26.
Dalam pemilihan PRESIDENWAKIL PRESIDEN tahun 2014 lalu, apakah faktor ‐faktor berikut
ini menjadi pertimbangan bagi BapakIbusdrai untuk memilih pasangan PresidenWakil Presiden?
No Faktor Ya
Tidak
1. Kedekatan Calon PresidenWakil Presiden terhadap
agama Kristen Protestan 2.
Kedekatan Calon PresidenWakil Presiden terhadap Gereja HKBP
3. Pengaruh dari Gereja HKBP
4. Pengaruh tokoh agamaGereja HKBP Pendeta, Sintua,
Pengurus Gereja 5.
Pengaruh tokoh politik berlatar belakang HKBP Contoh :
Luhut Pandjaitan, Trimedya Panjaitan, Maruarar Sirait 6. Lainnya,
Sebutkan
27. Kalau Boleh Tahu, Siapa calon PresidenWakil Presiden yang BapakIbu pilih pada pemilihan
Presiden Tahun 2014 yang lalu? 1. Prabowo Subianto – Hatta Rajasa
2. Joko Widodo – Jusuf Kalla
29. Jika memilih pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla, Apa alasannya?
a. Kedekatan calon PresidenWakil Presiden terhadap Gereja HKBP
b. Kedekatan calon PresidenWakil Presiden dengan masyarakat Batak Toba
c. Kedekatan calon PresidenWakil Presiden dengan Agama Kristen Protestan
d. Kedekatan calon PresidenWakil Presiden dengan tokoh politik berlatar belakang HKBP
Contoh : Luhut Pandjaitan, Trimedya Panjaitan, Maruarar Sirait
29. Jika memilih pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla, Apa alasan tidak memilih pasagan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa?
a. Tidak dekatnya calon Presiden Wakil Presiden terhadap Gereja HKBP
b. Tidak dekatnya calon Presiden Wakil Presiden dengan masyarakat Batak Toba
c. Tidak dekatnya calon Presiden Wakil Presiden dengan Agama Kristen Protestan
d. Kedekatan calon dengan Gereja lain Gereja Bethel Indonesia
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 3
Peneliti : “Mengapa jemaat gereja HKBP tertarik dengan memilih Jokowi dan Jusuf
Kalla?” Praeses
: “Pak Jokowi adalah seorang tokoh yang mempunyai rekam jejak yang baik semasa menjadi walikota Solo dan Gubernur Jakarta, lalu Pemiih HKBP sudah menjadi pemilih
yang cerdas menganggap Pak Jokowi bisa membangun bangsa , dekat dengan masyarakat, blusukan ke masyarakat, tentunya membuat jemaat HKBP melihat hal tersebut. Tanpa diajak
jemaat HKBP sudah mengerti memilih Pak Jokowi karena rekam jejak beliau.” Peneliti
: “Bagaimana tanggapan amang dengan adanya tokoh-tokoh politik berlatar HKBP seperti Luhut Pandjaitan, Maruarar Sirait, apakah ada pengaruh tokoh – tokoh tersebut?”
Praeses : “Kita akui bahwa ada pengaruh dari tokoh – tokoh Batak tersebut, namun tidak
bisa saya menilai seberapa besar pengaruh yang ada, tapi yang pasti tetap ada pengaruh dari tokoh – tokoh tersebut”
Peneliti : “Apakah ada dukungan dari HKBP secara resmi maupun tidak resmi dengan
pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla?” Praeses
: “Pemilih kita telah disiapkan, HKBP mengarahkan secara figur kepada jemaat HKBP yang bisa membuat masyarakat sejahtera. Kita mempersiapkan jemaat gereja HKBP agar
jemaat gereja dapat memilih yang terbaik untuk dirinya. HKBP mempersiapkan jemaat gereja HKBP untuk menjadi pemikir yang Nasionalis. Kita melihat Prabowo dan Hatta adalah pemikir
nasionalis , namun kita harus melihat figur yang lebih sejahtera. HKBP tidak ikut politik praktis namun mencerdaskan pemilih agar dapat memilih. Gereja bertanggung jawab untuk
Universitas Sumatera Utara
mencerdaskan jemaat gereja HKBP. Gereja HKBP ikut dalam mempersiapkan jemaat gereja HKBP untuk ikut dalam kegiatan politik termasuk ikut berpartisipasi dalam pemilihan presiden
tahun 2014 yang lalu. Dalam hal ini gereja HKBP bertanggung jawab kepada negara melalui jemaat gereja HKBP untuk aktif dalam kegiatan politik”
Peneliti : “Sikap apa yang harus dimiliki oleh jemaat gereja HKBP menghadapi masalah
politik di Indonesia?” Praeses
: “Politik adalah bukanlah hal yang kotor, politik berasal dari arti negara kata, maka semua jemaat gereja HKBP harus terlibat dan berkoreksi apa itu negara, sehingga manusia
merasakan adanya kesejahteraan dan keamanan. Gereja tidak boleh diam saja tentang masalah politik, karena politik bukan hanya masalah politik praktis saja. Politik berkaitan dengan harkat
dan martabat manusia. Gereja membebaskan jemaat gerejanya untuk pilihan politiknya. Jemaat gereja harus bersikap positif, karena pemerintahan berasal dari Tuhan. Gereja juga harus tunduk
kepada pemerintah sebagai negara namun Gereja harus memberikan suara dengan pemerintah. Gereja HKBP bertanggung jawab dalam mencerdaskan jemaat gereja HKBP untuk ikut memilih
dalam setiap pemilihan baik pada Pemilihan Presiden, gereja bertugas mensosialisasikan Pemilihan Presiden dan harus terlibat berpartisipasi dalam mensukseskan Pemilihan Presiden
dalam memilih pemimpin negara.” Peneliti
: “HKBP ada institusi Kristen adalah institusi terbesar, bagaimana perkembangannya dari awal?”
Praeses : “Dari awal 1861 misionaris Jerman membawa agama Kristen di Tanah Batak.
Misi Allah adalah pelayanan kesehatan, pendidikan dan ekonomi di tanah Batak. Tanah Batak bersyukur mempunyai pondasi yang kuat karena mendapat injil dari Tuhan. Hal ini membuat
Universitas Sumatera Utara
orang Batak cepat berkembang secara pemikiran dan dapat bersaing dengan suku-suku yang lain. Usia HKBP sekarang pada 154 tahun, jemaat gereja dan gereja harus terlibat dengan masalah
apapun yang ada di negara. Kita harapkan HKBP dapat memberikan sumbangsinya pada negara ini.”
Peneliti : “Apakah ada konsep politik dalam hal ini kekuasaan pada struktur HKBP
khususnya pada Ephorus?” Praeses
: “Kita harapkan siapapun Ephorus dapat melayani secara penuh. Jabatan adalah titipan dari Tuhan, jadi jabatan adalah pelayanan bukanlah kekuasaan. Semakin tinggi jabatan di
gereja adalah semakin tinggi tingkat pelayanan yang dilakukan bukan semakin tinggi kekuasaannya. Namun sebagai manusia mempunyai kekurangan sehingga kadang melebihi batas
seperti kampanye dan yang lainnya. Namun kita harapkan tidak ada konflik siapapun Pemimpinnya.”
Universitas Sumatera Utara
105
DAFTAR PUSTAKA Buku :
Budiardjo, Miriam.2010. Dasar-dasar ilmu politik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Gaffar, Afan.1992. Javanese Voters: a Case Study of Election under a Hegemonic Party
System.Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Huntington, P, Samuel, Dkk.1990. Partisipasi Politik di Negara Berkembang.Jakarta:
Rineka Cipta.
Pasaribu, Patar. 2004. Dr. Ingwer Ludwig Nomensen Apostel di Tanah Batak. Medan: Universitas
HKBP Nommensen.
Plano, C, Jack Dkk.1985. Kamus Analisa Politik.Jakarta : Rajawali Press.
Prihatmoko, J, Joko.2005. Pilkada secara langsung. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sastroatmodjo, Sudijono.1995. Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press.
Siahaan, Hotman M. 1986. Pengantar ke Arah Sejarah dan Teori Sosiologi. Jakarta: Penerbit
Erlangga. Singarimbun, Masri, Dkk. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: Penerbit PT
Pustaka LP3ES Indonesia. Sirait, Saut.2000. Politik Kristen di Indonesia. Jakarta: Penerbit PT. BPK Gunung
Mulia. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung:
Alfabeta. Surbakti, Ramlan.2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedya Widya Sarana.
Tim Peneliti Fisip UMM.2006. Perilaku Partai Politik. Malang: UMM Press.
Dokumen :
Universitas Sumatera Utara
106
Almanak HKBP 2015.
Sumber Internet :
http:www.bellarisara08.blogspot.co.id201208pengertian-gereja.html diakses pada tanggal 8 April 2016 pada pukul 11.32 WIB.
http:www.leimena.orgenpagev389politik-tidak-lagi-tabu-bagi-gereja diakses pada tanggal 10 April 2016 pada pukul 23.22 WIB.
http:www.in-christ.netblogyayasan_dan_gerejagereja_top_ten_hkbp_no_2 diakses pada tanggal 10 April 2016 pada pukul 23.32.
Universitas Sumatera Utara
52
BAB III ANALISIS PENGARUH GEREJA HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN
TERHADAP PILIHAN POLITIK JEMAAT PADA PEMILIHAN PRESIDEN TAHUN 2014
3.1 Penyajian Data
Setelah penulis telah melakukan penelitian yakni dengan penyebaran kuisioner yang menggunakan wawancara langsung kepada 100 jemaat gereja HKBP
di kota Medan, maka diperoleh hasil data pada penelitian ini. Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai hasil data yang telah diperoleh pada gereja HKBP di Kota
Medan.
