal dapat ditemukan pada bebatuan sekitar 13 mgkg, terkhusus timbal yang terkandung pada batu fosfat dan dalam batu pasir
kadarnya sebesar 100 mgkg. Pada tanah timbal ditemukan sekitar 5-25 mgkg, serta pada air bawah tanah dengan kadar 1-60µgl dan air permukaan
dengan kadar 1-10µ gl. 2.
Sumber dari Industri Berbagai kegiatan industri yang menggunakan timbal adalah industri
pengecoran dan pemurnian, industri baterai, industri bahan bakar, industri kabel dan industri bahan kimia.
2.1.2 Pencemaran Udara Akibat Kendaraan Bermotor
Kesadaran masyarakat dalam menggunakan kendaraan umum masih sangat rendah. Banyaknya masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi
dalam melaksanakan aktivitas dan pergerakannya membuat peningkatan kendaraan bermotor di jalan raya.
Universitas Sumatera Utara
Meningkatnya produksi kendaraan bermotor memperburuk keberadaan timbal di udara. Konstribusi asap kendaraan bermotor menyumbang polusi udara
sebesar 60-70. Di Sumatera Utara, tercatat pada tahun 2014 peningkatan jumlah kendaraan bermotor mencapai 5,46 atau sebesar 290.314 unit, yakni
dari 5.315.181 unit pada 2013 menjadi 5.605.495 unit hingga Desember 2014 BPS, 2015. Dari jumlah itu, penambahan sepeda motor yang paling banyak.
Sedangkan hasil pengukuran yang dilakukan oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Bapedal Daerah Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 3 Februari
2003 menunjukkan hasil bahwa kadar timbal di udara ambien Kota Medan adalah sebesar 3,5µgNm
3
. Angka ini telah melebihi baku mutu udara ambien untuk timbal, yaitu sebesar 2,0 µgNm
3
berdasarkan PP RI No. 41 Tahun 1999.
2.2 Timbal 2.2.1 Sifat Fisik Dan Kimiawi