Pengaruh Gereja Terhadap Pilihan Politik Jemaat (Studi Kasus :Gereja HKBP di Kota Medan pada Pemilihan Presiden Tahun 2014)

(1)

1. Gambar salah satu sampel Gereja yaitu Gereja HKBP Padang Bulan


(2)

(3)

(4)

NOMOR RESPONDEN : NAMA RESPONDEN : ALAMAT :

JEMAAT GEREJA : KECAMATAN :

HARUS DI ISI DENGAN BENAR (RECONFIRMATION TEST)

Pengantar Wawancara (Informan Consent):

Ass. w. w., Salam sejahtera, Horas, Njuah2, Selamat pagi/siang/sore, saya ..., enumerator yang ditugaskan untuk membantu pengumpulan data SURVAI ”PENGARUH GEREJA DALAM PILIHAN POLITIK JEMAAT” menurut persepsi masyarakat HKBP di Kota Medan. Untuk itu, kami mengharapkan Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Sdra/Sdri berkenan memberikan jawaban atas pertanyaan‐pertanyaan yang akan kami ajukan berikut ini.

Sebelumnya kami menyatakan bahwa Identitas dan SEMUA JAWABAN BAPAK/IBU/Sdra/Sdri DIJAMIN KERAHASIAANNYA. SEMUA DATA AKAN KAMI OLAH UNTUK KEPENTINGAN ILMIAH dan Kepentingan TERBATAS.

Tanggal Wawancara : Wawancara Mulai Pukul : Selesai Wawancara Pukul : Nama Pewawancara :


(5)

2. Suku :____________________________________________________________ 3. Agama :___________________________________________________________ 4. Pendidikan Terakhir:______________________________________________________

5. Jenis Kelamin : 1. Laki‐laki, 2. Perempuan

6. Status Kawin : 1. Kawin, 2. Janda, 3. Duda, 4. Belum Kawin

7. Pekerjaan : ___________________________________________________________ 8. Penghasilan/bulan: RP_______________________

9. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di daerah ini :

1. Kurang dari setahun, 2. 1 – 5 tahun, 3. 6 – 10 tahun, 4. 11 – 15 tahun , 5. Diatas 15 tahun

10. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menjadi Jemaat di Gereja HKBP daerah ini :

1. Kurang dari setahun, 2. 1 – 5 tahun, 3. 6 – 10 tahun, 4. 11 – 15 tahun , 5. Diatas 15 tahun

B. PERTANYAAN

11. Apakah Bapak/Ibu anggota Jemaat Gereja HKBP di daerah sini? a. Ya

b. Tidak

12. Apakah Bapak/Ibu aktif dalam kegiatan di Gereja HKBP di daerah sini? a. Ya

b. Tidak

13. Apakah organisasi atau kelembagaan agama (Gereja HKBP) yang Bapak/ibu ikuti selama ini merupakan rujukan/pedaman Bapak/ibu dalam mengambil keputusan untuk berbagai hal yang berkaitan dengan masalah sosial dan politik?


(6)

Sebutkan satu nama saja: _____________________________________

15. Apakah mempercayai tokoh Gereja tersebut jika memberikan saran/tanggapan dalam pilihan politik, baik dalam pemilihan legislatif, pemilihan kepala daerah, maupun pemilihan presiden?

a. Ya

b. Tergantung masalahnya c. Tidak

16. Apakah dalam Pemilu Presiden tahun 2014 lalu Bapak/Ibu/Sdra/i datang ke TPS untuk memberikan suara?

a. Ya

b. Tidak

17. Jika jawab pertanyaan no.16 dijawab ya,Sebutkan alasan Bapak /Ibu/sdra/i ingin memilih dalam Pemilihan Presiden tahun 2014 yang lalu?

a. Sikap bertanggung jawab

b. Ingin ikut berpartisipasi

18. Jika jawab pertanyaan no.16 dijawab tidak, Sebutkan alasan Bapak /Ibu/sdra/i ingin memilih dalam Pemilihan Presiden tahun 2014 yang lalu ?

a. Politik adalah hal yang kotor

b. Tidak ingin ikut dalam meraih kekuasaan c. Tidak mau tahu tentang urusan politik

19. Darimana Bapak/Ibu tahu informasi tentang Pemilihan Presiden tahun 2014 lalu, sehingga Bapak/Ibu memilih Pasangan tersebut tahun 2014 lalu? (Boleh dipilih lebih dari satu)

a. Keluarga

b. Teman


(7)

k. Lainnya, sebutkan _________________________________

20. Apakah ada sosialisasi/informasi tentang Pemilihan Presiden/Wakil Presiden pada tahun 2014 yang lalu dari Gereja HKBP?

a. Ya

b. Tidak

21. Apakah pernah ada arahan Gereja HKBP pada Pemilihan Presiden Tahun 2014 yang lalu? a. Ya

b. Tidak

22. Apakah pernah ada arahan Tokoh (Pendeta, Sintua, Pengurus) HKBP pada Pemilihan Presiden Tahun 2014 yang lalu?

a. Ya b. Tidak

Jika ada, sebutkan _________________________________

23. Jika ada arahan, Apakah Bapak/Ibu mengikuti arahan tokoh HKBP tokoh HKBP tersebut dalam Pemilihan Presiden Tahun 2014 yang lalu?

a. Ya

b. Tidak

24. Jika ada arahan, Apakah Bapak/Ibu setuju terhadap dengan arahan tersebut?

a. Ya

b. Tidak

25. Jika ada arahan, Apakah arahan tersebut menjadi pilihan politik Bapak/Ibu dalam Pemilihan Presiden tahun 2014 yang lalu?


(8)

No Faktor Ya Tidak 1. Kedekatan Calon Presiden/Wakil Presiden terhadap

agama Kristen Protestan

2. Kedekatan Calon Presiden/Wakil Presiden terhadap Gereja HKBP

3. Pengaruh dari Gereja HKBP

4. Pengaruh tokoh agama/Gereja HKBP (Pendeta, Sintua, Pengurus Gereja)

5. Pengaruh tokoh politik berlatar belakang HKBP(Contoh : Luhut Pandjaitan, Trimedya Panjaitan, Maruarar Sirait) 6. Lainnya, Sebutkan

27. Kalau Boleh Tahu, Siapa calon Presiden/Wakil Presiden yang Bapak/Ibu pilih pada pemilihan Presiden Tahun 2014 yang lalu?

1. Prabowo Subianto – Hatta Rajasa 2. Joko Widodo – Jusuf Kalla

29. Jika memilih pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla, Apa alasannya? a. Kedekatan calon Presiden/Wakil Presiden terhadap Gereja HKBP

b. Kedekatan calon Presiden/Wakil Presiden dengan masyarakat Batak Toba c. Kedekatan calon Presiden/Wakil Presiden dengan Agama Kristen Protestan

d. Kedekatan calon Presiden/Wakil Presiden dengan tokoh politik berlatar belakang HKBP ( Contoh : Luhut Pandjaitan, Trimedya Panjaitan, Maruarar Sirait)

29. Jika memilih pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla, Apa alasan tidak memilih pasagan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa?

a. Tidak dekatnya calon Presiden/ Wakil Presiden terhadap Gereja HKBP


(9)

Kalla?”

Praeses : “Pak Jokowi adalah seorang tokoh yang mempunyai rekam jejak yang baik semasa menjadi walikota Solo dan Gubernur Jakarta, lalu Pemiih HKBP sudah menjadi pemilih yang cerdas menganggap Pak Jokowi bisa membangun bangsa , dekat dengan masyarakat, blusukan ke masyarakat, tentunya membuat jemaat HKBP melihat hal tersebut. Tanpa diajak jemaat HKBP sudah mengerti memilih Pak Jokowi karena rekam jejak beliau.”

Peneliti : “Bagaimana tanggapan amang dengan adanya tokoh-tokoh politik berlatar HKBP seperti Luhut Pandjaitan, Maruarar Sirait, apakah ada pengaruh tokoh – tokoh tersebut?”

Praeses : “Kita akui bahwa ada pengaruh dari tokoh – tokoh Batak tersebut, namun tidak bisa saya menilai seberapa besar pengaruh yang ada, tapi yang pasti tetap ada pengaruh dari tokoh – tokoh tersebut”

Peneliti : “Apakah ada dukungan dari HKBP secara resmi maupun tidak resmi dengan pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla?”

Praeses : “Pemilih kita telah disiapkan, HKBP mengarahkan secara figur kepada jemaat HKBP yang bisa membuat masyarakat sejahtera. Kita mempersiapkan jemaat gereja HKBP agar jemaat gereja dapat memilih yang terbaik untuk dirinya. HKBP mempersiapkan jemaat gereja HKBP untuk menjadi pemikir yang Nasionalis. Kita melihat Prabowo dan Hatta adalah pemikir nasionalis , namun kita harus melihat figur yang lebih sejahtera. HKBP tidak ikut politik praktis


(10)

jemaat gereja HKBP untuk aktif dalam kegiatan politik”

Peneliti : “Sikap apa yang harus dimiliki oleh jemaat gereja HKBP menghadapi masalah politik di Indonesia?”

Praeses : “Politik adalah bukanlah hal yang kotor, politik berasal dari arti negara kata, maka semua jemaat gereja HKBP harus terlibat dan berkoreksi apa itu negara, sehingga manusia merasakan adanya kesejahteraan dan keamanan. Gereja tidak boleh diam saja tentang masalah politik, karena politik bukan hanya masalah politik praktis saja. Politik berkaitan dengan harkat dan martabat manusia. Gereja membebaskan jemaat gerejanya untuk pilihan politiknya. Jemaat gereja harus bersikap positif, karena pemerintahan berasal dari Tuhan. Gereja juga harus tunduk kepada pemerintah sebagai negara namun Gereja harus memberikan suara dengan pemerintah. Gereja HKBP bertanggung jawab dalam mencerdaskan jemaat gereja HKBP untuk ikut memilih dalam setiap pemilihan baik pada Pemilihan Presiden, gereja bertugas mensosialisasikan Pemilihan Presiden dan harus terlibat berpartisipasi dalam mensukseskan Pemilihan Presiden dalam memilih pemimpin negara.”

Peneliti : “HKBP ada institusi Kristen adalah institusi terbesar, bagaimana perkembangannya dari awal?”

Praeses : “Dari awal 1861 misionaris Jerman membawa agama Kristen di Tanah Batak. Misi Allah adalah pelayanan kesehatan, pendidikan dan ekonomi di tanah Batak. Tanah Batak


(11)

ini.”

Peneliti : “Apakah ada konsep politik dalam hal ini kekuasaan pada struktur HKBP khususnya pada Ephorus?”

Praeses : “Kita harapkan siapapun Ephorus dapat melayani secara penuh. Jabatan adalah titipan dari Tuhan, jadi jabatan adalah pelayanan bukanlah kekuasaan. Semakin tinggi jabatan di gereja adalah semakin tinggi tingkat pelayanan yang dilakukan bukan semakin tinggi kekuasaannya. Namun sebagai manusia mempunyai kekurangan sehingga kadang melebihi batas seperti kampanye dan yang lainnya. Namun kita harapkan tidak ada konflik siapapun Pemimpinnya.”


(12)

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Budiardjo, Miriam.2010. Dasar-dasar ilmu politik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Gaffar, Afan.1992. Javanese Voters: a Case Study of Election under a Hegemonic Party System.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Huntington, P, Samuel, Dkk.1990. Partisipasi Politik di Negara Berkembang.Jakarta:

Rineka Cipta.

Pasaribu, Patar. 2004. Dr. Ingwer Ludwig Nomensen Apostel di Tanah Batak. Medan: Universitas HKBP Nommensen.

Plano, C, Jack Dkk.1985. Kamus Analisa Politik.Jakarta : Rajawali Press.

Prihatmoko, J, Joko.2005. Pilkada secara langsung. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sastroatmodjo, Sudijono.1995. Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press. Siahaan, Hotman M. 1986. Pengantar ke Arah Sejarah dan Teori Sosiologi. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Singarimbun, Masri, Dkk. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: Penerbit PT Pustaka LP3ES Indonesia.