3.2 Identitas Responden 3.2.1 Deskripsi Jawaban Responden
Tabel 3.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jemaat Gereja
Gereja Frekuensi
Persentase
HKBP Ampera 6
6 HKBP Bethesda
6 6
Universitas Sumatera Utara
53
HKBP Dame 6
6 HKBP Imanuel
6 6
HKBP Koserna 6
6 HKBP Maranata
6 6
HKBP Mawar 6
6 HKBP Moria
6 6
HKBP Pabrik Tenun 6
6 HKBP Padang Bulan
6 6
HKBP Rogate 6
6 HKBP Sei Putih
5 6
HKBP Simpang Limun 6
6 HKBP Sudirman
5 5
HKBP Teladan 6
6 HKBP Tanjung Sari
6 6
HKBP Uskup Agung Sugiopranoto 6
6
Total 100
100 Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016
Hasil data survei penelitian ini tersebar pada 17 gereja HKBP yang ada di Kota Medan. Berdasarkan metode penelitian yang telah ada, maka jumlah responden
Universitas Sumatera Utara
54
dari penelitian ini adalah 100 orang. Terdapat 6 orang responden pada 15 gereja dan 5 orang pada 2 gereja. Adapun gereja yang terpilih dan jumlah responden yang terpilih
adalah HKBP Ampera 6 responden, HKBP Bethesda 6 responden, HKBP Dame 6 responden, HKBP Imanuel 6 responden, HKBP Koserna 6 responden, HKBP
Maranata 6 responden, HKBP Mawar 6 responden, HKBP Moria 6 responden, HKBP Pabrik Tenun 6 responden, HKBP Padang Bulan 6 responden, HKBP
Rogate 6 responden, HKBP Sei Putih 5 responden, HKBP Simpang Limun 6 responden, HKBP Sudirman 5 responden, HKBP Teladan 6 responden, HKBP
Tanjung Sari 6 responden, HKBP Uskup Agung Sugiopranoto 6 responden. Gereja – gereja tersebut terpilih dengan accidental sampling, dimana gereja yang
didatangi berdasarkan sampel yang kebetulan muncul di daerah yang akan didatangi
Tabel 3.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi
Persentase
20 2
2 21-30
15 15
31-40 32
32 41-50
28 28
51-60 15
15
Universitas Sumatera Utara
55
60 8
8
Total 100
100
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Karakteristik responden dibagi atas 6 kelompok, yaitu ada 2 responden yang
berusia 20 tahun, 15 responden berusia 21 – 30 tahun, 32 responden berusia 31 – 40 tahun, 28 responden berusia 41 – 50 tahun, 15 responden berusia 51 – 60
tahun, dan 8 responden berusia lebih dari 60 tahun. Terdapat usia responden termuda yaitu 20 tahun dan responden tertua yaitu 65 tahun, sementara responden
penelitian ini yang paling banyak pada karakteristik usia 31 – 50 tahun yaitu sebesar 60 dan yang paling sedikit adalah pemilih pemula yang berumur 20 tahun yang
hanya terdapat 2.
Tabel 3.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Suku
Suku Frekuensi
Persentase
Batak Toba 100
100 Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016
Karakteristik suku responden yang ada di gereja HKBP adalah suku Batak Toba. Hal ini dikarenakan karakteristik gereja HKBP yang merupakan gereja suku
yang dikhususkan kepada suku Batak Toba.
Universitas Sumatera Utara
56
Tabel 3.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Agama
Agama Frekuensi
Persentase
Kristen Protestan 100
100 Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016
Gereja HKBP merupakan gereja bagi agama Kristen Protestan, maka semua responden yang ada 100 beragama Kristen Protestan.
Tabel 3.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
Tingkat Pendidikan Frekuensi
Persentase
D3 5
5 S1
38 38
S2 2
2 SMA
48 48
SMK 1
1 SMP
4 4
STM 2
2
Total 100
100
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016
Universitas Sumatera Utara
57
Latar belakang tingkat pendidikan responden pada penelitian ini menunjukkan yang paling banyak adalah berpendidikan menengah. Dilihat dari tabel 3.5 bahwa
berpendidikan SMASederajat merupakan yang paling banyak yaitu sebesar 51 SMA 48, SMK 1, STM 2. Latar belakang responden selanjutnya yang paling
tinggi adalah yang berpendidikan sarjana atau diploma, yaitu sebesar 45 S-1 38, S-2 2, D-3 5. Latar belakang berpendidikan responden yang paling rendah
adalah SMPSederajat sebesar 4. Hal ini jelas menggambarkan latar belakang pendidikan di daerah perkotaan, dimana di daerah perkotaan bahwa tingkat
pendidikan masyarakat sudah lebih tinggi dibandingkan di daerah tingkat kabupaten.
Tabel 3.6 Deskripsi Responden Berdasarkan Status Kawin dan Jenis
Kelamin
Status Kawin Jenis Kelamin
Total Laki-laki
Perempuan
Kawin Belum Kawin
50 36
86 12
2 14
Total 62
38 100
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016
Universitas Sumatera Utara
58
Jenis kelamin responden terdiri dari 62 laki-laki dan 38 perempuan. Lebih banyaknya responden laki-laki didasarkan faktor bahwa laki-laki lebih
mengerti masalah-masalah politik yang berhubungan dengan penelitian ini, dibandingkan dengan perempuan yang sebagian besar adalah Ibu Rumah Tangga dan
kurang mengerti masalah politik yang berhubungan dengan penelitian ini. Status yang dimiliki responden mayoritas adalah yang telah menikah 86 dan yang tidak
menikah 14. Status yang belum menikah pada responden laki-laki yaitu 12 dan yang telah menikah 50, sementara pada responden perempuan 2 yang belum
menikah dan 36 yang sudah menikah.
Tabel 3.7 Deskripsi Responden Berdarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi
Persentase
Buruh Bangunan 1
1 Dosen
2 2
Guru 7
7 Ibu Rumah Tangga
21 21
Mahasiswa 4
4 Pegawai Swasta
13 13
Pensiunan PNS 3
3
Universitas Sumatera Utara
59
PNS 3
3 Satpam
2 2
Supir 1
1 Tidak bekerja
3 3
Wiraswasta 40
40
Total 100
100
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Karakteristik pekerjaan yang paling banyak pada responden adalah
Wiraswasta atau mempunyai usaha sendiri. Hal ini selaras dengan karakteristik mayoritas pekerjaan yang ada di daerah perkotaan khususnya di kota Medan yang
sebagian masyarakatnya mempunyai latar belakang pekerjaan Wiraswasta. Tabel 3.7 menunjukkan bahwa 40 pekerjaan responden dari jemaat HKBP di Kota Medan
adalah Wiraswasta, kemudian sebanyak 13 merupakan pegawai swasta. Dari total responden perempuan sebesar 38, sebagian besar merupakan Ibu Rumah Tangga
yaitu sebanyak 21. Sedangkan sisa karakteristik pekerjaan responden adalah Guru 7, Pensiunan PNS 3, PNS 3, Satpam 2, Supir 1, kemudian mahasiswa 4
dan yang tidak bekerja atau pengangguran sebanyak 3.
Universitas Sumatera Utara
60
Tabel 3.8 Deskripsi Respoden Berdasarkahn Penghasilan
PenghasilanRupiah Frekuensi
Persentase
1.000.000 1.000.001-2.000.000
2.000.001-4.000.000 4.000.001-6.000.000
6.000.001-10.000.000 10.000.000
Total 8
8 22
22 36
36 16
16 3
3 1
1 86
86 Tidak menjawab
14 14
Total 100
100
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Penghasilan responden dibagi atas 6 kelompok pada penelitian ini yaitu
dimulai dari yang terendah di bawah Rp 1.000.000 sampai yang tertinggi di atas Rp 10.000.000. Selaras dengan daerah perkotaan, dimana penghasilan masyarakat gereja
HKBP sudah lebih banyak berpenghasilan menengah. Jumlah tertinggi pada kelompok penghasilan Rp 2.000.001 – Rp 4.000.000 yaitu sebesar 36, kemudian
diikuti berpenghasilan Rp 4.000.001 – Rp 6.000.000 yaitu sebesar 16. Sisa kelompok penghasilan lainnya yaitu dibawah Rp 1.000.000 sebesar 8, kemudian
Universitas Sumatera Utara
61
responden yang memiliki penghasilan Rp 6.000.001 – Rp 10.000.000 sebesar 3, dan yang terakhir diatas Rp 10.000.000 sebesar 1. Sebanyak 14 responden tidak
mau menyebutkan penghasilan yang mereka terima, termasuk yang tidak bekerja yang tidak mempunyai penghasilan. Pekerjaan Ibu Rumah Tangga pada penelitian ini
menyebutkan penghasilan yang ada pada keluarganya atau penghasilan yang diberi suaminya.
Tabel 3.9 Deskripsi Responden Berdasarkan lamanya tinggal di daerahnya
Lama tinggal Frekuensi
Persentase
Kurang dari setahun 2
2 1-5 tahun
17 17
6-10 tahun 14
14 11-15 tahun
6 6
Diatas 15 tahun 61
61
Total 100
100
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Deskripsi lamanya responden tinggal di rumah mereka dibagi atas 5
kelompok, yaitu kurang dari setahun sebanyak 2, 1-5 tahun sebanyak 17, 6-10 tahun sebanyak 14, 11-15 tahun sebanyak 6, dan diatas 15 tahun sebanyak 61.
Universitas Sumatera Utara
62
Total yang paling banyak berada ada kelompok yang bermukim di rumah mereka di atas 15 tahun. Hal ini dimaksudkan bahwa mereka sudah lama tinggal didaerah
tersebut dan tahu karakteristik lingkungan mereka.
Tabel 3.10 Deskripsi Responden Berdasarkan lamanya menjadi jemaat gereja
HKBP Lamanya
Frekuensi Persentase
Kurang dari setahun 2
2 1-5 tahun
18 18
6-10 tahun 11
11 11-15 tahun
7 7
Diatas 15 tahun 62
62
Total 100
100,0
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Deskripsi responden sudah berapa lama menjadi jemaat gereja HKBP juga
dibagi atas 5 kelompok yaitu kurang dari setahun sebanyak 2, 1-5 tahun sebanyak 18, 6-10 tahun sebanyak 11, 11-15 tahun sebanyak 7, dan diatas 15 tahun
mencapai 62. Tabel 3.9 dan tabel 3.10 mempunyai kemiripan hasil yang sama, namun ada perbedaan sedikit di beberapa kelompok. Hal ini dikarenakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
63
mereka yang sudah berpindah rumah namun tetap bergereja dan menjadi jemaat di gereja HKBP tersebut.
3.2.2 Analisis Jawaban Identitas Responden
Berdasarkan pendekatan sosiologis bahwa karakteristik sosial mempunyai peranan yang cukup signifikan dalam mempengaruhi perilaku pemilih.
Pengelompokan sosial seperti, usia tua-muda, suku, agama, jenis kelamin, status kawin, pekerjaan, penghasilan, maupun lamanya seseorang tinggal di daerah tersebut
merupakan faktor yang penting dalam menentukan pilihan politik. Faktor-faktor sosiologis tersebut memberi kesan yang lebih banyak dalam memilih pada pemilihan-
pemilihan yang ada. Pada Pemilihan Presiden tahun 2014, faktor kedekatan dengan hal-hal yang berbau suku dan agama masih menjadi faktor penting dalam memilih
calon Presiden dan Wakil Presiden. Hal ini juga dikarenakan bahwa jemaat gereja HKBP masih lebih menghargai calon Presiden dan Wakil Presiden yang peduli
terhadap masyarakat Batak Toba khususnya yang menjadi jemaat gereja HKBP. Faktor kedekatan agama juga dituntut kepada calon Presiden dan Wakil Presiden
untuk menjaga netralitasnya dalam memimpin semua umat agama, dalam hal ini jemaat HKBP yang beragama Kristen Protestan yang menjadi minoritas lebih
menghargai calon Presiden dan Wakil Presiden yang peduli terhadap minoritas. Faktor sosiologis tersebut juga menjadi hal yang penting selain yang mengutamakan
figur, rekam jejak, dan visi misi calon Presiden dan Wakil Presiden. Faktor sosiologis
Universitas Sumatera Utara
64
lainnya seperti usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan juga menjadi hal yang penting dalam menentukan perilaku pemilih, namun tingkat pendidikan yang sudah cukup
baik pada jemaat HKBP belum cukup untuk melebihi faktor suku dan agama. Hal ini dikarenakan jemaat HKBP yang bersuku Batak Toba jauh lebih simpatik dengal hal-
hal yang berkaitan dengan suku Batak Toba baik dalam kedekatan maupun faktor yang lain.
