Waktu pengukuran Unloading barang dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7. Pengukuran Waktu Unloading Sub
Volume Waktu
Waktu Grup
�
�
menit Per
�
�
menit
1 2,21
4,12 1,86
2 2,42
4,35 1,80
3 2,23
4,17 1,87
4 2,54
4,17 1,64
5 2,67
4,76 1,78
6 2,12
3,94 1,86
Jumlah 10,81
5.2. Pengolahan Data
5.2.1. Time Window
Time window batasan waktu pengiriman adalah angka yang menunjukkan jumlah hari, dimana barang yang akan dikirimkan tidak boleh
melebihi dari jumlah hari yang telah ditetapkan. Pada PT. Varia Sekata Varse, time window yang ditentukan untuk proses pendistribusian barang ke apotik
adalah satu hari. Ini menunjukkan bahwa standar pengiriman barang ke setiap apotik adalah satu hari.
5.2.2. Pengujian Keseragaman Data Waktu Distribusi
Pengujian keseragaman data dilakukan sebelum perhitungan waktu standar.
5.2.2.1. Waktu Antar Apotik
Waktu antar apotik berdasarkan jarak tiap apotik yang terdapat pada bab pengumpulan data yang dicari melalui :
Universitas Sumatera Utara
Waktu =
����� ���������
dengan asumsi bahwa kecepatan rata-rata adalah 40 kmjam.
5.2.2.2. Waktu Loading dan Unloading
1. Waktu Loading Dari pengumpulan data di atas didapat rata-rata waktu pengukuran atau besarnya
waktusiklus sebagai berikut:
X � =
∑xi �
=
38,11 6
= 6,35
Standard deviasi waktu pengukuran adalah sebagai berikut:
� = �∑xj − x�
2
� − 1
=
�
6,88 − 6,35
2
+ 6,39 − 6,35
2
+ … . . +6,15 − 6,35
2
6 − 1
= 0,37
Nilai tengah, Batas Kendali Atas BKA dan Batas Kendali Bawah BKB dengan
Tingkat Kepercayaan 95 k = 2 adalah sebagai berikut: X
� = 6,35 BKA =
�� + k
� = 6,35+20,37 = 7,10
BKA = �� + k
� = 6,35 -20,37 = 5,61
Keseluruhan data pengamatan digambarkan pada peta kendali untuk melihat keseragaman data dan peta kendali dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.2 Peta Kontrol Waktu Loading
Dari Gambar 5.2. di atas dapat dilihat bahwa keseluruhan data tidak ada yang berada di luar batas kendali atas dan batas kendali bawah, sehingga
keseluruhan data adalah seragam. Waktu unloading membongkar barang dilakukan di toko apotik. Waktu unloading ini dipengaruhi oleh banyaknya barang
yang akan dibongkar di setiap apotik.
2. Waktu Unloading Dari data di atas didapat rata-rata waktu pengukuran atau besarnya waktu
siklus sebagai berikut:
X � =
∑xi �
=
10,81 6
= 1,80 Standard deviasi waktu pengukuran adalah sebagai berikut:
5,50 5,70
5,90 6,10
6,30 6,50
6,70 6,90
7,10 7,30
1 2
3 4
5 6
W a
k tu
m en
it
Peta Kontrol Waktu Loading
DATA BKA
BKB
Universitas Sumatera Utara
� = �∑xj − x�
2
� − 1 =
�1,86 − 1,80
2
+ 1,80 − 1,80
2
+ … . . +1,86 − 1,80
2
6 − 1
= 0,09
Universitas Sumatera Utara
Nilai tengah, Batas Kendali Atas BKA dan Batas Kendali Bawah BKB dengan Tingkat Kepercayaan 95 k=2 adalah sebagai berikut:
X � = 1,97
BKA = �� + k � = 1,80 +20,09 = 1,98
BKA = �� + k � = 1,80 -20,09 = 1,62
Gambar 5.3. Peta Kontrol Waktu Unloading 5.2.3. Pengujian Kecukupan Data
Jumlah pengukuran waktu kerja yang sebenarnya diperlukan dengan tingkat ketelitian 5 dan tingkat kepercayaan 95 dihitung dengan menggunakan
rumus:
1,60 1,65
1,70 1,75
1,80 1,85
1,90 1,95
2,00
1 2
3 4
5 6
DATA BKA
BKB
Universitas Sumatera Utara
N’ = ⎣
⎢ ⎢
⎡40��∑X
2
− ∑ �
2
∑X ⎦
⎥ ⎥
⎤
2
dimana : N’ = Jumlah pengukuran yang sebenarnya diperlukan
n = Jumlah data setelah dilakukan uji keseragaman data
Jika diperoleh dari pengujian tersebut ternyata N’ N, maka diperlukan pengukuran tambahan, tapi jika N’ N maka data pengukuran pendahuluan sudah
mencukupi.
