commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
4
Adanya pengembangan pariwisata ini mampu menarik kunjungan wisatawan. Wisatawan yang berkunjung ke Dieng tidak hanya wisatawan
lokal saja tetapi juga wisatawan asing. Jumlah kunjungan wisatawan ke Dieng dalam kurun waktu antara tahun 2006-2009 selalu mengalami
peningkatan.
Tabel 1.1 Kunjungan Wisatawan Di Obyek Wisata Dieng Tahun 2006-2009
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa pengembangan pariwisata akan memberikan dampak baik itu dampak positif maupun dampak
negatif, maka perlu adanya penelitian mengenai dampak-dampak yang ditimbulkan dari pengembangan pariwisata di Kawasan Wisata Dieng
terhadap kehidupan masyarakat lokal mengingat bahwa Kawasan Wisata Dieng merupakan salah satu kawasan pariwisata andalan Kabupaten
Wonosobo dan menjadi salah satu daerah tujuan wisata DTW di Jawa Tengah.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, pokok permasalahan dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Bagaimana dampak pengembangan pariwisata di Kawasan Wisata Dieng terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari aspek fisik, sosial
budaya, dan ekonomi?
Obyek Wisata Jumlah Wisatawan
2006 2007
2008 2009
Dieng 62161
85522 90698
156706
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
5 C.
Tujuan dan Sasaran :
Tujuan : Tujuan
penelitian ini
adalah untuk
mengetahui dampak
pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi.
Sasaran : Sasaran dari penelitian ini adalah :
1. Pengidentifikasian kondisi masyarakat Desa Dieng sebelum
pengembangan pariwisata ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi.
2. Pengidentifikasian kondisi masyarakat Desa Dieng sesudah
pengembangan pariwisata ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi.
3. Analisis dampak positif pengembangan pariwisata terhadap
kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi.
4. Analisis dampak negatif pengembangan pariwisata terhadap
kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi.
5. Memberikan rekomendasi pengembangan pariwisata berdasarkan
hasil analisis dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo.
D. Batasan Penelitian
Batasan penelitian ini dibagi kedalam tiga bagian, yaitu batasan wilayah penelitian, batasan waktu penelitian, dan batasan materi
pembahasan.
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
6 1.
Batasan Wilayah Penelitian
Secara administratif Kawasan Wisata Dieng terbagi menjadi dua wilayah yaitu Wilayah Kabupaten Banjarnegaran dan Wilayah
Kabupaten Wonosobo. Wilayah Kabupaten Banjarnegara terdiri dari dua desa yaitu Desa Dieng Kulon Dieng Barat dan Desa
Karangtengah. Sedangkan Wilayah Kabupaten Wonosobo terdiri dari dua desa yaitu Desa Dieng Wetan Dieng Timur dan Desa Jojogan.
Namun pada penelitian ini, wilayah penelitian akan dibatasi pada Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo. Desa Dieng ini dibatasi oleh : Sebelah Barat
: Kabupaten Banjarnegara Sebelah Timur
: Desa Jojogan dan Desa Patakbanteng Sebelah Utara
: Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal Sebelah Selatan : Desa Sikunang
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
7
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
8 2.
Batasan Waktu Penelitian
Batasan waktu penelitian mencakup rentang waktu studi yang akan dilakukan. Pada tahun 1970 Dieng mulai dikembangkan dan
diresmikan sebagai obyek wisata oleh Gubernur Jawa Tengah. Namun baru dikembangkan secara pesat sejak tahun 2001. Dengan demikian,
batasan waktu penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebelum tahun 2001 yaitu tahun 2000 hingga selama penelitian ini
berlangsung yaitu tahun 2010.
3. Batasan Materi Pembahasan
Batasan materi pembahasan mencakup batasan aspek-aspek kajian yang akan dibahas dalam penelitian ini. Batasan materi pembahasan
dalam penelitian ini adalah dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng, Desa
Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi.