3.3 Pengaruh Gereja Terhadap Pilihan Politik Jemaat 3.3.1 Deskripsi Jawaban Responden
Tabel 3.11 Deskripsi Jawaban Responden tentang Keanggotaan Jemaat
Gereja HKBP Pilihan
Frekuensi Persentase
Ya 100
100 Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016
Penelitian ini berfokus kepada jemaat Gereja HKBP yang ada di kota Medan, maka 100 responden yang terpilih adalah jemaat gereja HKBP dan terdaftar secara
struktural pada gereja HKBP.
Universitas Sumatera Utara
65
Tabel 3.12 Deskripsi Jawaban Responden tentang Keaktifan dalam
kegiatan di Gereja HKBP Pilihan
Frekuensi Persentase
Ya 75
75 Tidak
25 25
Total 100
100
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Keaktifan jemaat HKBP secara tidak langsung membuat jemaat HKBP lebih
mengenal lingkungan gerea HKBP mereka di daerah masing – masing. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa responden dari penelitian ini 75 jemaat gereja
HKBP aktif dalam kegiatan gereja mereka seperti kebaktian di Hari Minggu, mengikuti perkumpulan doa atau yang sering disebut “partangiangan”, perkumpulan
nyanyian atau “koor” dan kegiatan-kegiatan lain yang dibuat oleh gereja.
Tabel 3.13 Deskripsi Jawaban Responden tentang kelembagaan agama HKBP
menjadi rujukan dalam keputusan tentang masalah sosial dan politik Pilihan
Frekuensi Persentase
Ya 34
34
Universitas Sumatera Utara
66
Tergantung masalahnya 13
13 Tidak
53 53
Total 100
100,0
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Berdasarkan tabel 3.13 kelembagaan agama dalam hal ini gereja HKBP
mempunyai peran dalam membimbing jemaatnya dalam berbagai masalah, salah satunya yang berkaitan dengan masalah sosial dan politik. Hal – hal yang bersifat
sosial dan politik seperti pemilihan umum atau menghadapi globalisasi pada saat ini merupakan salah satu peran gereja dalam membimbing jemaatnya. Dalam wawancara
dengan Pendeta Ressort HKBP Simpang Limun yaitu Pendeta Limbong mengatakan bahwa saya sebagai Pendeta harus membimbing jemaat dan mempersiapkan jemaat
menghadapi masalah – masalah yang ada di dunia ini, termasuk pada permasalahan politik dalam mengambil keputusan pemilihan dan yang lainnya. Berdasarkan tabel
hasil penelitian ini, jemaat gereja HKBP 34 mengikuti rujukanpedoman dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan masalah sosial dan politik, sementara
53 tidak sama sekali mengikuti lembaga gereja dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan masalah sosial dan politik atau lebih mengutamakan diri sendiri
dalam mengambil keputusan. Jemaat gereja juga ada yang memperhatikan tingkat masalah sosial dan politik yang ada dalam mengambil keputusan, dalam hal ini
sebanyak 13 responden menjawab tergantung masalahnya.
Universitas Sumatera Utara
67
Tabel 3.14 Deskripsi Jawaban Responden tentang mempercayai tokoh Gereja dalam
pilihan politik seperti pileg,pemilukada,pilpres Pilihan
Frekuensi Persentase
Ya 47
47 Tergantung masalahnya
22 22
Tidak 31
31
Total 100
100
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Setiap gereja HKBP dipimpin oleh Pendeta Ressort yang mempunyai masa
jabatan sesuai dengan kebutuhan gereja, kemudian dibantu oleh Guru Huria, Bibelrow, Sintua dan Pengurus Gereja. Tokoh Gereja seperti Pendeta, Guru Huria,
Bibelvrow, Sintua, atau Pengurus Gereja merupakan panutan utama bagi jemaat gereja HKBP. Hal ini yang membuat tokoh gereja mempunyai peran yang penting
dalam membimbing kehidupan sosial dan politik bagi jemaat gereja HKBP. Jemaat gereja HKBP mempunyai kepercayaan yang cukup tinggi dengan tokoh gereja
tersebut. Berdasarkan tabel 3.14 membuktikan bahwa 47 jemaat gereja HKBP mau mengikuti arahannasehat tokoh gereja jika diberi arahan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan pilihan politik seperti pada Pemilihan legislatif, Pemilihan Kepala Daerah, maupun Pemilihan Presiden. Sementara itu ada 22 yang menjawab tingkat
Universitas Sumatera Utara
68
kepercayaan kepada tokoh gereja dalam kaitan hal politik dilihat sejauh mana atau tergantung tingkat masalahnya. Sebanyak 31 jemaat gereja HKBP tidak percaya
atau tidak mengikuti arahan dari tokoh gereja tersebut karena lebih mementingkan faktor lain yang berasal dari diri sendiri. Akumulasi tingkat kepercayaan jemaat
gereja HKBP terhadap tokoh gereja dalam hal ini cukup tinggi untuk diberi arahan dalam masalah pilihan politik jemaat.
Tabel 3.15 Deskripsi Jawaban Responden ikut memberikan suara pada
Pilpres Pilihan
Frekuensi Persentase
Ya 94
94 Tidak
6 6
Total 100
100,0
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Wawancara yang telah dilakukan kepada Praeses Pemimpin Gereja HKBP
Distrik X Medan Aceh yaitu Pendeta Kardi Simanjuntak, mengatakan bahwa : “Gereja HKBP ikut dalam mempersiapkan jemaat gereja HKBP untuk ikut
dalam kegiatan politik termasuk ikut berpartisipasi dalam pemilihan presiden tahun
Universitas Sumatera Utara
69
2014 yang lalu. Dalam hal ini gereja HKBP bertanggung jawab kepada negara melalui jemaat gereja HKBP untuk aktif dalam kegiatan politik.”
22
Hal ini selaras dengan hasil survei penelitian ini pada tabel 3.15, dimana sebanyak 94 jemaat gereja HKBP ikut memilih dalam Pemilihan Presiden tahun 2014 yang
lalu. Sisanya 6 yang tidak mau ikut untuk memberikan suara pada Pemilihan Presiden tahun 2014 dengan alasan yang negatif. Namun, 94 jemaat gereja HKBP
yang ikut dalam Pemilihan Presiden tahun 2014 membuktikan bahwa gereja HKBP berhasil membimbing jemaat gereja HKBP untuk aktif dalam kegiatan politik.
Tabel 3.16 Deskripsi Jawaban Responden tentang alasan ikut memilih dalam Pilpres
Pilihan Frekuensi
Persentase
Tidak memilih 6
6 Sikap bertanggung jawab
48 48
Ingin ikut berpartisipasi 46
46
Total 100
100
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Berdasarkan Teori Pemikiran Politik Teologia Kristen oleh Pdt. Saut Sirait
terdapat sikap positif untuk orang Kristen dalam menghadapi masalah politik. Hal ini dibagi menjadi dua yaitu sikap menjadi garam dan terang dunia dan sikap tanggung
22
Wawancara dengan Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh Pendeta Kardi Simanjuntak pada tanggal 8 Juni 2016 pada pukul 10.00 WIB
Universitas Sumatera Utara
70
jawab sosial Umat Allah Sikap menjadi garam dan terang dunia yang dimaksud adalah sebagai orang Kristen harus sadar akan tugas dan tanggung jawab sebagai
utusan Tuhan. Dalam hal ini orang Kristen dimaksudkan untuk bertanggung jawab kepada Tuhan dan diri sendiri. Berdasarkan tabel 3.16 hasil penelitian ini sebanyak
48 jemaat gereja HKBP mempunyai sikap bertanggung jawab untuk ikut dalam Pemilihan Presiden Tahun 2014. Sikap tanggung jawab sosial Umat Allah adalah
sebagai orang Kristen juga mempunyai tanggung jawab di bumi dalam hal bernegara, hal ini dimaksudkan bahwa orang Kristen harus ikut berpartisipasi dalam hal politik.
Kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dapat dipisahkan sebagai umat Kristen dan karenanya umat Kristen dituntut bertanggung jawab atas negaranya. Hasil penelitian
ini sebanyak 46 mengungkapkan alasan bahwa ikut memilih dalam Pemilihan Presiden adalah ingin ikut berpartisipasi dalam hal politik untuk negara. Sebanyak
6 jemaat gereja HKBP masih bingung untuk menentukan sikapnya, dalam hal ini sebanyak 6 dianggap tidak menjawab pertanyaan dalam penelitian ini. Gereja
HKBP berhasil membimbing jemaat gereja HKBP untuk bersikap positif, bersikap bertanggung jawab bagi Tuhan, diri sendiri dan negara.
Universitas Sumatera Utara
71
Tabel 3.17 Deskripsi Jawaban Responden tentang alasan tidak ikut memilih dalam
Pilpres Pilihan
Frekuensi Persentase
Kosong 94
94 Politik adalah hal yang kotor
3 3
Tidak mau tahu tentang urusan politik
3 3
Total 100
100,0
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Berdasarkan Teori Pemikiran Politik Teologia Kristen oleh Pdt. Saut Sirait
terdapat sikap negatif yang masih ada didalam pemikiran umat Kristen. Sikap negatif itu dibagi atas 3 yaitu sikap apolitik, sikap ingin meraih kekuasaan dan sikap apatis.
Dari jumlah 6 yang tidak mengikuti pemilihan presiden, sebanyak 3 menjawab bahwa politik adalah hal yang kotor sikap apolitik dan 3 lagi tidak mau tahu
tentang urusan politik sikap apatis. Alasan sikap - sikap negatif sudah sedikit dijumpai pada jemaat gereja HKBP.
