Jenis-jenis desinfektan yang biasa dipake di rumah sakit Desinfeksi Sterilisai

dengan adanya bahan organik tersebut, mikroorganisme terlindung dari aktifitas desinfektan. 5. Jenis dan konsentrasi desinfektan yang digunakan Umumnya bila konsentrasi desinfektan dinaikkan, waktu pemaparan makin pendek. 6. Lama dan suhu pemaparan Secara umum, makin lama waktu pemaparan terhadap desinfektan, makin besar daya bunuh kuman terjadi. Tetapi hal ini tidak berlaku terhadap desinfektan tingkat rendah karena walau berapa lama pun pemaparan dilakukan, hanya mampu membunuh mikroorganisme tertentu sesuai dengan kemampuannya. Makin tinggi suhu pemaparan, makin tinggi daya bunuh kuman dari desinfektan tersebut Depkes RI, 1996.

2.8. Jenis-jenis desinfektan yang biasa dipake di rumah sakit

a. Lysol mengandung bahan aktif lisol yang merupakan campuran kresol dan sabun. Menurut Volk dan Wheeler 1989 lisol sangat efektif sebagai bakterisid, dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan organik. b. Germisep mengandung Sodium Dikloroisocyanurate NaDCC c. So klin lantai mengandung Benzalkonium Klorida 1,5, d. Rinso mengandung Natrium Alkilbenzena Sulfonat 22, Natrium Fosfat 10 dan Natrium Karbonat 30 e. Bayclin mengandung NaClO 5,25 Universitas Sumatera Utara f. Karbol mengandung Pine Oil dan Creasylic Acid g. Wipol mengandung bahan aktif minyak atsiri yaitu minyak cemara. Menurut Lutony dan Rahmayati 2002 , salah satu kegunaan minyak atsiri yaitu pembunuh bakteri, sehingga dapat digunakan dalam membersihkan lantai rumah sakit sebagai upaya mencegah infeksi nosokomial. 2.9. Pengertian Pine Oil 2.9.1. Pine Oil Pine Oil Minyak Pinus adalah fenolik disinfektan yang antiseptik. Pine Oil relatif murah dan tersedia luas. Pine Oil efektif terhadap Brevibacterium ammoniagenes , jamur Candida albicans , Enterobacter aerogenes , Escherichia coli , Gram-negatif bakteri enterik , kuman rumah tangga, rumah tangga kuman Gram-negatif seperti yang menyebabkan salmonellosis , herpes simplex tipe 1 dan 2, influenza tipe A , influenza Jenis virus A Brazil, jenis virus influenza A2Japan, bakteri usus, Klebsiella pneumoniae, bakteri penyeba bau, jamur, jamur, Pseudomonas aeruginosa , Salmonella choleraesuis , Salmonella typhi , Salmonella typhosa , Serratia marcescens , Shigella sonnei , Staphylococcus aureus , Streptococcus faecalis , Streptococcus pyogenes , dan Trichophyton mentagrophytes . Ini akan membunuh agen penyebab tipus , gastroenteritis beberapa agen , rabies , demam enterik, kolera , beberapa bentuk meningitis , batuk rejan , gonore dan beberapa jenis disentri. Hal ini tidak efektif terhadap spora terkait illneses seperti tetanus atauantraks atau Universitas Sumatera Utara melawan virus non-menyelimuti seperti virus polio , rhinovirus , hepatitis Batau hepatitis C. Connel, 1995 .

2.9.2 Fungsi Pine Oil

1. Pembersih lantai sekaligus pembunuh kuman, bakteri maupun jamur, tidak hanya cocok untuk kamar mandi saja, tetapi untuk semua ruangan dirumah, perkantoran, rumah sakit, dll. 2. Mengatasi bau yang sangat membandel. Connel, 1995 .

2.9.3 Komposisi Pembersih Lantai

Komposisi Pembersih Lantai terdiri dari CMC, Texapon, BKC, Polysorbate, parfum, pewarna, air.

2.9.4 Kelebihan dan kekurangan Pine oil

Pine oil atau minyak pinus adalah salah satu jenis minyak nabati yang berasal dari pengolahan bagian bagian pohon pinus dan memilki fungsi sebagai antiseptik karena dapat membunuh berbagai jenis mikroorganisme,tetapi pine oil berbahaya jika terkena kulit karna dapat mengiritasi. www.biopolish.com.

2.10. Desinfeksi

Desinfeksi adalah suatu cara untuk mematikan bakteri vegetative, virus dan jamur tetapi tidak mematikan spora. Bahan yang biasa digunakan sebagai desinfektan ada yang berbentuk padat, cair dan butiran. Sanropie, 1989 . Universitas Sumatera Utara

2.11 Sterilisai

Sterilisasi adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap alat dan bahan yang digunakan dalam proses perawatan pasien sehingga pada akhir proses tidak dijumpai mikroorganisme patogen, apatogen, beserta sporanya Depkes RI, 2000. a. Cara pemanasan fisika 1 flamberenbakar 2 Rebus 100 C – 15 menit 3 Steamuap bertekanan 1 atmosfir b. Cara kimiachemical 1 Tablet Formalin 2 Larutan antiseptic bahan-bahan kimia c. Cara radiasi sinar chemical 1 Sinar ultraviolet 2 Sinar pengion 3 Laser, Nuklir d. Cara penyaringan filtrasi Digunakan dalam industri obat obatan dan makanan non perawatan Universitas Sumatera Utara Menurut Depkes RI 2000, untuk mewujudkan dan mencapai kondisi yang steril, seharusnya memperhatikan beberapa faktor yang saling menunjang, yang mencakup dalam sistematika padu, sehingga terjadi proses yang dominan : 1 Disiplinperilaku yang meliputi: a. Dasar pendidikan b. Karaktersifat c. Pola Pemimpin d. Rasa tanggung jawab e. Selektif terhadap resiko 2 Metode meliputi: a. Acuan atau panduan b. Program : planning, pengembangan c. Pendeteksian d. Evaluasi 3 Fasilitassarana a. Bahan dan situasi b. Nilai ekonomis c. Alat sederhana, canggih, super d. Efisiensi dan efektifitas Apabila faktor-faktor di atas dapat terpenuhi dengan baik, maka akan tercapai suatu keadaan yang dinamakan steril mikroba. Universitas Sumatera Utara 2.12. Infeksi 2.12.1 Pengertian Infeksi

Dokumen yang terkait

Studi Penggunaan Obat Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan Periode Januari 2013 - Desember 2013

2 65 88

Gambaran Perilaku Petugas Rawat Inap Dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012

3 93 99

Gambaran Penilaian Efisiensi Pelayanan Rawat Inap Berdasarkan Grafik Barber-Johnson Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2003-2007

4 85 116

Evaluasi Manajemen Pengelolaan Makanan Bagi Pasien Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 50 3

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

0 0 15

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

0 0 2

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

0 1 7

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

0 4 31

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

0 0 2

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

0 0 9