dosen, umpan balik bermanfaat untuk melihat hal-hal apa yang perlu diperhatikan secara serius dalam pembelajaran.
Menurut Mulyasa 2007: 106, fungsi penilaian hasil belajar antara lain; 1 mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah ditentukan, 2 untuk mengetahui kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik, serta
kompetensi dasar dan tujuan yang belum dikuasainya, 3 untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti remedial, pengayaan dan
untuk mengetahui tingkat kesuliatan belajar, 4 sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran dan
pembentukan kompetensi peserta didik yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.
b. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional dosen adalah kemampuan dosen dalam penguasaan bahan ajar secara penuh juga cara-cara mengajarkannya secara
pedagogis dan metodis. Suharsimi Arikunto 1990 mengistilahkannya dengan pengetahuan yang luas dan mendalam tentang bidang studi yang akan
diajarkannya serta penguasaan metodologis. Yang terakhir ini sekarang mungkin masuk ke dalam kompetensi pedagogik. Dalam Standar Nasional
Pendidikan dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas
dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Mulyasa 2007:135 mengidentifikasi ruang lingkup kompetensi profesional sebagai berikut :
1 Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,
psikologis, sosiologis dan sebagainya. 2
Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembengan peserta didik.
3 Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggung jawabnya. 4
Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi. 5
Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan.
6 Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.
7 Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
8 Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
Dalam instrumen sertifikasi dosen disebutkan komponen profesional dosen meliputi; 1
k
emampuan menjelaskan pokok bahasan topik secara tepat, 2 kemampuan memberi contoh relevan dari konsep yang diajarkan, 3
kemampuan menjelaskan keterkaitan bidangtopik yang diajarkan dengan bidangtopik lain, 3 kemampuan menjelaskan keterkaitan bidangtopik yang
diajarkan dengan konteks kehidupan, 4 penguasaan akan isu-isu mutakhir dalam bidang yang diajarkan, 5 penggunaan hasil-hasil penelitian untuk
meningkatkan kualitas perkuliahan, 6 pelibatan mahasiswa dalam
penelitiankajian dan atau pengembangan rekayasa desain yang dilakukan dosen, 7 kemampuan menggunakan beragam teknologi komunikasi, 8
Keterlibatan dalam kegiatan ilmiah organisasi profesi Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi dosen, maka
kompetensi profesional dosen kebidanan disarikan sebagai berikut; 1 riwayat pendidikan dan pelatihan kebidanan, 2 penguasaan materi, 3 kemampuan
meningkatkan dan memperbarui keilmuannya, 4 penelitian dan pengabdian masyarakat, 5 keterlibatan dalam organisasi profesi.
1 Riwayat Pendidikan dan Pelatihan Kebidanan
Dosen selaku ilmuwan harus memiliki kemampuan keilmuwan yang baik, terutama ilmu yang telah menjadi spesialisasinya. Direktur
Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional
memberikan acuan bahwa dosen minimal harus memiliki latar belakang pendidikan S2 yang linier. Dalam aturan pendirian pendidikan D-III
Kebidanan dari Pusdiknakes disebutkan bahwa dosen Kebidanan adalah mereka yang minimal telah menyelesaikan pendidikan D-III Kebidanan
ditambah pendidikan lanjut berupa D-IV Kebidanan atau S-1 Kesehatan. Menurut Oemar Hamalik 2007 : 26-30 tingkat profesional tenaga
pendidik terdiri dari :
executive, profesional, provisional, cadet
dan
special.
a Dosen eksekutif
Executive
merupakan pimpinan dan penanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan pengajaran. Berdasarkan
tingkat pendidikannya, jenis staf ini harus memiliki pendidikan
tingkat sarjana, master atau doktor, selain itu harus memiliki pengalaman mengajar di kelas.
b Dosen profesional
Profesional
adalah orang yang telah menempuh pendidikan dan memiliki tingkat sarjana, master atau doktor,
mendapat ijazah negara dan berpengalaman dalam mengajar di kelas-kelas besar.
c Dosen provisional
Provisional
merupakan staf yang telah menempuh pendidikan sarjana dan telah memperoleh ijazah negara
tetapi belum memiliki atau masih kurang pengalaman mengajar. d
Dosen kadet
Cadet
merupakan dosen yang belum menyelesaikan pendidikan minimal sebagai dosen dan hanya memenuhi kualifikasi
darurat. e
Dosen khusus
special
merupakan dosen yang ahli dalam bidang tertentu.
2 Penguasaan Materi
Penguasaan dosen terhadap materi pelajaran dalam bidang ilmu tertentu haruslah luas dan mendalam. Penguasaan materi secara luas
diartikan sebagai kemampuan dosen untuk memahami tentang asal usul, perkembangan, hakekat dan tujuan dari ilmu tersebut. Sementara itu
penguasaan yang mendalam diartikan sebagai kemampuan dosen untuk memahami cara dan menemukan ilmu, teknologi dan atau seni,
khususnya tentang bidang ilmu yang diampunya.
