commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
51 BAB IV
GAMBARAN UMUM KAWASAN WISATA DIENG, DESA DIENG, KECAMATAN KEJAJAR, KABUPATEN WONOSOBO
A. Gambaran Umum Kabupaten Wonosobo
1. Kondisi Fisik dan Wilayah
a. Kondisi Geografis
Secara geografis Kabupaten Wonosobo terletak antara 7 ˚11̍ dan
7 ˚36̍ Lintang Selatan, 109˚43̍ dan 110˚04̍ Bujur Timur. Kabupaten
Wonosobo berjarak 120 km dari ibu kota Propinsi Jawa Tengah dan 520 km dari ibu kota negara Jakarta dengan ketinggian berkisar
antara 270 meter sampai dengan 2.250 meter di atas permukaan laut. b.
Administrasi Wilayah Kabupaten Wonosobo adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah. Ibu kotanya adalah Wonosobo. Kabupaten Wonosobo adalah daearah otonomi yang dikepalai oleh bupati dan dibagi menjadi lima
belas 15 kecamatan. Luas wilayahnya 984,68 km persegi atau 3.03 luas Jawa Tengah. Adapun batas administrasinya adalah :
Sebelah Timur : Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang
Sebelah Selatan : Kabupaten Purworejo Sebelah Barat
: Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara Sebalah Utara
: Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
52
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
53
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
54
c. Kondisi Topografi
Topografi Wilayah Kabupaten Wonosobo berbukit dan bergunung, terletak pada ketinggian antara 200 m sampai 2.250 m diatas
permukaan laut. Kelerengan merupakan suatu kemiringan tanah dimana sudut kemiringan dibentuk oleh permukaan tanah dengan
bidang horizontal dan dinyatakan dalam presentase. Kabupaten Wonosobo dibagi menjadi 6 wilayah kemiringan, yaitu :
1 Wilayah dengan kemiringan antara 0,00-2,00 seluas 3.702,395
Ha atau 3,76 dari luas wilayah, banyak dijumpai di Kecamatan Leksono dan Kecamatan Watumalang;
2 Wilayah dengan kemiringan antara 2,01-8,00 seluas 12.052,479
Ha atau 12,24 dari luas wilayah, terdapat di 11 Kecamatan selain Watumalang dan Leksono;
3 Wilayah dengan kemiringan antara 8,01-15,00 seluas
37.969,247 Ha atau 38,56 dari seluruh luas wilayah, terdapat di 13 Kecamatan;
4 Wilayah dengan kemiringan antara 15,01-25,00 seluas
10.280,056 Ha atau 10,44 dari seluruh luas wilayah, terdapat di semua Kecamatan;
5 Wilayah dengan kemiringan antara 25,01-40,00 seluas 10.
949,638 Ha atau 11,12 dari seluruh luas wilayah, terdapat di Kecamatan Garung, Watumalang, dan Leksono;
6 Wilayah dengan kemiringan diatas 40,00 seluas 13.667,354 Ha
atau 13,88 dari seluruh luas wilayah, terdapat di Kecamatan Kejajar.
d. Kondisi Iklim
Wonosobo beriklim tropis dua musim yaitu kemarau dan penghujan. Suhu udara rata-rata 24
˚-300˚ C di siang hari, turun menajdi 200
˚ C pada malam hari. Pada bulan Juli - Agustus turun menjadi 15
˚-200˚ C di siang hari. Hujan turun hampir sepanjang tahun dengan curah hujan 3.224 mm.
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
55 2.
Potensi Wilayah
Kabupaten Wonosobo dikenal dengan nama
Paris Van Java,
karena memiliki ciri-ciri alami yang sama dengan Paris. Wonosobo berasal dari
dua kata, yaitu Wono dan Sobo. “Wono” berarti hutan, sedangkan “Sobo” berarti mengunjungi. Jadi, Wonosobo berarti sebuah kawasan hutan yang
bergunung-gunung dan memiliki keunikan serta keindahan alam yang mampu menarik minat orang untuk mengunjunginya.
Potensi Kabupaten Wonosobo yang mempunyai nilai jual tinggi adalah pariwisata, baik pariwisata alam, pariwisata buatan maupun pariwisata
budaya. Potensi ini didukung dengan aksesibilitas regional yang bagus, dikaitkan dengan kota-kota utama tempat kedatangan wisatawan
mancanegara maupun nusantara. Potensi pariwisata yang tinggi tersebut, perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, serta pelaku
usaha wisata yang handal. Selama ini potensi pasar wisata, selalu didominasi wisatawan
mancanegara, terutama dari Belanda. Wonosobo merupakan daerah wisata kedua setelah Borobudur. Ini menjadi kelebihan yang dimiliki Kabupaten
Wonosobo. Berdasar karakteristiknya obyek-obyek wisata di
Kabupaten Wonosobo dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu obyek wisata alam
WA, obyek wisata budaya WB, dan obyek wisata buatan rekreasi WR.
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
56 Tabel 4.1
Klasifikasi Obyek Wisata Di Kabupaten Wonosobo
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW KAbupaten Wonosobo, 2007
No Kawasan Wisata
Jenis Wisata
Lingkup Pelayanan
1. Dieng
WB Internasional
Ondo Bhudo Batu Kelir
Telaga Pengilon 2.
Mangli WA
Lokal 3.
Kledung Pass WA
Nasional 4.
Kalianget WA
Lokal 5.
Telaga Menjer WA
Lokal 6.
Makam Kanjeng Selomerto
WB Lokal
7. Makam Jogonegoro
WB Lokal
8. Mandi Surodilogo
WA Lokal
9. Tuk Bimo Lukar
WA Lokal
10. Mata Air Serayu WA
Lokal 11. Wadaslintang
WR Nasional
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
57
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
58 B.
Kebijakan Pembangunan Pariwisata Kabupaten Wonosobo
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 1 Tahun 1996 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo, potensi
pengembangan pariwisata dan strategi pengembangan sektor pariwisata Kabupaten Wonosobo adalah :
1. Potensi Pengembangan Pariwisata