Desain Penelitian Besar sampel Cara pengambilan sampel penelitian Identifikasi variabel Definisi operasional

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu studi analitik rancangan potong lintang cross sectional.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari 2014 sampai dengan Juli 2014.

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan. Untuk selanjutnya pasien dikirim ke Laboratorium Klinik Prodia Jl. Letjend. S. Parman No. 17223 G Medan

3.3 Populasi dan sampel penelitian

3.3.1 Populasi target

Pasien-pasien yang menderita psoriasis vulgaris. Universitas Sumatera Utara

3.3.2 Populasi terjangkau

Pasien-pasien yang menderita psoriasis vulgaris yang berobat ke SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan sejak Januari 2014 hingga Juli 2014.

3.3.3 Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

3.4 Besar sampel

Untuk menghitung besarnya sampel penelitian, maka digunakan rumus sebagai berikut: Rumus 57 : n = Jumlah sampel = _______________ + 3 0,5 ln [1+r 1-r] Kesalahan tipe I α = 5 , hipotesis dua arah, maka Zα = 1,960 Kesalahan tipe II β = 20 , maka Zβ = 0,842 r = koefisien korelasi = 0,57 Maka : n = 1,960+0,842 0,5 ln [1 + 0,57 1 - 0,57 + 3 Z α + Zβ 2 2 Universitas Sumatera Utara = 25,3 ≈ 25 orang Jumlah sampel minimal kelompok penderita psoriasis yang diikutsertakan dalam penelitian ini sebanyak 25 orang.

3.5 Cara pengambilan sampel penelitian

Cara pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan metode consecutive sampling.

3.6 Identifikasi variabel

a. Variabel bebas : kadarasam urat serum b. Variabel terikat : skor PASI

3.7 Kriteria inklusi dan eksklusi

3.7.1 Kriteria inklusi

a. Subyek yang didiagnosis sebagai penderita psoriasis vulgaris. b. Berusia 15-70 tahun. c. Bersedia ikut dalam penelitian dengan menandatangani informed consent Universitas Sumatera Utara

3.7.2 Kriteria eksklusi

a. Penderita psoriasis perempuan yang hamil atau menyusui b. Penderita psoriasis vulgaris yang menggunakan obat-obatan untuk mengobati psoriasis yaitu: obat-obat kortikosteroid dan imunomodulator topikal minimal 2 minggu sebelum dilakukan penelitian seperti steroid topikal, anthralin, coal tar, tazaroten, inhibitor kalsineurin dan obat-obat sistemik yang bersifat imunosupresi minimal 6 minggu sebelum dilakukan penelitian seperti siklosporin A, metotreksat, asitretin, fumaric acid ester, steroid sistemik, hidroksiurea, 6-thioguanine, mycophenolate mofetil, sulfasalazine, terapi biologi. c. Penderita psoriasis vugaris yang menggunakan obat-obatan yang mempengaruhi kadar serum asam urat seperti allopurinol. d. Penderita psoriasis vulgaris dengan riwayat alkoholik e. Penderitapsoriasis vulgaris yang menderita penyakit lupus eritematosus sistemik, artritis rheumatoid, gout dan penyakit ginjal. 3.8 Alat, bahan, dan cara kerja 3.8.1 Alat dan bahan a Spuit 5 cc b Torniquet c Kapas Universitas Sumatera Utara d Plester e Povidon iodine f Alkohol 70 g Tabung berisi antikoagulan heparinEDTA h Alat archilect