Sirait, Saut.2000. Politik Kristen di Indonesia. Jakarta: Penerbit PT. BPK Gunung Mulia.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surbakti, Ramlan.2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedya Widya Sarana. Tim Peneliti Fisip UMM.2006. Perilaku Partai Politik. Malang: UMM Press. Dokumen :


(13)

Almanak HKBP 2015.

Sumber Internet :

http://www.bellarisara08.blogspot.co.id/2012/08/pengertian-gereja.html diakses pada tanggal 8 April 2016 pada pukul 11.32 WIB.

http://www.leimena.org/en/page/v/389/politik-tidak-lagi-tabu-bagi-gereja diakses pada tanggal 10 April 2016 pada pukul 23.22 WIB.

http://www.in-christ.net/blog/yayasan_dan_gereja/gereja_top_ten_hkbp_no_2 diakses pada tanggal 10 April 2016 pada pukul 23.32.


(14)

BAB III

ANALISIS PENGARUH GEREJA HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN TERHADAP PILIHAN POLITIK JEMAAT PADA PEMILIHAN PRESIDEN

TAHUN 2014

3.1Penyajian Data

Setelah penulis telah melakukan penelitian yakni dengan penyebaran kuisioner yang menggunakan wawancara langsung kepada 100 jemaat gereja HKBP di kota Medan, maka diperoleh hasil data pada penelitian ini. Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai hasil data yang telah diperoleh pada gereja HKBP di Kota Medan.

3.2Identitas Responden

3.2.1 Deskripsi Jawaban Responden

Tabel 3.1

Deskripsi Responden Berdasarkan Jemaat Gereja Gereja Frekuensi Persentase

HKBP Ampera 6 6%


(15)

HKBP Dame 6 6%

HKBP Imanuel 6 6%

HKBP Koserna 6 6%

HKBP Maranata 6 6%

HKBP Mawar 6 6%

HKBP Moria 6 6%

HKBP Pabrik Tenun 6 6%

HKBP Padang Bulan 6 6%

HKBP Rogate 6 6%

HKBP Sei Putih 5 6%

HKBP Simpang Limun 6 6%

HKBP Sudirman 5 5%

HKBP Teladan 6 6%

HKBP Tanjung Sari 6 6%

HKBP Uskup Agung Sugiopranoto 6 6%

Total 100 100%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Hasil data survei penelitian ini tersebar pada 17 gereja HKBP yang ada di Kota Medan. Berdasarkan metode penelitian yang telah ada, maka jumlah responden


(16)

dari penelitian ini adalah 100 orang. Terdapat 6 orang responden pada 15 gereja dan 5 orang pada 2 gereja. Adapun gereja yang terpilih dan jumlah responden yang terpilih adalah HKBP Ampera (6 responden), HKBP Bethesda (6 responden), HKBP Dame (6 responden), HKBP Imanuel (6 responden), HKBP Koserna (6 responden), HKBP Maranata (6 responden), HKBP Mawar (6 responden), HKBP Moria (6 responden), HKBP Pabrik Tenun (6 responden), HKBP Padang Bulan (6 responden), HKBP Rogate (6 responden), HKBP Sei Putih (5 responden), HKBP Simpang Limun (6 responden), HKBP Sudirman (5 responden), HKBP Teladan (6 responden), HKBP Tanjung Sari (6 responden), HKBP Uskup Agung Sugiopranoto (6 responden). Gereja – gereja tersebut terpilih dengan accidental sampling, dimana gereja yang didatangi berdasarkan sampel yang kebetulan muncul di daerah yang akan didatangi

Tabel 3.2

Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase

<20 2 2%

21-30 15 15%

31-40 32 32%

41-50 28 28%


(17)

>60 8 8%

Total 100 100%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Karakteristik responden dibagi atas 6 kelompok, yaitu ada 2% responden yang berusia 20 tahun, 15% responden berusia 21 – 30 tahun, 32% responden berusia 31 – 40 tahun, 28% responden berusia 41 – 50 tahun, 15% responden berusia 51 – 60 tahun, dan 8% responden berusia lebih dari 60 tahun. Terdapat usia responden termuda yaitu 20 tahun dan responden tertua yaitu 65 tahun, sementara responden penelitian ini yang paling banyak pada karakteristik usia 31 – 50 tahun yaitu sebesar 60% dan yang paling sedikit adalah pemilih pemula yang berumur 20 tahun yang hanya terdapat 2%.

Tabel 3.3

Deskripsi Responden Berdasarkan Suku Suku Frekuensi Persentase

Batak Toba 100 100%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Karakteristik suku responden yang ada di gereja HKBP adalah suku Batak Toba. Hal ini dikarenakan karakteristik gereja HKBP yang merupakan gereja suku yang dikhususkan kepada suku Batak Toba.


(18)

Tabel 3.4

Deskripsi Responden Berdasarkan Agama

Agama Frekuensi Persentase

Kristen Protestan 100 100%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Gereja HKBP merupakan gereja bagi agama Kristen Protestan, maka semua responden yang ada 100% beragama Kristen Protestan.

Tabel 3.5

Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase

D3 5 5%

S1 38 38%

S2 2 2%

SMA 48 48%

SMK 1 1%

SMP 4 4%

STM 2 2%

Total 100 100%


(19)

Latar belakang tingkat pendidikan responden pada penelitian ini menunjukkan yang paling banyak adalah berpendidikan menengah. Dilihat dari tabel 3.5 bahwa berpendidikan SMA/Sederajat merupakan yang paling banyak yaitu sebesar 51% (SMA 48%, SMK 1%, STM 2%). Latar belakang responden selanjutnya yang paling tinggi adalah yang berpendidikan sarjana atau diploma, yaitu sebesar 45% (S-1 38%, S-2 2%, D-3 5%). Latar belakang berpendidikan responden yang paling rendah adalah SMP/Sederajat sebesar 4%. Hal ini jelas menggambarkan latar belakang pendidikan di daerah perkotaan, dimana di daerah perkotaan bahwa tingkat pendidikan masyarakat sudah lebih tinggi dibandingkan di daerah tingkat kabupaten.

Tabel 3.6

Deskripsi Responden Berdasarkan Status Kawin dan Jenis Kelamin

Status Kawin

Jenis Kelamin

Total(% ) Laki-laki(%)

Perempuan( %) Kawin

Belum Kawin

50% 36% 86%

12% 2% 14%

Total 62% 38% 100%


(20)

Jenis kelamin responden terdiri dari 62% laki-laki dan 38% perempuan. Lebih banyaknya responden laki-laki didasarkan faktor bahwa laki-laki lebih mengerti masalah-masalah politik yang berhubungan dengan penelitian ini, dibandingkan dengan perempuan yang sebagian besar adalah Ibu Rumah Tangga dan kurang mengerti masalah politik yang berhubungan dengan penelitian ini. Status yang dimiliki responden mayoritas adalah yang telah menikah 86% dan yang tidak menikah 14%. Status yang belum menikah pada responden laki-laki yaitu 12% dan yang telah menikah 50%, sementara pada responden perempuan 2% yang belum menikah dan 36% yang sudah menikah.

Tabel 3.7

Deskripsi Responden Berdarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Persentase

Buruh Bangunan 1 1%

Dosen 2 2%

Guru 7 7%

Ibu Rumah Tangga 21 21%

Mahasiswa 4 4%

Pegawai Swasta 13 13%


(21)

PNS 3 3%

Satpam 2 2%

Supir 1 1%

Tidak bekerja 3 3%

Wiraswasta 40 40%

Total 100 100%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Karakteristik pekerjaan yang paling banyak pada responden adalah Wiraswasta atau mempunyai usaha sendiri. Hal ini selaras dengan karakteristik mayoritas pekerjaan yang ada di daerah perkotaan khususnya di kota Medan yang sebagian masyarakatnya mempunyai latar belakang pekerjaan Wiraswasta. Tabel 3.7 menunjukkan bahwa 40% pekerjaan responden dari jemaat HKBP di Kota Medan adalah Wiraswasta, kemudian sebanyak 13% merupakan pegawai swasta. Dari total responden perempuan sebesar 38%, sebagian besar merupakan Ibu Rumah Tangga yaitu sebanyak 21%. Sedangkan sisa karakteristik pekerjaan responden adalah Guru 7%, Pensiunan PNS 3%, PNS 3%, Satpam 2%, Supir 1%, kemudian mahasiswa 4% dan yang tidak bekerja atau pengangguran sebanyak 3%.


(22)

Tabel 3.8

Deskripsi Respoden Berdasarkahn Penghasilan Penghasilan(Rupiah) Frekuensi Persentase

<1.000.000 1.000.001-2.000.000 2.000.001-4.000.000 4.000.001-6.000.000 6.000.001-10.000.000

>10.000.000 Total

8 8%

22 22%

36 36%

16 16%

3 3%

1 1%

86 86%

Tidak menjawab 14 14%

Total 100 100%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Penghasilan responden dibagi atas 6 kelompok pada penelitian ini yaitu dimulai dari yang terendah di bawah Rp 1.000.000 sampai yang tertinggi di atas Rp 10.000.000. Selaras dengan daerah perkotaan, dimana penghasilan masyarakat gereja HKBP sudah lebih banyak berpenghasilan menengah. Jumlah tertinggi pada kelompok penghasilan Rp 2.000.001 – Rp 4.000.000 yaitu sebesar 36%, kemudian diikuti berpenghasilan Rp 4.000.001 – Rp 6.000.000 yaitu sebesar 16%. Sisa kelompok penghasilan lainnya yaitu dibawah Rp 1.000.000 sebesar 8%, kemudian


(23)

responden yang memiliki penghasilan Rp 6.000.001 – Rp 10.000.000 sebesar 3%, dan yang terakhir diatas Rp 10.000.000 sebesar 1%. Sebanyak 14% responden tidak mau menyebutkan penghasilan yang mereka terima, termasuk yang tidak bekerja yang tidak mempunyai penghasilan. Pekerjaan Ibu Rumah Tangga pada penelitian ini menyebutkan penghasilan yang ada pada keluarganya atau penghasilan yang diberi suaminya.

Tabel 3.9

Deskripsi Responden Berdasarkan lamanya tinggal di daerahnya Lama tinggal Frekuensi Persentase

Kurang dari setahun 2 2%

1-5 tahun 17 17%

6-10 tahun 14 14%

11-15 tahun 6 6%

Diatas 15 tahun 61 61%

Total 100 100%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Deskripsi lamanya responden tinggal di rumah mereka dibagi atas 5 kelompok, yaitu kurang dari setahun sebanyak 2%, 1-5 tahun sebanyak 17%, 6-10 tahun sebanyak 14%, 11-15 tahun sebanyak 6%, dan diatas 15 tahun sebanyak 61%.


(24)

Total yang paling banyak berada ada kelompok yang bermukim di rumah mereka di atas 15 tahun. Hal ini dimaksudkan bahwa mereka sudah lama tinggal didaerah tersebut dan tahu karakteristik lingkungan mereka.

Tabel 3.10

Deskripsi Responden Berdasarkan lamanya menjadi jemaat gereja HKBP

Lamanya Frekuensi Persentase

Kurang dari setahun 2 2%

1-5 tahun 18 18%

6-10 tahun 11 11%

11-15 tahun 7 7%

Diatas 15 tahun 62 62%

Total 100 100,0

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Deskripsi responden sudah berapa lama menjadi jemaat gereja HKBP juga dibagi atas 5 kelompok yaitu kurang dari setahun sebanyak 2%, 1-5 tahun sebanyak 18%, 6-10 tahun sebanyak 11%, 11-15 tahun sebanyak 7%, dan diatas 15 tahun mencapai 62%. Tabel 3.9 dan tabel 3.10 mempunyai kemiripan hasil yang sama, namun ada perbedaan sedikit di beberapa kelompok. Hal ini dikarenakan bahwa


(25)

mereka yang sudah berpindah rumah namun tetap bergereja dan menjadi jemaat di gereja HKBP tersebut.

