74
terkait langsung dengan tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasinya sehingga CSR tidak berdampak singifikan terhadap Price to Earning Ratio pada
perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardimas
dan Wardoyo 2014. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan Pada Bank Go PublicYang
Terdaftar Di BEI.
4.3.2 Pegaruh CAR Terhadap Price to Earning Ratio
Hasil pengujian secara parsial Uji t menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio CAR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Price to
Earning Ratio PER pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun CAR memiliki koefisien yang
bernilai positif, namun tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap Price to Earning Ratio.
CAR adalah rasio yang dapat menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menutupi kerugian atau risiko yang dialami selama kegiatan operasi.
Semakin tinggi nilai CAR mencerminkan tingkat kecukupan modal minimum bank semakin kuat untuk menjalankan operasional perusahaan sehingga dengan
modal yang cukup, perusahaan dapat lebih optimal dalam menghasilkan laba. Capital Adequacy Ratio pada perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2015 secara umum relatif stabil dengan nilai rata-rata sebesar 17,11 lebih besar dari ketentuan Bank Indonesia sebesar 8. Hal ini
mencerminkan tingkat kecukupan modal perusahaan perbankan untuk mengcover
Universitas Sumatera Utara
75
sejumlah kerugian pada aktiva produktif sudah cukup baik. Namun meskipun CAR bernilai positif, tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini umumnya karena tingkat kecukupan modal bagi perbankan sudah menjadi keharusan untuk dapat menjalankan usahanya sehingga para
investor lebih tertarik melihat kinerja perusahaan terkait dengan profitabilitas sehingga meskipun CAR meningkat, tidak akan berdampak pada meningkatnya
nilai perusahaan Price to Earning Ratio.
4.3.3 Pengaruh NPL Terhadap Price to Earning Ratio
Hasil pengujian secara parsial Uji t menunjukkan bahwa Non Performing Loan NPL berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Price to Earning Ratio
PER pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun NPL memiliki koefisien yang bernilai
negatif, namun tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap Price to Earning Ratio.
NPL merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. NPL
mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank. Ketentuan Bank Indonesia ialah bahwa bank harus
menjaga NPL nya dibawah 5. Halini sejalan dengan ketentuan Bank Indonesia. Apabila bank mampu menekan risiko NPL 5, maka potensi keuntungan yang
akan diperoleh akan semakin besar, karena bank-bank akan menghemat uang yang diperlukan untuk membentuk cadangan kerugian kredit bermasalah atau
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP. Rendahnya PPAP yang
Universitas Sumatera Utara
76
dibentuk oleh bank-bank maka profitabilitas akan semakin besar sehingga kinerja bank secara keseluruhan akan menjadi baik.
Non Performing Loan NPL berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap Price to Earning Ratio karena secara umum tingkat NPL perusahaan
perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015 relatif rendah dengan nilai rata-rata sebesar 1,42 berada dibawah 5. Kondisi ini menyebabkan NPL
meskipun bernilai negatif namun tidak menyebabkan penurunan yang signifikan terhadap Price to Earning Ratio.
4.3.4 Pengaruh NIM Terhadap Price to Earning Ratio