Pembahasan Rencana Sampling Penerimaan Pembahasan Implementasi Sampling Penerimaan

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Pembahasan Rencana Sampling Penerimaan

Penentuan rencana sampling penerimaan untuk inspeksi dilakukan untuk memperoleh rencana sampling penerimaan yang dapat dilihat pada Tabel 6.1. Tabel 6.1.Rencana Sampling Penerimaan Rencana Jumlah Sampel Acceptance Numbers 2D 29 Ac = 0 3 Re = 3 4 Rencana sampling penerimaan yang digunakan adalah double sampling. Jumlah sampel yang digunakan yaitu sebanyak 29 kali pengambilan sampel dalam 1 kali sampling. Kesulitan yang dialami dalam pengambilan ukuran sampel sebanyak 29 kali dengan 2 kali sampling dinilai terlalu memakan waktu yang lebih dari 1 jam apabila hanya dilakukan hanya 1 orang saja, sehingga perlu dilakukan sosialisasi terhadap pihak pabrik untuk menetapkan minimal 2 pekerja dalam melakukan sampling untuk meminimasi waktu yang dibutuhkan dalam sampling. Disamping itu pengambilan sampel sebanyak 29 kali memiliki manfaat yaitu dapat mengurangi kemungkinan ditolaknya lot yang baik atau diterimanya lot yang buruk. Hal tersebut dikarenakan pengambilan sampel yang lebih banyak dan tidak hanya dengan satu keputusan saja, karena apabila pengujian sampel pertama belum memberikan hasil yang tepat untuk menerima atau menolak lot, Universitas Sumatera Utara maka dapat dilakukan pengujian sampel kedua dengan mengambil sebanyak 29 sampel lagi. Ukuran sampel yang digunakan pada setiap pengambilan sampel adalah 100 gram. Ukuran sampel 100 gram jagung kuning sudah dapat digunakan untuk melakukan pengujian. Gambar 6.1. Skema Rencana Sampling Penerimaan Angka penerimaan acceptance number dan angka penolakan rejection number pada pengambilan sampel ke-1 yang diperbolehkan adalah 0 dan 3, namun jika pengambilan sampling pertama masih ragu maka perlu dilakukan sampling ke-2 dengan angka penerimaan dan angka penolakan sebesar 3 dan 4.

6.2. Pembahasan Implementasi Sampling Penerimaan

Implementasi sampling penerimaan dilakukan berdasarkan rencana sampling penerimaan yang telah ditentukan. Hasil rekapitulasi implementasi sampling penerimaan dapat dilihat pada Tabel 6.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.2. Hasil Implementasi Sampling Penerimaan Hari Ke- Run Lot Size Jumlah Sampel Acceptance Number Rejection Number Jumlah Sampel yang Ditolak Jumlah Kumulatif yang Ditolak 1 1 113 29 c 1 = 0 r 1 =3 1 1 2 29 c 2 =3 r 2 =4 3 4 d 1 +d 2 = 4, maka Kesimpulan Lot Ditolak 2 1 120 29 c 1 = 0 r 1 =3 2 c 2 =3 r 2 =4 d 1 +d 2 = 0, maka Kesimpulan Lot Diterima 3 1 110 29 c 1 = 0 r 1 =3 1 1 2 29 c 2 =3 r 2 =4 2 3 d 1 +d 2 = 3, maka Kesimpulan Lot Diterima 4 1 112 29 c 1 = 0 r 1 =3 2 2 2 29 c 2 =3 r 2 =4 2 d 1 +d 2 = 2, maka Kesimpulan Lot Diterima 5 1 130 29 c 1 = 0 r 1 =3 2 2 2 29 c 2 =3 r 2 =4 3 5 d 1 +d 2 = 5, maka Kesimpulan Lot Ditolak 6 1 130 29 c 1 = 0 r 1 =3 1 1 2 29 c 2 =3 r 2 =4 3 4 d 1 +d 2 = 4, maka Kesimpulan Lot Ditolak Dalam implementasi sampling penerimaan selama 6 hari, dapat dilihat bahwa penentuan lot bahan baku untuk diterima atau ditolak berada pada keputusan hampir semua pada sampling ke-2. Penentuan lot bahan baku yang bervariatif menunjukkan bahwa kualitas bahan baku yang dikirim supplier keperusahaan bervariatif. Oleh karena itu dalam implementasinya secara teori penggunaan double sampling dalam rencana sampling penerimaan sudah tepat, karena penggunaan double sampling bermanfaat untuk membuat producer’s risk dan consumer’s risk semakin kecil. Hal ini dikarenakan pengambilan sampel yang Universitas Sumatera Utara lebih banyak sehingga memastikan bahwa bahan baku yang dikirim dari supplier memiliki kualitas yang baik. Berdasarkan perkiraan kelayakan dari segi pelaksanaan sampling penerimaan sebelum dilakukan perbaikan sampling penerimaan didapatkan penghematan waktu sekitar 36, maka dapat diperkirakan pelaksanaan implementasi sampling penerimaan layak apabila dilaksanakan.

6.3. Pembahasan Penilaian Sampling Penerimaan Fuzzy Double Sampling