3.2.2 Analisis Jawaban Identitas Responden

Berdasarkan pendekatan sosiologis bahwa karakteristik sosial mempunyai peranan yang cukup signifikan dalam mempengaruhi perilaku pemilih. Pengelompokan sosial seperti, usia (tua-muda), suku, agama, jenis kelamin, status kawin, pekerjaan, penghasilan, maupun lamanya seseorang tinggal di daerah tersebut merupakan faktor yang penting dalam menentukan pilihan politik. Faktor-faktor sosiologis tersebut memberi kesan yang lebih banyak dalam memilih pada pemilihan-pemilihan yang ada. Pada Pemilihan Presiden tahun 2014, faktor kedekatan dengan hal-hal yang berbau suku dan agama masih menjadi faktor penting dalam memilih calon Presiden dan Wakil Presiden. Hal ini juga dikarenakan bahwa jemaat gereja HKBP masih lebih menghargai calon Presiden dan Wakil Presiden yang peduli terhadap masyarakat Batak Toba khususnya yang menjadi jemaat gereja HKBP. Faktor kedekatan agama juga dituntut kepada calon Presiden dan Wakil Presiden untuk menjaga netralitasnya dalam memimpin semua umat agama, dalam hal ini jemaat HKBP yang beragama Kristen Protestan yang menjadi minoritas lebih menghargai calon Presiden dan Wakil Presiden yang peduli terhadap minoritas. Faktor sosiologis tersebut juga menjadi hal yang penting selain yang mengutamakan figur, rekam jejak, dan visi misi calon Presiden dan Wakil Presiden. Faktor sosiologis


(26)

lainnya seperti usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan juga menjadi hal yang penting dalam menentukan perilaku pemilih, namun tingkat pendidikan yang sudah cukup baik pada jemaat HKBP belum cukup untuk melebihi faktor suku dan agama. Hal ini dikarenakan jemaat HKBP yang bersuku Batak Toba jauh lebih simpatik dengal hal-hal yang berkaitan dengan suku Batak Toba baik dalam kedekatan maupun faktor yang lain.

3.3Pengaruh Gereja Terhadap Pilihan Politik Jemaat 3.3.1 Deskripsi Jawaban Responden

Tabel 3.11

Deskripsi Jawaban Responden tentang Keanggotaan Jemaat Gereja HKBP

Pilihan Frekuensi Persentase

Ya 100 100%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Penelitian ini berfokus kepada jemaat Gereja HKBP yang ada di kota Medan, maka 100% responden yang terpilih adalah jemaat gereja HKBP dan terdaftar secara struktural pada gereja HKBP.


(27)

Tabel 3.12

Deskripsi Jawaban Responden tentang Keaktifan dalam kegiatan di Gereja HKBP

Pilihan Frekuensi Persentase

Ya 75 75%

Tidak 25 25%

Total 100 100%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Keaktifan jemaat HKBP secara tidak langsung membuat jemaat HKBP lebih mengenal lingkungan gerea HKBP mereka di daerah masing – masing. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa responden dari penelitian ini 75% jemaat gereja HKBP aktif dalam kegiatan gereja mereka seperti kebaktian di Hari Minggu, mengikuti perkumpulan doa atau yang sering disebut “partangiangan”, perkumpulan nyanyian atau “koor” dan kegiatan-kegiatan lain yang dibuat oleh gereja.

Tabel 3.13

Deskripsi Jawaban Responden tentang kelembagaan agama (HKBP) menjadi rujukan dalam keputusan tentang masalah sosial dan politik

Pilihan Frekuensi Persentase


(28)

Tergantung masalahnya 13 13%

Tidak 53 53%

Total 100 100,0

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Berdasarkan tabel 3.13 kelembagaan agama dalam hal ini gereja HKBP mempunyai peran dalam membimbing jemaatnya dalam berbagai masalah, salah satunya yang berkaitan dengan masalah sosial dan politik. Hal – hal yang bersifat sosial dan politik seperti pemilihan umum atau menghadapi globalisasi pada saat ini merupakan salah satu peran gereja dalam membimbing jemaatnya. Dalam wawancara dengan Pendeta Ressort HKBP Simpang Limun yaitu Pendeta Limbong mengatakan bahwa saya sebagai Pendeta harus membimbing jemaat dan mempersiapkan jemaat menghadapi masalah – masalah yang ada di dunia ini, termasuk pada permasalahan politik dalam mengambil keputusan pemilihan dan yang lainnya. Berdasarkan tabel hasil penelitian ini, jemaat gereja HKBP 34% mengikuti rujukan/pedoman dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan masalah sosial dan politik, sementara 53% tidak sama sekali mengikuti lembaga gereja dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan masalah sosial dan politik atau lebih mengutamakan diri sendiri dalam mengambil keputusan. Jemaat gereja juga ada yang memperhatikan tingkat masalah sosial dan politik yang ada dalam mengambil keputusan, dalam hal ini sebanyak 13% responden menjawab tergantung masalahnya.


(29)

Tabel 3.14

Deskripsi Jawaban Responden tentang mempercayai tokoh Gereja dalam pilihan politik seperti pileg,pemilukada,pilpres

Pilihan Frekuensi Persentase

Ya 47 47%

Tergantung masalahnya 22 22%

Tidak 31 31%

Total 100 100%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Setiap gereja HKBP dipimpin oleh Pendeta Ressort yang mempunyai masa jabatan sesuai dengan kebutuhan gereja, kemudian dibantu oleh Guru Huria, Bibelrow, Sintua dan Pengurus Gereja. Tokoh Gereja seperti Pendeta, Guru Huria, Bibelvrow, Sintua, atau Pengurus Gereja merupakan panutan utama bagi jemaat gereja HKBP. Hal ini yang membuat tokoh gereja mempunyai peran yang penting dalam membimbing kehidupan sosial dan politik bagi jemaat gereja HKBP. Jemaat gereja HKBP mempunyai kepercayaan yang cukup tinggi dengan tokoh gereja tersebut. Berdasarkan tabel 3.14 membuktikan bahwa 47% jemaat gereja HKBP mau mengikuti arahan/nasehat tokoh gereja jika diberi arahan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pilihan politik seperti pada Pemilihan legislatif, Pemilihan Kepala Daerah, maupun Pemilihan Presiden. Sementara itu ada 22% yang menjawab tingkat


(30)

kepercayaan kepada tokoh gereja dalam kaitan hal politik dilihat sejauh mana atau tergantung tingkat masalahnya. Sebanyak 31% jemaat gereja HKBP tidak percaya atau tidak mengikuti arahan dari tokoh gereja tersebut karena lebih mementingkan faktor lain yang berasal dari diri sendiri. Akumulasi tingkat kepercayaan jemaat gereja HKBP terhadap tokoh gereja dalam hal ini cukup tinggi untuk diberi arahan dalam masalah pilihan politik jemaat.

Tabel 3.15

Deskripsi Jawaban Responden ikut memberikan suara pada Pilpres

Pilihan Frekuensi Persentase

Ya 94 94%

Tidak 6 6%

Total 100 100,0

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Wawancara yang telah dilakukan kepada Praeses (Pemimpin) Gereja HKBP Distrik X Medan Aceh yaitu Pendeta Kardi Simanjuntak, mengatakan bahwa :

“Gereja HKBP ikut dalam mempersiapkan jemaat gereja HKBP untuk ikut dalam kegiatan politik termasuk ikut berpartisipasi dalam pemilihan presiden tahun


(31)

2014 yang lalu. Dalam hal ini gereja HKBP bertanggung jawab kepada negara melalui jemaat gereja HKBP untuk aktif dalam kegiatan politik.”22

Hal ini selaras dengan hasil survei penelitian ini pada tabel 3.15, dimana sebanyak 94% jemaat gereja HKBP ikut memilih dalam Pemilihan Presiden tahun 2014 yang lalu. Sisanya 6% yang tidak mau ikut untuk memberikan suara pada Pemilihan Presiden tahun 2014 dengan alasan yang negatif. Namun, 94% jemaat gereja HKBP yang ikut dalam Pemilihan Presiden tahun 2014 membuktikan bahwa gereja HKBP berhasil membimbing jemaat gereja HKBP untuk aktif dalam kegiatan politik.

Tabel 3.16

Deskripsi Jawaban Responden tentang alasan ikut memilih dalam Pilpres

Pilihan Frekuensi Persentase

Tidak memilih 6 6%

Sikap bertanggung jawab 48 48%

Ingin ikut berpartisipasi 46 46%

Total 100 100%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Berdasarkan Teori Pemikiran Politik Teologia Kristen oleh Pdt. Saut Sirait terdapat sikap positif untuk orang Kristen dalam menghadapi masalah politik. Hal ini dibagi menjadi dua yaitu sikap menjadi garam dan terang dunia dan sikap tanggung

22

Wawancara dengan Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh Pendeta Kardi Simanjuntak pada tanggal 8 Juni 2016 pada pukul 10.00 WIB


(32)

jawab sosial Umat Allah Sikap menjadi garam dan terang dunia yang dimaksud adalah sebagai orang Kristen harus sadar akan tugas dan tanggung jawab sebagai utusan Tuhan. Dalam hal ini orang Kristen dimaksudkan untuk bertanggung jawab kepada Tuhan dan diri sendiri. Berdasarkan tabel 3.16 hasil penelitian ini sebanyak 48% jemaat gereja HKBP mempunyai sikap bertanggung jawab untuk ikut dalam Pemilihan Presiden Tahun 2014. Sikap tanggung jawab sosial Umat Allah adalah sebagai orang Kristen juga mempunyai tanggung jawab di bumi dalam hal bernegara, hal ini dimaksudkan bahwa orang Kristen harus ikut berpartisipasi dalam hal politik. Kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dapat dipisahkan sebagai umat Kristen dan karenanya umat Kristen dituntut bertanggung jawab atas negaranya. Hasil penelitian ini sebanyak 46% mengungkapkan alasan bahwa ikut memilih dalam Pemilihan Presiden adalah ingin ikut berpartisipasi dalam hal politik untuk negara. Sebanyak 6% jemaat gereja HKBP masih bingung untuk menentukan sikapnya, dalam hal ini sebanyak 6% dianggap tidak menjawab pertanyaan dalam penelitian ini. Gereja HKBP berhasil membimbing jemaat gereja HKBP untuk bersikap positif, bersikap bertanggung jawab bagi Tuhan, diri sendiri dan negara.


(33)

Tabel 3.17

Deskripsi Jawaban Responden tentang alasan tidak ikut memilih dalam Pilpres

Pilihan Frekuensi Persentase

Kosong 94 94%

Politik adalah hal yang kotor 3 3% Tidak mau tahu tentang urusan

politik

3 3%

Total 100 100,0

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Berdasarkan Teori Pemikiran Politik Teologia Kristen oleh Pdt. Saut Sirait terdapat sikap negatif yang masih ada didalam pemikiran umat Kristen. Sikap negatif itu dibagi atas 3 yaitu sikap apolitik, sikap ingin meraih kekuasaan dan sikap apatis. Dari jumlah 6% yang tidak mengikuti pemilihan presiden, sebanyak 3% menjawab bahwa politik adalah hal yang kotor (sikap apolitik) dan 3% lagi tidak mau tahu tentang urusan politik (sikap apatis). Alasan sikap - sikap negatif sudah sedikit dijumpai pada jemaat gereja HKBP.


(34)

S d y u r s S s P

Sumber : da

Berd didapat tent yang didapa untuk memi responden m serta memb Selanjutnya sebanyak 5 Presiden; ba 6.0% Sumber

ata primer, d

dasarkan Gr tang Pemilih at dari berb

lih calon Pr mengatakan b beri tahu ten informasi 0% teman aik pada kegi

50.0%

r Informasi

diolah oleh p

rafik 3.1 dip han Presiden bagai media residen dan W

bahwa medi ntang rekam didapatkan gereja juga iatan gereja 6.0% 5.0 Grafik 3.1 i Pemilihan peneliti (2016 peroleh has n tahun 201 a maupun li

Wakil Presid a televisi be m jejak, visi dari lingku a banyak m maupun dil 0% 2.0% 1 Presiden ta 6) sil penelitian 14 terbanya ingkungan m den yang ak erperan besar

i dan misi, ungan masi menginforma luar kegiatan 58.0% 2 ahun 2014

n bahwa in ak dari telev menjadi acu kan dipilih. S r untuk men

maupun fig ing - masin asikan tenta n gereja. Me 21.0% 30. nformasi ya visi. Informa uan respond Sebanyak 58 nginformasik

gur yang ad ng responde ang Pemilih edia Koran d

0% 0.0% ang asi den 8% kan da. en, han dan % 11.0%


(35)

Majalah juga banyak memberi informasi untuk responden, sekitar 30% responden mengatakan bahwa mereka dapat informasi yang cukup pada Pemilihan Presiden dari koran dan majalah. Gereja juga berperan menginformasikan Pemilihan Presiden, dimana sekitar 21% mendapat informasi tentang Pemilihan Presiden dari Gereja. Brosur, selebaran, pamflet, spanduk, dan yang lainnya berperan lebih kecil dimana 11% mengakui mendapat informasi dari media tersebut. Selanjutnya informasi yang didapat berasal dari keluarga sebanyak 6%, tim sukses sebanyak 6%, organisasi yang diikuti sebanyak 5%. Terdapat informasi yang juga dari tim sukses yang berkampanye gereja, baik melalui kunjungan maupun bantuan, sekitar 2% mengaku mendapat informasi tentang Pemilihan Presiden dari kampanye yang ada di gereja, dan yang terakhir tidak ada sosialisasi di lingkungan maupun di gereja HKBP oleh KPU kepada jemaat gereja HKBP.

