35
Metode pengumpulan data yang digunakan membahas masalah pertama adalah metode kepustakaan dan masalah kedua adalah metode cakap dengan
menyimak yang disampaikan oleh informan . Dalam metode ini diperoleh melalui kuesioner langsung. Dalam
pengumpulan data lisan digunakan metode wawancara dan metode rekam. Pengumpulan data lisan ini akan dilakukan di Desa Pasar X, Kecamatan
Kutalimbaru. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data lisan adalah dengan menggunakan teknik sadap, yaitu peneliti menggunakan segenap
kemampuannya untuk menyadap pembicaraan dari informan, kemudian dilanjutkan dengan teknik catat sebagai teknik lanjut akhir dari metode cakap.
Teknik catat untuk mencatat kata-kaya yang telah diucapkan oleh informan mengenai data yang berkaitan dengan judul penelitian.
3.4 Metode dan Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan dengan teknik dasar teknik pilah, unsur penentu yaitu memilah atau menguasai suatu
konstruksi tertentu atas unsur-unsur langsung. Adapun alatnya adalah daya pilah yang bersifat mental daya pilah pembeda reaksi digunakan untuk menganalisis
pemakaian bahasa pada masyarakat Karo di Desa Pasar X, Kecamatan Kutalimbaru.
Penelitian ini menggunakan rancangan atau pendekatan kualitatif. Pedekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat
Universitas Sumatera Utara
36
diamati Margono: 2003. Penelitian kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran yang jelas. Objek, sistematis, dan cermat mengenai fakta-fakta yang
didapat dari sifat populasi tertentu. Setelah data diperoleh, selanjutnya peneliti menganalisis data. Langkah analisis data adalah langkah terpenting untuk
mendapatkan jawaban dari masalah yang ingin dipecahkan. Sebagai contoh, salah satu faktor terjadinya bilingualisme adalah
perkawinan campuran, faktor ini dipaparkan dengan lengkap agar permasalahan penelitian dapat terjawab dengan baik dan benar.
Adapun alatnya adalah daya pilah yang bersifat mental daya pilah pembeda reaksi digunakan untuk menganalisis pemakaian bahasa pada
masyarakat Karo di Desa Pasar X, Kecamatan Kutalimbaru. Contoh pada ranah keluarga melakukan interaksi antara Guntur dan Maya
mereka berasal dari suku Karo dan menggunakan dua bahasa sebagai berikut:
Guntur : Mari sini kam dulu
kemari kamu dulu Maya
: apakin Guntur?
apa rupanya Guntur? Guntur
: Enggo dung tugasndu?
sudah siap tugasmu? Maya
: udah nak, kam?
sudah, kamu? Guntur
: Enggolah...
sudahlah
Pada ranah pendidikan mereka melakukan interaksi antara seorang guru dan murid yang bernama Guntur, mereka asli dari suku Karo tinggal di Desa Pasar X,
Kecamatan Kutalimbaru melakukan interaksi sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
37
Guru : Guntur, sudah siap tugas kamu yang saya berikan
semalam? Guntur
: Sudah bu… Guru
: Kalau sudah siap tolong kamu kumpulkan semuanya Guntur
: Iya bu,,, Guru
: siapa yang belum siap angkat tangannya. Riana
: aku bu… nomor sada
saya belum siap nomor satu bu… Guru
: kenapa belum siap Riani? Riana
: lakueteh bu
tidak tahu saya bu Guru
: lakueteh nim ka, kenapa kamu tidak bertanya? berdiri. tidak tahu kamu bilang, mengapa kamu tidak bertanya?
Riana : iya bu.
Dari percakapan di atas dapat dikatakan telah terjadi bilingualisme karena, ketika Guntur dan Maya melakukan intraksi di ranah keluarga non resmi mereka
menggunakan bahasa ibu B1 dan bahasa Indonesia B2. Akan tetapi, di ranah pendidikan resmi seorang guru dan murid yang bernama Guntur yang berasal
dari suku Karo dan murid bernama Riana berasal dari perkawinan campuran, tetapi Riana terkadang menggunakan bahasa Karo dalam berinteraksi karena di
lingkungan tempat tinggal mereka berasal dari etnis karo, dalam interaksi di sekolah resmi dalam proses belajar-mengajar mereka menggunakan bahasa
Indonesia dan bahasa Karo karena masyarakat desa Pasar X berasal dari etnis Karo. Akan tetapi, dari perkawinan campuran mereka juga terkadang dalam
peroses belajar-menggajar menggunakan bahasa Karo karena, terpengaruh oleh tetangga mereka di rumah.
Universitas Sumatera Utara
38
BAB 1V PEMBAHASAN
4.1 Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Bilingualisme pada Masyarakat Karo di Desa Pasar X