Hasil perhitungan diperoleh sampel sebanyak 29 orang dengan pengambilan sampel sebanyak 30 orang.
3.5 Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Data Primer
1. Data primer yaitu tentang kadar kandungan timbal pada urin sopir angkot
Rahayu Medan Ceria 103 kota Medan melalui pemeriksaan kadar timbal di Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Kesehatan Daerah.
2. Pengambilan data keluhan kesehatan sopir angkot Rahayu Medan Ceria 103
dengan menggunakan kuesioner.
3.5.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari penelitian-penelitian yang berhubungan serta refrensi atau literatur-literatur yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
3.6 Defenisi Operasional
1. Timbal adalah bahan kimia logam berat berwarna kelabu kebiruan dan
lunak 2.
Timbal pada urin adalah hasil pengukuran kadar timbal dalam urin sopir angkot yang diperiksa.
3. Sopir angkot adalah adalah individu yang mengangkut penumpang dengan
menggunakan salah satu kendaraan umum yang dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.
4. Jarak tempuh adalah panjang trayek Rahayu Medan Ceria 103 yaitu ±
25km
Universitas Sumatera Utara
5. Lama tempuh adalah waktu yang diperlukan sopir angkot Rahayu Medan
Ceria 103 dalam mencapai trayek yaitu 1 - 2 jam. 6.
Lama bekerja adalah waktu yang digunakan sopir angkot Rahayu Medan Ceria 103 dalam sehari.
7. Pekerja tetap adalah jenis pekerjaan sopir angkot RMC Rahayu Medan
Ceria yang menjadi pekerjaan utama. Sopir tempel adalah orang yang menjadikan sopir bukan sebagai pekerjaan utama melainkan pekerjaan
sampingan dan biasanya bekerja jika ada waktu luang. 8.
Keluhan kesehatan adalah gangguan kesehatan yang ada pada sopir angkot antara lain lelah, lesu, tangan dan kaki terkulai lemas, sakit kepala,
penglihatan kabur, mual, gangguan tidur terus-menerus, sakit pada tulang, lemah pada otot, kurang konsentrasi, sesak napas.
9. Kepmenkes RI No. 1406MenkesSKXI2002
tentang Standar
Pemeriksaan Kadar Timah Hitam Pada Spesimen Biomarker Manusia. 10.
Memenuhi syarat adalah kadar timbal berada pada urin seseorang yang diperbolehkan menurut Kepmenkes yaitu
≤ 0,15 mgL. 11.
Tidak memenuhi syarat adalah kadar timbal yang berada pada urin seseorang yang diperbolehkan menurut Kepmenkes yaitu
≥ 0,15 mgL.
3.7 Aspek Pengukuran 3.7.1 Kadar Timbal Pada Urine
Aspek pengukuran kadar timbal pada urine dalam penelitian ini didasarkan
pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1406MenkesSKXI2002 tentang
Universitas Sumatera Utara
Standar Pemeriksaan Kadar Timah Hitam Pada Spesimen Biomarker Manusia. Hasil yang akan diperoleh yaitu:
1. Kadar timbal dalam urine
≤ 0,15 mgL. 2.
Kadar timbal Dalam urine ≥ 0,15 mgL.
3.7.2 Keluhan Kesehatan
Keluhan kesehatan yang dialami oleh responden rasakan yaitu dikategorikan sebagai berikut:
a. Ada dan frekuensi berulang, apabila pada responden ditemukan salah satu
atau lebih indikasi keluhan kesehatan antara lain: lelah, lesu, tangan dan kaki terkulai lemas, sakit kepala, penglihatan kabur, mual, gangguan tidur terus-
menerus, sakit pada tulang, lemah pada otot, kurang konsentrasi, sesak napas. b.
Tidak ada, apabila pada responden tidak ditemukan salah satu atau lebih indikasi keluhan kesehatan antara lain: lelah, lesu, tangan dan kaki terkulai
lemas, sakit kepala, penglihatan kabur, mual, gangguan tidur terus-menerus, sakit pada tulang, lemah pada otot, kurang konsentrasi, sesak napas.
3.8 Teknik Pengambilan Sampel
1. Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk pengambilan sampel urin,
misalnya wadah bertutup, kertas dan alat tulis. 2.
Sampel diambil lalu dimasukkan ke dalam wadah yang tertutup untuk menghindari kemungkinan terjadinya pencemaran kemudian dicatat nama
dan kode dari sampel. 3.
Mengumpulkan sampel dan dibawa ke Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Kesehatan Daerah untuk diteliti.
Universitas Sumatera Utara
3.9 Teknik Analisa Data 3.9.1 Alat dan Bahan