Tabel 3.18

Deskripsi Jawab Responden tentang adanya sosialisasi Pemilihan Presiden Tahun 2014 dari Gereja HKBP Pilihan Frekuensi Persentase

Ya 75 75%

Tidak 25 25%

Total 100 100%


(36)

Wawancara yang telah dilakukan kepada Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh yaitu Pendeta Kardi Simanjuntak, mengatakan bahwa:

“Gereja HKBP bertanggung jawab dalam mencerdaskan jemaat gereja HKBP untuk ikut memilih dalam setiap pemilihan baik pada Pemilihan Presiden, gereja bertugas mensosialisasikan Pemilihan Presiden dan harus terlibat berpartisipasi dalam mensukseskan Pemilihan Presiden dalam memilih pemimpin negara.”23

Pernyataan yang dibuat oleh Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh selaras dengan hasil survei penelitian ini, dimana dari beberapa Gereja HKBP di kota Medan 75% responden mengakui bahwa mereka mendapat sosialisasi/himbauan tentang Pemilihan Presiden tahun 2014 yang lalu. Hal ini membuktikan bahwa Gereja HKBP ikut berperan aktif dalam sosialisasi, maupun dalam membimbing jemaat Gereja untuk berpartisipasi dan bersikap positif tentang Pemilihan yang ada. Sementara didapatkan hasil 25% yang belum mendapatkan sosialisasi tentang Pemilihan Presiden Tahun 2014 oleh Gereja HKBP, namun dari hasil tersebut diketahui bahwa sosialisasi sudah merata tersebar di gereja HKBP di Kota Medan.

23

Wawancara dengan Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh Pendeta Kardi Simanjuntak pada tanggal 8 Juni 2016 pada pukul 10.00 WIB


(37)

Tabel 3.19

Deskripsi Jawaban Responden tentang adanya arahan dari Gereja HKBP dalam Pemilihan Presiden Tahun 2014

Pilihan Frekuensi Persentase

Ya 18 18%

Tidak 82 82%

Total 100 100%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Berdasarkan tabel 3.19 terdapat arahan dari Gereja HKBP kepada jemaat kepada HKBP, dimana arahan ini dengan bertujuan memilih salah satu calon Presiden yang ada. Hasil dari survei penelitian ini, sebesar 18% responden mengakui adanya arahan langsung dari Gereja HKBP baik dalam khotbah ataupun pengumuman. Namun, sebanyak 82% mengatakan bahwa tidak ada arahan langsung dari Gereja HKBP dalam memilih salah satu calon dalam Pemilihan Presiden tahun 2014 yang lalu. Pengaruh Gereja dalam langsung memberi arahan kepada jemaat Gereja HKBP hanya sedikit terlihat, namun mempunyai pengaruh yang cukup banyak bagi jemaat Gereja HKBP. Jemaat Gereja HKBP mempercayai Gereja HKBP sebagai kelembagaan agama yang memberi arahan dalam hal sosial dan politik.


(38)

Tabel 3.20

Deskripsi Jawaban Responden tentang adanya arahan Tokoh (Pendeta, Sintua, Pengurus) HKBP pada Pilpres tahun

2014

Pilihan Frekuensi Persentase

Ya 39 39%

Tidak 61 61%

Total 100 100%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Pengaruh Gereja HKBP juga terdapat pada tokoh gerejanya. Dalam konteks ini, tokoh gereja yang ada di Gereja HKBP mencerminkan bahwa mereka adalah perpanjangan tangan Gereja dalam membimbing jemaatnya untuk mengarahkan kehidupannya termasuk dalam hal sosial dan politik. Pemilihan Presiden tahun 2014 merupakan euphoria yang luar biasa bagi seluruh masyarakat di Indonesia termasuk kepada jemaat HKBP. Hal tersebut memunculkan dukungan-dukungan yang lebih praktis, begitu juga dengan tokoh-tokoh gereja HKBP yang ada. Namun secara institusi resmi gereja HKBP tidak ada dukungan resmi yang langsung mengarah kepada salah satu calon, hanya pada kenyataannya ada beberapa tokoh gereja termasuk tokoh gereja HKBP yang mengarahkan langsung kepada salah satu calonnya. Adanya arahan ini nyata , dengan hasil survei penelitian ini 39% responden


(39)

mengaku pernah mendapat arahan dari tokoh HKBP seperti Pendeta, Sintua, maupun Pengurus Gereja. Arahan ini dilakukan baik secara halus maupun secara jelas kepada jemaat untuk ikut memilih kepada salah satu calon Presiden dan Wakil Presiden. Dalam hal ini Praeses Gereja HKBP Distrik X Medan Aceh yaitu Pendeta Kardi Simanjuntak, mengatakan bahwa dukungan kepada salah satu calon Presiden lebih kepada kesukaan tokoh-tokoh gereja yang ada kepada figur maupun rekam jejak dari calon Presiden tersebut. Namun Praeses mengatakan bahwa Gereja tetap tidak boleh secara institusi agama untuk ikut kepada hal – hal politik praktis. Hasil survei ini juga menemukan bahwa masih lebih besar tokoh gereja yang tidak ikut kedalam politik praktis, hal ini ini dilihat dari hasil survei dimana 61% responden mengaku tidak pernah mendapatkan arahan apapun tentang Pemilihan Presiden pada tahun 2014 yang lalu.

Tabel 3.21

Deskripsi Jawaban Responden tentang apakah mengikuti arahan tokoh HKBP dalam Pilpres tahun 2014

Pilihan Frekuensi Persentase

Ya 31 31%

Tidak 69 69%

Total 100 100%


(40)

Jemaat Gereja HKBP yang mendengar arahan dari tokoh Gereja tersebut tidak semuanya mengikuti arahan yang ada. Dalam hasil penelitian ini sebanyak 31% jemaat Gereja HKBP yang mendapat arahan dari tokoh gereja terpengaruh mengikuti arahan tersebut yang ditujukan untuk kepada salah satu calon Presiden, namun sebanyak 8% dari total 39% yang mendapat arahan tidak mengikuti arahan tersebut. Sebanyak 31% yang mengikuti arahan tersebut mengakui bahwa arahan yang dilakukan tokoh gereja bersifat baik dan mereka mengikuti arahan tersebut. Dari hasil 31% yang mengikuti arahan tokoh gereja dari total 39% yang pernah mendapat arahan membuktikan bahwa jemaat gereja termasuk jemaat yang dengan nasehat dari tokoh gerejanya. Jika dikonversikan pada dengan total populasi (persentase 100%), maka 79% jemaat gereja HKBP terpengaruhi mengikuti tokoh gereja tersebut, dan 21% jemaat gereja HKBP tidak mau mengikuti jika ada arahan dari tokoh gereja tersebut. Maka jika ada 100% arahan dari tokoh gereja HKBP sebanyak 79% jemaat gereja HKBP di Kota Medan akan terpengaruh mengikuti arahan dari tokoh gereja HKBP tersebut dan 21% jemaat gereja HKBP di Kota Medan menolak untuk mengikuti biarpun ada arahan dari tokoh gereja.


(41)

Tabel 3.22

Deskripsi Jawaban Responden apakah setuju terhadap arahan tokoh gereja HKBP

Pilihan Frekuensi Persentase

Ya 31 31%

Tidak 69 69%

Total 100 100%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Berdasarkan tabel 3.22 mempunyai kesamaan hasil dengan tabel . Perbedaan dengan pertanyaan tabel dengan tabel adalah bahwa di tabel jemaat gereja HKBP ditanyai tentang setujukah dengan adanya arahan-arahan tersebut. Dari hasil survei penelitian ini sebanyak 31% dari total 39% yang mengarahkan pada Pemilihan Presiden tahun 2014 setuju dengan adanya arahan dari tokoh gereja tersebut, biarpun gereja sebenarnya tidak memperbolehkan adanya politik praktis tersebut, namun 31% responden tetap menyatakan setuju dengan adanya arahan tersebut. Sebanyak 8% dari total 39% tidak menyetujui ada arahan tersebut, alasan ini dikarenakan bahwa mereka menganggap tokoh gereja tersebut tidak ikut dalam politik praktis dalam Pemilihan Presiden tahun 2014 yang lalu. Jika dikonversikan dengan persentase 100% Jika dikonversikan pada dengan total populasi (persentase 100%), maka sebanyak 79% jemaat gereja HKBP di Kota Medan setuju dengan adanya arahan dari tokoh-tokoh


(42)

gereja HKBP, dan sebanyak 21% tidak setuju dengan arahan yang ada kepada mereka. Dengan hasil 79% yang setuju dengan adanya arahan dari total yang mendapat arahan maka jemaat Gereja HKBP menganggap arahan dari tokoh Gereja baik dan dapat diikuti dengan sikap yang positif.

Tabel 3.23

Deskripsi Jawaban Responden tentang apakah arahan menjadi pilihan politik dalam Pilpres tahun 2014

Pilihan Frekuensi Persentase

Ya 27 27%

Tidak 73 73%

Total 100 100,0

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Berdasarkan pertanyaan dari tabel 3.21 dan tabel 3.22 diatas diketahui hasil survei penelitian untuk mengikuti arahan dan setuju sebesar 31%, namun arahan tersebut belum sepenuhnya diikuti untuk menjadi pilihan politik karena arahan tersebut. Jika ditanya kembali pilihan politik pada pemilihan presiden tahun 2014, maka dari hasil penelitian ini sebanyak 27% dari total 39% yang diarahkan terpengaruh ikut dalam pilihan politik untuk memilih calon Presiden yang diarahkan pada pemilihan presiden tahun 2014. Namun sebanyak 12% dari 39% memilih


(43)

dengan alasan yang lain dan bukan karena adanya arahan dari tokoh gereja HKBP. Jika dikonversikan pada dengan total populasi (persentase 100%) maka sebanyak 69% jemaat HKBP di Kota Medan akan ikut terpengaruh dengan pilihan politik jika ada arahan dari tokoh gereja HKBP dan sebanyak 31% tidak akan terpengaruh untuk pilihan politik dalam memilih Presiden pada tahun 2014 yang lalu.

Tabel 3.24

Deskripsi Jawaban Responden tentang Faktor memilih calon Presiden dan Wakil Presiden

No Faktor Ya(%) Tidak(%)

1. Kedekatan Calon Presiden/Wakil Presiden terhadap agama Kristen Protestan

57% 43%

2. Kedekatan Calon Presiden/Wakil Presiden terhadap Gereja HKBP

43% 57%

3. Pengaruh dari Gereja HKBP 16% 84%

4. Pengaruh tokoh agama/Gereja HKBP (Pendeta, Sintua, Pengurus Gereja)


(44)

5. Pengaruh tokoh politik berlatar belakang HKBP(Contoh : Luhut Pandjaitan, Trimedya Panjaitan, Maruarar Sirait)

40% 60%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Pendekatan sosiologis sebagai salah satu bentuk dari perilaku pemilih dapat digunakan utuk mengetahui bagaimana perilaku pemilih pada suatu kelompok. Pada pendekatan sosiologis terdapat agama atau organisasi agama yang menjadi peranan penting dalam mempertimbangkan pilihan – pilihan politiknya. Dalam penelitian ini terdapat preferensi – preferensi yang ditinjau dari pendekatan sosiologis yang bersifat agama dan organisasi keagamaan, yang digunakan untuk mengetahui apa prefrensi jemaat HKBP di Kota Medan dalam memilih calon Presiden dan Wakil pada Pemilihan Presiden tahun 2014 yang lalu. Dari pendekatan sosiologis yang ada, Jemaat Gereja HKBP mempunyai faktor pertimbangan dalam memilih calon Presiden seperti kedekatan calon Presiden dan Wakil Presiden terhadap hal – hal yang bersifat kedekatan dengan agama, maupun pertimbangan dari eksternal yang dilakukan oleh institusi agama, serta kedekatan dengan tokoh – tokoh yang dekat dengan calon Presiden tersebut.

