Analisis Jarak Tempuh dan Biaya Bahan Bakar Analisis Jadwal Pengiriman

No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 0 Halaman : 1 dari 1

6.2. Analisis Jarak Tempuh dan Biaya Bahan Bakar

Penentuan rute distribusi yang optimal sangat dipengaruhi oleh jarak yang akan ditempuh dalam proses pendistribusian barang. Karena semakin jauh jarak tempuh maka semakin jauh pula waktu tempuh dan biaya bahan bakar mobil angkut yang digunakan dan sebaliknya semakin pendek jarak tempuh maka waktu dan biaya yang diperlukan dalam melakukan proses distribusi akan semakin sedikit. Jarak tempuh dan biaya bahan bakar dari sub rute distribusi awal dan usulan terdapat pada Tabel 6.2. Tabel 6.2. Perbandingan Jarak dan Biaya Bahan Bakar Distribusi Rute Perusahaan Rute Usulan Rute Jarak meter Jumlah Pemakaian BBM liter Biaya BBM Rp Sub Rute Jarak meter Jumlah Pemakaian BBM Liter Biaya BBM Rp 1 27.800 10 51.500 1 56.000 32 164.800 2 34.800 15 77.250 2 47.800 25 128.750 3 35.600 15 77.250 3 61.600 38 195.700 4 45.200 22 113.300 4 56.400 32 164.800 5 37.800 18 92.700 5 38.300 17 87.550 6 53.800 28 144.200 6 33.200 13 66.950 7 44.200 22 113.300 8 30.800 14 72.100 9 32.400 12 61.800 10 35.200 15 77.250 11 47.800 24 123.600 12 44.000 22 113.300 13 50.600 26 133.900 14 37.600 18 92.700 15 40.800 19 97.850 16 58.200 32 164.800 Total 656.600 312 1.606.800 293.300 157 808.550 Universitas Sumatera Utara No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 0 Halaman : 1 dari 1 Dari Tabel 6.2 dapat dilihat bahwa rute yang diusulkan memiliki total jarak tempuh yang lebih pendek dibandingkan dengan rute yang digunakan perusahaan, dimana pengurangan total jarak tempuh sebesar 363.300 m dan pengurangan biaya bahan bakar sebesar Rp. 798.250.- Hal tersebut terjadi karena adanya pengurangan sub rute yang terbentuk sehingga berdampak pada pengurangan jarak total dari rute yang ditempuh dalam melakukan proses distribusi. Dari sub rute yang terbentuk, disempurnakan lagi dengan menggunakan metode nearest neighbour untuk menentukan jarak tempuh yang paling minimum.

6.3. Analisis Jadwal Pengiriman

Penentuan jadwal pengiriman dari sub rute yang terbentuk dengan metode ini dilakukan dengan prinsip bahwa apotik yang pertama dikunjungi atau didistribusikan adalah apotik yang memiliki jarak terdekat dengan pabrik. Apotik yang akan dikunjungi selanjutnya adalah apotik yang jaraknya paling dekat dengan apotik yang terakhir dikunjungi. Dengan menggunakan metode ini terjadi perubahan urutan kunjungan apotik yang dilalui pada proses pengiriman barang yang mengakibatkan jarak rute distribusi yang lebih minimum. Kelemahan dari metode ini adalah jika sub rute yang terbentuk memiliki banyak cabang dan arah yang berlawanan, metode ini kurang menghasilkan sub rute dengan jarak yang paling minimum, sehingga perlu menggunakan metode lain yang lebih baik. Pengurangan jarak tempuh tentu akan menghemat waktu tempuh mobil angkut. Estimasi feasibilitas setiap sub rute dapat dilihat pada Tabel 6.3 dibawah ini. Universitas Sumatera Utara No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 0 Halaman : 1 dari 1 Tabel 6.3. Estimasi Feasibilitas Sub Rute Waktu Distribusi Perencanaan menit Waktu Tersedia menit Estimasi Feasibilitas 1 140,79 360 Feasible 2 125,23 360 Feasible 3 143,66 360 Feasible 4 254,56 360 Feasible 5 114.16 360 Feasible 6 59,99 360 Feasible Berdasarkan hasil perhitungan, dapat dilihat bahwa waktu distribusi tiap sub rute lebih kecil ≤ dari waktu yang tersedia. Jika satu kendaraan menjalani dua sub rute waktu distribusinya juga masih kecil dari waktu yang tersedia, sehingga waktu distribusi tersebutfeasible. Feasible adalah suatu kondisi dimana waktu trip lebih kecil dari waktu yang tersedia sehingga rute tersebut dapat dijalani sesuai dengan jumlah mobil angkut yang telah diperhitungkan.

6.4. Perhitungan Efisiensi Jarak dan Biaya