18
Ayat 4: Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Adapun hal yang dapat disimpulkan dari Undang-Undang tersebut ialah bahwa perseroan diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan dan adanya sanksi bagi perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban tersebut. Akan tetapi, Undang-Undang tersebut hanya terbatas pada perusahaan
bisnis yang berbasis sumber daya alam, seperti yang tertulis pada ayat 1. Pasal ini banyak menimbulkan masalah terutama stakeholder yang terpengaruh dengan
pengertian perusahaan yang hanya terbatas pada bidang sumber daya alam saja. Untuk mengurangi masalah tersebut, sebaiknya pemerintah segera mengeluarkan
Undang-Undang Perseroan Terbatas yang lebih aplikatif dan konstruktif, sehingga pengaturan CSR tidak merugikan stakeholder.
2.1.1 Komponen Dasar Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility
John Elkington 1997 yang dikutip oleh Hasibuan dan Sedyono2006: 73, menyatakan bahwa corporate social responsibility
dibagi menjadi tiga komponen utama, yaitu: people, profit, dan planet. Ketiga komponen inilah yang dijadikan sebagai dasar perencanaan,
implementasi, dan evaluasi program corporate social responsibility yang kemudian dikenal dengan triple bottom line.Triple bottom line merupakan
sinergi dari tiga elemen yang merupakan komponen dasar dari pelaksanaan dasar Corporate Social Responsibility. Triple bottom line
sering dijadikan acuan dalam program Corporate Social Responsibility.
Universitas Sumatera Utara
19
Teguh Prambudi 2006: 13, menyebutkan program-program Corporate Social Responsibility dapat dikelompokkan atas tiga aspek, yaitu:
1 Program Sosial Program sosial merupakan program perusahaan yang melakukankegiatan
kedermawanan untuk membangun masyarakat dan meningkatkan taraf hidup manusia. Di dalam program sosial ada berbagai macam program
yang dapat dijalankan oleh perusahaan, diantaranya: sumbangan kepada korban bencana alam, beasiswa pendidikan, dan pelayanan kesehatan
umum. 2 Program Lingkungan
Program lingkungan merupakan program perusahaan yang bertujuan untuk menjaga ekosistem dan lingkungan agar terjaga dari kerusakan dan
meminimalisir terjadinya polusi akibat dari aktivitas perusahaan. Program lingkungan memiliki berbagai program yang dapat dijalankan oleh
perusahaan, yaitu penanaman pohon, kampanye lingkungan hidup, dan menghasilkan produk yang ramah lingkungan.
3 Program Ekonomi Pada saat ini, perusahaan pada aktivitasnya tidak lagi berusaha untuk
meningkatkan nilai keuntungan sebesar-besarnya, akan tetapi harus dapat memberikan kemajuan ekonomi bagi para stakeholdernya. Program
ekonomi merupakan program perusahaan yang melakukan tindakan untuk terjun langsung di dalam masyarakat untuk membantu memperkuat
Universitas Sumatera Utara
20
ketahanan ekonomi dan menjadikan masyarakat yang tangguh dan mandiri.
Saat ini, sudah banyak perusahaan yang menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan. Sebab kewajiban pelaksanaan CSR telah diatur
dalamUndang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 ayat 1 yaitu “ Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di
bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan”. Undang-Undang
No. 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal juga mengatur tentang kewajiban untuk melaksanakan CSR bagi semua perusahaan yang
menanam modal di Indonesia. Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang penanaman modal Pasal 15 menyebutkan bahwa setiap penanam
modalberkewajiban: a.
Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik. b.
Melaksnakan tanggung jawab sosial perusahaan. c.
Memnuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal.
d. Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha
penanaman modal. e.
Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan. Kemudian, ada sanksi yang diterima perusahaan yang mengabaikan
pelaksanakan tanggung jawab sosial tersebut. Sanksi tersebut terdapat dalam Undang-Undang No.40 Tahun 2007Tentang Perseroan Terbatas
Universitas Sumatera Utara
21
dalam Pasal 1 ayat 3 yang berbunyi “Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada yat 1 dikenai sanksi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan”. Pemberian sanksi juga diatur dalam Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang penanaman modal
dalam pasal 34yang menyebutkan bahwa Badan usaha atau usaha perseorangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 yang tidak memenuhi
kewajiban sebagaimana ditentukan dalam pasal 15 dapat dikenai sanksi administrative berupa:
a. Peringatantertulis.
b. Pembatasan kegiatan usaha.
c. Pembekuan kegiatan usaha dan atau fasilitas penanaman modal atau
d. Pencabutan kegiatan usaha dan atau fasilitas penanaman modal.
2.1.2 Prinsip-Prinsip CSR