Berdasarkan tabel 3.24 diketahui hasil dari penelitian ini untuk menentukan faktor-faktor jemaat gereja HKBP untuk memilih calon Presiden dan Wakil Presiden pada tahun 2014 yang lalu. Faktor yang pertama yaitu dengan kedekatannya calon


(45)

Presiden dan Wakil Presiden kepada agama Kristen Protestan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 57% jemaat gereja HKBP menyukai calon Presiden yang dekat dengan agama Kristen Protestan. Dalam hal ini, jemaat gereja HKBP menyukai calon Presiden yang netral terhadap agama apapun. Namun sebanyak 43% menyatakan bahwa kedekatan dengan agama Kristen Protestan bukanlah preferensi mereka dalam memilih calon Presiden dan Wakil Presiden pada tahun 2014 yang lalu.

Faktor kedua pada penelitian ini yaitu kedekatan calon Presiden dan Wakil Presiden dengan gereja HKBP. Pada konteks ini, jemaat gereja HKBP mempertimbangkan bagaimana calon Presiden memperdulikan gereja HKBP yang merupakan Gereja bagi masyarakat Batak Toba pada umumnya, hal – hal tersebut dipertimbangkan melalui bagaimana calon Presiden berkunjung atau memberikan perhatian lebih ke gereja HKBP. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 43% jemaat Gereja HKBP ingin memilih calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendekatkan diri kepada Gereja HKBP, sementara 57% mengatakan bahwa hal ini bukanlah menjadi preferensi mereka dalam memilih calon Presiden dan Wakil Presiden pada tahun 2014 yang lalu.

Faktor ketiga pada penelitian ini adalah adanya pengaruh dari gereja HKBP. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh dari gereja HKBP langsung maka sebesar 16% yang mengikuti saran langsung dari gereja sebagai institusi agama, sementara sisanya sebanyak 84% jemaat gereja HKBP mengatakan bahwa pengaruh


(46)

gereja bukanlah preferensi utama, melainkan lebih kepada faktor yang lain. Faktor keempat pada penelitian ini adalah adanya pengaruh tokoh gereja HKBP seperti Pendeta, Sintua, dan Pengurus Gereja. Dari hasil jawaban responden mengatakan bahwa 31% mengikuti adanya arahan dari tokoh gereja HKBP tersebut, sementara sebanyak 69% tidak mengikuti. Faktor ketiga dan keempat selaras dengan tabel dan tabel, dimana hasil dari tabel dengan adanya 18% arahan dari gereja maka 16% mengikuti pengaruh gereja tersebut, sementara faktor dari tokoh gereja sama banyaknya dengan hasil yang mengikuti arahan yaitu sebesar 31%. Jawaban responden pada faktor ketiga dan keempat ini juga didasarkan oleh ada tidaknya pengaruh gereja dan tokoh gereja yang mereka akui seperti pada tabel dan tabel.

Faktor yang terakhir atau yang kelima pada penelitian ini adanya Pengaruh tokoh politik berlatar belakang dari gereja HKBP seperti Luhut Pandjaitan, Trimedya Panjaitan, maupun Maruarar Sirait. Aktifnya tokoh – tokoh politik berlatar belakang HKBP tersebut membuat jemaat gereja HKBP juga bersimpatik dengan salah satu calon Presiden yang ada. Hal ini ditunjukkan dengan sebesar 40% jemaat gereja HKBP mengakui dengan adanya tokoh – tokoh tersebut membuat mereka lebih simpatik dan membuat pertimbangan dengan memilih calon Presiden tersebut, namun sebesar 60% jemaat gereja HKBP mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah faktor untuk memilih calon Presiden.


(47)

Tabel 3.25

Deskripsi Jawaban Responden tentang calon Presiden/Wakil Presiden yang dipilih pada Pilpres tahun 2014

Pilihan Frekuensi Persentase

Tidak menjawab 10 10%

Prabowo Subianto - Hatta Rajasa 1 1% Joko Widodo - Jusuf Kalla 89 89%

Total 100 100%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Pemilihan Presiden tahun 2014 dimenangkan oleh pasangan Jokowi Jusuf Kalla yang mencapai angka 53% dan pasangan Prabowo Hatta hanya 47%. Dari hasil penelitian ini, sebanyak 89% responden jemaat gereja HKBP di kota Medan mengaku memilih Jokowi dan Jusuf Kalla. Hal ini membuktikan bahwa jemaat gereja HKBP lebih memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai calon Presiden mereka, dan tentunya suara dari gereja HKBP di kota Medan membantu kemenangan pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla. Hal ini selaras dengan daerah Tapanuli yang mempunyai mayoritas suku Batak Toba, seperti Humbang Hasundutan, Samosir, Toba Samosir yang rataan memilih Jokowi dan Jusuf Kalla mencapai 90%. Dari hasil ini juga didapati bahwa hanya 1% jemaat gereja HKBP yang memilih pasangan Prabowo dan Hatta, sementara 10% tidak menjawab pertanyaan dimana terdapat 6% didalamnya


(48)

yang tidak memilih pada Pemilihan Presiden tahun 2014 dan 4% sisanya merahasiakan pilihan mereka pada Pemilihan Presiden tahun 2014 yang lalu.

Tabel 3.26

Deskripsi Jawaban Responden tentang alasan memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla

Pilihan Frekuensi Persentase

Tidak menjawab 20 20%

Kedekatan calon Presiden/ Wakil Presiden terhadap Gereja HKBP

23 23%

Kedekatan calon Presiden/ Wakil Presiden dengan masyarakat Batak Toba

7 7%

Kedekatan calon Presiden/ Wakil Presiden dengan Agama Kristen Protestan


(49)

Kedekatan calon Presiden/ Wakil Presiden dengan tokoh politik berlatar belakang HKBP

11 11%

Total 100 100%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Berdasarkan tabel 3.26 jemaat gereja HKBP pada penelitian ini mempunyai beberapa alasan yang berbeda untuk memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla, mulai dari kedekatan calon Presiden terhadap Gereja HKBP, kedekatan calon Presiden dengan masyarakat Batak Toba secara umum (bukan hanya suku Batak Toba yang bergereja di HKBP), kedekatan dengan agama Kristen Protestan secara umum (bukan hanya agama Kristen yang bergereja di HKBP), dan juga kedekatan calon Presiden dengan tokoh politik berlatar belakang HKBP. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alasan jemaat HKBP memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla yang paling tinggi diikuti oleh faktor mereka melihat kedekatan pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla dengan masyarakat yang beragama Kristen Protestan yaitu sebesar 39%. Kunjungan-kunjungan yang dilakukan pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla terlebih pada Jokowi ke daerah-daerah seperti Tapanuli, Papua, Nias dan juga kunjungan di daerah yang mempunyai banyak agama Kristen menarik simpatik jemaat Gereja HKBP untuk memilih pasangan ini.


(50)

Alasan tertinggi kedua jemaat gereja HKBP memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla berdasarkan kedekatan pasangan ini terhadap gereja HKBP, alasan ini menunjukkan hasil sebesar 23%. Jemaat gereja HKBP menganggap kunjungan Jokowi ke Tapanuli sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat Batak Toba. Hal ini membuat jemaat gereja HKBP lebih memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla dibandingkan dengan Prabowo dan Hatta. Sementara 11% alasan mereka memilih Jokowi dan Jusuf Kalla adalah dengan melihat kedekatan pasangan ini pada tokoh – tokoh politik berlatar belakang HKBP, seperti yang paling menonjol yaitu Luhut Pandjaitan, lalu Trimedya Pandjaitan, dan Maruarar Sirait. Hal ini membuat jemaat gereja HKBP melihat pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla tidak membedakan suku dengan percaya dengan orang – orang berlatar belakang HKBP tersebut. Alasan terakhir adalah mereka memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla adalah kedekatan pasangan ini dekat kepada masyarakat Batak Toba secara umum baik bergereja selain HKBP seperti GKPI, GBI, atau Gereja Methodist. Alasan ini menunjukkan hasil sebesar 7%, sementara itu sebanyak 20% tidak menjawab alasan memilih Jokowi dan Jusuf Kalla, dengan pembagian 9% memilih Jokowi dan Jusuf Kalla namun tidak memberikan alasan mengapa mereka memilih pasangan ini, kemudian sebesar 11% sisanya tidak memilih pasangan ini, merahasiakan pilihannya, dan tidak ikut memilih pada Pemilihan Presiden tahun 2014.


(51)

Tabel 3.27

Deskripsi Jawaban Responden tentang alasan tidak memilih pasangan Prabowo-Hatta

Pilihan Frekuensi Persentase

Tidak menjawab 28 28%

Tidak dekatnya calon Presiden/ Wakil Presiden terhadap Gereja HKBP

21 21%

Tidak dekatnya calon Presiden/ Wakil Presiden dengan masyarakat Batak Toba

8 8%

Tidak dekatnya calon Presiden/ Wakil Presiden dengan Agama Kristen Protestan

42 42%

Kedekatan calon dengan Gereja lain (Gereja Bethel Indonesia)

1 1%

Total 100 100%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Berdasarkan tabel 3.27 jemaat gereja HKBP memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla juga diikuti dengan beberapa alasan yang membuat mereka tidak memilih pasangan Prabowo dan Hatta. Beberapa alasan yang membuat jemaat gereja HKBP tidak memilih pasangan Prabowo dan Hatta yaitu tidak dekatnya calon Presiden dan Wakil Presiden terhadap gereja HKBP, tidak dekatnya calon Presiden dan Wakil


(52)

Presiden dengan masyarakat Batak Toba secara keseluruhan, tidak dekatnya calon Presiden dan Wakil Presiden dengan masyarakat yang beragama Kristen Protestan, kemudian kedekatan calon Presiden dengan Gereja dari aliran yang berbeda seperti GBI.

Berdasarkan tabel , hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alasan terbesar jemaat gereja HKBP tidak mau memilih pasangan Prabowo dan Hatta yaitu tidak dekatnya pasangan Prabowo dan Hatta dengan masyarakat yang beragama Kristen Protestan dengan hasil sebanyak 42%. Kurangnya kunjungan – kunjungan yang dilakukan pasangan Prabowo dan Hatta membuat jemaat HKBP kurang simpatik memilih pasangan tersebut. Alasan kedua terbesar yaitu kurang dekatnya pasangan Prabowo dan Hatta dengan gereja HKBP dengan hasil sebanyak 21%. Dalam konteks ini, pasangan ini juga kurang berkunjung atau menarik simpatik jemaat gereja HKBP pada umumnya d. Kedua alasan tersebut adalah alasan yang hasil yang paling tinggi dibanding alasan yang lain, dimana alasan ketiga tidak dekatnya pasangan ini terhadap masyarakat Batak Toba secara umum dengan hasil sebanyak 8%, kemudian faktor kedekatan pasangan ini dengan aliran Gereja yang lain seperti GBI hanya 1%. Alasan – alasan tersebut yang membuat pasangan ini tidak menarik simpatik jemaat HKBP sehingga hanya 1% yang memilih pasangan ini.


(53)

Tabel 3.28

Deskripsi Jawaban Responden tentang alasan tidak memilih pasangan Jokowi-Jusuf Kalla

Pilihan Frekuensi Persentase

Tidak menjawab 100 100%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Sebanyak 1% yang memilih Prabowo dan Hatta tidak mengatakan apa alasannya tidak memilih Jokowi dan Jusuf Kalla.