Universitas Sumatera Utara
S
d y
u r
s S
s P
Sumber : da Berd
didapat tent yang didapa
untuk memi responden m
serta memb Selanjutnya
sebanyak 5 Presiden; ba
6.0 Sumber
ata primer, d dasarkan Gr
tang Pemilih at dari berb
lih calon Pr mengatakan b
beri tahu ten informasi
0 teman aik pada kegi
50.0 r Informasi
diolah oleh p rafik 3.1 dip
han Presiden bagai media
residen dan W bahwa medi
ntang rekam didapatkan
gereja juga iatan gereja
6.0 5.0
Grafik 3.1 i Pemilihan
peneliti 2016 peroleh has
n tahun 201 a maupun li
Wakil Presid a televisi be
m jejak, visi dari lingku
a banyak m maupun dil
2.0 1
Presiden ta
6 sil penelitian
14 terbanya ingkungan m
den yang ak erperan besar
i dan misi, ungan masi
menginforma luar kegiatan
58.0 2
ahun 2014
n bahwa in ak dari telev
menjadi acu kan dipilih. S
r untuk men maupun fig
ing - masin asikan tenta
n gereja. Me
21.0 30.
nformasi ya visi. Informa
uan respond Sebanyak 58
nginformasik gur yang ad
ng responde ang Pemilih
edia Koran d
0.0
72
ang asi
den 8
kan da.
en, han
dan
11.0
Universitas Sumatera Utara
73
Majalah juga banyak memberi informasi untuk responden, sekitar 30 responden mengatakan bahwa mereka dapat informasi yang cukup pada Pemilihan Presiden dari
koran dan majalah. Gereja juga berperan menginformasikan Pemilihan Presiden, dimana sekitar 21 mendapat informasi tentang Pemilihan Presiden dari Gereja.
Brosur, selebaran, pamflet, spanduk, dan yang lainnya berperan lebih kecil dimana 11 mengakui mendapat informasi dari media tersebut. Selanjutnya informasi yang
didapat berasal dari keluarga sebanyak 6, tim sukses sebanyak 6, organisasi yang diikuti sebanyak 5. Terdapat informasi yang juga dari tim sukses yang
berkampanye gereja, baik melalui kunjungan maupun bantuan, sekitar 2 mengaku mendapat informasi tentang Pemilihan Presiden dari kampanye yang ada di gereja,
dan yang terakhir tidak ada sosialisasi di lingkungan maupun di gereja HKBP oleh KPU kepada jemaat gereja HKBP.
Tabel 3.18 Deskripsi Jawab Responden tentang adanya sosialisasi
Pemilihan Presiden Tahun 2014 dari Gereja HKBP Pilihan
Frekuensi Persentase
Ya 75
75 Tidak
25 25
Total 100
100 Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016
Universitas Sumatera Utara
74
Wawancara yang telah dilakukan kepada Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh yaitu Pendeta Kardi Simanjuntak, mengatakan bahwa:
“Gereja HKBP bertanggung jawab dalam mencerdaskan jemaat gereja HKBP untuk ikut memilih dalam setiap pemilihan baik pada Pemilihan Presiden, gereja
bertugas mensosialisasikan Pemilihan Presiden dan harus terlibat berpartisipasi dalam mensukseskan Pemilihan Presiden dalam memilih pemimpin negara.”
23
Pernyataan yang dibuat oleh Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh selaras dengan hasil survei penelitian ini, dimana dari beberapa Gereja HKBP di kota Medan
75 responden mengakui bahwa mereka mendapat sosialisasihimbauan tentang Pemilihan Presiden tahun 2014 yang lalu. Hal ini membuktikan bahwa Gereja HKBP
ikut berperan aktif dalam sosialisasi, maupun dalam membimbing jemaat Gereja untuk berpartisipasi dan bersikap positif tentang Pemilihan yang ada. Sementara
didapatkan hasil 25 yang belum mendapatkan sosialisasi tentang Pemilihan Presiden Tahun 2014 oleh Gereja HKBP, namun dari hasil tersebut diketahui bahwa
sosialisasi sudah merata tersebar di gereja HKBP di Kota Medan.
23
Wawancara dengan Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh Pendeta Kardi Simanjuntak pada tanggal 8 Juni 2016 pada pukul 10.00 WIB
Universitas Sumatera Utara
75
Tabel 3.19 Deskripsi Jawaban Responden tentang adanya arahan dari
Gereja HKBP dalam Pemilihan Presiden Tahun 2014 Pilihan
Frekuensi Persentase
Ya 18
18 Tidak
82 82
Total 100
100
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Berdasarkan tabel 3.19 terdapat arahan dari Gereja HKBP kepada jemaat
kepada HKBP, dimana arahan ini dengan bertujuan memilih salah satu calon Presiden yang ada. Hasil dari survei penelitian ini, sebesar 18 responden mengakui adanya
arahan langsung dari Gereja HKBP baik dalam khotbah ataupun pengumuman. Namun, sebanyak 82 mengatakan bahwa tidak ada arahan langsung dari Gereja
HKBP dalam memilih salah satu calon dalam Pemilihan Presiden tahun 2014 yang lalu. Pengaruh Gereja dalam langsung memberi arahan kepada jemaat Gereja HKBP
hanya sedikit terlihat, namun mempunyai pengaruh yang cukup banyak bagi jemaat Gereja HKBP. Jemaat Gereja HKBP mempercayai Gereja HKBP sebagai
kelembagaan agama yang memberi arahan dalam hal sosial dan politik.
Universitas Sumatera Utara
76
Tabel 3.20 Deskripsi Jawaban Responden tentang adanya arahan
Tokoh Pendeta, Sintua, Pengurus HKBP pada Pilpres tahun 2014
Pilihan Frekuensi
Persentase
Ya 39
39 Tidak
61 61
Total 100
100
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Pengaruh Gereja HKBP juga terdapat pada tokoh gerejanya. Dalam konteks
ini, tokoh gereja yang ada di Gereja HKBP mencerminkan bahwa mereka adalah perpanjangan tangan Gereja dalam membimbing jemaatnya untuk mengarahkan
kehidupannya termasuk dalam hal sosial dan politik. Pemilihan Presiden tahun 2014 merupakan euphoria yang luar biasa bagi seluruh masyarakat di Indonesia termasuk
kepada jemaat HKBP. Hal tersebut memunculkan dukungan-dukungan yang lebih praktis, begitu juga dengan tokoh-tokoh gereja HKBP yang ada. Namun secara
institusi resmi gereja HKBP tidak ada dukungan resmi yang langsung mengarah kepada salah satu calon, hanya pada kenyataannya ada beberapa tokoh gereja
termasuk tokoh gereja HKBP yang mengarahkan langsung kepada salah satu calonnya. Adanya arahan ini nyata , dengan hasil survei penelitian ini 39 responden
Universitas Sumatera Utara
77
mengaku pernah mendapat arahan dari tokoh HKBP seperti Pendeta, Sintua, maupun Pengurus Gereja. Arahan ini dilakukan baik secara halus maupun secara jelas kepada
jemaat untuk ikut memilih kepada salah satu calon Presiden dan Wakil Presiden. Dalam hal ini Praeses Gereja HKBP Distrik X Medan Aceh yaitu Pendeta Kardi
Simanjuntak, mengatakan bahwa dukungan kepada salah satu calon Presiden lebih kepada kesukaan tokoh-tokoh gereja yang ada kepada figur maupun rekam jejak dari
calon Presiden tersebut. Namun Praeses mengatakan bahwa Gereja tetap tidak boleh secara institusi agama untuk ikut kepada hal – hal politik praktis. Hasil survei ini juga
menemukan bahwa masih lebih besar tokoh gereja yang tidak ikut kedalam politik praktis, hal ini ini dilihat dari hasil survei dimana 61 responden mengaku tidak
pernah mendapatkan arahan apapun tentang Pemilihan Presiden pada tahun 2014 yang lalu.
Tabel 3.21 Deskripsi Jawaban Responden tentang apakah mengikuti
arahan tokoh HKBP dalam Pilpres tahun 2014 Pilihan
Frekuensi Persentase
Ya 31
31 Tidak
69 69
Total 100
100
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016
Universitas Sumatera Utara
78
Jemaat Gereja HKBP yang mendengar arahan dari tokoh Gereja tersebut tidak semuanya mengikuti arahan yang ada. Dalam hasil penelitian ini sebanyak 31
jemaat Gereja HKBP yang mendapat arahan dari tokoh gereja terpengaruh mengikuti arahan tersebut yang ditujukan untuk kepada salah satu calon Presiden, namun
sebanyak 8 dari total 39 yang mendapat arahan tidak mengikuti arahan tersebut. Sebanyak 31 yang mengikuti arahan tersebut mengakui bahwa arahan yang
dilakukan tokoh gereja bersifat baik dan mereka mengikuti arahan tersebut. Dari hasil 31 yang mengikuti arahan tokoh gereja dari total 39 yang pernah mendapat
arahan membuktikan bahwa jemaat gereja termasuk jemaat yang dengan nasehat dari tokoh gerejanya. Jika dikonversikan pada dengan total populasi persentase 100,
maka 79 jemaat gereja HKBP terpengaruhi mengikuti tokoh gereja tersebut, dan 21 jemaat gereja HKBP tidak mau mengikuti jika ada arahan dari tokoh gereja
tersebut. Maka jika ada 100 arahan dari tokoh gereja HKBP sebanyak 79 jemaat gereja HKBP di Kota Medan akan terpengaruh mengikuti arahan dari tokoh gereja
HKBP tersebut dan 21 jemaat gereja HKBP di Kota Medan menolak untuk mengikuti biarpun ada arahan dari tokoh gereja.
Universitas Sumatera Utara
79
Tabel 3.22 Deskripsi Jawaban Responden apakah setuju terhadap
arahan tokoh gereja HKBP Pilihan
Frekuensi Persentase
Ya 31
31 Tidak
69 69
Total 100
100
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Berdasarkan tabel 3.22 mempunyai kesamaan hasil dengan tabel . Perbedaan
dengan pertanyaan tabel dengan tabel adalah bahwa di tabel jemaat gereja HKBP ditanyai tentang setujukah dengan adanya arahan-arahan tersebut. Dari hasil survei
penelitian ini sebanyak 31 dari total 39 yang mengarahkan pada Pemilihan Presiden tahun 2014 setuju dengan adanya arahan dari tokoh gereja tersebut, biarpun
gereja sebenarnya tidak memperbolehkan adanya politik praktis tersebut, namun 31 responden tetap menyatakan setuju dengan adanya arahan tersebut. Sebanyak 8 dari
total 39 tidak menyetujui ada arahan tersebut, alasan ini dikarenakan bahwa mereka menganggap tokoh gereja tersebut tidak ikut dalam politik praktis dalam Pemilihan
Presiden tahun 2014 yang lalu. Jika dikonversikan dengan persentase 100 Jika dikonversikan pada dengan total populasi persentase 100, maka sebanyak 79
jemaat gereja HKBP di Kota Medan setuju dengan adanya arahan dari tokoh-tokoh
Universitas Sumatera Utara
80
gereja HKBP, dan sebanyak 21 tidak setuju dengan arahan yang ada kepada mereka. Dengan hasil 79 yang setuju dengan adanya arahan dari total yang
mendapat arahan maka jemaat Gereja HKBP menganggap arahan dari tokoh Gereja baik dan dapat diikuti dengan sikap yang positif.
