Ethical Sensitivity Sensitivitas Etika

tersebut dapat dinilai melalui kemampuan untuk menyadari adanya nilai- nilai etis dalam suatu keputusan.

6. Gender

Gender biasanya diinterpretasikan sebagai perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan. Normadewi 2012 menyatakan bahwa jenis kelamin adalah suatu konsep analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari sudut nonbiologis yaitu dari aspek sosial, budaya, maupun psikologis. Ika 2011 pernah menjelaskan bahwa gender dapat diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan yang dilihat dari segi nilai dan tingkah laku, selain itu, ia juga menjelaskan bahwa gender adalah konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan distinction dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional laki- laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat

B. Penelitian terdahulu dan Penurunan Hipotesis

1. Hubungan Moral Reasoning dengan Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Moral Reasoning atau penalaran moral merupakan upaya dalam memecahkan suatu masalah moral dengan menggunakan logika yang sehat. Dalam berlogika secara sehat seseorang harus mampu untuk memahami dengan baik masalah yang sedang dihadapi sebelum memutuskan pemecahan masalah seperti apa yang akan diambilnya. Begitu juga dengan mahasiswa akuntansi yang merupakan calon akuntan di masa depan, ketika mereka dihadapkan pada berbagai kasus pelanggaran etika yang dilakukan para akuntan, mereka akan memiliki persepsi etis atas kejadian tersebut. Mahasiswa dengan tingkat Moral Reasoning yang tinggi dalam memberikan persepsi etis dari kasus pelanggaran etika akan mendasarkan perilaku akuntan tersebut pada prinsip-prinsip moral. Sebaliknya, mahasiswa akuntansi dengan tingkat Moral Reasoning yang rendah akan cenderung mengabaikan prinsip- prinsip moral dalam memberikan persepsi etis kasus pelanggaran etika yang dilakukan para akuntan. Ilham 2012 pada penelitiannya menyatakan bahwa adanya hubungan positif yang signifikan antara tingkat penalaran moral siswa dengan kedisiplinan siswa. Seorang siswa yang memiliki tingkat penalaran moral yang baik akan memiliki perilaku yang baik juga, dimana hal tersebut menunjukkan adanya kesatuan antara penalaran moral dan perilaku moral tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Al-Fithrie 2015 menyatakan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan Moral Reasoning terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi. Berdasarkan penjelasan di atas maka pada penelitian ini dirumuskan hipotesis : H 1 : Moral Reasoning berpengaruh positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi. 2. Hubungan Ethical Sensitivity dengan Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Ethical Sensitivity atau sensitivitas etika merupakan tingkat kepekaan terhadap nilai-nilai etika yang ada. Selain memiliki Moral Reasoning, akuntan seharusnya juga memiliki sensitivitas etika yang tinggi karena tingkat sensitivitas yang dimiliki oleh para akuntan akan mempengaruhi kinerja dari para akuntan tersebut. Akuntan yang memiliki tingkat sensitivitas etika tinggi kemungkinan untuk melakukan penyimpangan etika sangat kecil, sedangkan akuntan dengan sensitivitas etika yang rendah kemungkinan untuk berbuat penyimpangan etika lebih tinggi. Kinerja dari para akuntan secara tidak langsung telah mendapat sorotan dan penilaian dari kalangan masyarakat termasuk dengan mahasiswa, khususnya mahasiswa akuntansi yang nantinya akan menjadi penerus profesi akuntan di masa yang akan datang. Informasi mengenai perilaku tidak etis para akuntan atau pelanggaran terhadap etika seperti pada kasus Enron menjadi contoh pelanggaran kode etik yang dipelajari oleh mahasiswa ketika berada di bangku perkuliahan. Mahasiswa yang memiliki tingkat sensitivitas etika yang tinggi akan mengambil pelajaran dari kasus tersebut dan cenderung menghindari kasus yang serupa. Mereka akan memiliki persepsi yang baik terhadap para akuntan yang tidak menyimpang dari etika yang berlaku. Sedangkan mahasiswa yang memiliki tingkat sensitivitas etika yang rendah akan cenderung mengabaikan dan tidak menutup kemungkinan bahwa mereka akan meniru dari contoh kasus yang ada.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MORAL REASONING DAN ETHICAL SENSITIVITY TERHADAP PERSEPSI ETIS MAHASISWA AKUNTANSI DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL MODERASI

1 4 26

PENGARUH GENDER, ETHICAL JUDGEMENT DAN MORAL REASONING TERHADAP PERILAKU ANGGARAN SLACK DI SEKTOR PUBLIK DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi pada Puskesmas di DIY)

4 183 123

Pengaruh Moral Reasoning dan Ethical Sensitivity terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi dengan Gender sebagai Variabel Moderasi ( Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri di Sumatera Utara)

8 56 105

Pengaruh Gender, Usia, Tingkat Pendidikan, dan Status Sosial Ekonomi terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi.

5 15 51

PENGARUH MORAL REASONING DAN ETHICAL SENSITIVITY TERHADAP PERSEPSI ETIS MAHASISWA AKUNTANSI DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Kasus pada Mahasiswa Akuntansi UNY).

0 5 171

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, PENGALAMAN KERJA, GENDER, EQUITY SENSITIVITY TERHADAP PERILAKU ETIS AUDITOR DENGAN SKEPTISISME PROFESIONAL SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK

0 0 12

Pengaruh Ethical Reasoning Dan Karakter Personal Terhadap Sensitivitas Etis Mahasiswa Akuntansi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang - Unika Repository

0 0 17

Pengaruh Ethical Reasoning Dan Karakter Personal Terhadap Sensitivitas Etis Mahasiswa Akuntansi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang - Unika Repository

0 0 5

Pengaruh Ethical Reasoning Dan Karakter Personal Terhadap Sensitivitas Etis Mahasiswa Akuntansi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang - Unika Repository

0 0 121

PENGARUH MACHIAVELLIAN, LOVE OF MONEY, ETHICAL SENSITIVITY, DAN PENGETAHUAN ETIKA TERHADAP PERSEPSI ETIS MAHASISWA AKUNTANSI DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL MODERASI

0 1 16