3.3.2 Analisis Jawaban Responden

Berikut ini merupakan analisis jawaban responden tentang kepercayaan responden dengan kelembagaan agama dan sikap – sikap yang ada pada jemaat gereja HKBP, kemudian analisis tentang pertanyaan besar penelitian ini, yaitu seberapa besar pengaruh gereja HKBP dalam mempengaruhi pilihan politik jemaat gereja HKBP, serta bagaimana pilihan politik jemaat gereja HKBP pada Pemilihan Presiden tahun 2014 yang lalu.


(54)

Tabel 3.29

Perbandingan kepercayaan rujukan terhadap kelembagaan agama dan kepercayaan tokoh gereja

Kepercayaan terhadap Kelembagaan agama

Persentase Kepercayaan terhadap tokoh gereja

Persentase

Ya 34% Ya 47% Tergantung

Masalahnya

13% Tergantung Masalahnya

22%

Tidak 54% Tidak 31% Total 100% Total 100% Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Berdasarkan tabel 3.29 dapat dilihat bahwa dengan jemaat gereja HKBP lebih mempercayai tokoh – tokoh gerejanya dibandingkan dengan gereja secara langsung sebagai kelembagaan agama. Dapat dilihat bahwa sebanyak 47% lebih jemaat gereja HKBP lebih mempercayai tokoh gereja dibandingkan kepercayaan terhadap kelembagaan agama sebanyak 34%.


(55)

Tabel 3.30

Perbandingan Sikap Positif dan Sikap Negatif pada jemaat gereja HKBP

Sikap Positif Persentase Sikap Negatif Persentase Sikap bertanggung

jawab

48% Politik adala hal yang kotor

3%

Ingin ikut berpartisipasi

46% Tidak mau tahu tentang urusan

politik

3%

Total 94% Total 6% Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Berdasarkan tabel 3.30 jemaat gereja HKBP sudah memiliki sikap yang positif dalam hal – hal yang berkaitan tentang politik seperti Pemilihan Presiden. Sikap positif bisa dilihat dari tabel di atas dimana sebesar 94% jemaat gereja HKBP sudah ikut dalam Pemilihan Presiden tahun 2014 dibandingkan dengan sikap negatif pada jemaat gereja HKBP hanya sekitar 6%. Sikap positif yang terbagi menjadi dua yaitu sikap menjadi garam dan terang dunia (bertanggung jawab) dan sikap tanggung jawab sosial kepada Allah (ikut berpartisipasi) dalam hal – hal yang bersifat politik, dimana sebanyak 48% jemaat gereja HKBP sudah mempunyai sikap bertanggung jawab dan 46% sudah mempunyai sikap ikut berpartisipasi. Sikap negatif terbagi


(56)

menjadi 3, yaitu sikap apolitk (politik adalah hal yang kotor), sikap ingin meraih kekuasaan, sikap apatis (tidak mau tahu etntang urusan politik). Diantara 3 sikap tersebut, hanya 2 sikap yang terdapat dari beberapa jemaat gereja HKBP, yaitu sebanyak 3% mempunyai sikap apolitik, dan 3% lagi mempunyai sikap yang apatis. Dalam hal ini gereja HKBP berhasil membimbing jemaat gereja HKBP bahwa politik bukanlah sesuatu yang harus dihindari.

Tabel 3.31

Pengaruh Gereja HKBP dalam pilihan politik jemaat pada Pemilihan Presiden Apakah ada arahan

dari Gereja HKBP dalam Pemilihan Presiden Tahun 2014

Siapa calon Presinden/Wakil Presiden yang dipilih pada Pilpres tahun 2014(%)

Total(%) Tidak memilih/tidak menjawab Prabowo dan Hatta Jokowi dan Jusuf Kalla Ya Tidak Total(%)

0% 0% 18% 18%

10% 1% 71% 82%

10% 1% 89% 100%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Berdasarkan tabel 3.31 dapat dilihat bahwa pengaruh arahan gereja HKBP pada pilihan politiknya pada Pemilihan Presiden tahun 2014 mengarah kepada pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla. Dari 18% jemaat gereja HKBP yang mengaku


(57)

mendapat arahan dari gereja HKBP semuanya memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla, sementara itu 1% yang memilih pasangan Prabowo dan Hatta diambil dari responden yang tidak mendapat arahan dari gereja HKBP. Arahan dari Gereja HKBP sebanyak 18% yang memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla merupakan salah satu kemenangan penting pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla di kalangan gereja HKBP di kota Medan. Hasil ini juga menunjukkan bahwa yang tidak mendapat arahan dari gereja HKBP sebanyak 71% juga memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla. Hal ini menjadi bukti bahwa pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla sangat populer di kalangan jemaat gereja HKBP. Maka terdapat pengaruh yang di berikan gereja HKBP terhadap jemaatnya melalui arahan dari gereja yang membuat pilihan politik jemaat gereja HKBP di kota Medan pada Pemilihan Presiden tahun 2014 mengarah kepada pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla.

Tabel 3.32

Pengaruh tokoh Gereja HKBP dalam pilihan politik jemaat pada Pemilihan Presiden

Apakah pernah ada arahan Tokoh (Pendeta, Sintua, Pengurus) HKBP pada

Pilpres tahun 2014

Siapa calon Presinden/Wakil Presiden yang dipilih pada Pilpres tahun 2014(%)

Total(%) Tidak memilih/tidak menjawab Prabowo dan Hatta Jokowi dan Jusuf Kalla


(58)

Ya Tidak Total(%)

3% 0% 36% 39%

7% 1% 53% 61%

10% 1% 89% 100%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Berdasarkan tabel 3.32 dapat dilihat pengaruh yang diberikan tokoh gereja kepada jemaatnya dalam memilih pada Pemilihan Presiden juga lebih banyak dibandingkan arahan dari gereja HKBP. Arahan dari tokoh gereja HKBP sebanyak 39% diikuti dengan pilihan politik jemaat gereja HKBP yang memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla sebanyak 36%, sementara dari 1% yang memilih pasangan Prabowo dan Hatta diambil dari responden yang tidak mendapat arahan dari tokoh gereja. Hal ini membuktikan bahwa tokoh gereja HKBP lebih intens untuk ikut mempengaruhi jemaat gereja HKBP dalam menentukan pilihan politiknya. Jemaat gereja HKBP yang mendapat pengaruh dari tokoh gereja juga mengikuti arahan tersebut dan membuat keputusannya dalam pilihan politiknya. Jika dilihat dari hasil tersebut, maka terdapat pengaruh yang di berikan tokoh gereja HKBP terhadap jemaatnya melalui arahan tokoh gereja seperti Pendeta, Sintua, Pengurus Gereja yang membuat pilihan politik jemaat gereja HKBP di kota Medan pada Pemilihan Presiden tahun 2014 mengarah kepada pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla.


(59)

Tabel 3.33

Perbandingan Alasan memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla dan Alasan tidak memilih pasangan Prabowo dan Hatta

Alasan memilih Jokowi dan Jusuf Kalla

Persentase Alasan tidak memilih Prabowo

dan Hatta

Persentase

Kedekatan calon Presiden/ Wakil Presiden

terhadap Gereja HKBP

23% Tidak dekatnya calon Presiden/ Wakil Presiden terhadap

Gereja HKBP

21%

Kedekatan calon Presiden/ Wakil Presiden

dengan masyarakat Batak Toba

7% Tidak dekatnya calon Presiden/ Wakil Presiden dengan masyarakat Batak Toba 8 Kedekatan calon Presiden/ Wakil Presiden

dengan Agama Kristen Protestan

39% Tidak dekatnya calon Presiden/ Wakil Presiden dengan Agama Kristen


(60)

Protestan

Kedekatan calon Presiden/ Wakil Presiden

dengan tokoh politik berlatar belakang HKBP

11% Kedekatan calon dengan Gereja lain

(Gereja Bethel Indonesia)

1%

Tidak menjawab 20% Tidak menjawab 28%

Total 100% Total 100%

Sumber : data primer, diolah oleh peneliti (2016)

Berdasarkan tabel 3.33 dapat dilihan perbandingan alasan jemaat gereja HKBP yang memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla dan yang tidak memilih Prabowo dan Hatta. Melihat alasan yang pertama yaitu kedekatan calon Presiden dan Wakil Presiden terhadap gereja HKBP, responden jemaat gereja HKBP memberikan kecenderungan kebalikannya dari alasan tersebut yang membuat mereka tidak memilih pasangan Prabowo dan Hatta. Dilihat dari hasilnya terdapat 23% yang memilih karena kedekatan pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla dan berbeda sedikit yaitu sebesar 21% yang tidak memilih pasangan Prabowo dan Hatta karena alasan tidak dekatnya pasangan ini kepada gereja HKBP. Alasan kedua juga berbeda sedikit, dimana 7% memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla dikarenakan pasangan ini dekat dengan masyarakat Batak Toba secara umum, sementara 8% tidak memilih Prabowo dan Hatta karena tidak dekatnya pasangan ini dengan masyarakat Batak


(61)

Toba. Alasan ketiga adalah yang paling tinggi dimana jemaat gereja HKBP memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla karena mereka melihat pasangan ini dekat dan simpatik dengan agama Kristen Protestan secara umum, dan diikuti alasan mereka tidak memilih pasangan Prabowo dan Hatta karena mereka tidak melihat adanya pasangan ini dekat dengan agama Kristen Protestan yaitu sebesar 42%. Alasan yang lainnya dapat dilihat bahwa tokoh – tokoh politik berlatar belakang HKBP seperti Luhut Pandjaitan, Trimedya Pandjaitan, Maruarar Sirait yang mendukung pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla juga cukup menarik perhatian jemaat gereja HKBP dengan sebanyak 11% jemaat gereja HKBP memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla karena alasan ini, sementara ada alasan yang lain yang membuat jemaat gereja HKBP tidak memilih pasangan Prabowo dan Hatta yaitu karena adanya kedekatan pasangan ini dengan Gereja yang lain seperti GBI, namun hasilnya cukup kecil yaitu sebanyak 1%.


(62)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada jemaat gereja HKBP di Kota Medan mengenai Pengaruh Gereja terhadap pilihan politik jemaat pada Pemilihan Presiden tahun 2014 yang telah dianalisis pada BAB III, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Latar belakang jemaat gereja HKBP di kota Medan sudah berada pada tingkat menengah, dimana dari tingkat pendidikan yang mayoritas di tingkat SMA, kemudia penghasilan yang didapat pada jemaat gereja HKBP juga sudah berada di tingkat menengah yaitu sekitar Rp 2.000.000. Karakteristik mengenai pekerjaan melihat latar belakang pekerjaan di daerah perkotaan yaitu Wiraswasta. Melihat faktor-faktor sosiologis tersebut jemaat gereja HKBP masih cenderung melihat pilihan politiknya berdasarkan faktor – faktor kedekatan pribadi terhadap agama, suku, maupun organisasi keagamaan.

2. Jemaat gereja HKBP di kota Medan mempunyai tingkat kepercayaan yang cukup tinggi terhadap Gereja HKBP dan tokoh gereja HKBP. Hal ini dapat dilihat dari hasil tingkat kepercayaan terhadap kelembagaan


(63)

keagamaan HKBP mencapai 34% dan terhadap tokoh gereja HKBP yang mencapai 47%.

3. Jemaat gereja HKBP di kota Medan sudah mempunyai sikap – sikap positif pada Pemilihan Presiden tahun 2014 yang lalu, sebanyak 94% ikut memilih dalam Pemilihan Presiden dengan sikap bertanggung jawab dan sikap ikut berpartisipasi dalam kegiatan politik yang ada. Dalam hal ini gereja HKBP berhasil membimbing jemaat gereja HKBP untuk tidak menghindari kegiatan politik, karena pada dasarnya gereja HKBP menganggap politik bukanlah sesuatu hal yang kotor.

4. Sumber informasi pada Pemilihan Presiden tahun 2014 mempunyai faktor penting pada penyebaran informasi melalui media dan lingkungan. Faktor televisi dan koran menjadi hal yang paling tinggi dalam penyebaran informasi pada Pemilihan Presiden tahun 2014. Namun faktor lingkungan seperti informasi dari teman gereja juga sangat tinggi yang mencapai 50%. 5. Gereja HKBP ikut mensosialisasikan dan membimbing jemaat gereja

HKBP agar berpartisipasi serta membimbing jemaat gereja HKBP menjadi jemaat yang cerdas. Hal ini dibuktikan dengan sebanya 75% gereja HKBP di kota Medan ikut mensosialisasikan atau menghimbang jemaatnya untuk ikut memilih dalam Pemilihan Presiden tahun 2014.