Tabel 3.23 Deskripsi Jawaban Responden tentang apakah arahan
menjadi pilihan politik dalam Pilpres tahun 2014 Pilihan
Frekuensi Persentase
Ya 27
27 Tidak
73 73
Total 100
100,0
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Berdasarkan pertanyaan dari tabel 3.21 dan tabel 3.22 diatas diketahui hasil
survei penelitian untuk mengikuti arahan dan setuju sebesar 31, namun arahan tersebut belum sepenuhnya diikuti untuk menjadi pilihan politik karena arahan
tersebut. Jika ditanya kembali pilihan politik pada pemilihan presiden tahun 2014, maka dari hasil penelitian ini sebanyak 27 dari total 39 yang diarahkan
terpengaruh ikut dalam pilihan politik untuk memilih calon Presiden yang diarahkan pada pemilihan presiden tahun 2014. Namun sebanyak 12 dari 39 memilih
Universitas Sumatera Utara
81
dengan alasan yang lain dan bukan karena adanya arahan dari tokoh gereja HKBP. Jika dikonversikan pada dengan total populasi persentase 100 maka sebanyak
69 jemaat HKBP di Kota Medan akan ikut terpengaruh dengan pilihan politik jika ada arahan dari tokoh gereja HKBP dan sebanyak 31 tidak akan terpengaruh untuk
pilihan politik dalam memilih Presiden pada tahun 2014 yang lalu.
Tabel 3.24 Deskripsi Jawaban Responden tentang Faktor memilih calon Presiden dan
Wakil Presiden No Faktor Ya
Tidak
1. Kedekatan Calon PresidenWakil Presiden terhadap
agama Kristen Protestan 57 43
2. Kedekatan Calon PresidenWakil Presiden terhadap
Gereja HKBP 43 57
3. Pengaruh dari Gereja HKBP
16 84
4. Pengaruh tokoh agamaGereja HKBP Pendeta, Sintua,
Pengurus Gereja 31 69
Universitas Sumatera Utara
82
5. Pengaruh tokoh politik berlatar belakang HKBP
Contoh : Luhut Pandjaitan, Trimedya Panjaitan, Maruarar Sirait
40 60
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Pendekatan sosiologis sebagai salah satu bentuk dari perilaku pemilih dapat
digunakan utuk mengetahui bagaimana perilaku pemilih pada suatu kelompok. Pada pendekatan sosiologis terdapat agama atau organisasi agama yang menjadi peranan
penting dalam mempertimbangkan pilihan – pilihan politiknya. Dalam penelitian ini terdapat preferensi – preferensi yang ditinjau dari pendekatan sosiologis yang bersifat
agama dan organisasi keagamaan, yang digunakan untuk mengetahui apa prefrensi jemaat HKBP di Kota Medan dalam memilih calon Presiden dan Wakil pada
Pemilihan Presiden tahun 2014 yang lalu. Dari pendekatan sosiologis yang ada, Jemaat Gereja HKBP mempunyai faktor pertimbangan dalam memilih calon Presiden
seperti kedekatan calon Presiden dan Wakil Presiden terhadap hal – hal yang bersifat kedekatan dengan agama, maupun pertimbangan dari eksternal yang dilakukan oleh
institusi agama, serta kedekatan dengan tokoh – tokoh yang dekat dengan calon Presiden tersebut.
Berdasarkan tabel 3.24 diketahui hasil dari penelitian ini untuk menentukan faktor-faktor jemaat gereja HKBP untuk memilih calon Presiden dan Wakil Presiden
pada tahun 2014 yang lalu. Faktor yang pertama yaitu dengan kedekatannya calon
Universitas Sumatera Utara
83
Presiden dan Wakil Presiden kepada agama Kristen Protestan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 57 jemaat gereja HKBP menyukai calon Presiden
yang dekat dengan agama Kristen Protestan. Dalam hal ini, jemaat gereja HKBP menyukai calon Presiden yang netral terhadap agama apapun. Namun sebanyak 43
menyatakan bahwa kedekatan dengan agama Kristen Protestan bukanlah preferensi mereka dalam memilih calon Presiden dan Wakil Presiden pada tahun 2014 yang lalu.
Faktor kedua pada penelitian ini yaitu kedekatan calon Presiden dan Wakil Presiden dengan gereja HKBP. Pada konteks ini, jemaat gereja HKBP
mempertimbangkan bagaimana calon Presiden memperdulikan gereja HKBP yang merupakan Gereja bagi masyarakat Batak Toba pada umumnya, hal – hal tersebut
dipertimbangkan melalui bagaimana calon Presiden berkunjung atau memberikan perhatian lebih ke gereja HKBP. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 43 jemaat
Gereja HKBP ingin memilih calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendekatkan diri kepada Gereja HKBP, sementara 57 mengatakan bahwa hal ini bukanlah
menjadi preferensi mereka dalam memilih calon Presiden dan Wakil Presiden pada tahun 2014 yang lalu.
Faktor ketiga pada penelitian ini adalah adanya pengaruh dari gereja HKBP. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh dari gereja HKBP langsung maka
sebesar 16 yang mengikuti saran langsung dari gereja sebagai institusi agama, sementara sisanya sebanyak 84 jemaat gereja HKBP mengatakan bahwa pengaruh
Universitas Sumatera Utara
84
gereja bukanlah preferensi utama, melainkan lebih kepada faktor yang lain. Faktor keempat pada penelitian ini adalah adanya pengaruh tokoh gereja HKBP seperti
Pendeta, Sintua, dan Pengurus Gereja. Dari hasil jawaban responden mengatakan bahwa 31 mengikuti adanya arahan dari tokoh gereja HKBP tersebut, sementara
sebanyak 69 tidak mengikuti. Faktor ketiga dan keempat selaras dengan tabel dan tabel, dimana hasil dari tabel dengan adanya 18 arahan dari gereja maka 16
mengikuti pengaruh gereja tersebut, sementara faktor dari tokoh gereja sama banyaknya dengan hasil yang mengikuti arahan yaitu sebesar 31. Jawaban
responden pada faktor ketiga dan keempat ini juga didasarkan oleh ada tidaknya pengaruh gereja dan tokoh gereja yang mereka akui seperti pada tabel dan tabel.
Faktor yang terakhir atau yang kelima pada penelitian ini adanya Pengaruh tokoh politik berlatar belakang dari gereja HKBP seperti Luhut Pandjaitan, Trimedya
Panjaitan, maupun Maruarar Sirait. Aktifnya tokoh – tokoh politik berlatar belakang HKBP tersebut membuat jemaat gereja HKBP juga bersimpatik dengan salah satu
calon Presiden yang ada. Hal ini ditunjukkan dengan sebesar 40 jemaat gereja HKBP mengakui dengan adanya tokoh – tokoh tersebut membuat mereka lebih
simpatik dan membuat pertimbangan dengan memilih calon Presiden tersebut, namun sebesar 60 jemaat gereja HKBP mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah faktor
untuk memilih calon Presiden.
Universitas Sumatera Utara
85
Tabel 3.25 Deskripsi Jawaban Responden tentang calon PresidenWakil Presiden yang
dipilih pada Pilpres tahun 2014 Pilihan
Frekuensi Persentase
Tidak menjawab 10
10 Prabowo Subianto - Hatta Rajasa
1 1
Joko Widodo - Jusuf Kalla 89
89
Total 100
100
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Pemilihan Presiden tahun 2014 dimenangkan oleh pasangan Jokowi Jusuf
Kalla yang mencapai angka 53 dan pasangan Prabowo Hatta hanya 47. Dari hasil penelitian ini, sebanyak 89 responden jemaat gereja HKBP di kota Medan mengaku
memilih Jokowi dan Jusuf Kalla. Hal ini membuktikan bahwa jemaat gereja HKBP lebih memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai calon Presiden mereka, dan
tentunya suara dari gereja HKBP di kota Medan membantu kemenangan pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla. Hal ini selaras dengan daerah Tapanuli yang mempunyai
mayoritas suku Batak Toba, seperti Humbang Hasundutan, Samosir, Toba Samosir yang rataan memilih Jokowi dan Jusuf Kalla mencapai 90. Dari hasil ini juga
didapati bahwa hanya 1 jemaat gereja HKBP yang memilih pasangan Prabowo dan Hatta, sementara 10 tidak menjawab pertanyaan dimana terdapat 6 didalamnya
Universitas Sumatera Utara
86
yang tidak memilih pada Pemilihan Presiden tahun 2014 dan 4 sisanya merahasiakan pilihan mereka pada Pemilihan Presiden tahun 2014 yang lalu.
Tabel 3.26 Deskripsi Jawaban Responden tentang alasan memilih pasangan Jokowi dan
Jusuf Kalla Pilihan
Frekuensi Persentase
Tidak menjawab 20
20 Kedekatan calon Presiden
Wakil Presiden terhadap Gereja HKBP
23 23
Kedekatan calon Presiden Wakil Presiden dengan
masyarakat Batak Toba 7
7
Kedekatan calon Presiden Wakil Presiden dengan Agama
Kristen Protestan 39
39
Universitas Sumatera Utara
87
Kedekatan calon Presiden Wakil Presiden dengan tokoh
politik berlatar belakang HKBP 11
11
Total 100
100
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Berdasarkan tabel 3.26 jemaat gereja HKBP pada penelitian ini mempunyai
beberapa alasan yang berbeda untuk memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla, mulai dari kedekatan calon Presiden terhadap Gereja HKBP, kedekatan calon Presiden
dengan masyarakat Batak Toba secara umum bukan hanya suku Batak Toba yang bergereja di HKBP, kedekatan dengan agama Kristen Protestan secara umum bukan
hanya agama Kristen yang bergereja di HKBP, dan juga kedekatan calon Presiden dengan tokoh politik berlatar belakang HKBP. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa alasan jemaat HKBP memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla yang paling tinggi diikuti oleh faktor mereka melihat kedekatan pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla
dengan masyarakat yang beragama Kristen Protestan yaitu sebesar 39. Kunjungan- kunjungan yang dilakukan pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla terlebih pada Jokowi ke
daerah-daerah seperti Tapanuli, Papua, Nias dan juga kunjungan di daerah yang mempunyai banyak agama Kristen menarik simpatik jemaat Gereja HKBP untuk
memilih pasangan ini.
Universitas Sumatera Utara
88
Alasan tertinggi kedua jemaat gereja HKBP memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla berdasarkan kedekatan pasangan ini terhadap gereja HKBP, alasan ini
menunjukkan hasil sebesar 23. Jemaat gereja HKBP menganggap kunjungan Jokowi ke Tapanuli sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat Batak Toba. Hal
ini membuat jemaat gereja HKBP lebih memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla dibandingkan dengan Prabowo dan Hatta. Sementara 11 alasan mereka memilih
Jokowi dan Jusuf Kalla adalah dengan melihat kedekatan pasangan ini pada tokoh – tokoh politik berlatar belakang HKBP, seperti yang paling menonjol yaitu Luhut
Pandjaitan, lalu Trimedya Pandjaitan, dan Maruarar Sirait. Hal ini membuat jemaat gereja HKBP melihat pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla tidak membedakan suku
dengan percaya dengan orang – orang berlatar belakang HKBP tersebut. Alasan terakhir adalah mereka memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla adalah kedekatan
pasangan ini dekat kepada masyarakat Batak Toba secara umum baik bergereja selain HKBP seperti GKPI, GBI, atau Gereja Methodist. Alasan ini menunjukkan hasil
sebesar 7, sementara itu sebanyak 20 tidak menjawab alasan memilih Jokowi dan Jusuf Kalla, dengan pembagian 9 memilih Jokowi dan Jusuf Kalla namun tidak
memberikan alasan mengapa mereka memilih pasangan ini, kemudian sebesar 11 sisanya tidak memilih pasangan ini, merahasiakan pilihannya, dan tidak ikut memilih
pada Pemilihan Presiden tahun 2014.