5.2.3.1. Pengujian Kecukupan Data Waktu Loading Barang
Pengujian kecukupan data waktu loading
N’ = �
40 �6 � 242,77 − 1452,44
38,11 �
2
N’ = 4,59 N’ =
4,59 N = 6, maka jumlah pengamatan telah mencukupi.
5.2.3.2. Pengujian Kecukupan Data Waktu Unloading Barang
Pengujian kecukupan data waktu Unloading N’ =
� 40
�6 � 19,53 − 116,958 10,81
� N’ = 3,09
N’ = 3,09 N = 6, maka jumlah pengamatan telah mencukupi.
5.2.4. Pengolahan data Graph Rute Awal
1. Penentuan Waktu Siklus Horizon Perencanaan
Universitas Sumatera Utara
Horizon perencanaan menggambarkan waktu kerja untuk armada yang digunakan dan membatasi total waktu yang digunakan untuk waktu perjalanan,
waktu Loading dan Unloading yang harus dipenuhi dalam perjalanan menyelesaikan tugasnya. Penentuan waktu siklus horizon perencanaan untuk
graph awal menggunakan teori dari algoritma yang telah dijabarkan, yaitu horizon perencanaan sama dengan jarak atau selisih waktu jadwal pengiriman yang sama
berulang. Dalam layanan pengiriman barang, proses pengiriman barang dari pabrik Varia Sekata Varse ke setiap apotik dilakukan setiap satu hari, maka
horizon perencanaan dapat ditentukan selama satu hari.
2. Pembentukan Subrute
Penyusunan sub rute didasarkan oleh data masukan, yaitu: a.
Jumlah pengiriman ke setiap apotik Jumlah pengiriman ke setiap apotik dapat dilihat pada 5.2 yang terdapat pada
pengumpulan data. b.
Jumlah dan kapasitas alat angkut kendaraan. Kendaraan yang digunakan untuk melakukan proses pengiriman berjumlah 5 unit
dengan kapasitas armada alat angkut 7 m
3
. c.
Waktu tersedia untuk distribusi pada PT Varia Sekata Varse dalam satu hari adalah: Waktu total kerja- waktu istirahat
Untuk Senin sampai Kamis Waktu distribusi = 420 – 60 = 360 menit
Untuk hari Jumat Waktu distribusi = 420 – 90 = 330 menit
Universitas Sumatera Utara
Untuk hari Sabtu Waktu distribusi = 360 – 60 = 300 menit
d. Jarak antar lokasi adalah hasil perhitungan menggunakan googlemaps Jarak antar
lokasi terdapat pada Tabel 5.5. e.
Dalam pembentukan sub rute digunakan metode saving matriks. Metode saving matriks pada hakikatnya adalah metode untuk meminimumkan jarak atau waktu
dan ongkos dengan mempertimbangkan kendala-kendala yang ada. Berikut ini langkah-langkah pembentukan subrute distribusi dengan menggunakan metode
saving matriks, yaitu: 1.
Identifikasi Matriks Jarak Pada langkah pertama ini diperlukan jarak antara PT Varia Sekata Varse
dengan setiap apotik dan jarak antar apotik. Jarak riil yang akan digunakan untuk pembentukan sub rute dapat dilihat pada Tabel 5.8.
