sehingga memungkinkan adsorbat yang dihasilkan dalam bentuk terkonsentrasi atau hampir murni Tandy,E., 2012.
2.2.1 Jenis – jenis Adsorben
2.2.1.1 Adsorben Tidak Berpori Non-Porous Sorbent
Adsorben tidak berpori dapat diperoleh dengan cara presipitasi deposit kristalin seperti BaSO
4
atau penghalusan padatan kristal. Luas permukaan spesifiknya kecil tidak lebih dari 10 m
2
g dan umumnya antara 0,1 sd 1 m
2
g. Adsorben yang tidak berpori seperti filter karet rubber filters dan karbon hitam bergrafit graphitized
Carbon Black adalah jenis adsorben tidak berpori yang telah mengalami perlakuan khusus sehingga luas permukaannya dapat mencapai ratusan m
2
g.
2.2.1.2 Adsorben Berpori Porous Sorbents
Luas permukaan spesifik dsorben berpori berkisar antara 100 sd 1000 m
2
g. Biasanya digunakan sebagai penyangga katalis, dehidrator, dan penyeleksi
komponen. Adsorben ini umumnya benbentuk granular. Klasifikasi pori menurut International Union of Pure and Applied Chemistry
IUPAC adalah : • Pori-pori berdiameter kecil Mikropores d 2 nm
• Pori-pori berdiameter sedang Mikropores 2 d 50 nm • Pori-pori berdiameter besar Makropores d 50 nm
2.2.2 Kriteria Adsorben untuk Menjadi Adsorben Komersil
Kriteria yang harus dipenuhi suatu adsorben untuk menjadi adsorben komersial adalah :
1. Memiliki permukaan yang besarunit massanya sehingga kapasitas
adsorpsinya akan semakin besar pula 2.
Secara alamiah dapat berinteraksi dengan adsorbat pasangan
Universitas Sumatera Utara
3. Ketahanan struktur fisik yang tinggi
4. Mudah diperoleh, harga tidak mahal, tidak korosif dan tidak beracun
5. Tidak ada perubahan volume yang berarti selama proses adsorpsi
6. Mudah dan ekonomis untuk diregenerasi Hendra,R., 2008.
Beberapa jenis adsorben berpori yang telah digunakan secara komersial antara lain karbon aktif, zeolit, silika gel, activated alumina. Seperti pada gambar di
bawah ini :
SILICA GEL ZEOLIT
CARBON AKTIF ALUMINA
Gambar 2.2. Jenis-jenis adsorben
Universitas Sumatera Utara
2.3 Karbon Aktif
Karbon aktif secara komersial diketahui pertama kali karena penggunaannya sebagai topeng uap pada perang dunia I. Namun, pada abad ke-15 sudah diketahui
bahwa karbon hasil dekompresiasi kayu dapat menyingkirkan bahan berwarna dari pada abad ke-17. Penerapan secara komersil arang kayu digunakan dalam
sebuah pabrik gula di Inggris Austin, 1996. Karbon aktif merupakan adsorben terbaik dalam sistem adsorpsi. Ini
dikarenakan arang aktif memiliki luas permukaan yang besar dan daya adsorpsi yang tinggi sehingga pemanfaatannya dapat optimal. Karbon aktif yang baik harus
memiliki luas permukaan yang besar sehingga daya adsorpsinya juga besar Prabowo, 2009.
Luas permukaan karbon aktif umumnya berkisar antara 300–3000 m
2
g dan ini terkait dengan struktur pori pada karbon aktif tersebut. Karbon aktif adalah
material berpori dengan kandungan karbon 87-97 dan sisanya berupa hidrogen, oksigen, sulfur, dan material lain. Karbon aktif merupakan karbon yang
telah diaktivasi sehingga terjadi pengembangan struktur pori yang bergantung pada metode aktivasi yang digunakan. Struktur pori menyebabkan ukuran molekul
teradsorpsi terbatas, sedangkan bila ukuran partikel tidak masalah, kuantitas bahan yang diserap dibatasi oleh luas permukaan karbon aktif Austin, 1996.
Perbedaan antara arang dan arang aktif adalah pada bagian permukaannya. Bagian permukaan arang masih ditutupi oleh deposit hidrokarbon yang
menghalangi keaktifannya, sementara bagian permukaan arang aktif relatif bebas dari deposit dan permukaannya lebih luas serta pori–pori yang terbuka sehingga
dapat melakukan penyerapan. Kemampuan adsorpsi arang aktif tidak hanya bergantung pada luas
permukaannya saja tetapi juga struktur dalam pori-pori arang aktif, karakteristik permukan dan keberadaan grup fungsional pada permukaan pori Wibowo,S.,
2011.
Universitas Sumatera Utara