33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah dalam penelitian ini adalah asosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
yang bersifat sebab akibat. Unit analisis dalam penelitian ini yaitu semua situs resmi pemerintahan daerah yang terdapat di internet. Horizon waktu yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi cross-sectional, yaitu studi yang
dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, Sekaran 2006. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis mengumpulkan dan menganalisis data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dari berbagai macam sumber seperti dari internet, jurnal-
jurnal ilmiah, buku-buku teks, dan dari berbagai sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini, sehinggga tempat dilakukannya penelitian
ini tidak dapat dinyatakan secara spesifik. 3.3 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah variabel
terikat dan variabel bebas. 3.3.1 Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi fokus utama peneliti di dalam penelitian ini. Melalui analisis terhadap variabel
Universitas Sumatera Utara
34
terikat adalah mungkin untuk menemukan jawaban atas suatu masalah Sekaran, 2006. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah.
3.3.2 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat secara positif atau negatif Sekaran, 2006. Apabila
setiap unit kenaikan variabel bebas diikuti oleh kenaikan variabel terikat maka variabel bebas mempengaruhi variabel terikat secara
positif. Begitu juga sebaliknya, apabila setiap unit penurunan variabel bebas diikuti oleh penurunan variabel terikat maka variabel bebas
mempengaruhi variabel terikat secara negatif. Variabel bebas di dalam penelitian ini adalah total kekayaan daerah, kompetisi politik dan
tingkat kependudukan.
3.4 Definisi Operasional Variabel 3.4.1 Transparansi Informasi Keuangan di
Internet oleh Pemerintahan Daerah
Transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah adalah pemberian informasi berupa laporan keuangan melalui
media internet yang dilakukan oleh pemerintahan daerah sekalipun tidak diwajibkan dalam suatu peraturan. Sesuai dengan penelitian
sebelumnya, pengukuran variabel transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah menggunakan variabel dummy
Universitas Sumatera Utara
35
Laswad et al, 2005. Dalam penelitian ini, transparansi informasi keuangan dilihat pada informasi laporan keuangan karena masih sangat
sedikit pemerintah daerah pemda yang mempublikasikan laporan keuangannya. Transparansi informasi keuangan di internet dinilai dari
ada tidaknya APBD, laporan keuangan pemerintah daerah LKPD, atau LAKIP pada situs resmi pemerintahan daerah. LKPD sendiri
terdiri dari empat komponen, yaitu neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Jika seluruh
komponen LKPD tersebut terdapat dalam situs resmi pemerintahan daerah, maka pemerintahan daerah tergolong mengungkapkan
informasi keuangannya. Jika seluruh bagian LKPD dalam pelaporan keuangan tersebut terdapat pada situs resmi pemerintahan daerah diberi
nilai 1 sedangkan jika komponen LKPD yang terdapat pada situs resmi pemerintahan daerah tidak dipublikasikan secara lengkap maka diberi
nilai 0.
3.4.2 Total Kekayaan Daerah
Kekayaan pemerintahan daerah menggambarkan tingkat kemakmuran daerah tersebut. Semakin tinggi angka kekayaan
pemerintahan daerah, maka secara ekonomi telah terjadi peningkatan kemakmuran pada daerah tersebut. Besarnya kekayaan daerah juga
berbanding lurus dengan kepedulian masyarakat tentang kinerja pemerintah daerah. Styles dan Tennyson 2007 berpendapat bahwa
daerah dengan tingkat kekayaan yang lebih tinggi akan memiliki tingkat
Universitas Sumatera Utara
36
pemantauan politik dan informasi yang lebih tinggi atas gambaran tentang kinerja pemerintahan daerah. Dalam penelitian ini, total
kekayaan pemerintahan daerah diukur dari total aset yang dimiliki oleh daerah tersebut.