(64)

6. Terdapat pengaruh gereja HKBP terhadap jemaat gereja HKBP pada Pemilihan Presiden tahun 2014 yaitu sebesar 18%, dan pengaruh dari tokoh gereja HKBP sebanyak 39%. Pengaruh ini juga disetujui oleh jemaat gereja HKBP dimana sebanyak 31% mengikuti serta menyetujui adanya arahan pada Pemilihan Presiden dan sebanyak 27% menjadikannya sebagai pilihan politiknya. Pengaruh Gereja diikuti dengan pilihan politik jemaatnya, dimana sebanyak 89% memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla, dan semuanya yang pernah mendapat arahan dari gereja HKBP maupun dari tokoh gereja HKBP.

7. Melihat Hasil arahan dan pilihan politik jemaat gereja HKBP, maka dapat disimpulkan secara tidak resmi namun nyata bahwa Gereja HKBP baik melalui tokoh – tokoh gerejanya lebih memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla karena dianggap lebih baik dari pasangan Prabowo dan Hatta.

8. Berdasarkan hasil penelitian ini jemaat gereja HKBP mempunyai kecenderungan memilih calon pasangan yang mempunyai kedekatan yang lebih banyak kepada masyarakat beragama Kristen Protestan. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa kriteria mereka memilih calon Presiden sebanya 57% melihat calon Presiden yang mempunyai kedekatan dengan masyarakat yang beragama Kristen Protestan


(65)

9. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa jemaat gereja HKBP di kota Medan hampir keseluruhan memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla pada Pemilihan Presiden tahun 2014 dikarenakan pengaruh dari gereja maupun tokoh gereja HKBP maupun faktor kriteria yang ada pada penelitian ini. Hal ini dibuktikan dengan hasil sebanyak 89% memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla, dan hanya 1% yang memilih pasangan Prabowo dan Hatta.

10.Alasan yang paling tertinggi memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla adalah kedekatan pasangan ini terlebih khusus Calon Presiden yaitu Joko Widodo kepada masyarakat beragama Kristen Protestan. Jemaat gereja HKBP menganggap pasangan ini netral terhadap semua agama yang ada.


(66)

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian kuantitatif yang telah dilakukan, maka saran peneliti adalah :

A. Disarankan kepada Gereja HKBP untuk meminimalisir kecenderungan Gereja untuk ikut dalam politik praktis, namun bukan berarti Gereja tidak selalu ingin ikut campur dalam kegiatan politik.

B. Disarankan kepada jemaat gereja HKBP untuk mempertahankan sikap positif sesuai teori Pemikiran Politik Teologia Kristen.

C. Disarankan kepada jemaat gereja HKBP untuk menjadi Pemikir yang lebih nasionalis dalam memilih maupun yang mengenai hal-hal yang berkaitan dengan politik.


(67)

BAB II

SEJARAH DAN PROFIL GEREJA HKBP

2.1 Sejarah Gereja Huria Kristen Batak Protestan

Gereja Huria Kristen Batak Protestan lahir pada tanggal 7 Oktober 1861 yang ditetapkan melalui Sinode Pertama. Gereja HKBP dibawa oleh Misionaris Jerman dan Belanda yang merupakan asal nama Gereja HKBP yaitu Pdt. Heine, Pdt. Klemmer, Pdt. Betz, dan Pdt. Asselt. Penetapan hari jadi HKBP tanggal 7 Oktober 1861 memiliki makna sejarah dan teologis yang mendalam. Tanggal 7 Oktober 1861 menjadi titik balik sejarah penginjilan dan sejarah Gereja HKBP. Sejarah penginjilan dan sejarah gereja adalah ibarat dua sisi dari satu mata uang logam yang sama. Gereja tanpa penginjilan bukanlah Gereja.itulah sebabnya peristiwa 7 oktober 1861 diartikan dan dimaknai dari dua segi, yakni penginjilan dan gereja. hasilpenginjilan ditanah batak adalah agama kristenatau kekristenan yang didalamnya terdapat sejumlah jemaat atau pargodungan (setasi sending dan sekaligus huria/jemaat). jemaat-jemaat tersebu sejak awal sudah diarahkan akan membentuk sebuah gereja-sending yang kelak menjadi sebuah gereja yang mandiri dari lembaga zending barat (RMG).

Pada awalnya tanggal 7 oktober 1861 adalah titik balik penginjilan dari lembaga sending Rhein di dunia ini.karena jauh sebelum tahun 1861 sending Rhein telah membuka daerah penginjilannya di Namibia-Afrika selatan, China, Kalimantan


(68)

dan di Amerika utara. tetapi sejak 7 oktober 1861 dibuka pula satu daerah penginjilan baru di Sumatera, di Bataklanden atau tanah Batak. Daerah penginjilan baru ini diberinama Battamission yang dikemudian hari disebut Batakmission atau Mission – Batak. Tanggal lahir Batakmission ditentukan pada 7 Oktober 1861 bertepatan dengan tanggal dari rapat pertama para penginjil utusan RMG du tanah Batak. hari lahir Batakmission tersebut disambut pengurus sending Rhein RMG di Jerman dengan rasa sukacita.

Selanjutnya perkembangan Gereja HKBP dilanjutkan oleh Ephorus pertama Gereja HKBP yaitu Pdt. I. L. Nommensen yang melalui banyak rintangan untuk mengembangkan Gereja HKBP di Tanah Batak. Penolakan – penolakan yang pada awalnya dilakukan suku Batak mulai mencair saat Pdt Nommensen berhasil membaptis 4 pasangan suami istri pada tanggal 27 Agustus tahun 1865 di Silindung. Kemudian berlanjut hingga 20 sampai 50 orang ikut dalam suatu acara ibadah. Perkembangan agam Kristen semakin terasa setelah Pdt. Nommensen membangun sebuah perkampungan yang dinamakan Desa Huta Dame di Saitnihuta. Pada mulanya, Huta Dame dikelilingi dinding pengamanan dan dijaga setiap hari oleh orang-orang yang belum mengikuti Kristen, namun di kemudian hari semakin banyak yang menjadi agama Kristen. Setelah 3 tahun perkembangan agama Kristen menjadi lebih cepat setelah dibaptisnya Raja Batak Pontas Lumbantobing yang diikuti oleh masyarakat setempat.


(69)

Setelah itu ia pergi ke Humbang dan tiba di Desa Huta Ginjang. Kemudian pada 1876 ia berangkat ke Toba ditemani Pendeta Johannsen dan sampai di Balige. Tetapi, akibat situasi yang gawat waktu itu, ketika pertempuran antara pasukan Sisingamangaraja XII dengan pasukan Belanda sedang terjadi, mereka pun menangguhkan perjalanan dan kembali ke Silindung. Pada 1886 Nommensen kembali ke Toba (Laguboti dan Sigumpar), setelah pada 1881 Pendeta Kessel dan Pendeta Pilgram tiba dan berhasil menyebarkan injil di sana. Misi kedua pendeta ini kemudian dilanjutkan oleh Pendeta Bonn yang telah mendapat restu dari Raja Ompu Tinggi dan Raja Oppu Timbang yang menyediakan lahan gedung sekolah di Laguboti. Pendeta Boon pindah dari Sigumpar ke Pangaloan dan Nommensen menggantikan tugasnya. Sepeninggalan Boon, Nommensen mendapat rintangan di mana sempat terjadi perdebatan sesama penduduk atas izin sebidang tanah. Setelah akhirnya mendapat persetujuan dari penduduk, ia pun mendirikan gereja, sekolah, balai pengobatan, lahan pertanian dan tempat tinggalnya di sana. Konsep pembangunan satu atap ini disebut dengan “pargodungan”, yang menjadi karakter setiap pembangunan gereja Protestan di Tanah Batak. Dari Sigumpar, Nommensen bersama beberapa pendeta lainnya melanjutkan zending dengan menaiki “solu” (perahu) melintasi Danau Toba yang dikaguminya menuju Pulau Samosir. Maka, pada 1893 Pendeta J. Warneck pun tiba di Nainggolan, 1898 Pendeta Fiise di Palipi, 1911 Pendeta Lotz di Pangururan dan 1914 Pendeta Bregenstroth di Ambarita. Misi


(70)

zending tak berhenti sampai di sana. Nommensen lalu mengajukan permohonan kepada RMG Barmen agar misinya diperluas hingga wilayah Simalungun. Permohonan itu ditanggapi dengan mengutus Pendeta Simon, Pendeta Guillaume dan Pendeta Meisel menuju Sigumpar pada 16 Maret 1903. Dari sana mereka pergi ke Tiga Langgiung, Purba, Sibuha-buhar, Sirongit, Bangun Purba, Tanjung Morawa, Medan, Deli Tua, Sibolangit dan Bukum. Bersama Nommensen, mereka pun melanjutkan perjalanan melalui Purba, Raya, Pane, Dolok Saribu hingga Onan Runggu.

Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) cepat berkembang hingga sekarang. HKBP adalah gereja Protestan terbesar di kalangan masyarakat Batak, bahkan juga di antara Gereja-gereja Protestan yang ada di Indonesia, dan menjadikannya pula organisasi keagamaan terbesar ketiga setelah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Gereja ini tumbuh dari misi RMG (Rheinische Missionsgesellschaft) dari Jerman dan resmi berdiri pada 7 Oktober 1861.Saat ini, HKBP memiliki jemaat sekitar 6 juta anggota di seluruh Indonesia. HKBP juga mempunyai beberapa gereja di luar negeri, seperti di Singapura, Kuala Lumpur, Los Angeles, New York, Seattle dan di negara bagian Colorado. Meski memakai nama Batak, HKBP juga terbuka bagi suku bangsa lainnya. Sejak pertama kali berdiri, HKBP berkantor pusat di Pearaja (Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara) yang berjarak sekitar 1 km dari pusat kotaTarutung, ibu kota kabupaten tersebut. Pearaja merupakan sebuah desa yang terletak di


(71)

sepanjang jalan menuju kota Sibolga (ibu kota Kabupaten Tapanuli Tengah). Kompleks perkantoran HKBP, pusat administrasi organisasi HKBP, berada dalam area lebih kurang 20 hektar. Di kompleks ini jugaEphorus (=uskup) sebagai pimpinan tertinggi HKBP berkantor. HKBP adalah anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), anggota Dewan Gereja-gereja Asia (CCA), dan anggota Dewan Gereja-gereja se-Dunia (DGD). Sebagai gereja yang berasaskan ajaran Lutheran, HKBP juga menjadi anggota dari Federasi Lutheran se-Dunia (Lutheran World Federation) yang berpusat di Jenewa, Swiss.