Universitas Sumatera Utara
89
Tabel 3.27 Deskripsi Jawaban Responden tentang alasan tidak memilih pasangan
Prabowo-Hatta Pilihan
Frekuensi Persentase
Tidak menjawab 28
28 Tidak dekatnya calon Presiden Wakil
Presiden terhadap Gereja HKBP 21
21
Tidak dekatnya calon Presiden Wakil Presiden dengan masyarakat Batak Toba
8 8
Tidak dekatnya calon Presiden Wakil Presiden dengan Agama Kristen Protestan
42 42
Kedekatan calon dengan Gereja lain Gereja Bethel Indonesia
1 1
Total 100
100
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Berdasarkan tabel 3.27 jemaat gereja HKBP memilih pasangan Jokowi dan
Jusuf Kalla juga diikuti dengan beberapa alasan yang membuat mereka tidak memilih pasangan Prabowo dan Hatta. Beberapa alasan yang membuat jemaat gereja HKBP
tidak memilih pasangan Prabowo dan Hatta yaitu tidak dekatnya calon Presiden dan Wakil Presiden terhadap gereja HKBP, tidak dekatnya calon Presiden dan Wakil
Universitas Sumatera Utara
90
Presiden dengan masyarakat Batak Toba secara keseluruhan, tidak dekatnya calon Presiden dan Wakil Presiden dengan masyarakat yang beragama Kristen Protestan,
kemudian kedekatan calon Presiden dengan Gereja dari aliran yang berbeda seperti GBI.
Berdasarkan tabel , hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alasan terbesar jemaat gereja HKBP tidak mau memilih pasangan Prabowo dan Hatta yaitu tidak
dekatnya pasangan Prabowo dan Hatta dengan masyarakat yang beragama Kristen Protestan dengan hasil sebanyak 42. Kurangnya kunjungan – kunjungan yang
dilakukan pasangan Prabowo dan Hatta membuat jemaat HKBP kurang simpatik memilih pasangan tersebut. Alasan kedua terbesar yaitu kurang dekatnya pasangan
Prabowo dan Hatta dengan gereja HKBP dengan hasil sebanyak 21. Dalam konteks ini, pasangan ini juga kurang berkunjung atau menarik simpatik jemaat gereja HKBP
pada umumnya d. Kedua alasan tersebut adalah alasan yang hasil yang paling tinggi dibanding alasan yang lain, dimana alasan ketiga tidak dekatnya pasangan ini
terhadap masyarakat Batak Toba secara umum dengan hasil sebanyak 8, kemudian faktor kedekatan pasangan ini dengan aliran Gereja yang lain seperti GBI hanya 1.
Alasan – alasan tersebut yang membuat pasangan ini tidak menarik simpatik jemaat HKBP sehingga hanya 1 yang memilih pasangan ini.
Universitas Sumatera Utara
91
Tabel 3.28 Deskripsi Jawaban Responden tentang alasan tidak memilih
pasangan Jokowi-Jusuf Kalla Pilihan
Frekuensi Persentase
Tidak menjawab 100
100 Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016
Sebanyak 1 yang memilih Prabowo dan Hatta tidak mengatakan apa alasannya tidak memilih Jokowi dan Jusuf Kalla.
3.3.2 Analisis Jawaban Responden
Berikut ini merupakan analisis jawaban responden tentang kepercayaan responden dengan kelembagaan agama dan sikap – sikap yang ada pada jemaat gereja
HKBP, kemudian analisis tentang pertanyaan besar penelitian ini, yaitu seberapa besar pengaruh gereja HKBP dalam mempengaruhi pilihan politik jemaat gereja
HKBP, serta bagaimana pilihan politik jemaat gereja HKBP pada Pemilihan Presiden tahun 2014 yang lalu.
Universitas Sumatera Utara
92
Tabel 3.29 Perbandingan kepercayaan rujukan terhadap kelembagaan agama dan
kepercayaan tokoh gereja
Kepercayaan terhadap Kelembagaan agama
Persentase Kepercayaan terhadap
tokoh gereja Persentase
Ya 34 Ya 47 Tergantung
Masalahnya 13 Tergantung
Masalahnya 22
Tidak 54 Tidak 31 Total 100 Total 100
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Berdasarkan tabel 3.29 dapat dilihat bahwa dengan jemaat gereja HKBP lebih
mempercayai tokoh – tokoh gerejanya dibandingkan dengan gereja secara langsung sebagai kelembagaan agama. Dapat dilihat bahwa sebanyak 47 lebih jemaat gereja
HKBP lebih mempercayai tokoh gereja dibandingkan kepercayaan terhadap kelembagaan agama sebanyak 34.
Universitas Sumatera Utara
93
Tabel 3.30 Perbandingan Sikap Positif dan Sikap Negatif pada jemaat gereja HKBP
Sikap Positif Persentase
Sikap Negatif Persentase
Sikap bertanggung jawab
48 Politik adala hal
yang kotor 3
Ingin ikut berpartisipasi
46 Tidak mau tahu
tentang urusan politik
3
Total 94 Total 6 Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016
Berdasarkan tabel 3.30 jemaat gereja HKBP sudah memiliki sikap yang positif dalam hal – hal yang berkaitan tentang politik seperti Pemilihan Presiden.
Sikap positif bisa dilihat dari tabel di atas dimana sebesar 94 jemaat gereja HKBP sudah ikut dalam Pemilihan Presiden tahun 2014 dibandingkan dengan sikap negatif
pada jemaat gereja HKBP hanya sekitar 6. Sikap positif yang terbagi menjadi dua yaitu sikap menjadi garam dan terang dunia bertanggung jawab dan sikap tanggung
jawab sosial kepada Allah ikut berpartisipasi dalam hal – hal yang bersifat politik, dimana sebanyak 48 jemaat gereja HKBP sudah mempunyai sikap bertanggung
jawab dan 46 sudah mempunyai sikap ikut berpartisipasi. Sikap negatif terbagi
Universitas Sumatera Utara
94
menjadi 3, yaitu sikap apolitk politik adalah hal yang kotor, sikap ingin meraih kekuasaan, sikap apatis tidak mau tahu etntang urusan politik. Diantara 3 sikap
tersebut, hanya 2 sikap yang terdapat dari beberapa jemaat gereja HKBP, yaitu sebanyak 3 mempunyai sikap apolitik, dan 3 lagi mempunyai sikap yang apatis.
Dalam hal ini gereja HKBP berhasil membimbing jemaat gereja HKBP bahwa politik bukanlah sesuatu yang harus dihindari.
Tabel 3.31 Pengaruh Gereja HKBP dalam pilihan politik jemaat pada Pemilihan Presiden
Apakah ada arahan dari Gereja HKBP
dalam Pemilihan Presiden Tahun 2014
Siapa calon PresindenWakil Presiden yang dipilih pada Pilpres tahun 2014
Total
Tidak memilihtidak
menjawab Prabowo dan
Hatta Jokowi dan
Jusuf Kalla
Ya Tidak
Total
0 0 18
18 10 1
71 82
10 1 89
100
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Berdasarkan tabel 3.31 dapat dilihat bahwa pengaruh arahan gereja HKBP
pada pilihan politiknya pada Pemilihan Presiden tahun 2014 mengarah kepada pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla. Dari 18 jemaat gereja HKBP yang mengaku
Universitas Sumatera Utara
95
mendapat arahan dari gereja HKBP semuanya memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla, sementara itu 1 yang memilih pasangan Prabowo dan Hatta diambil dari
responden yang tidak mendapat arahan dari gereja HKBP. Arahan dari Gereja HKBP sebanyak 18 yang memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla merupakan salah satu
kemenangan penting pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla di kalangan gereja HKBP di kota Medan. Hasil ini juga menunjukkan bahwa yang tidak mendapat arahan dari
gereja HKBP sebanyak 71 juga memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla. Hal ini menjadi bukti bahwa pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla sangat populer di kalangan
jemaat gereja HKBP. Maka terdapat pengaruh yang di berikan gereja HKBP terhadap jemaatnya melalui arahan dari gereja yang membuat pilihan politik jemaat gereja
HKBP di kota Medan pada Pemilihan Presiden tahun 2014 mengarah kepada pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla.
Tabel 3.32 Pengaruh tokoh Gereja HKBP dalam pilihan politik jemaat pada Pemilihan
Presiden
Apakah pernah ada arahan Tokoh
Pendeta, Sintua, Pengurus HKBP pada
Pilpres tahun 2014 Siapa calon PresindenWakil Presiden yang
dipilih pada Pilpres tahun 2014
Total
Tidak memilihtidak
menjawab Prabowo dan
Hatta Jokowi dan
Jusuf Kalla
Universitas Sumatera Utara
96
Ya Tidak
Total
3 0 36
39 7 1
53 61
10 1 89
100
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Berdasarkan tabel 3.32 dapat dilihat pengaruh yang diberikan tokoh gereja
kepada jemaatnya dalam memilih pada Pemilihan Presiden juga lebih banyak dibandingkan arahan dari gereja HKBP. Arahan dari tokoh gereja HKBP sebanyak
39 diikuti dengan pilihan politik jemaat gereja HKBP yang memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla sebanyak 36, sementara dari 1 yang memilih pasangan
Prabowo dan Hatta diambil dari responden yang tidak mendapat arahan dari tokoh gereja. Hal ini membuktikan bahwa tokoh gereja HKBP lebih intens untuk ikut
mempengaruhi jemaat gereja HKBP dalam menentukan pilihan politiknya. Jemaat gereja HKBP yang mendapat pengaruh dari tokoh gereja juga mengikuti arahan
tersebut dan membuat keputusannya dalam pilihan politiknya. Jika dilihat dari hasil tersebut, maka terdapat pengaruh yang di berikan tokoh gereja HKBP terhadap
jemaatnya melalui arahan tokoh gereja seperti Pendeta, Sintua, Pengurus Gereja yang membuat pilihan politik jemaat gereja HKBP di kota Medan pada Pemilihan Presiden
tahun 2014 mengarah kepada pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla.