3.8.2 Cara Kerja

a. Pencatatan data dasar a Pencatatan data dasar dilakukan oleh peneliti di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan. b Pencatatan data dasar meliputi identitas penderita, anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dermatologis, pemeriksaan penunjang yang meliputi pemeriksaan fenomena tetesan lilin dan tanda Auspitz sesuai formulir catatan medis terlampir. c Diagnosis klinis ditegakkan oleh peneliti bersama dengan pembimbing di SMFIlmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan. b. Pemeriksaan Derajat Keparahan Pemeriksaan derajat keparahan psoriasis dengan menggunakan skor PASI pada pasien psoriasis vulgaris. Cara menentukan skor PASI: Universitas Sumatera Utara a Pertama bagi tubuh menjadi 4 area : kepala, ekstremitas atas lengan, batang tubuh sampai inguinal, dan ekstremitas bawah kaki kearah bokong bagian atas. b Tentukan penilaian skor untuk eritema, ketebalan lesi, dan skuama pada tiap area tadi. 0 = absen, 1 = ringan , 2 = sedang, 3 = berat, 4 = sangat berat. c Jumlahkan skor eritema, ketebalan lesi, dan skuama pada masing-masing area. d Tentukan persentase kulit yang terkena psoriasis pada tiap area tadi dengan menggunakan skala 0-6 0= 0, 1= 10, 2= 10 - 30, 3= 30 - 50, 4= 50 - 70, 5= 70 - 90, 6= 90 – 100. e Kalikan skor c dengan d diatas untuk tiap area dan kemudian hasilnya dikalikan dengan 0.1 untuk kepala, 0.2 untuk lengan, 0.3 untuk batang tubuh, dan 0.4 untuk kaki. f Penjumlahan dari total skor tiap area diatas merupakan skor PASI. c. Pemeriksaan kadar asam urat serum. a Pemeriksaan kadar asam urat serum dilakukan di Laboratorium KlinikProdiaJl. Letjend. S. Parman No. 17223 G Medan. b Pengambilan sampel dilakukan oleh peneliti sementara pemeriksaan sampel dilakukan oleh petugas laboratorium. Universitas Sumatera Utara d. Cara pengambilan darah : a Darah diambil secara punksi vena pada vena mediana cubiti, di lipatan siku b Torniquet diikatkan diatas lipatan siku, kemudian tangan dikepal c Pada daerah yang akan dipunksi dilakukan desinfeksi dengan larutan Povidon Iodine 10dan Alkohol 70 . d Tusukkan jarum dengan kedalaman 1,25 inci dengan sudut 45 e Ambil darah hingga volume yang dibutuhkan kemudian genggaman dilepaskan terhadap permukaan lengan f Lepaskan tourniquet dan daerah punksi ditekan dengan kapas beralkohol 70 g Daerah punksi ditutup dengan plester h Darah dimasukkan kedalam tabung berisi antikoagulan e. Cara pemeriksaan kadar asam urat a Sampel darah diambil pada pagi hari sekitar pukul 08.00 – 10.00 wib pada pasien psoriasis b Sampel yang diperlukan adalah serum sebanyak 0.5 ml. c Kadar asam urat serum dihitung menggunakan alat archilect dan dengan metode urikase. f. Intepretasi hasil pemeriksaan Universitas Sumatera Utara Jenis kelamin Kadar asam urat normal mgdL Laki-laki 7 Perempuan 5.7 g. Kadar asam uratserum pada penderita psoriasis dihubungkan secara statistik dengan skor PASI.

