2.6. Mekanisme kerja desinfektan
Didasarkan pada pendapat Tan Kirana Cara kerja desinfektan berdasarkan proses-prosesnya adalah sebagai berikut :
1.
Kerusakan pada dinding sel Struktur dinding sel dapat dirusak dengan cara menghambat pembentukannya
atau mengubahnya setelah selesai dibentuk.
2.
Perubahan permeabilitas sel Membran sitoplasma mempertahankan bahan-bahan tertentu di dalam sel serta
mengatur aliran keluar-masuknya bahan-bahan lain. Kerusakan pada membran ini akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sel atau
matinya sel.
3.
Perubahan molekul protein dan asam nukleat Hidupnya suatu sel bergantung pada terpeliharanya molekul-molekul protein
dan asam nukleat dalam keadaan alamiahnya. Suatu kondisi atau subtansi mengubah keadaan ini, yaitu mendenaturasikan protein dan asam-asam
nukleat dapat merusak sel tanpa diperbaiki kembali.
4.
Penghambatan kerja enzim Setiap enzim dari beratus-ratus enzim berbeda-beda yang ada di dalam sel
merupakan sasaran potensial bagi bekerjanya suatu penghambat. Banyak zat kimia diketahui dapat mengganggu reaksi biokimia. Penghambatan ini dapat
mengakibatkan terganggunya metabolisme atau matinya sel.
5.
Penghambatan sintetis asam nukleat dan protein
Universitas Sumatera Utara
DNA, RNA, dan protein memegang peranan amat penting di dalam proses kehidupan normal sel. Hal ini berarti bahwa gangguan apapun yang terjadi
pada pembentukan atau pada fungsi zat-zat tersebut dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel.
2.7. Faktor-faktor yang berpengaruh pada aktivitas desinfektan
1.
Sifat bahan yang akan didesinfeksi
Permukaan benda yang paling mudah didesinfeksi adalah permukaan benda yang sifatnya licin tanpa pori-pori dan mudah dibersihkan. Permukaan yang
berpori-pori sulit untuk didesinfeksi terutama bila mikroorganisme terperangkap di dalam pori-pori tersebut bersamaan dengan bahan-bahan
organik. 2.
Jumlah mikroorganisme yang terdapat pada benda yang akan didesinfeksi Makin banyak jumlah mikroorganisme pada permukaan benda yang akan
didesinfeksi, makin panjang waktu pemaparan dengan desinfektan yang dibutuhkan sebelum seluruh populasi mikroorganisme dapat dibunuh.
3. Sifat mikroorganisme itu sendiri
Sifat mikroorganisme mempengaruhi daya tahannya terhadap desinfektan. Yang paling tahan terhadap desinfektan adalah spora bakteri.
4. Jumlah bahan organik yang mencemari alat yang akan didesinfeksi
Darah, lender atau feses yang mencemari alatbahan yang akan didesinfeksi memegang peranan penting dalam keberhasilan tindakan desinfeksi, karena
Universitas Sumatera Utara
dengan adanya bahan organik tersebut, mikroorganisme terlindung dari
aktifitas desinfektan. 5.
Jenis dan konsentrasi desinfektan yang digunakan Umumnya bila konsentrasi desinfektan dinaikkan, waktu pemaparan makin
pendek. 6.
Lama dan suhu pemaparan Secara umum, makin lama waktu pemaparan terhadap desinfektan, makin
besar daya bunuh kuman terjadi. Tetapi hal ini tidak berlaku terhadap desinfektan tingkat rendah karena walau berapa lama pun pemaparan
dilakukan, hanya mampu membunuh mikroorganisme tertentu sesuai dengan kemampuannya.
Makin tinggi suhu pemaparan, makin tinggi daya bunuh kuman dari desinfektan tersebut Depkes RI, 1996.
2.8. Jenis-jenis desinfektan yang biasa dipake di rumah sakit