Dosen juga dituntut mempunyai kemampuan memahami nilai, makna, dan kegunaan ilmu terutama dalam kaitannya dengan
pemanfaatan dalam kehidupan manusia, sehingga mempunyai dampak kepada kebudayaan dan peradaban. Bersamaan dengan itu dosen perlu
menguasai keterbatasan materi pelajaran dalam kaitannya dengan etika ilmu, tradisi dan budaya akademis sebagai landasan moral untuk
menghindari kerancuan dan kemudaratan yang mungkin ditimbulkan. Ditjen Dikti, 2008: 29
Kemampuan keilmuwan dosen juga terlihat dari ijazah dan sertifikat kebidanan yang dimiliki oleh dosen. Ijazah dan sertifikat bukan
semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti bahwa pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang
diperlukannya untuk suatu jabatan. Syaiful Bachri Djamarah, 2007:33 3
Kemampuan meningkatkan dan memperbarui keilmuan Penguasaan IT Abad 21 merupakan abad pengetahuan, sekaligus merupakan abad
informasi dan teknologi. Karena pengetahuan, informasi dan teknologi menguasai abad ini maka disebut juga era globalisasi, karena canggihnya
penggunaan pengetahuan, informasi dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan yang menimbulkan hubungan global. Mulyasa, 2007: 106
Persaingan hidup yang sangat ketat, perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat, memungkinkan siapa orang yang
menguasai pengetahuan, teknologi dan informasi dialah yang akan menguasai hidup secara survival. Perubahan prinsip belajar berbasis
komputer memberikan dampak pada profesionalisme dosen, sehingga harus menambah pemahaman dan kompetensi baru untuk memfasilitasi
pembelajaran. Dosen
dituntut untuk
memiliki kemampuan
mengorganisir, menganalisis, dan memilih informasi yang paling tepat dan berkaitan langsung dengan pembentukan kompetensi peserta didik
serta tujuan pembelajaran. Mulyasa, 2007: 108 4
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi disebutkan bahwa selain
memiliki peran dalam bidang a pendidikan dan pengajaran, dosen juga berkewajiban melaksanakan kegiatan b penelitian dan c pengabdian
kepada masyarakat. Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu :
a Pendidikan dan pengajaran
Dosen bukan hanya menguasai materi, namun juga dapat mengajarkannya pada orang lain dengan metode yang baik. Selain
itu dosen dituntut pula untuk mengajarkan sikap-sikap yang benar dalam menempuh kehidupan di dunia ini.
b Penelitian
Dalam hal ini dosen perlu memiliki pemahaman dan keterampilan tentang metodologi ilmiah, rancangan penelitian dan
atau percobaan, serta kemampuan mengorganisasikan dan menyelenggarakan penelitian bidang ilmu mulai dari perumusan
masalah, penyusunan hipotesis, perancangan data, dan alat yang
akan digunakan, serta metode analisis yang mendasarinya. Selanjutnya dosen mampu menerapkan rancangan, metode, dan
analisis tersebut dalam melaksanakan penelitian, sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.
Dosen harus melakukan penelitian untuk mengembangkan keilmuannya. Bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga
merupakan bentuk tanggung jawab terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang dimilkinya. Sikap haus belajar dan selalu ingin
tahu sangat diperlukan dosen untuk maju dan berkembang. c
Pengabdian pada masyarakat Hasil penelitian yang diperoleh lazimnya tidak dapat
langsung diterapkan, melainkan perlu dikembangkan lagi agar dapat diterapkan dikalangan masyarakat. Untuk itu seorang dosen
yang profesional perlu mempunyai kemampuan untuk melakukan pengembangan sebagai bagian kelanjutan dari penelitian. Dalam
hal ini dosen diharapkan memiliki kemampuan melaksanakan rancangan penerapan tersebut baik dalam tingkat percobaan
maupun dalam tingkat penyebaran secara masif. Ditjen Dikti, 2008:30-31
5 Keterlibatan Dalam Organisasi Profesi
Salah satu karakterisitik dari sebuah pekerjaan profesional yaitu adanya suatu organisasi profesi yang menaungi para anggota dari profesi
yang bersangkutan. Wikipedia 2009 menyebutkan”
Professions usually
have professional bodies organized by their members, which are intended to enhance the status of their members and have carefully
controlled entrance requirements” .
Dalam organisasi profesi itulah, para anggota profesi hidup dalam kebersamaan dan kesejawatan, bersatu padu
melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan profesi yang digelutinya.
Menurut Ikatan Konselor Indonesia 2008 bahwa organisasi profesi pada umumnya berpegang pada apa yang disebut tridarma
organisasi profesi, yaitu: 1 ikut serta mengembangkan ilmu dan teknologi profesi; 2 meningkatkan mutu pelayanan kepada sasaran
layanan; dan 3 menjaga kode etik profesi. Merujuk pada pemikiran IKI
tersebut, maka setiap organisasi profesi hendaknya dapat memberikan dukungan dan kontribusi positif bagi para anggotanya untuk senantiasa
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta melahirkan berbagai inovasi untuk kepentingan pengembangan dan kemajuan dari
profesi itu sendiri, baik berdasarkan pemikiran kritis maupun riset. Dalam hal ini, kerja sama mutualistik antara organisasi profesi dengan
berbagai perguruan tinggi yang melahirkan anggota-anggota profesi yang bersangkutan
tampaknya mutlak
diperlukan. Selain
berupaya mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, organisasi profesi juga
seyogyanya dapat terus-menerus mendorong dan memotivasi para praktisi profesi di lapangan untuk dapat melaksanakan tugas-tugasnya
sesuai dengan standar yang disyaratkan, sehingga kehadirannya dapat
memberikan manfaat dan kepuasan bagi para pengguna jasa layanan maupun masyarakat luas.
Kegiatan pengembangan
profesi dengan
tujuan untuk
meningkatkan mutu pelayanan tampaknya juga mutlak diperlukan, – misalnya dalam bentuk riset, pelatihan, seminar, simposium,– baik yang
diselenggarakan oleh organisasi profesi itu sendiri maupun bekerja sama dengan pihak lain. Akhmad Sudrajat, 2009
Organisasi profesi secara organisatoris merupakan kekuatan terbesar untuk meyakinkan pihak luar terhadap pelaksanaan profesi
anggotanya. Organisasi
profesi mewadahi
anggotanya untuk
memperjuangkan hak-hak profesi.
c. Kompetensi Pribadi