3.9 Definisi operasional

1. Umur : Umur subjek saat pengambilan sampel dihitung dari tanggal lahir, bila lebih dari 6 bulan, umur dibulatkan keatas; bila kurang dari 6 bulan, umur dibulatkan kebawah. 2. Hamil: Merupakan periode yang dialami seorang perempuan sejak terjadinya konsepsi menghasilkan embrio yang berkembang menjadi fetus di dalam uterus dan ditetapkan berdasarkan diagnosis dari dokter obstetri dan ginekologi. 3. Menyusui: Proses pemberian nutrisi pada bayi dengan air susu ibu ASI melalui pengisapan langsung dari payudara ibu. Universitas Sumatera Utara 4. Psoriasis : Peradangan kulit kronis yang ditandai dengan plak eritematosa yang ditutupi skuama tebal berwarna putih keperakan.Diagnosis psoriasis ditegakkan bila dijumpai gejala klinis berupa plak eritematosa yang ditutupi skuama tebal dan berwarna putih keperakan, dibantu dengan pemeriksaan fenomena tetesan lilin dan tanda Auspitz yang menunjukkan hasil positif. a. Pemeriksaan fenomena tetesan lilin : Skuama yang digores dengan ujung gelas objek akan membentuk garis berwarna putih seperti tetesan lilin. b. Tanda Auspitz : Bila digores dengan menggunakan ujung gelas objek akan terdapat gambaran bintik-bintik pendarahan pada lesi. 5. Skor Psoriasis Area and severity Index PASI : Merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menilai derajat keparahan psoriasis berdasarkan eritema, ketebalan lesi, skuama, area dan luas area tubuh yang terlibat. Berdasarkan nilai skor PASI, psoriasis dapat dibagi menjadi psoriasis ringan skor PASI11, sedang skor PASI 12-16, dan berat skor PASI16 6. Asam urat : Produk akhir dari katabolisme purin yang berasal dari degradasi nuklotida purin yang terjadi pada semua sel, yang didapatkan Universitas Sumatera Utara berdasarkan hasil laboratorium dimana kadar serum dihitung menggunakan alat archilect dan dengan metode urikase. 7. Peningkatan asam urat hiperurisemia: Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar asam urat serum lebih dari 7 mgdl pada laki laki dan lebih 5,7 mgdl pada perempuan. 8. Gout : Penyakit yang ditandai dengan episode artritis akut berulang disebabkan oleh timbunan monosodium urat pada persendiaan dan kartilago dan pembentukan batu asam urat pada ginjal.Penyakit Gout telah didiagnosis oleh dokter spesialis Penyakit Dalam. 9. Obat topikal : Obat-obat kortikosteroid dan imunomodulator topikalyang dioleskan pada daerah tertentu dikulit yang hanya mempengaruhi daerah yang dioles tersebut, seperti steroid topikal, analog vitamin D, anthralin dithranol, coal tar, asam salisilat, tazaroten, inhibitor kalsineurin. 10. Obat sistemik : Obat – obat yang bersifat imunosupresi diberikan secara oral yang memberi efek sistemik, seperti siklosporin A, metotreksat, asitretin, fumaric acid ester, steroid sistemik, hidroksiurea, 6-thioguanine, mycophenolate mofetil, sulfasalazine, terapi biologi. 11. Lupus eritematosus sistemik: Universitas Sumatera Utara Merupakan suatu penyakit autoimun sistemik yang dapat mengenai seluruh bagian tubuh. Diagnosis ditegakkan bila ditemukan tempat atau lebih dari 11 kriteria American College of Rheumatology yaitu adanya ruam malar butterfly rash, ruam diskoid, serositis, ulkus oral, arthritis, fotosensitivitas, kelainan hematologi misalnya anemia hemolitik, leukopenia, limfopenia, trombositopenia, kelainan ginjal, uji antinuclear antibody positif, gangguan imunologik berupa anti-smith, anti-ds DNA, antiphospholipid antibody positif dan atau hasil positif palsu uji serologis sifilis.Diagnosis telah ditegakkan oleh dokter spesialis Penyakit Dalam. 12. Artritis reumatoid : Penyakit sistemik kronis terutama pada sendi, biasanya poliartikular, yang ditandai dengan peradangan pada membran sinovial dan struktur artikular, adanya atrofi dan penipisan tulang dan telah didiagnosis ditegakkan oleh dokter spesialis Penyakit Dalam. 13. Penyakit ginjal adalah penyakit yang berdasarkan anamnesis menunjukkan gejala klinis kelainan fungsi ginjal dan telah didiagnosis oleh Spesialis Penyakit Dalam. 14. Alkoholik adalah orang yang mengkonsumsi alkohol secara rutin perempuan 75 cc hari, laki-laki 200 cchari dalam waktu ≥ 1 tahun. Universitas Sumatera Utara

3.10 Kerangka operasional