Berdasarkan Sumber Kendala Kendaraan Tipe Distribusi

V-47 VRP with backhauls dimana pengambilan baru dapat dilakukan setelah semua pengiriman selesai dikarenakan kesulitan dalam mengatur peletakan muatan. Terdapat empat tujuan umum VRP Toth and Vigo, 2002 , yaitu : 1. Meminimalkan biaya transportasi global, terkait dengan jarak dan biaya tetap yang berhubungan dengan kendaraan 2. Meminimalkan jumlah kendaraan pengemudi yang dibutuhkan untuk melayani semua konsumen 3. Menyeimbangkan rute, untuk waktu perjalanan dan muatan kendaraan 4. Meminimalkan penalti akibat service yang kurang memuaskan dari konsumen

3.5.1. Klasifikasi Routing Problem

5 a Depot Tungal

3.5.1.1. Berdasarkan Sumber

Permasalahan depot tunggal adalah yang umum pada TSP atau VRP yang dimana harus mencari rute kendaraan dalam pengiriman barang berdasarkan pusat depot untuk melayani semua konsumen dengan total jarak minimum. b Multidepot Pada permasalahan multidepot, armada kendaraan dapat berasal dari banyak depot. Tetapi kendaraan harus berawal dan berakhir pada satu depot, contohnya seperti pada sistem pengiriman pesanan pizza kepada pelanggan. 5 Anbuudayasankar.S.P, Models for Practical Routing Problem in Logistics 2014 Universitas Sumatera Utara V-48

3.5.1.2. Kendala Kendaraan

a Kapasitas Kendaraan Sejenis Permasalahan rute dengan karakteristik kapasitas kendaraan yang sama. b Kapasitas Kendaraan yang bervariasi. Permasalahan rute dengan karakteristik kapasitas kendaraan yang bervariasi.

3.5.1.3. Tipe Distribusi

Casco 1988 menyatakan permasalahan pada sistem pengiriman. Sebagian besar masalah didominasi dengan keterbatasan dalam kemampuan kapasitas aktivitas pengangkutan. Masalah pengangkutan dan pengiriman memiliki karakteristik dengan aktivitas yang simultan yaitu pengiriman dan penjemputan dilakukan pada satu titik. Bagaimana cara mengatur berbagai kombinasi dalam penugasan dalam pengiriman ke konsumen. a Murni Pengiriman b Murni Penjemputan c Kombinasi Pengiriman dan Penjemputan Gambar 3.1. Permasalahan Rute Universitas Sumatera Utara V-49 VRP bersifat deterministik jika muatan dan waktu bersifat tetap konstan, dengan kata lain jumlah permintaan dan waktu sudah terjadwal sebelumnya. VRP stokastik jika memenuhi tiga kendala berikut yaitu muatan yang tetap dan waktu bervariasi, muatan yang bervariasi dan waktu yang tetap serta waktu dan muatan yang bervariasi. Banyak komponen yang menentukan dalam VRP lainnya seperti penjadwalan kendaraan, titik pengiriman atau pembagian rute berdasarkan wilayah pengiriman.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat kendala dalam konfigurasi rute pada Gambar 3.2. Gambar 3.2. Kendala dalam Konfigurasi Rute 3.5. 2. Vehicle Routing and Scheduling Vehicle routing and scheduling merupakan perluasan dari vehicle routingproblem. Beberapa batasan yang realistis yang termasuk di dalamnya adalahsebagai berikut : 1. Dalam setiap titik pemberhentian, ada sejumlah volume yang diambil dan dikirim. 2. Kendaraan yang digunakan mempunyai keterbatasan kapasitas yang berbeda baik kapasitas berat maupun volume. Universitas Sumatera Utara V-50 3. Pelaksanaan pengambilan maupun pengiriman hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu time windows. Beberapa batasan di atas menambah kompleksitas permasalahan sehingga sulit untuk menemukan solusi yang optimal. Untuk menemukan solusi yang paling optimal dapat diperoleh dengan cara menerapkan beberapa panduan untuk menghasilkan routing yang baik atau beberapa prosedur logical heuristic dengan pertimbangan kendaraan memulai perjalanan dari depot menuju ke beberapa titik pemberhentian untuk melakukan pengiriman dan kembali ke depot pada hari yang sama.Pengembangan rute kendaraan yang bagus dapat dilakukan denganmengaplikasikan delapan prinsip dasar berikut 6 1. Mengisi truk sebanyak volume pemberhentian yang akan didatangi dimanatitik-titik pemberhentian tersebut letaknya berdekatan satu sama lain. Setelahitu titik-titik pemberhentian yang berdekatan perlu dibuat kelompok rute untuk : meminimumkan jarak antar pemberhentian, sehingga total waktu dalam saturute menjadi minimum dengan demikian total waktu perjalanan dalam rute tersebut juga diminimumkan. 2. Dalam pembuatan rute dimulai dari titik pemberhentian terjauh dari depot agarmendapatkan rute yg efisien. Rute yang efisien dapat dikembangkan dengan dimulai dari titik pemberhentian paling jauh dari depot ke titik yg paling dekat. 3. Saat titik pemberhentian terjauh dari depot teridentifikasi, kapasitas yang tersisa dari kendaraan yang ditugaskan sebaiknya diisi dengan memilih sekelompok yang berdekatan dengan titik pemberhentian tersebut. Setelah kendaraan ditugaskan untuk volume titik-titik pemberhentian tersebut, mulailah membuat rute dengan 6 Ballou, Ronald. Bussiness Logistic Management.2004 Universitas Sumatera Utara V-51 kendaraan lain dan identifikasi titik-titik pemberhentian terjauh dari sisa titik-titik pemberhentian yg belum ditugaskan pada kendaraan. Terus lakukan prosedur ini sampai seluruh titik pemberhentian telah ditugaskan pada kendaraan. 4. Urutan pemberhentian pada sebuah rute sebaiknya membentuk pola air matatear drop pattern. Hal ini ditujukan agar tidak ada jalur yang bersilangan. 5. Rute yang paling efisien dibangun dengan menggunakan kendaraan dengankapasitas terbesar. Idealnya, penggunaan truk berkapasitas besar untukmelayani banyak titik pemberhentian dalam satu rute akan meminimalkan jaraktempuh kendaraan. Sehingga, truk dengan kapastitas terbesar harusdialokasikan terlebih dahulu. 6. Pengambilan barang pick up sebaiknya digabungkan dengan rute pengirimanbarang delivery, daripada pengambilan barang baru dilakukan setelah semuapengiriman dilakukan. Hal ini guna meminimalkan jalur yg bersilangan yangdapat terjadi bila pengambilan dilakukan setelah seluruh pengiriman dilakukan. 7. Titik pemberhantian yang terpisah dari pengelompokan rute adalah kandidatterbaik untuk penggunaan alat transportasi lain. Titik pemberhentian yangterpisah dari pengelompokan, terutama titik pemberhentian dengan volumeyang kecil, dilayani dengan waktu dan biaya yang relatif besar. Menggunakankendaraan berkapasitas kecil untuk melayani titik pemberhentian tersebut dapatlebih ekonomis. 8. Batasan time windows titik pemberhentian yang berdekatan harus dihindari.Batasan time windows yang sangat dekat di antara pemberhentian dapatmemaksa pembentukan urutan pemberhentian jauh dari pola ideal. Oleh karenatime windows tidak bersifat mutlak maka sebaiknya dilakukan negosiasiterhadap titik pemberhentian yang dipaksa untuk dilayani sesuai pola routingyg diinginkan Universitas Sumatera Utara V-52

3.6. Vehicle Routing Problem Time Window