BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Agency Theory
Teori Keagenan menggambarkan hubungan antara pemegang saham principal dan manajemen agent.
Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang
saham. Pihak manejemen yang dipilih harus mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada pemegang saham.
Menurut Jensen and Meckling 1976:308, teori agensi agency theory merupakan teori yang berkaitan dengan kontrak antara manajer agent
dengan pemilik principal. Pemilik principal dalam hal ini diartikan sebagai pihak yang membuat kontrak dan manajer agent dalam hal ini
diartikan sebagai pihak yang menerima kontrak dan diberikan wewenang untuk menjalankan perusahaan. Agar hubungan kontrak ini dapat berjalan
dengan baik maka pemilik akan mendelegasikan untuk otorisasi keputusan perusahaan kepada pihak manajer. Perencanaan kontrak yang tepat untuk
menyelaraskan kepentingan pemilik dan kepentingan manajer dalam hal kepentingan konflik inilah yang merupakan inti dari agency theory.
2.2 Capital Need Theory
Capital Need Theory awalnya dimaksudkan bagi perusahaan untuk menarik pembiayaan eksternal untuk meningkatkan modal dengan cara utang
ataupun dengan cara ekuitas. Capital Need Theory menunjukkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
dengan melakukan pengungkapan sukarela perusahaan dapat meningkatkan modal dengan biaya yang rendah Choi,1973.
Dalam Financial Accounting Standart Board FASB dijelaskan bahwa pengurangan biaya modal perusahaan dapat dicapai ketika investor
dapat menafsirkan prospek ekonomi perusahaan melalui pengungkapan sukarela. Hubungan antara pengungkapan sukarela dengan biaya modal
adalah positif dimana semakin tinggi pengungkapan informasi maka biaya modal akan semakin rendah.
2.3 Stakeholder Theory
Menurut teori ini, kepentingan dari stakeholder yang berbeda bisa mempengaruhi operasi dan pelaporan yang akan dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan harus mampu mengidentifikasi kepentingan stakeholder untuk dapat mewujudkan apa yang menjadi strategi perusahaan Freeman,1984.
Perusahaan harus dianggap sebagai sekelompok stakeholder dan tujuan dari perusahaan itu harus mengelola kepentingan, kebutuhan, dan sudut pandang
stakeholder. Terdapat dua perspektif di dalam stakeholder theory ini. Perspektif
yang pertama adalah perspektif yang berpusat pada perushaaan organization centered perspective. Perspektif ini muncul karena kepentingan setiap
stakeholder perusahaan berbeda dan juga jenisnya yang beragam. Dalam hal ini perusahaan dituntut untuk bisa memenuhi semua kepentingan yang
diinginkan oleh para stakeholder perusahaan. Namun pada kenyataan yang ada perusahaan sulit untuk memenuhi semua kepentingan yang dimiliki oleh
Universitas Sumatera Utara
stakeholder dan sulit juga memberikan perlakuan yang sama kepada setiap stakeholder. Berdasarkan hal tersebut penting bagi perusahaan untuk bisa
mengidentifikasi kelompok stakeholder yang memiliki peran penting bagi perusahaan. Perusahaan harus bisa membina dan mengelola hubungan baik
kepada kelompok stakeholder tersebut. Pengelolaan hubungan yang baik dengan stakeholder bisa dilakukan dengan cara pengungkapan sukarela
Henderson et al., dalam Ginting ,2012 Perspektif kedua adalah perspektif yang berdasarkan pada prinsip
akuntabilitas. Dalam perspektif ini, perusahaan harus bisa memperhatikan hak dari semua stakeholder tidak hanya pada sekelompok stakeholder tertentu
yang dianggap penting bagi perusahaan Henderseon et al., dalam Ginting 2012. Dalam hal ini maka pengungkapan sukarela menjadi salah satu media
bagi perusahaan untuk pertanggung jawaban pada seluruh stakeholder.
2.4 Luas Pengungkapan