Hasil Pemeriksaan Angka Kuman lantai ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Padangsidimpuan

Kepmenkes RI Nomor 1204 Tahun 2004 menyebutkan bahwa masing-masing ruang harus memiliki perlengkapan pel sendiri. Hal ini dikarenakan masing-masing ruangan memiliki angka kuman dan zona resiko yang berbeda-beda dalam hal resiko terjadinya penularan penyakit, seharusnya memiliki perlengkapan pel tersendiri yang tidak digunakan pada ruangan lain. Dalam hal ini ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Padangsidimpuan belum memenuhi standar yang ditetapkan Kepmenkes karena masih menggunakan peralatan pel yang sama untuk beberapa ruangan Rumah Sakit. Adapun sumber yang membuat ruangan atau lantai menjadi kotor di ruangan tersebut adalah banyaknya pengunjung pasien maupun pasien,dimana pengunjung pasien tidak melepas sendal saat masuk keruangan, berkunjung diluar jam besuk, makan di lantai dan disembarang tempat serta tidur di bawah tempat tidur pasien dengan menggunakan tikar sebagai alas. Sebaiknya cara cara pembersihan yang menebarkan debu dihindari,seperti tidak mengibaskan sprei tempat tidur di ruangan tersebut, tidak memakai kemoceng melainkan kain lap yang sudah sedikit dibasahi untuk membersihkan meja dll.

5.2. Hasil Pemeriksaan Angka Kuman lantai ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Padangsidimpuan

Lantai merupakan salah satu media penularan yang potensial, untuk itu perlu diperhatikan kebersihannya agar selalu terjaga dengan baik. Darmadi 2008 menyebutkan bahwa penularan mikroba patogen memerlukan adanya media perantara berupa barang bahan seperti lantai, air, udara, makanan minuman, maupun vektor. Dalam Depkes RI 2007 dapat disimpulkan bahwa lingkungan rumah sakit Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi mata rantai penularan penyakit infeksi nosokomial. Berdasarkan hasil pemeriksaan angka kuman lantai ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Padangsidimpuan diperoleh angka kuman sebesar, lantai sebelum di pel pada titik 1 didepan kamar mandi adalah 16 CFUcm 2 dan setelah di pel adalah 8 CFUcm 2 , pada titik 2 didepan pintu sebelum di pel adalah 12 CFUm 2 dan setelah di pel adalah 4 CFUm 2 , Pada titik 3 ditengah ruangan sebelum di pel adalah 11 CFUm 2 dan seletelah di pel adalah 4 CFUm 2 . Hal ini menunjukkan bahwa angka kuman lantai pada setiap titik di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Padangsidimpuan berbeda, dimana titik yang paling tinggi sebelum di pel adalah titik 1 atau didepan kamar mandi, dan titik yang paling rendah angka kuman lantai nya adalah di titik 3 atau di ditengah ruangan. Dalam hal ini angka kuman sudah memenuhi syarat karena angka kuman setelah dipel menggunkan desinfektan masih dalam batas normal yaitu 5-10 CFU cm 2 berdasarkan Kepmenkes 1204. Hal ini sejalan dengan Hasil penelitian Sidqi 2011 menunjukkan bahwa pemberian desinfektan pada lantai dapat menurunkan jumlah angka kuman pada lantai. Jenis mikroorganisme yang terdapat dialam hanya ada beberapa yang bersifat pathogen pada manusia yang sering menyebabkan infeksi nosocomial, diantaranya : Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumonia. Universitas Sumatera Utara

1. Escherichia coli

Bakteri ini berbentuk batang, Gram negatif, fakultatif aerob, tumbuh baik pada media sederhana. Dapat melakukan fermentasi laktosa dan fermentasi glukosa, serta menghasilkan gas. Escherichia coli merupakan flora normal, hidup komensal di dalam colon manusia dan diduga membantu pembuatan vitamin K yang penting untuk pembekuan darah. Escherichia coli digunakan untuk menilai tentang baik tidaknya persediaan air untuk keperluan rumah tangga. Hal ini penting karena air untuk keperluan rumah tangga sering kali menyebabkan terjadinya epidemik penyakit-penyakit saluran pencernaan makanan, seperti : kolera, typhus, disentri dan penyakit cacing. Bibit penyakit ini berasal dari feses manusia yang menderita penyakit-penyakit tersebut. Karena itu, diusahakan agar air rumah tangga dijaga jangan sampai dikotori feses manusia, karena mungkin dalam feses manusia itu terdapat bibit-bibit penyakit tersebut. Indikator yang paling baik untuk menunjukkan bahwa air rumah tangga sudah dikotori feses adalah dengan adanya Escherichia coli dalam air tersebut, karena dalam feses manusia, baik sakit maupun sehat terdapat bakteri ini. Dalam 1 satu . gram feses terdapat sekitar 100 seratus juta Escherichia coli. a. Penyakit yang Ditimbulkannya Escherichia coli merupakan flora normal di dalam usus manusia dan akan menimbulkan penyakit bila masuk ke dalam organ atau jaringan lain. Escherichia coli dapat menimbulkan pneumonia, endocarditis, infeksi pada luka-luka dan abses pada berbagai organ. Escherichia coli merupakan penyebab utama meningitis pada bayi Universitas Sumatera Utara yang baru lahir dan penyebab infeksi tractus urinarius Pyelonephritis, Cystisis pada manusia yang dirawat di rumah sakit. Jenis tertentu dari Escherichia coli enteropathogenic Escherichia coli dapat menyebabkan penyakit diare pada anak- anak. Bakteri ini sering menimbulkan wabah diare pada anak-anak yang sedang dirawat di rumah sakit. b. Pencegahan Karena masalah utamanya adalah infeksi nosokomial, maka pencegahannya adalah dengan melakukan perawatan yang sebaik-baiknya di rumah sakit, antara lain : pemakaian antibiotika secara tepat, tindakan antiseptik yang benar, misalnya pada pemakaian catheter urina.