Universitas Sumatera Utara
97
Tabel 3.33 Perbandingan Alasan memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla dan Alasan
tidak memilih pasangan Prabowo dan Hatta Alasan memilih Jokowi
dan Jusuf Kalla Persentase Alasan
tidak memilih Prabowo
dan Hatta Persentase
Kedekatan calon Presiden Wakil Presiden
terhadap Gereja HKBP 23
Tidak dekatnya calon Presiden Wakil
Presiden terhadap Gereja HKBP
21
Kedekatan calon Presiden Wakil Presiden
dengan masyarakat Batak Toba
7 Tidak dekatnya calon
Presiden Wakil Presiden dengan
masyarakat Batak Toba
8
Kedekatan calon Presiden Wakil Presiden
dengan Agama Kristen Protestan
39 Tidak dekatnya calon
Presiden Wakil Presiden dengan
Agama Kristen 42
Universitas Sumatera Utara
98
Protestan Kedekatan calon
Presiden Wakil Presiden dengan tokoh politik
berlatar belakang HKBP 11
Kedekatan calon dengan Gereja lain
Gereja Bethel Indonesia
1
Tidak menjawab 20
Tidak menjawab 28
Total 100 Total
100
Sumber : data primer, diolah oleh peneliti 2016 Berdasarkan tabel 3.33 dapat dilihan perbandingan alasan jemaat gereja
HKBP yang memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla dan yang tidak memilih Prabowo dan Hatta. Melihat alasan yang pertama yaitu kedekatan calon Presiden dan
Wakil Presiden terhadap gereja HKBP, responden jemaat gereja HKBP memberikan kecenderungan kebalikannya dari alasan tersebut yang membuat mereka tidak
memilih pasangan Prabowo dan Hatta. Dilihat dari hasilnya terdapat 23 yang memilih karena kedekatan pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla dan berbeda sedikit yaitu
sebesar 21 yang tidak memilih pasangan Prabowo dan Hatta karena alasan tidak dekatnya pasangan ini kepada gereja HKBP. Alasan kedua juga berbeda sedikit,
dimana 7 memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla dikarenakan pasangan ini dekat dengan masyarakat Batak Toba secara umum, sementara 8 tidak memilih
Prabowo dan Hatta karena tidak dekatnya pasangan ini dengan masyarakat Batak
Universitas Sumatera Utara
99
Toba. Alasan ketiga adalah yang paling tinggi dimana jemaat gereja HKBP memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla karena mereka melihat pasangan ini dekat dan
simpatik dengan agama Kristen Protestan secara umum, dan diikuti alasan mereka tidak memilih pasangan Prabowo dan Hatta karena mereka tidak melihat adanya
pasangan ini dekat dengan agama Kristen Protestan yaitu sebesar 42. Alasan yang lainnya dapat dilihat bahwa tokoh – tokoh politik berlatar belakang HKBP seperti
Luhut Pandjaitan, Trimedya Pandjaitan, Maruarar Sirait yang mendukung pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla juga cukup menarik perhatian jemaat gereja HKBP dengan
sebanyak 11 jemaat gereja HKBP memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla karena alasan ini, sementara ada alasan yang lain yang membuat jemaat gereja HKBP tidak
memilih pasangan Prabowo dan Hatta yaitu karena adanya kedekatan pasangan ini dengan Gereja yang lain seperti GBI, namun hasilnya cukup kecil yaitu sebanyak 1.
Universitas Sumatera Utara
100
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada jemaat gereja HKBP di Kota Medan mengenai Pengaruh Gereja terhadap pilihan politik jemaat pada
Pemilihan Presiden tahun 2014 yang telah dianalisis pada BAB III, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Latar belakang jemaat gereja HKBP di kota Medan sudah berada pada tingkat menengah, dimana dari tingkat pendidikan yang mayoritas di
tingkat SMA, kemudia penghasilan yang didapat pada jemaat gereja HKBP juga sudah berada di tingkat menengah yaitu sekitar Rp 2.000.000.
Karakteristik mengenai pekerjaan melihat latar belakang pekerjaan di daerah perkotaan yaitu Wiraswasta. Melihat faktor-faktor sosiologis
tersebut jemaat gereja HKBP masih cenderung melihat pilihan politiknya berdasarkan faktor – faktor kedekatan pribadi terhadap agama, suku,
maupun organisasi keagamaan. 2. Jemaat gereja HKBP di kota Medan mempunyai tingkat kepercayaan yang
cukup tinggi terhadap Gereja HKBP dan tokoh gereja HKBP. Hal ini dapat dilihat dari hasil tingkat kepercayaan terhadap kelembagaan
Universitas Sumatera Utara
101
keagamaan HKBP mencapai 34 dan terhadap tokoh gereja HKBP yang mencapai 47.
3. Jemaat gereja HKBP di kota Medan sudah mempunyai sikap – sikap positif pada Pemilihan Presiden tahun 2014 yang lalu, sebanyak 94 ikut
memilih dalam Pemilihan Presiden dengan sikap bertanggung jawab dan sikap ikut berpartisipasi dalam kegiatan politik yang ada. Dalam hal ini
gereja HKBP berhasil membimbing jemaat gereja HKBP untuk tidak menghindari kegiatan politik, karena pada dasarnya gereja HKBP
menganggap politik bukanlah sesuatu hal yang kotor. 4. Sumber informasi pada Pemilihan Presiden tahun 2014 mempunyai faktor
penting pada penyebaran informasi melalui media dan lingkungan. Faktor televisi dan koran menjadi hal yang paling tinggi dalam penyebaran
informasi pada Pemilihan Presiden tahun 2014. Namun faktor lingkungan seperti informasi dari teman gereja juga sangat tinggi yang mencapai 50.
5. Gereja HKBP ikut mensosialisasikan dan membimbing jemaat gereja HKBP agar berpartisipasi serta membimbing jemaat gereja HKBP
menjadi jemaat yang cerdas. Hal ini dibuktikan dengan sebanya 75 gereja HKBP di kota Medan ikut mensosialisasikan atau menghimbang
jemaatnya untuk ikut memilih dalam Pemilihan Presiden tahun 2014.
Universitas Sumatera Utara
102
6. Terdapat pengaruh gereja HKBP terhadap jemaat gereja HKBP pada Pemilihan Presiden tahun 2014 yaitu sebesar 18, dan pengaruh dari
tokoh gereja HKBP sebanyak 39. Pengaruh ini juga disetujui oleh jemaat gereja HKBP dimana sebanyak 31 mengikuti serta menyetujui
adanya arahan pada Pemilihan Presiden dan sebanyak 27 menjadikannya sebagai pilihan politiknya. Pengaruh Gereja diikuti dengan
pilihan politik jemaatnya, dimana sebanyak 89 memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla, dan semuanya yang pernah mendapat arahan dari
gereja HKBP maupun dari tokoh gereja HKBP. 7. Melihat Hasil arahan dan pilihan politik jemaat gereja HKBP, maka dapat
disimpulkan secara tidak resmi namun nyata bahwa Gereja HKBP baik melalui tokoh – tokoh gerejanya lebih memilih pasangan Jokowi dan Jusuf
Kalla karena dianggap lebih baik dari pasangan Prabowo dan Hatta. 8. Berdasarkan hasil penelitian ini jemaat gereja HKBP mempunyai
kecenderungan memilih calon pasangan yang mempunyai kedekatan yang lebih banyak kepada masyarakat beragama Kristen Protestan. Dari hasil
penelitian ini dapat dilihat bahwa kriteria mereka memilih calon Presiden sebanya 57 melihat calon Presiden yang mempunyai kedekatan dengan
masyarakat yang beragama Kristen Protestan
Universitas Sumatera Utara
103
9. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa jemaat gereja HKBP di kota Medan hampir keseluruhan memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla
pada Pemilihan Presiden tahun 2014 dikarenakan pengaruh dari gereja maupun tokoh gereja HKBP maupun faktor kriteria yang ada pada
penelitian ini. Hal ini dibuktikan dengan hasil sebanyak 89 memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla, dan hanya 1 yang memilih pasangan
Prabowo dan Hatta. 10. Alasan yang paling tertinggi memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla
adalah kedekatan pasangan ini terlebih khusus Calon Presiden yaitu Joko Widodo kepada masyarakat beragama Kristen Protestan. Jemaat gereja
HKBP menganggap pasangan ini netral terhadap semua agama yang ada.
Universitas Sumatera Utara
104
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian kuantitatif yang telah dilakukan, maka saran peneliti adalah :
A. Disarankan kepada Gereja HKBP untuk meminimalisir kecenderungan Gereja untuk ikut dalam politik praktis, namun bukan berarti Gereja tidak
selalu ingin ikut campur dalam kegiatan politik. B. Disarankan kepada jemaat gereja HKBP untuk mempertahankan sikap
positif sesuai teori Pemikiran Politik Teologia Kristen. C. Disarankan kepada jemaat gereja HKBP untuk menjadi Pemikir yang
lebih nasionalis dalam memilih maupun yang mengenai hal-hal yang berkaitan dengan politik.
Universitas Sumatera Utara
26
BAB II SEJARAH DAN PROFIL GEREJA HKBP
2.1 Sejarah Gereja Huria Kristen Batak Protestan
Gereja Huria Kristen Batak Protestan lahir pada tanggal 7 Oktober 1861 yang ditetapkan melalui Sinode Pertama. Gereja HKBP dibawa oleh Misionaris Jerman
dan Belanda yang merupakan asal nama Gereja HKBP yaitu Pdt. Heine, Pdt. Klemmer, Pdt. Betz, dan Pdt. Asselt. Penetapan hari jadi HKBP tanggal 7 Oktober
1861 memiliki makna sejarah dan teologis yang mendalam. Tanggal 7 Oktober 1861 menjadi titik balik sejarah penginjilan dan sejarah Gereja HKBP. Sejarah penginjilan
dan sejarah gereja adalah ibarat dua sisi dari satu mata uang logam yang sama. Gereja tanpa penginjilan bukanlah Gereja.itulah sebabnya peristiwa 7 oktober 1861 diartikan
dan dimaknai dari dua segi, yakni penginjilan dan gereja. hasilpenginjilan ditanah batak adalah agama kristenatau kekristenan yang didalamnya terdapat sejumlah
jemaat atau pargodungan setasi sending dan sekaligus huriajemaat. jemaat-jemaat tersebu sejak awal sudah diarahkan akan membentuk sebuah gereja-sending yang
kelak menjadi sebuah gereja yang mandiri dari lembaga zending barat RMG. Pada awalnya tanggal 7 oktober 1861 adalah titik balik penginjilan dari
lembaga sending Rhein di dunia ini.karena jauh sebelum tahun 1861 sending Rhein telah membuka daerah penginjilannya di Namibia-Afrika selatan, China, Kalimantan
Universitas Sumatera Utara
27
dan di Amerika utara. tetapi sejak 7 oktober 1861 dibuka pula satu daerah penginjilan baru di Sumatera, di Bataklanden atau tanah Batak. Daerah penginjilan baru ini
diberinama Battamission yang dikemudian hari disebut Batakmission atau Mission – Batak. Tanggal lahir Batakmission ditentukan pada 7 Oktober 1861 bertepatan
dengan tanggal dari rapat pertama para penginjil utusan RMG du tanah Batak. hari lahir Batakmission tersebut disambut pengurus sending Rhein RMG di Jerman
dengan rasa sukacita. Selanjutnya perkembangan Gereja HKBP dilanjutkan oleh Ephorus pertama
Gereja HKBP yaitu Pdt. I. L. Nommensen yang melalui banyak rintangan untuk mengembangkan Gereja HKBP di Tanah Batak. Penolakan – penolakan yang pada
awalnya dilakukan suku Batak mulai mencair saat Pdt Nommensen berhasil membaptis 4 pasangan suami istri pada tanggal 27 Agustus tahun 1865 di Silindung.
