26
BAB II SEJARAH DAN PROFIL GEREJA HKBP
2.1 Sejarah Gereja Huria Kristen Batak Protestan
Gereja Huria Kristen Batak Protestan lahir pada tanggal 7 Oktober 1861 yang ditetapkan melalui Sinode Pertama. Gereja HKBP dibawa oleh Misionaris Jerman
dan Belanda yang merupakan asal nama Gereja HKBP yaitu Pdt. Heine, Pdt. Klemmer, Pdt. Betz, dan Pdt. Asselt. Penetapan hari jadi HKBP tanggal 7 Oktober
1861 memiliki makna sejarah dan teologis yang mendalam. Tanggal 7 Oktober 1861 menjadi titik balik sejarah penginjilan dan sejarah Gereja HKBP. Sejarah penginjilan
dan sejarah gereja adalah ibarat dua sisi dari satu mata uang logam yang sama. Gereja tanpa penginjilan bukanlah Gereja.itulah sebabnya peristiwa 7 oktober 1861 diartikan
dan dimaknai dari dua segi, yakni penginjilan dan gereja. hasilpenginjilan ditanah batak adalah agama kristenatau kekristenan yang didalamnya terdapat sejumlah
jemaat atau pargodungan setasi sending dan sekaligus huriajemaat. jemaat-jemaat tersebu sejak awal sudah diarahkan akan membentuk sebuah gereja-sending yang
kelak menjadi sebuah gereja yang mandiri dari lembaga zending barat RMG. Pada awalnya tanggal 7 oktober 1861 adalah titik balik penginjilan dari
lembaga sending Rhein di dunia ini.karena jauh sebelum tahun 1861 sending Rhein telah membuka daerah penginjilannya di Namibia-Afrika selatan, China, Kalimantan
Universitas Sumatera Utara
27
dan di Amerika utara. tetapi sejak 7 oktober 1861 dibuka pula satu daerah penginjilan baru di Sumatera, di Bataklanden atau tanah Batak. Daerah penginjilan baru ini
diberinama Battamission yang dikemudian hari disebut Batakmission atau Mission – Batak. Tanggal lahir Batakmission ditentukan pada 7 Oktober 1861 bertepatan
dengan tanggal dari rapat pertama para penginjil utusan RMG du tanah Batak. hari lahir Batakmission tersebut disambut pengurus sending Rhein RMG di Jerman
dengan rasa sukacita. Selanjutnya perkembangan Gereja HKBP dilanjutkan oleh Ephorus pertama
Gereja HKBP yaitu Pdt. I. L. Nommensen yang melalui banyak rintangan untuk mengembangkan Gereja HKBP di Tanah Batak. Penolakan – penolakan yang pada
awalnya dilakukan suku Batak mulai mencair saat Pdt Nommensen berhasil membaptis 4 pasangan suami istri pada tanggal 27 Agustus tahun 1865 di Silindung.
Kemudian berlanjut hingga 20 sampai 50 orang ikut dalam suatu acara ibadah. Perkembangan agam Kristen semakin terasa setelah Pdt. Nommensen membangun
sebuah perkampungan yang dinamakan Desa Huta Dame di Saitnihuta. Pada mulanya, Huta Dame dikelilingi dinding pengamanan dan dijaga setiap hari oleh
orang-orang yang belum mengikuti Kristen, namun di kemudian hari semakin banyak yang menjadi agama Kristen. Setelah 3 tahun perkembangan agama Kristen menjadi
lebih cepat setelah dibaptisnya Raja Batak Pontas Lumbantobing yang diikuti oleh masyarakat setempat.
Universitas Sumatera Utara
28
Setelah itu ia pergi ke Humbang dan tiba di Desa Huta Ginjang. Kemudian pada 1876 ia berangkat ke Toba ditemani Pendeta Johannsen dan sampai di Balige.