3.4.3 Kompetisi Politik
Kompetisi politik menunjukkan gambaran seberapa besar persaingan antara kepala daerah yang menjabat saat ini incumbent
dengan saingan-saingan politiknya. Dalam penelitian Laswad, dkk 2005 yang dilakukan di Selandia Baru, kompetisi politik diukur dari
perbandingan antara jumlah kandidat kepala daerah dengan posisi yang tersedia. Penelitian ini menilai kompetisi politik dengan menggunakan
pengukuran yang sama dengan pengukuran dalam penelitian Laswad, dkk 2005 namun disesuaikan dengan kondisi di Indonesia, yaitu
hanya ada satu posisi sebagai kepala daerah dan hanya dijabat oleh satu orang. Kompetisi politik diukur dari jumlah kandidat kepala daerah
pada pemilihan kepala daerah yang terakhir kali dilaksanakan di daerah tersebut sampai dengan penelitian ini dilakukan.
3.4.4 Tingkat Kependudukan
Sesuai dengan Stakeholder Theory, penduduk merupakan salah satu stakeholder terpenting pemerintahan daerah. Oleh karena itu,
semakin banyak jumlah penduduk maka tekanan untuk meminta informasi juga semakin besar. Riset pendahuluan tentang transparansi
Universitas Sumatera Utara
37
keuangan di pemerintahan daerah di New Jersey telah mengungkapkan hubungan positif antara jumlah penduduk dengan pengungkapan
informasi keuangan Piotrowski Bertelli, 2010. Sementara itu, dalam hubungannya dengan transparansi di bidang informasi sosial dan
lingkungan di website pemerintahan daerah di Spanyol, jumlah penduduk juga menunjukkan relasi yang sama Garcia-Sanchez, 2013.
Daerah dengan jumlah penduduk yang lebih banyak memiliki tingkat pengungkapan yang lebih tinggi dibandingkan daerah dengan jumlah
penduduk yang lebih sedikit sehingga untuk mengukur tingkat kependudukan pada penelitian ini diukur dari jumlah penduduk yang
bertempat tinggal di daerah tersebut.
Tabel 3.1 Defenisi Operasional
No. Variabel Defenisi Indikator
Skala 1 Transparansi
Informasi Keuangan di
Internet Y Transparansi
informasi keuangan di
internet oleh pemerintahan daerah
adalah pemberian informasi keuangan
melalui media internet yang
dilakukan oleh pemerintahan daerah
sekalipun tidak diwajibkan dalam
suatu peraturan. Transparansi
informasi keuangan di
internet dinilai dari tersedia atau
tidaknya laporan keuangan
pemerintah daerah LKPD secara
lengkappada situs resmi
pemerintahan daerah.
Dummy
2 Total Kekayaan
Daerah X1 Kekayaan
pemerintahan daerah menggambarkan
tingkat kemakmuran daerah tersebut.
Semakin tinggi Kekayaan
pemerintahan daerah diukur dari
total aset yang dimiliki oleh
daerah tersebut. Nominal
Universitas Sumatera Utara
38
angka kekayaan pemerintahan
daerah, maka secara ekonomi telah
terjadi peningkatan kemakmuran daerah
tersebut.
3 Kompetisi Politik X2
Kompetisi politik menunjukkan
gambaran seberapa besar persaingan
antara kepala daerah yang menjabat saat
ini incumbent dengan saingan-
saingan politiknya. Kompetisi politik
diukur dari jumlah kandidat
kepala daerah pada pemilihan
kepala daerah yang terakhir kali
dilaksanakan di daerah tersebut
sampai dengan penelitian ini
dilakukan. Nominal
4 Tingkat Kependudukan
X3 Tingkat
kependudukan menunjukkan
banyaknya penduduk yang
bertempat tinggal di wilayah tersebut.
Daerah dengan jumlah penduduk
yang lebih banyak memiliki tingkat
pengungkapan yang lebih tinggi
dibandingkan daerah dengan jumlah
penduduk yang lebih sedikit.
Untuk mengukur tingkat
kependudukan pada penelitian ini
diukur dari jumlah penduduk
di suatu daerah tersebut.
Nominal
3.5 Populasi dan Sampel