2. Mengidentifikasi Matriks Penghematan saving matriks
Saving Matriks mempresentasikan penghematan yang biasa direalisasikan dengan menggabungkan dua atau lebih apotik dalam satu rute.Untuk perhitungan
penghematan jarak dapat menggunakan persamaan. Sx,y = J Pabrik, x + J Pabrik, y – J x,y
Dimana: Sx,y
= Penghematan Jarak J Pabrik, x
= Jarak Pabrik ke apotik x J Pabrik, y
= Jarak Pabrik ke apotik y J x, y
= Jarak Apotik x ke apotik y Berikut contoh perhitungan penghematan jarak antar apotik Bakti D1 dan Karya Raya
D2 dengan menggunakan formula diatas:
Universitas Sumatera Utara
SD1,D2 = J Pabrik ke D1 + J Pabrik ke D2 – JD1 ke D2
= 13.900 + 17.400 -7.000 = 24.300 meter
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8. Matriks Penghematan Jarak Antar Apotik
Apotik A1
A2 A3
A4 A5
A6 A7
A8 A9
A10 A11
A12 A13
A14 A15
A16 A1
24300 25100 27400 22800 27400 24500 23600 17800 27700 27500 27500 26000 21400 25000 24700 A2
23200 31200 21600 30000 26400 21500 27600 26100 29300 30400 27000 21000 31100 31300 A3
31600 33200 33100 31500 31700 17400 31600 33700 32000 34200 31900 29200 25800 A4
30100 44800 36600 29400 26100 33700 40900 41400 36800 27900 38800 35200 A5
34000 33900 29300 15200 29500 36100 31900 36600 33000 26900 22500 A6
42100 31600 26800 35500 46900 44400 39900 32600 39200 35800 A7
27700 21200 31600 42900 38700 43500 29200 32900 29400 A8
15600 30200 30000 29900 29800 27500 27400 23900 A9
19700 24200 25400 22400 14100 26100 26400 A10
34800 34500 33400 28800 31900 28400 A11
43000 42500 31300 37200 33800 A12
39300 30100 37800 34400 A13
30900 32800 29400 A14
25800 22400 A15
37400 A16
Permintaan m
3
2,14 2,36 2,41 3,23 2,56 3,07 1,68 2,34 2,25 2,21 2,22 3,34 2,20 2,22 3,69 3,23
Universitas Sumatera Utara
No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 0 Halaman : 1 dari 1
6.
Mengalokasikan Apotik ke Rute
1. Horizon perencanaan Tanggal 18 April 2016
Dengan menggunakan Tabel 5.8. dapat dilakukan alokasi apotik ke dalam rute. Dari rute yang terbentuk dapat dilakukan pengabungan sampai pada batas
kapasitas armada yang digunakan. Dimana armada yang digunakan adalah mobil dengan kapasitas 7m
3
. Penggabungan akan dilakukan dari nilai penghematan yang paling besar. Penghematan terbesar dimulai dari 46.900 meter yang merupakan
penghematan jarak dari penggabungan Apotik Dian Farma A6 dengan Apotik Menteng A11. Jumlah beban adalah 3,07 m
3
+ 2,22 m
3
= 5,29 m
3
≤ 7m
3
sehingga penggabungan layak dilakukan penambahan beban. Maka, dipilih Apotik Bilal A7 karena lebih dekat dengan Apotik Dian Farma A6 dan Apotik
Menteng A11 dengan penggabungan ini maka jumlah beban menjadi 5,29 m
3
+ 1,68m
3
= 6,97 m
3
≤ 7 m
3
Kapasitas maksimal alat angkut adalah 7 m
3
, sedangkan beban dari ketiga apotik yang digabungkan adalah 6,97m
3
, sehingga subrute yang terbentuk tidak layak lagi ditambah dengan apotik lain.
Untuk menentukan urutan apotik yang akan dilalui untuk pembentukan sub rute 1 yang terbentuk digunakan metode nearest neighbor dengan dari melihat
graph awal.
Iterasi 1
Perjalanan dari pabrik ke subrute yang terbentuk memiliki 3 kemungkinan untuk kunjungan pertama, yaitu:
1. Menuju apotik Apotik Dian Farma A6 dengan jarak 26.900 meter
Universitas Sumatera Utara
No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 0 Halaman : 1 dari 1
2. Menuju apotik Apotik Bilal A7 dengan jarak 22.100 meter
3. Menuju apotik Apotik Menteng A11 dengan jarak 23.900 meter
Dari 3 kemungkinan untuk kunjungan pertama dari pabrik adalah Apotik Apotik Bilal A7 karena memiliki jarak paling dekat dengan pabrik dengan jarak 22.100 meter dan
urutan sementara sub rute adalah : Pabrik
→ A7
Iterasi 2
Perjalanan dari Apotik Bilal A7 memiliki 2 kemungkinan untuk kunjungan berikutnya , yaitu:
1. Menuju apotik Apotik Dian Farma A6 dengan jarak 6.900 meter
2. Menuju apotik Apotik Menteng A11 dengan jarak 3.100 meter
Dari 2 kemungkinan untuk kunjungan berikutnya dari Apotik Bilal A7 adalah Apotik Menteng A11 karena memiliki jarak paling dekat dengan jarak 3.100 meter dan urutan
sementara sub rute adalah : Pabrik
→ A7→ A11 Maka untuk kunjungan berikutnya dari Apotik Menteng A11 adalah Apotik Dian
Farma A6 dengan jarak 3.900 meter, M aka subrute 1 adalah:
Pabrik → A7→ A11 → A6→ Pabrik
Universitas Sumatera Utara
No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 0 Halaman : 1 dari 1
Gambar 5.4. Subrute 1 Tabel 5.10. Matriks Penghematan Setelah Pembentukan Subrute 1
Apotik A1
A2 A3
A4 A5
A8 A9
A10 A12
A13 A14
A15 A16
A1 24300 25100 27400 22800 23600 17800 27700 27500 26000 21400 25000 24700
A2 23200 31200 21600 21500 27600 26100 30400 27000 21000 31100 31300
A3 31600 33200 31700 17400 31600 32000 34200 31900 29200 25800
A4 30100 29400 26100 33700 41400 36800 27900 38800 35200
A5 29300 15200 29500 31900 36600 33000 26900 22500
A8 15600 30200 29900 29800 27500 27400 23900
A9 19700 25400 22400 14100 26100 26400
A10 34500 33400 28800 31900 28400
A12 39300 30100 37800 34400
A13 30900 32800 29400
A14 25800 22400
A15 37400
A16
Permintaan m
3
2,14 2,36 2,41 3,23 2,56
2,34 2,25
2,21 3,34 2,20 2,22 3,69
3,23
Universitas Sumatera Utara
No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 0 Halaman : 1 dari 1
Penghematan terbesar selanjutnya setelah apotik A6,A7, dan A11 dihapus dari matriks penghematan adalah 41.000 meter yang merupakan penghematan jarak dari
Apotik Bromo A4 dengan Apotik Asean Jaya A12. Jumlah beban adalah 3,23 m
3
+ 3,34 m
3
= 6,57 m
3
≤ 7 m
3
dan rute tersebut telah memenuhi kapasitas maksimal kendaraan angkut.
Sehingga didapatkan subrute 2 :
Pabrik → A12 → A4 → Pabrik
Gambar 5.5. Subrute 2
Universitas Sumatera Utara
No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 0 Halaman : 1 dari 1
Tabel 5.11. Matriks Penghematan Setelah Pembentukan Subrute 2
Apotik A1
A2 A3
A5 A8
A9 A10
A13 A14
A15 A16
A1 24300 25100 22800 23600 17800 27700 26000 21400 25000 24700
A2 23200 21600 21500 27600 26100 27000 21000 31100 31300
A3 33200 31700 17400 31600 34200 31900 29200 25800
A5 29300 15200 29500 36600 33000 26900 22500
A8 15600 30200 29800 27500 27400 23900
A9 19700 22400 14100 26100 26400
A10 33400 28800 31900 28400
A13 30900 32800 29400
A14 25800 22400
A15 37400
A16
Permintaan m
3
2,14 2,36 2,41 2,56 2,34
2,25 2,21 2,20 2,22
3,69 3,23
Penghematan terbesar selanjutnya setelah apotik A4, A6,A7,A11, dan A12 dihapus dari matriks penghematan adalah 37.400 meter yang merupakan
penghematan jarak dari Apotik Satria A15 dengan Apotik Kowiba A16. Jumlah beban adalah 3,69 m
3
+ 3,23 m
3
= 6,29 m
3
≤ 7 m
3
. Untuk menentukan urutan apotik yang akan dilalui untuk pembentukan sub rute 3 yang terbentuk
digunakan metode nearest neighbor atau melihat graph awal. Sehingga didapatkan subrute 3
Pabrik → A15 → A16→ Pabrik
Universitas Sumatera Utara
No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 0 Halaman : 1 dari 1
Gambar 5.6 Subrute 3
Tabel 5.12. Matriks Penghematan Setelah Pembentukan Subrute 3
Apotik A1
A2 A3
A5 A8
A9 A10
A13 A14
A1 24300 25100 22800 23600 17800 27700 26000 21400
A2 23200 21600 21500 27600 26100 27000 21000
A3 33200 31700 17400 31600 34200 31900
A5 29300 15200 29500 36600 33000
A8 15600 30200 29800 27500
A9 19700 22400 14100
A10 33400 28800
A13 30900
A14
Permintaan m
3
2,14 2,36 2,41 2,56 2,34
2,25 2,21 2,20 2,22
Penghematan terbesar selanjutnya setelah apotik A4, A6,A7,A11, A12,A15 dan A16 dihapus dari matriks.adalah 36.600 meter yang merupakan
penghematan jarak dari Apotik Jawak Farma A5 dengan Apotik City A13.
Universitas Sumatera Utara
No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 0 Halaman : 1 dari 1
Jumlah beban adalah 2,56 m
3
+ 2,20 m
3
= 4,76 m
3
≤ 7 m
3
Dilihat dari jumlah beban tersisa, sub rute yang terbentuk masih layak lagi ditambah dengan apotik
lain. Maka, dipilih Apotik Pinang Baris A14 karena lebih dekat dengan Apotik Jawak Farma A5, maka jumlah beban yang dihasilkan 4,76 m
3
+ 2,22 m
3
= 6,98 m
3
≤ 7 m
3
. Untuk menentukan urutan apotik yang akan dilalui untuk pembentukan sub rute 4 yang terbentuk digunakan metode nearest neighbor atau
melihat graph awal.
Iterasi 1
Perjalanan dari pabrik ke subrute yang terbentuk memiliki 3 kemungkinan untuk kunjungan pertama, yaitu:
1. Menuju Apotik
Jawak Farma A5 dengan jarak 18.900 meter 2.
Menuju Apotik City A13 dengan jarak 25.300 meter
3. Menuju Apotik Pinang Baris A14 dengan jarak 18.800 meter
Dari 3 kemungkinan untuk kunjungan pertama dari pabrik adalah Apotik Apotik Pinang Baris A14 karena memiliki jarak paling dekat dengan pabrik dengan jarak
18.800 meter dan urutan sementara sub rute adalah : Pabrik
→ A14
Iterasi 2
Perjalanan dari Apotik Pinang Baris A14 memiliki 2 kemungkinan untuk kunjungan berikutnya , yaitu:
1. Menuju Apotik
Jawak Farma A5 dengan jarak 4.700 meter 2.