(72)

2.2 Struktur dan Tugas Kepengurusan Gereja HKBP

Gambar 2.1

Sumber : HKBP

HKBP ditata mengikuti sistem keuskupan, mirip dengan Gereja-gereja yang menganut sistem episkopal seperti Gereja Katolik Roma, Gereja Anglikan, Gereja Methodist, dll. Pimpinan tertingginya disebut Ephorus. Ephorus HKBP yang pertama adalah Dr.I.L. Nommensen dan saat Ephorus saat ini yaitu Pdt. Willem Simarmata,

Ephorus

Sekjen HKBP

Departemen

Praeses

Distrik Departemen

Marturia

Jemaat

Departemen Koinonia

Ressort Departemen


(73)

MA. Ephorus dibantu oleh seorang Sekretaris Jenderal dan sejumlah Kepala Departemen. Terdapat 3 Kepala Departemen yaitu Kepala Departemen Koinonia, Kepala Departemen Marturia, dan Kepala Departemen Diakonia. Di bawahnya adalah praeses yang memimpin distrik-distrik gereja, sementara di bawah distrik terdapat resort yang dipimpin oleh pendeta resort, dan di tingkat yang paling bawah adalah jemaat individual yang dipimpin oleh pendeta. Saat ini HKBP mempunyai 28 praeses di seluruh Indonesia. Dalam pelayanannya, seorang pendeta HKBP biasanya dibantu oleh Guru Huria, sementara ada pula jabatan lain yaitu Bibelvrouw dan diakones. Adapun tugas – tugas dari jabatan struktur HKBP adalah sebagai berikut:

1. Ephorus

Ephorus adalah yang memimpin segenap HKBP dan wakil HKBP terhadap pemerintah, gereja dan badan-badan organisasi lainya.Jabatannya harus diembannya sesuai dengan Konfesi, Tata Gereja dan Siasat Gereja HKBP. Periode kepemimpinannya selama 4 tahun dan dia dapat dipilih kembali untuk mimpin selama 2 periode. Adapun yang menjadi tugas-tugas Eporus sesuai dengan Aturan dan Peraturan HKBP 1994-2004 adalah sebagai berikut:

a. Menggembalakan jemaat-jemaat dan pelayan-pelayan di segenap


(74)

b. Melaksanakan pembinaan terhadap pelayan-pelayan tahbisan dalam rangka upaya meningkatkan kemampuan mereka melaksanakan tugas-tugas pelayanannya, terutama dalam pelayanan firman dan penggembalaan.

c. Memelihara dan menyuarakan tugas kenabian HKBP terhadap

pemerintah atau penguasa melalui kata-kata maupun perbuatan nyata untuk menegakkan kebenaran dan keadilan di tengahtengah bangsa dan negara.

d. Mewakili HKBP terhadap pemerintah, gereja, dan badan-badan lain di

dalam maupun di luar negeri.

e. Memimpin segenap HKBP bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal

dan kepala departemen berdasarkan Alkitab, Konfessi, Aturan Paraturan, dan Peraturan Penggembalaan dan Siasat Gereja sebagai manifestasi kepatuhannya kepada Yesus Kristus, Raja Gereja. Ephorus dapat mendelegasikan wewenang melaksanakan tugas-tugas tertentu kepada Sekretaris Jenderal, kepala departemen, atau praeses sesuai dengan kebutuhannya.

f. Menyelenggarakan Sinode Agung sesuai dengan ketentuan

persidangan Sinode Agung.


(75)

h. Melantik praeses.

i. Memimpin Rapat Praeses.

j. Mempersiapkan dan menyusun Rencana Induk Pengembangan

Pelayanan HKBP yang akan disampaikan kepada Sinode Agung untuk ditetapkan.

k. Menyusun Rencana Strategis HKBP untuk disampaikan ke Sinode

Agung, dan Rencana Tahunan dan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja yang akan disampaikan kepada Majelis Pekerja Sinode untuk ditetapkan.

l. Mengunjungi jemaat-jemaat untuk memimpin upacara penahbisan

gereja dan peletakan batu alas.

m. Menahbiskan pendeta, guru jemaat, bibelvrouw, diakones, dan

evangelis.

n. Menyampaikan Laporan Tahunan dan pertanggungjawaban

pelaksanaan tugasnya memimpin HKBP ke Sinode Agung.

o. Menyusun Almanak HKBP.

p. Menerbitkan surat-surat ketetapan tentang jemaat, resort, distrik baru,

yayasan, lembaga, dan komisi, demikian juga yang berhubungan dengan personalia.


(76)

2. Sekertaris Jenderal

Tugasnya :

a. Menyertai Ephorus memimpin HKBP bersama-sama dengan kepala

departemen.

b. Memimpin administrasi HKBP sesuai dengan Aturan Peraturan HKBP

c. Mewakili Ephorus melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh

Ephorus sesuai dengan kebutuhannya.

d. Menerima laporan pelayanan dari organ-organ pelayanan di

bawahnya.

e. Bersama-sama dengan kepala departemen menyertai Ephorus

menyusun Berita Pelayanan, Rencana Tahunan, dan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Tahunan HKBP, yang akan mereka sampaikan ke Majelis Pekerja Sinode; Laporan Pertanggungjawaban dan Rencana Strategis ke Sinode Agung.

f. Mempersiapkan segala keperluan yang berkenaan dengan pelaksanaan

Sinode Agung dan rapat-rapat lain ditingkat Pusat.

g. Bersama-sama dengan Ephorus dan kepala departemen

menyelenggarakan Rapat Pimpinan HKBP.

h. Membuat evaluasi dan menyampaikan pertanggungjawaban kepada


(77)

3. Kepala Departemen Koinonia

Tugasnya :

A. Menyertai Ephorus bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal dan

kepala departemen lainnya memimpin HKBP.

B. Memimpin semua pekerjaan di Departemen Koinonia:

a. Mengkordinasikan perencanaan dan pelaksanaan semua usaha

yang mengembangkan dan meneguhkan persekutuan seluruh warga HKBP di semua tingkat, persekutuan oikumenis di tingkat lokal, nasional, regional dan internasional.

b. Menyusun kebijakan-kebijakan, peraturan-peraturan, dan

pedoman-pedoman yang perlu dalam kegiatan mengembangkan dan meneguhkan persekutuan sel uruh warga di semua tingkat, dan menjadi pegangan semua petugas.

c. Mewakili Ephorus dalam pelaksanaan tugas yang diberikan

Ephorus sesuai dengan kebutuhan.

d. Menerima laporan pelaksanaan tugas dari semua organ

pelayanan di bawahnya.

e. Bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal dan kepala

departemen lainnya menyertai Ephorus menyusun Berita Pelayanan, Rencana Tahunan, dan Rencana Anggaran


(1)

berkembang bersama semasa perkuliahan, serta terima kasih kepada adik – adik yang berada di Departemen Ilmu Politik

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai kekurangan dan kelemahan. Penulis memohon maaf dan menerima kekurangan yang ada pad skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat mengembangkan Pemikiran Politik Teologia Kristen di Indonesia.

Medan, 16 Juli 2016


(2)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR, GRAFIK DAN LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Batasan Masalah ... 10

1.4 Tujuan Penelitian ... 10

1.5 Manfaat Penelitian ... 11

1.6 Kerangka Teori ... 11

1.6.1 Pemikiran Politik Teologia Kristen ... 11

1.6.2 Perilaku Politik ... 14

1.6.3 Perilaku Pemilih ... 15

1.6.4 Pendekatan Sosiologis ... 16

1.6.5 Pemilihan Umum ... 18

1.7 Metodologi Penelitian... 19

1.7.1 Metode Penelitian ... 19

1.7.2 Jenis Penelitian ... 20

1.7.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 20

1.7.4 Teknik Pengumpulan Data ... 23

1.7.4 Teknik Analisis Data ... 24

1.8 Sistematika Penulisan ... 24

BAB II SEJARAH DAN PROFIL GEREJA HKBP ... 26

2.1 Sejarah Gereja Huria Kristen Batak Protestan ... 26

2.2 Struktur dan Tugas Kepengurusan Gereja HKBP ... 31

2.3 Struktur dan Tugas Kepengurusan Gereja HKBP Distrik X Medan Aceh ... 40


(3)

BAB III ANALISIS PENGARUH GEREJA HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN TERHADAP PILIHAN POLITIK JEMAAT PADA

PEMILIHAN PRESIDEN TAHUN 2014 ... 52

3.1 Penyajian Data ... 52

3.2 Identitas Responden ... 52

3.2.1 Deskripsi Jawaban Responden ... 52

3.2.2 Analisis Jawaban Identitas Responden ... 63

3.3 Pengaruh Gereja Terhadap Pilihan Politik Jemaat ... 64

3.3.1 Deskripsi Jawaban Responden ... 64

3.3.2 Analisis Jawaban Responden ... 91

BAB IV PENUTUP ... 100

4.1 Kesimpulan ... 100

4.2. Saran ... 104


(4)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jemaat Gereja ... 52

Tabel 3.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ... 54

Tabel 3.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Suku ... 55

Tabel 3.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Agama ... 56

Tabel 3.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 56

Tabel 3.6 Deskripsi Responden Berdasarkan Status Kawin dan Jenis Kelamin 57 Tabel 3.7 Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 58

Tabel 3.8 Deskripsi Responden Berdasarkan Penghasilan ... 60

Tabel 3.9 Deskripsi Responden Berdasarkan lamanya tinggal di daerahnya ... 61

Tabel 3.10 Deskripsi Responden Berdasarkan lamanya menjadi jemaat gereja HKBP ... 62

Tabel 3.11 Deskripsi Jawaban Responden tentang Keanggotaan Jemaat Gereja HKBP ... 64

Tabel 3.12 Deskripsi Responden Berdasarkan tentang Keaktifan dalam Kegiatan Gereja di HKBP ... 65

Tabel 3.13 Deskripsi Jawaban Responden tentang kelembagaan agama (HKBP) menjadi rujukan dalam keputusan tentang masalah sosial dan politik ... 65

Tabel 3.14 Deskripsi Jawaban Responden tentang mempercayai tokoh Gereja dalam pilihan politik seperti pileg, pemilukada, pilpres ... 67

Tabel 3.15 Deskripsi Jawaban Responden ikut memberikan suara pada Pilpres ... 68

Tabel 3.16 Deskripsi Jawaban Responden tentang alasan ikut memilih dalam Pilpres ... 69

Tabel 3.17 Deskripsi Jawaban Responden tentang alasan tidak ikut memilih dalam Pilpres ... 71

Tabel 3.18 Deskripsi Jawaban Responden tentang adanya sosialisasi Pada Pemilihan Presiden Tahun 2014 dari Gereja HKBP ... 73

Tabel 3.19 Deskripsi Jawaban Responden tentang adanya arahan dari Gereja HKBP dalam Pemilihan Presiden Tahun 2014 ... 75

Tabel 3.20 Deskripsi Jawaban Responden tentang adanya arahan dari Tokoh (Pendeta, Sintua, Pengurus) HKBP pada Pilpres tahun 2014 ... 76

Tabel 3.21 Deskripsi Jawaban Responden tentang apakah mengikuti arahan tokoh HKBP dalam Pilpres tahun 2014 ... 77

Tabel 3.22 Deskripsi Jawaban Responden apakah setuju terhadap arahan tokoh gereja HKBP ... 79

Tabel 3.23 Deskripsi Jawaban Responden tentang apakah arahan menjadi pilihan politik dalam Pilpres tahun 2014 ... 80


(5)

Tabel 3.24 Deskripsi Jawaban Responden tentang Faktor memilih calon Presiden dan Wakil Presiden ... 81 Tabel 3.25 Deskripsi Jawaban Responden tentang calon Presiden/Wakil

Presiden yang dipilih pada Pilpres tahun 2014 ... 85 Tabel 3.26 Deskripsi Jawaban Responden tentang alasan memilih pasangan

Jokowi dan Jusuf Kalla ... 86 Tabel 3.27 Deskripsi Jawaban Responden tentang alasan tidak memilih

pasangan Prabowo dan Hatta ... 89 Tabel 3.28 Deskripsi Jawaban Responden tentang alasan tidak memilih

pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla ... 91 Tabel 3.29 Perbandingan kepercayaan rujukan terhadap kelembagaan agama

dan kepercayaan tokoh gereja ... 92 Tabel 3.30 Perbandingan Sikap Positif dan Sikap Negatif pada jemaat gereja

HKBP ... 93 Tabel 3.31 Pengaruh Gereja HKBP dalam pilihan politik jemaat pada

Pemilihan Presiden ... 94 Tabel 3.32 Pengaruh tokoh Gereja HKBP dalam pilihan politik jemaat

pada Pemilihan Presiden ... 95 Tabel 3.33 Deskripsi Jawaban Responden tentang Perbandingan alasan

memilih pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla dan alasan tidak memilih


(6)

xiv

DAFTAR GAMBAR, GRAFIK DAN LAMPIRAN Daftar Gambar

Gambar 2.1 Struktur Gereja HKBP ... 31 Gambar 2.2 Struktur Gereja HKBP Distrik X Medan Aceh ... 40 Daftar Grafik

Grafik 3.1 Sumber Informasi Pemilihan Presiden tahun 2014 ... 71 Daftar Lampiran :

Lampiran 1. Gambar Wawancara dengan Responden jemaat gereja HKBP Lampiran 2. Kuisioner Penelitian

Lampiran 3. Transkrip Wawancara dengan Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh