Metode Pengumpulan Data Gambaran Umum Sampel Penelitian Statistik Deskriptif

40

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dengan sumber data sekunder. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan, sedangkan data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung dengan melalui media perantara. Periode data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tahun 2014. Data variabel dependen yaitu transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah yang dapat dilihat dari ketersediaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah LKPD secara lengkap yang terdapat pada situs resmi pemerintahan daerah dan diperoleh dengan mengamati secara langsung. Alamat situs resmi pemerintahan daerah didapat dari www.kemendagri.go.id.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi pustaka dan studi dokumentasi. Data-data dan teori dalam penelitian ini diperoleh dari literatur, artikel, dan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian dan landasan teori. Data juga diperoleh dari studi dokumentasi yang dilakukan dengan menggunakan data sekunder baik dari lembaga yang mengeluarkan data tersebut dan juga melalui internet.

3.8 Metode Analisis

Karena terdapat perbedaan dalam satuan dan besaran variabel bebas maka variabel X 1 total kekayaan daerah dan X 3 tingkat kependudukan Universitas Sumatera Utara 41 harus dibuat model logaritma natural. Menurut Ghozali 2006, alasan digunakannya logaritma natural adalah sebagai berikut: 1. Menghindari adanya heterokedasitas. 2. Mengetahui koefisien yang menunjukkan elastisitas. 3. Mendekatkan skala data.

3.8.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menghasilkan gambaran dari data yang telah terkumpul. Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata mean, maksimum, minimum, dan standar deviasi.

3.8.2 Uji Hipotesis

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah regresi logistik Logistic Regression. Regresi logistik digunakan untuk menguji dapat tidaknya suatu probabilitas terikat diprediksi dengan variabel bebasnya Ghozali, 2006. Regresi logistik tidak memerlukan uji normalitas, heteroskedasitas, dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya. Regresi logistik dipilih karena penelitian ini memiliki variabel dependen yang dichotomous dan variabel independen yang bersifat kombinasi antara metrik dan non- metrik. Menurut Ghozali 2006 variabel non-metrik merupakan variabel yang diukur dengan skala pengukuran kategori atau kelompok dari suatu subyek. Universitas Sumatera Utara 42 Variabel dependen yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan variabel dichotomous. Pemerintahan daerah yang melakukan pelaporan keuangan pada website resminya dikategorikan kedalam kode IFRA Internet Financial Reporting Local Authorities. Sedangkan pemerintahan daerah yang memiliki website resmi tapi tidak memilih untuk melaporkan informasi keuangannya pada website resminya dikategorikan kedalam N-IFRA Non Financial Reporting Local Authorities. Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, model regresi logistik yang digunakan adalah: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Keterangan: Y = Transparansi informasi keuangan di internet a = konstanta b 1 = koefisien variabel total kekayaan daerah b 2 = koefisien variabel kompetisi politik b 3 = koefisien variabel tingkat kependudukan X 1 = total kekayaan daerah X 2 = kompetisi politik Universitas Sumatera Utara 43 X 3 = tingkat kependudukan e = error Selanjutnya analisis penelitian regresi logistik perlu memperhatikan hal-hal berikut: 1. Menilai Kelayakan Model Regresi Regresi logistik merupakan suatu bentuk model regresi yang dimodifikasi. Karakteristik model logistik sudah tidak sama lagi dengan model regresi sederhana atau berganda. Dengan begitu penentuan signifikansi secara statistik regresi logistik berbeda dengan regresi berganda. Untuk menguji model regresi logistik yang digunakan layak atau tidak dapat digunakan uji -2 Log likelihood. Caranya adalah dengan membandingkan antara nilai -2 Log likelihood pada saat Block Number = 0, dimana model hanya memasukkan konstanta dengan nilai -2 Log likelihood, dengan pada saat Block Number = 1, dimana model memasukkan konstanta dan variabel bebas. Apabila nilai -2 Log likelihood Block Number = 0 nilai -2 Log likelihood Block Number = 1, maka menunjukkan model regresi yang baik. -2 Log likehood pada regresi logistik mirip dengan pengertian “Sum of Square Error” pada model regresi, sehingga penurunan nilai -2 Log likehood menunjukkan model yang semakin baik. Universitas Sumatera Utara 44 2. Menilai Koefisien Determinasi Setelah mengetahui kelayakan regresi menggunakan uji -2 Log likelihood, selanjutnya dilakukan pengujian untuk menguji seberapa jauh semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat atau seberapa besar variasi dari variabel terikat dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Uji yang dilakukan untuk menilai koefisien determinasi adalah uji Nagelkerke R Square Pseudo R-Square. 3. Menilai Keseluruhan Model Keseluruhan model overall model fit pada model regresi sederhana atau berganda dapat dilihat dari R² ataupun F test, sedangkan penilaian keseluruhan model dalam regresi logistik dapat dilihat dari pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Pengujian ini untuk menilai model yang dihipotesiskan agar data empiris cocok atau sesuai dengan model. Jika nilai statistik signifikansi pada Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak, sedangkan jika nilainya lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak, berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dengan kata lain model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya Ghozali, 2006. Universitas Sumatera Utara 45 H0: Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Ha: Terdapat perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. 4. Pengujian Regresi Logistik Secara Parsial Pengujian regresi logistik secara parsial menggunakan uji Wald dengan melihat tabel variables in the equation. Pengujian regresi logistik secara parsial dilakukan dengan memasukkan seluruh variabel independen dan variabel dependen. Hasil pengujian ini dapat membantu kita mengetahui pengaruh masing-masih variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode enter dengan tingkat signifikansi sebesar 5. Dasar pengambilan keputusannya adalah apabila nilai signifikansi 0,05 maka hipotesis yang menyatakan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat diterima. 5. Pengujian Regresi Logistik Secara Simultan Setelah pengujian regresi logistik secara parsial, selanjutnya akan dilakukan pengujian regresi logistik secara simultan bersama- sama. Pengujian regresi logistik secara simultan disebut Omnibus Test of Model coefficient. Dalam pengujian ini semua variabel bebas yaitu total kekayaan daerah, kompetisi politik, dan tingkat kependudukan diuji secara bersama-sama. Pengujian ini bertujuan Universitas Sumatera Utara 46 untuk melihat apakah ketiga variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai signifikansi lebih besar dari pada 0,05 maka H0 diterima sedangkan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak. Universitas Sumatera Utara 47

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Sampel Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui pengaruh total kekayaan daerah, kompetisi politik, dan tingkat kependudukan terhadap transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah di Indonesia. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh website pemerintahan daerah di Indonesia yang berjumlah 548 situs, terdiri dari 34 pemerintahan provinsi, 98 pemerintahan kota, dan 416 pemerintahan kabupaten. Berdasarkan populasi tersebut didapatkan sampel sebanyak 69 pemerintahan daerah lihat lampiran yang terdiri atas 10 pemerintahan provinsi, 16 pemerintahan kota, dan 43 pemerintahan kabupaten yang mempublikasikan laporan keuangan daerahnya LKPD tahun 2014 yang telah di audit oleh BPK dan terdapat dalam situs resmi pemerintahan daerah.

4.2 Statistik Deskriptif

Uji Statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai variabel bebas total kekayaan daerah, kompetisi politik, dan tingkat kependudukan yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi nilai minimum, nilai maksimum, mean, dan standar deviasi untuk setiap variabel yang disajikan dalam tabel berikut: Universitas Sumatera Utara 48 Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Sampel Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation TOTAL KEKAYAAN DAERAH 69 27,63071 31,03520 28,8784263 ,76285282 KOMPETISI POLITIK 69 2 10 3,71 1,926 TINGKAT KEPENDUDUKAN 69 10,62590 16,11975 13,3283777 1,18187756 Valid N listwise 69 Sumber data : lampiran Berdasarkan pengujian deskriptif tersebut, maka pada variabel total kekayaan daerah diperoleh nilai minimum sebesar 27,63071, nilai maksimum sebesar 31,03520, nilai rata-rata sebesar 28,8784263, dan nilai standar deviasi sebesar 0,76285282. Pada variabel kompetisi politik diperoleh nilai minimum sebesar 2, nilai maksimum sebesar 10, nilai rata-rata sebesar 3,71, dan nilai standar deviasi sebesar 1,926. Pada variabel total kekayaan daerah diperoleh nilai minimum sebesar 10,62590, nilai maksimum sebesar 16,11975, nilai rata-rata sebesar 13,3283777, dan nilai standar deviasi sebesar 1,18187756.

4.3 Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tipe Pemerintahan Daerah, Kompetisi Politik, dan Opini Audit Terhadap Pelaporan Keuangan di Internet Secara Sukarela oleh Pemerintah Daerah

0 5 108

Pengaruh Total Kekayaan Daerah, Kompetisi Politik, dan Tingkat Kependudukan Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Internet oleh Pemerintahan Daerah

0 0 11

Pengaruh Total Kekayaan Daerah, Kompetisi Politik, dan Tingkat Kependudukan Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Internet oleh Pemerintahan Daerah

0 0 2

Pengaruh Total Kekayaan Daerah, Kompetisi Politik, dan Tingkat Kependudukan Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Internet oleh Pemerintahan Daerah

0 0 8

Pengaruh Total Kekayaan Daerah, Kompetisi Politik, dan Tingkat Kependudukan Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Internet oleh Pemerintahan Daerah

0 3 24

Pengaruh Total Kekayaan Daerah, Kompetisi Politik, dan Tingkat Kependudukan Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Internet oleh Pemerintahan Daerah Chapter III V

0 0 27

Pengaruh Total Kekayaan Daerah, Kompetisi Politik, dan Tingkat Kependudukan Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Internet oleh Pemerintahan Daerah

0 0 4

Pengaruh Total Kekayaan Daerah, Kompetisi Politik, dan Tingkat Kependudukan Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Internet oleh Pemerintahan Daerah

0 0 19

Pengaruh Tipe Pemerintahan Daerah, Kompetisi Politik, dan Opini Audit Terhadap Pelaporan Keuangan di Internet Secara Sukarela oleh Pemerintah Daerah

0 0 13

Pengaruh Tipe Pemerintahan Daerah, Kompetisi Politik, dan Opini Audit Terhadap Pelaporan Keuangan di Internet Secara Sukarela oleh Pemerintah Daerah

0 0 2