Menuju Apotik City A13 dengan jarak 13.200 meter
Universitas Sumatera Utara
No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 0 Halaman : 1 dari 1
Dari 2 kemungkinan untuk kunjungan berikutnya dari Apotik Pinang Baris A14 adalah Apotik
Jawak Farma A5 karena memiliki jarak paling dekat dengan jarak 4.700 meter dan urutan sementara sub rute adalah :
Pabrik → A14→ A5
Maka untuk kunjungan berikutnya dari Jawak Farma A5 adalah Apotik City A13
dengan jarak 7.600 meter, M aka subrute 4 adalah:
Pabrik → A14→ A5 → A13→ Pabrik
Gambar 5.7 Subrute 4 Tabel 5.13. Matriks Penghematan Setelah Pembentukan Subrute 4
Apotik A1
A2 A3
A8 A9
A10
Universitas Sumatera Utara
No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 0 Halaman : 1 dari 1 A1
24300 25100 23600 17800 27700 A2
23200 21500 27600 26100 A3
31700 17400 31600 A8
15600 30200 A9
19700 A10
Permintaan m
3
2,14 2,36 2,41 2,34 2,25
2,21
Penghematan terbesar selanjutnya setelah apotik A4, A5,A6,A7,A11, A12,A3,A14, A15 dan A16 adalah 31.700 meter yang merupakan penghematan
jarak Apotik Mitra Agung A3 dan Apotik Kalimas A8 dengan jumlah beban 2,41 m
3
+ 2,34 m
3
= 4,75 m
3
≤ 7 m
3
maka layak untuk dapat ditambahkan beban lagi, Dan, dipilih Apotik Peringgan A10 karena lebih dekat dengan Apotik
Kalimas A8 dengan jumlah beban 4,75 m
3
+ 2,21 m
3
= 6,96 m
3
≤ 7 m
3
, Untuk menentukan urutan apotik yang akan dilalui untuk pembentukan sub rute 5
terbentuk digunakan metode nearest neighbor atau melihat graph awal yaitu:
Iterasi 1
Perjalanan dari pabrik ke subrute yang terbentuk memiliki 3 kemungkinan untuk kunjungan pertama, yaitu:
1. Menuju
Apotik Mitra Agung A3 dengan jarak 17.800 meter 2.
Menuju Apotik Kalimas A8 dengan jarak 15.400 meter
3. Menuju Apotik Peringgan A10 dengan jarak 17.600 meter
Dari 3 kemungkinan untuk kunjungan pertama dari pabrik adalah Apotik Kalimas
A8 karena memiliki jarak paling dekat dengan pabrik dengan jarak 15.400 meter dan urutan sementara sub rute adalah :
Pabrik → A8
Universitas Sumatera Utara
No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 0 Halaman : 1 dari 1
Iterasi 2
Perjalanan dari Apotik Kalimas A8 memiliki 2 kemungkinan untuk kunjungan berikutnya , yaitu:
1. Menuju apotik Apotik Mitra Agung A3 dengan jarak 1.500 meter
2. Menuju Apotik Peringgan A10 dengan jarak 2.800 meter
Dari 2 kemungkinan untuk kunjungan berikutnya dari Apotik Kalimas A8 adalah Apotik Mitra Agung A3 karena memiliki jarak paling dekat dengan jarak 1.500 meter
dan urutan sementara sub rute adalah : Pabrik
→ A8→ A3 Maka untuk kunjungan berikutnya dari Mitra Agung A3 adalah Apotik Peringgan
A10 dengan jarak 3.800 meter, Maka subrute 5 adalah:
Pabrik → A8→ A3 → A10→ Pabrik
Universitas Sumatera Utara
No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 0 Halaman : 1 dari 1
Gambar 5.8 Subrute 5
Tabel 5.14. Matriks Penghematan Setelah Pembentukan Subrute 5
Apotik A1
A2 A9
A1 24300 17800
A2 27600
A9
Permintaan m
3
2,14 2,36 2,25
Penghematan terbesar selanjutnya setelah apotik A3,
A4,A5,A6,A7,A8,A10,A11, A12,A3,A14, A15 dan A16
adalah 27.600 meter yang merupakan penghematan jarak Apotik Karya Raya A2 dan Apotik Deli
A9 dengan jumlah beban 2,36 m
3
+ 2,25 m
3
= 4,61 m
3
≤ 7 m
3
maka layak untuk dapat ditambahkan beban lagi, dipilih yang tersisa yaitu Apotik Bakti A1
karena lebih dekat dengan Apotik Karya Raya A2 dengan jumlah beban 4,61 m
3
+ 2,14 m
3
= 6,75 m
3
≤ 7 m
3
, Untuk menentukan urutan apotik yang akan dilalui untuk pembentukan sub rute 6 terbentuk digunakan metode nearest
neighbor atau melihat graph awal yaitu:
Iterasi 1
Perjalanan dari pabrik ke subrute yang terbentuk memiliki 3 kemungkinan untuk kunjungan pertama, yaitu:
1. Menuju
Apotik Karya Raya A2 dengan jarak 17.400 meter 2.