2. Staphylococcus aureus

Bentuk coccus, Gram positif, formasi staphylae, mengeluarkan endotoxin, tidak bergerak, tidak mampu membentuk spora, fakultatif anaerob, sangat tahan terhadap pengeringan, mati pada suhu 60 o C enam puluh derajat Celcius setelah 60 enam puluh menit, merupakan flora normal pada kulit dan saluran pernapasan bagian atas. Pada pemeriksaan padat koloninya berwarna kuning emas. Di alam terdapat pada tanah, air dan debu di udara. a. Penyakit yang Ditimbulkannya Menimbulkan infeksi bernanah dan abses. Infeksinya akan lebih berat bila menyerang anak-anak, usia lanjut dan orang yang daya tahan tubuhnya menurun, seperti penderita diabetes mellitus, luka bakar dan AIDS. Staphylococcus aureus dapat menyebabkan penyakit seperti ; infeksi pada folikel rambut dan kelenjar Universitas Sumatera Utara keringat, bisul, infeksi pada luka, meningitis, endocarditis, pneumonia, pyelonephritis, osteomyelitis dan pneumonia. Sedangkan di rumah sakit sering menimbulkan infeksi nosokomial pada bayi, pasien luka bakar. atau pasien bedah yang sebagian besar disebabkan kontaminasi oleh personil rumah sakit medis dan paramedis. b. Pencegahan Pencegahan penyakit dilakukan dengan meningkatkan daya tahan tubuh, hygie pribadi dan sanitasi lingkungan.

3. Pseudomonas aeruginosa

Bakteri berbentuk batang, aerob, Gram negatif dapat bergerak, pada perbenihan padat koloninya tampak berwarna hijau kebiru-biruan karena menghasilkan pigmen pyocyanin. Bakteri ini banyak terdapat dalam air, tanah dan udara. Juga terdapat dalam jumlah sedikit di dalam usus manusia sehat. a. Penyakit yang Ditimbulkannya Pseudomonas aeruginosa hanya dapat masuk ke dalam jaringan tubuh dan menimbulkan gejala penyakit, bila pertahanan tubuh yang normal sehat terganggu. Karena itu, bakteri ini sering masuk ke dalam jaringan yang terkena luka atau luka bakar, menimbulkan infeksi bernanah berwarna hijau-biru. Pada pasien yang dirawat di rumah sakit bakteri ini dapat menyebabkan meningitis karena kontaminasi pada waktu punksi lumbal ; infeksi traktus urinariuskarena masuk bersama catheter, infeksi jaringan paru karena penggunaan respirator yang terkontaminasi atau penggunaan alat rumah sakit lainnya yang dikerjakan secara tidak aseptis. Infeksi Universitas Sumatera Utara pada kornea dapat merusak bola mata secara cepat dan menyebabkan kebutaan. Infeksi pada kornea ini biasanya terjadi setelah mengalami luka pada kornea atau karena prosedur pembedahan. Infeksi oleh bakteri ini sering menimpa penderita Diabetes melitus atau penderita kecanduan narkoba. b. Pencegahan Pseudomonas aeruginosa sering kali merupakan flora normal yang melekat pada tubuh kita dan tidak akan menimbulkan penyakit selama pertahanan tubuh normal. Karena itu, upaya pencegahan yang paling baik adalah dengan menjaga daya tahan tubuh agar tetap tinggi. Upaya pencegahan penularan penyakit pada pasien yang dirawat di rumah sakit dilakukan dengan cara kerja sterilaseptis yang dilakukan oleh setiap personil rumah sakit medis dan paramedis dengan penuh rasa tanggung jawab.

4. Klebsiella pneumonia

Berbentuk batang, Gram negatif, fakultatif aerob, tidak mampu berbentuk spora, tidak bisa bergerak dan mempunyai kapsul. Klebsiella pneumonia terdapat di selaput lendir hidung, mulut dan usus orang sehat sebagai flora normal. a. Penyakit yang Ditimbulkannya Klebsiella pneumonia sering menimbulkan infeksi pada tractus urinarius karena infeksi nosokomial, meningitis dan pneumonia pada penderita Diabetes mellitus atau pecandu alkohol. Pneumonia yang disebabkan Klebsiella pneumonia, biasanya dimulai dengan gejala demam akut, malaise lesu dan batuk kering. Kemudian batuknya menjadi produktif menghasilkan sputum berdarah dan purulent Universitas Sumatera Utara nanah. Bila penyakitnya berlanjut, terjadi abses, nekrosis jaringan paru, bronchiectasi dan fibrosis paru-paru. Angka kematiannya antara 40-60. b. Pencegahan Peningkatan derajat kesehatan dan daya tahan tubuh merupakan upaya pencegahan paling penting, karena bakteri ini sebenarnya sudah ada sebagai flora normal pada orang sehat. Pencegahan infeksi nosokomial dilakukan dengan cara kerja yang aseptik pada perawatan pasien di rumah sakit Entjang, 2003. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Studi Penggunaan Obat Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan Periode Januari 2013 - Desember 2013

2 65 88

Gambaran Perilaku Petugas Rawat Inap Dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012

3 93 99

Gambaran Penilaian Efisiensi Pelayanan Rawat Inap Berdasarkan Grafik Barber-Johnson Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2003-2007

4 85 116

Evaluasi Manajemen Pengelolaan Makanan Bagi Pasien Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 50 3

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

0 0 15

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

0 0 2

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

0 1 7

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

0 4 31

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

0 0 2

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

0 0 9