Kemudian berlanjut hingga 20 sampai 50 orang ikut dalam suatu acara ibadah. Perkembangan agam Kristen semakin terasa setelah Pdt. Nommensen membangun
sebuah perkampungan yang dinamakan Desa Huta Dame di Saitnihuta. Pada mulanya, Huta Dame dikelilingi dinding pengamanan dan dijaga setiap hari oleh
orang-orang yang belum mengikuti Kristen, namun di kemudian hari semakin banyak yang menjadi agama Kristen. Setelah 3 tahun perkembangan agama Kristen menjadi
lebih cepat setelah dibaptisnya Raja Batak Pontas Lumbantobing yang diikuti oleh masyarakat setempat.
Universitas Sumatera Utara
28
Setelah itu ia pergi ke Humbang dan tiba di Desa Huta Ginjang. Kemudian pada 1876 ia berangkat ke Toba ditemani Pendeta Johannsen dan sampai di Balige.
Tetapi, akibat situasi yang gawat waktu itu, ketika pertempuran antara pasukan Sisingamangaraja XII dengan pasukan Belanda sedang terjadi, mereka pun
menangguhkan perjalanan dan kembali ke Silindung. Pada 1886 Nommensen kembali ke Toba Laguboti dan Sigumpar, setelah pada 1881 Pendeta Kessel dan
Pendeta Pilgram tiba dan berhasil menyebarkan injil di sana. Misi kedua pendeta ini kemudian dilanjutkan oleh Pendeta Bonn yang telah mendapat restu dari Raja Ompu
Tinggi dan Raja Oppu Timbang yang menyediakan lahan gedung sekolah di Laguboti. Pendeta Boon pindah dari Sigumpar ke Pangaloan dan Nommensen
menggantikan tugasnya. Sepeninggalan Boon, Nommensen mendapat rintangan di mana sempat terjadi perdebatan sesama penduduk atas izin sebidang tanah. Setelah
akhirnya mendapat persetujuan dari penduduk, ia pun mendirikan gereja, sekolah, balai pengobatan, lahan pertanian dan tempat tinggalnya di sana. Konsep
pembangunan satu atap ini disebut dengan “pargodungan”, yang menjadi karakter setiap pembangunan gereja Protestan di Tanah Batak. Dari Sigumpar, Nommensen
bersama beberapa pendeta lainnya melanjutkan zending dengan menaiki “solu” perahu melintasi Danau Toba yang dikaguminya menuju Pulau Samosir. Maka,
pada 1893 Pendeta J. Warneck pun tiba di Nainggolan, 1898 Pendeta Fiise di Palipi, 1911 Pendeta Lotz di Pangururan dan 1914 Pendeta Bregenstroth di Ambarita. Misi
Universitas Sumatera Utara
29
zending tak berhenti sampai di sana. Nommensen lalu mengajukan permohonan kepada RMG Barmen agar misinya diperluas hingga wilayah Simalungun.
Permohonan itu ditanggapi dengan mengutus Pendeta Simon, Pendeta Guillaume dan Pendeta Meisel menuju Sigumpar pada 16 Maret 1903. Dari sana mereka pergi ke
Tiga Langgiung, Purba, Sibuha-buhar, Sirongit, Bangun Purba, Tanjung Morawa, Medan, Deli Tua, Sibolangit dan Bukum. Bersama Nommensen, mereka pun
melanjutkan perjalanan melalui Purba, Raya, Pane, Dolok Saribu hingga Onan Runggu.
Huria Kristen Batak Protestan HKBP cepat berkembang hingga sekarang. HKBP adalah gereja Protestan terbesar di kalangan masyarakat Batak, bahkan juga di
antara Gereja-gereja Protestan yang ada di Indonesia, dan menjadikannya pula organisasi keagamaan terbesar ketiga setelah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Gereja ini tumbuh dari misi RMG Rheinische Missionsgesellschaft dari Jerman dan resmi berdiri pada 7 Oktober 1861.Saat ini, HKBP memiliki jemaat sekitar 6 juta
anggota di seluruh Indonesia. HKBP juga mempunyai beberapa gereja di luar negeri, seperti di Singapura, Kuala Lumpur, Los Angeles, New York, Seattle dan di negara
bagian Colorado. Meski memakai nama Batak, HKBP juga terbuka bagi suku bangsa lainnya. Sejak pertama kali berdiri, HKBP berkantor pusat di Pearaja Kabupaten
Tapanuli Utara, Sumatera Utara yang berjarak sekitar 1 km dari pusat kotaTarutung, ibu kota kabupaten tersebut. Pearaja merupakan sebuah desa yang terletak di
Universitas Sumatera Utara
30
sepanjang jalan menuju kota Sibolga ibu kota Kabupaten Tapanuli Tengah. Kompleks perkantoran HKBP, pusat administrasi organisasi HKBP, berada dalam
area lebih kurang 20 hektar. Di kompleks ini jugaEphorus =uskup sebagai pimpinan tertinggi HKBP berkantor. HKBP adalah anggota Persekutuan Gereja-gereja di
Indonesia PGI, anggota Dewan Gereja-gereja Asia CCA, dan anggota Dewan Gereja-gereja se-Dunia DGD. Sebagai gereja yang berasaskan ajaran Lutheran,
HKBP juga menjadi anggota dari Federasi Lutheran se-Dunia Lutheran World Federation yang berpusat di Jenewa, Swiss.
Universitas Sumatera Utara
31
2.2 Struktur dan Tugas Kepengurusan Gereja HKBP Gambar 2.1
Sumber : HKBP HKBP ditata mengikuti sistem keuskupan, mirip dengan Gereja-gereja yang
menganut sistem episkopal seperti Gereja Katolik Roma, Gereja Anglikan, Gereja Methodist, dll. Pimpinan tertingginya disebut Ephorus. Ephorus HKBP yang pertama
adalah Dr.I.L. Nommensen dan saat Ephorus saat ini yaitu Pdt. Willem Simarmata, Ephorus
Sekjen HKBP
Departemen
Praeses
Distrik Departemen
Marturia
Jemaat Departemen
Koinonia
Ressort Departemen
Diakonia
Universitas Sumatera Utara
32
MA. Ephorus dibantu oleh seorang Sekretaris Jenderal dan sejumlah Kepala Departemen. Terdapat 3 Kepala Departemen yaitu Kepala Departemen Koinonia,
Kepala Departemen Marturia, dan Kepala Departemen Diakonia. Di bawahnya adalah praeses yang memimpin distrik-distrik gereja, sementara di bawah distrik terdapat
resort yang dipimpin oleh pendeta resort, dan di tingkat yang paling bawah adalah jemaat individual yang dipimpin oleh pendeta. Saat ini HKBP mempunyai 28 praeses
di seluruh Indonesia. Dalam pelayanannya, seorang pendeta HKBP biasanya dibantu oleh Guru Huria, sementara ada pula jabatan lain yaitu Bibelvrouw dan diakones.
Adapun tugas – tugas dari jabatan struktur HKBP adalah sebagai berikut:
1. Ephorus
Ephorus adalah yang memimpin segenap HKBP dan wakil HKBP terhadap pemerintah, gereja dan badan-badan organisasi lainya.Jabatannya harus diembannya
sesuai dengan Konfesi, Tata Gereja dan Siasat Gereja HKBP. Periode kepemimpinannya selama 4 tahun dan dia dapat dipilih kembali untuk mimpin
selama 2 periode. Adapun yang menjadi tugas-tugas Eporus sesuai dengan Aturan dan Peraturan HKBP 1994-2004 adalah sebagai berikut:
a. Menggembalakan jemaat-jemaat dan pelayan-pelayan di segenap HKBP.
Universitas Sumatera Utara
33
b. Melaksanakan pembinaan terhadap pelayan-pelayan tahbisan dalam rangka upaya meningkatkan kemampuan mereka melaksanakan tugas-
tugas pelayanannya, terutama dalam pelayanan firman dan penggembalaan.
c. Memelihara dan menyuarakan tugas kenabian HKBP terhadap pemerintah atau penguasa melalui kata-kata maupun perbuatan nyata
untuk menegakkan kebenaran dan keadilan di tengahtengah bangsa dan negara.
d. Mewakili HKBP terhadap pemerintah, gereja, dan badan-badan lain di dalam maupun di luar negeri.
e. Memimpin segenap HKBP bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal dan kepala departemen berdasarkan Alkitab, Konfessi, Aturan
Paraturan, dan Peraturan Penggembalaan dan Siasat Gereja sebagai manifestasi kepatuhannya kepada Yesus Kristus, Raja Gereja. Ephorus
dapat mendelegasikan wewenang melaksanakan tugas-tugas tertentu kepada Sekretaris Jenderal, kepala departemen, atau praeses sesuai
dengan kebutuhannya. f. Menyelenggarakan Sinode Agung sesuai dengan ketentuan
persidangan Sinode Agung. g. Memimpin Rapat Pimpinan HKBP.
Universitas Sumatera Utara
34
h. Melantik praeses. i. Memimpin Rapat Praeses.
j. Mempersiapkan dan menyusun Rencana Induk Pengembangan Pelayanan HKBP yang akan disampaikan kepada Sinode Agung untuk
ditetapkan. k. Menyusun Rencana Strategis HKBP untuk disampaikan ke Sinode
Agung, dan Rencana Tahunan dan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja yang akan disampaikan kepada Majelis Pekerja Sinode untuk
ditetapkan. l. Mengunjungi jemaat-jemaat untuk memimpin upacara penahbisan
gereja dan peletakan batu alas. m. Menahbiskan pendeta, guru jemaat, bibelvrouw, diakones, dan
evangelis. n. Menyampaikan Laporan Tahunan dan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugasnya memimpin HKBP ke Sinode Agung. o. Menyusun Almanak HKBP.
p. Menerbitkan surat-surat ketetapan tentang jemaat, resort, distrik baru, yayasan, lembaga, dan komisi, demikian juga yang berhubungan
dengan personalia. q. Menerima usul amandemen terhadap Aturan Peraturan HKBP.
Universitas Sumatera Utara
35
2. Sekertaris Jenderal