Menuju Apotik Deli A9dengan jarak 16.200 meter 3.
Menuju Apotik Bakti A1 dengan jarak 13.900 meter Dari 3 kemungkinan untuk kunjungan pertama dari pabrik adalah
Apotik Bakti A1 karena memiliki jarak paling dekat dengan pabrik dengan jarak 13.900 meter dan urutan
sementara sub rute adalah :
Universitas Sumatera Utara
No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 0 Halaman : 1 dari 1
Pabrik → A1
Iterasi 2
Perjalanan dari Apotik Bakti A1 memiliki 2 kemungkinan untuk kunjungan berikutnya , yaitu:
1. Menuju Apotik Karya Raya A2 dengan jarak 7.000 meter
2. Menuju Apotik Deli A9 dengan jarak 12.300 meter
Dari 2 kemungkinan untuk kunjungan berikutnya dari Bakti A1 adalah Apotik Karya Raya A2 karena memiliki jarak paling dekat dengan jarak 7.000 meter dan urutan
sementara sub rute adalah : Pabrik
→ A1→ A2 Maka untuk kunjungan berikutnya dari Karya Raya A2 adalah Apotik Deli A9
dengan jarak 6.000 meter, Maka subrute 6 adalah:
Pabrik → A1→ A2 → A9→ Pabrik
Gambar 5.9 Subrute 6
Universitas Sumatera Utara
No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 0 Halaman : 1 dari 1
7 . Pemeriksaan Waktu Tersedia
Berikut merupakan perhitungan waktu total pada Horizon.
a. Sub rute 1 Armada 1
Maka subrute 1 Pabrik → A7→ A11 → A6→ Pabrik
Jumlah Permintaan = 6,97 m
3
Jarak total = 22.100 + 3.100 + 3.900 + 26.900 = 56.000 meter Perhitungan waktu total
Waktu perjalanan total = 56.00040 km per jam= 1,4 jam = 84 menit Waktu loading = 6,97 x 6,35 = 44,25 menit
Waktu unloading = 6,97 m
3
x 1,80 = 12,54 menit
Waktu total = 84+ 44,25 + 12,54 = 140,79 menit
b. Sub rute 2 Armada 2
Maka subrute 2 Pabrik → A12 → A4→ Pabrik
Jumlah Permintaan = 6,57 m
3
Jarak total = 22.000 + 3.200 + 22.600 = 47.800 meter Perhitungan waktu total
Waktu perjalanan total = 47.800 40 km per jam= 1,19 jam = 71,7 menit Waktu loading = 6,57 m
3
x 6,35 menit = 41,71 menit Waktu unloading = 6,57 m
3
x 1,80 menit = 11,82 menit
Waktu total = 71,7 + 41,71 + 11,82 = 125,23 menit
c. Sub rute 3 Armada 3
Universitas Sumatera Utara
No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 0 Halaman : 1 dari 1
Maka subrute 3 Pabrik → A15 → A16→ Pabrik
Jumlah Permintaan = 6,29 m
3
Jarak total = 20.400 + 12.100 + 29.100 = 61.600 meter Perhitungan waktu total
Waktu perjalanan total = 61.600 40 km per jam= 1,54 jam = 92,4 menit Waktu loading = 6,29 m
3
x 6,35 = 39,94 menit Waktu unloading = 6,29 m
3
x 1,80 = 11,32 menit
Waktu total = 92,4 + 39,94 + 11,32 = 143,66 menit
d. Sub rute 4 Armada 4
Maka subrute 4 Pabrik
→ A14→ A5 → A13→ Pabrik
Jumlah Permintaan = 6,98 m
3
Jarak total = 18.800 + 4.700 +7.600 + 25.300 = 56.400 meter Perhitungan waktu total