Tetapi, akibat situasi yang gawat waktu itu, ketika pertempuran antara pasukan Sisingamangaraja XII dengan pasukan Belanda sedang terjadi, mereka pun
menangguhkan perjalanan dan kembali ke Silindung. Pada 1886 Nommensen kembali ke Toba Laguboti dan Sigumpar, setelah pada 1881 Pendeta Kessel dan
Pendeta Pilgram tiba dan berhasil menyebarkan injil di sana. Misi kedua pendeta ini kemudian dilanjutkan oleh Pendeta Bonn yang telah mendapat restu dari Raja Ompu
Tinggi dan Raja Oppu Timbang yang menyediakan lahan gedung sekolah di Laguboti. Pendeta Boon pindah dari Sigumpar ke Pangaloan dan Nommensen
menggantikan tugasnya. Sepeninggalan Boon, Nommensen mendapat rintangan di mana sempat terjadi perdebatan sesama penduduk atas izin sebidang tanah. Setelah
akhirnya mendapat persetujuan dari penduduk, ia pun mendirikan gereja, sekolah, balai pengobatan, lahan pertanian dan tempat tinggalnya di sana. Konsep
pembangunan satu atap ini disebut dengan “pargodungan”, yang menjadi karakter setiap pembangunan gereja Protestan di Tanah Batak. Dari Sigumpar, Nommensen
bersama beberapa pendeta lainnya melanjutkan zending dengan menaiki “solu” perahu melintasi Danau Toba yang dikaguminya menuju Pulau Samosir. Maka,
pada 1893 Pendeta J. Warneck pun tiba di Nainggolan, 1898 Pendeta Fiise di Palipi, 1911 Pendeta Lotz di Pangururan dan 1914 Pendeta Bregenstroth di Ambarita. Misi
Universitas Sumatera Utara
29
zending tak berhenti sampai di sana. Nommensen lalu mengajukan permohonan kepada RMG Barmen agar misinya diperluas hingga wilayah Simalungun.
Permohonan itu ditanggapi dengan mengutus Pendeta Simon, Pendeta Guillaume dan Pendeta Meisel menuju Sigumpar pada 16 Maret 1903. Dari sana mereka pergi ke
Tiga Langgiung, Purba, Sibuha-buhar, Sirongit, Bangun Purba, Tanjung Morawa, Medan, Deli Tua, Sibolangit dan Bukum. Bersama Nommensen, mereka pun
melanjutkan perjalanan melalui Purba, Raya, Pane, Dolok Saribu hingga Onan Runggu.
Huria Kristen Batak Protestan HKBP cepat berkembang hingga sekarang. HKBP adalah gereja Protestan terbesar di kalangan masyarakat Batak, bahkan juga di
antara Gereja-gereja Protestan yang ada di Indonesia, dan menjadikannya pula organisasi keagamaan terbesar ketiga setelah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Gereja ini tumbuh dari misi RMG Rheinische Missionsgesellschaft dari Jerman dan resmi berdiri pada 7 Oktober 1861.Saat ini, HKBP memiliki jemaat sekitar 6 juta
anggota di seluruh Indonesia. HKBP juga mempunyai beberapa gereja di luar negeri, seperti di Singapura, Kuala Lumpur, Los Angeles, New York, Seattle dan di negara
bagian Colorado. Meski memakai nama Batak, HKBP juga terbuka bagi suku bangsa lainnya. Sejak pertama kali berdiri, HKBP berkantor pusat di Pearaja Kabupaten
Tapanuli Utara, Sumatera Utara yang berjarak sekitar 1 km dari pusat kotaTarutung, ibu kota kabupaten tersebut. Pearaja merupakan sebuah desa yang terletak di
Universitas Sumatera Utara
30
sepanjang jalan menuju kota Sibolga ibu kota Kabupaten Tapanuli Tengah. Kompleks perkantoran HKBP, pusat administrasi organisasi HKBP, berada dalam
area lebih kurang 20 hektar. Di kompleks ini jugaEphorus =uskup sebagai pimpinan tertinggi HKBP berkantor. HKBP adalah anggota Persekutuan Gereja-gereja di
Indonesia PGI, anggota Dewan Gereja-gereja Asia CCA, dan anggota Dewan Gereja-gereja se-Dunia DGD. Sebagai gereja yang berasaskan ajaran Lutheran,
HKBP juga menjadi anggota dari Federasi Lutheran se-Dunia Lutheran World Federation yang berpusat di Jenewa, Swiss.
Universitas Sumatera Utara
31
2.2 Struktur dan Tugas Kepengurusan Gereja HKBP Gambar 2.1