Waktu perjalanan total = 56.400 40 km per jam= 1,41 jam = 84,6 menit Waktu loading = 6,98 m
3
x 6,35= 44,32 menit Waktu unloading = 6,98 m
3
x 1,80 = 125,64 menit
Waktu total = 84,6 + 44,32 + 125,64 = 254,56 menit
e. Sub rute 5 Armada 5
Maka subrute 5 Pabrik
→ A8→ A3 → A10→ Pabrik
Jumlah Permintaan =
6,96
m
3
Jarak total = 15.400 + 1.500 + 3.800 + 17.600 = 38.300 meter
Perhitungan waktu total
Universitas Sumatera Utara
No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 0 Halaman : 1 dari 1
Waktu perjalanan total = 38.300 40 km per jam= 0,95 jam = 57,45 menit Waktu loading = 6,96 m
3
x 6,35 = 44,19 menit Waktu unloading = 6,96 m
3
x 1,80 = 12,52 menit
Waktu total = 57,45 + 44,19 + 12,52 = 114.16 menit
f. Sub rute 6 Armada 6
Maka subrute Subrute 6 Pabrik → A1→ A2 → A9→ Pabrik
Jumlah Permintaan = 6,75 m
3
Jarak total = 13.900 + 7.000 + 12.300 = 33.200 meter
Perhitungan waktu total Waktu perjalanan total = 33.200 40 km per jam= 0,83 jam = 49,8 menit
Waktu loading = 6,75 m
3
x 6,35= 42,86 menit Waktu unloading = 6,75 m
3
x 1,80 = 12,15 menit
Waktu total = 4,98 + 42,86 + 12,15 = 59,99 menit
Tabel 5.15. Rekapitulasi Perhitungan Pemeriksaan Waktu Tersedia
Subrute Jarak
m Waktu
Distribusi menit
Waktu Tersedia
1 56.000
140,79 360
2 47.800
125,23 360
3 61.600
143,66 360
4 56.400
254,56 360
5 38.300
114.16 360
6 33.200
59,99 360
Total 293.300
724,23 2520
Universitas Sumatera Utara
No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 0 Halaman : 1 dari 1
BAB VI ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Sub Rute Distribusi
Perbandingan antara sub rute distribusi yang digunakan oleh perusahaan dengan sub rute distribusi yang diusulkan diuraikan pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Perbandingan Sub Rute Distribusi Rute Perusahaan
Rute Usulan Subrut
e Urutan
Apotik Sub
Rute Urutan Apotik
1 P-A1-P
1 Pabrik
→ A7→ A11 → A6→ Pabrik
2 P-A2- P
2 Pabrik
→ A12 → A4 → Pabrik
3 P-A3- P
3 Pabrik
→ A15 → A16→ Pabrik
4 P-A4-P
4 Pabrik
→ A14→ A5 → A13→ Pabrik
5 P-A5- P
5 Pabrik
→ A8→ A3 → A10→ Pabrik
6 P-A6- P
6 Pabrik
→ A1→ A2 → A9→ Pabrik
7 P-A7-P
8 P-A8- P
9 P-A9- P
10 P-A10-P
11 P-A11- P
12 P-A12- P
13 P-A13-P
14 P-A14- P
15 P-A15-P
16 P-A16- P
Dari Tabel 6.1. terlihat bahwa terjadi pengurangan sub rute yang terbentuk pada rute distribusi yang diusulkan dibandingkan dengan sub rute yang dijalankan
perusahaan selama ini. Pada rute distribusi yang diusulkan terdapat 6 sub rute, sedangkan rute distribusi perusahaan terdapat 16 sub rute. Terjadi penggabungan
beberapa apotikdalam satu sub rute. Hal ini dapat terjadi karena dalam
Universitas Sumatera Utara