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
9
TEMA JUDUL PENDAHULUAN
ANALISIS OUTPUT
Gambar 1.1 Kerangka Penelitian
Latar Belakang : Perkembangan suatu daerah sangat ditentukan oleh potensi andalan
dan unggulan Pembangunan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu dan taraf
hidup masyarakat. Pariwisata mempunyai peran yang sangat penting dalam
pembangunan Indonesia Adanya Otonomi daerah, secara formal terjadi pelimpahan wewenang
kekuasaan dari pemerintah pusat terhadap pemerintah kabupatenkota sebagai unit otonomi untuk mengelola daerahnya sendiri termasuk
didalamnya sektor pariwisata Pengembangan pariwisata tentu saja akan memberikan dampak baik
itu dampak posotif maupun dampak negatif Pariwisata berkelanjutan
Kawasan Dataran Tinggi Dieng merupakan salah satu kawasan pariwisata andalan Kabupaten Wonosobo dan menjadi salah satu
daerah tujuan wisata DTW di Jawa Tengah Perlu adanya studi penelitian mengenai dampak-dampak yang
ditimbulkan dari pengembangan pariwisata Dieng terhadap kehidupan masyarakat lokal
Rumusan Masalah : Bagaimana dampak pengembangan pariwisata di Kawasan Wisata
Dieng terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya, dan ekonomi
Teori :
Teori Kepariwisataan Teori Dampak
Pengembangan Pariwisata
Metodologi : 1.
Pengumpulan dan Pengolahan Data : Pengumpulan Data dan Informasi
- Data Primer : Observasi lapangan, wawancara, kuesioner, dokumentasi
lapangan - Data Sekunder : Studi dokumen dan studi
pustaka Kompilasi Data
Pengolahan data dari data mentah yang diperoleh dari hasil survey lapangan maupun
survey instansional kemudian diseleksi sesuai dengan aspek-aspek kajian
Validitas Data Dengan cara triangulasi untuk memperoleh
keabsahan data 2.
Analisis Data : Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif
kualitatif 3.
Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil
analisis
Obyek Penelitian : Kawasan Wisata Dieng,
Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo
Kesimpulan : Dampak
pengebangan pariwisata terhadap
kehidupan masyarakat lokal
Kawasan Wisata Dieng ditinjau dari
aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi
Judul :
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap
Kehidupan Masyarakat Lokal
Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng
Kabupaten Wonosobo
Tujuan : Untuk mengetahui dampak-dampak pengembangan pariwisata di
Kawasan Wisata Dieng ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi.
Sasaran : 1.
Pengidentifikasian kondisi masyarakat Desa Dieng sebelum pengembangan pariwisata ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan
ekonomi 2.
Pengidentifikasian kondisi masyarakat Desa Dieng sesudah pengembangan pariwisata ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan
ekonomi 3.
Analisis dampak positif pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng ditinjau dari
aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi 4.
Analisis dampak negatif pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng ditinjau dari
aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi 5.
Memberikan rekomendasi pengembangan pariwisata berdasarkan hasil analisis dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan
masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo
Rekomendasi Analisis :
Menganalisis dampak
pengembangan pariwisata terhadap
kehidupan masyarakat lokal
Kondisi Masyarakat Desa Dieng Sebelum
Pengembangan Pariwisata
Kondisi Masyarakat Desa Dieng Sesudah
Pengembangan Pariwisata
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
10 E.
Sistematika Penulisan
Untuk mendukung kelancaran penelitian dibutuhkan langkah-langkah yang sistematis dalam penulisan. Sistematika penulisan dalam penelitian
ini, sebagai berikut:
Tahap I Pendahuluan
Tahap ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, sasaran penelitian, batasan dan
lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.
Tahap II Tinjauan Pustaka Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Kawasan Wisata
Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo
Tahap ini menguraikan teori-teori yang akan dipakai untuk mendukung penelitian.
Tahap III Metodologi Penelitian Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Kawasan Wisata
Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo
Bab ini menjelaskan gambaran terstruktur tahap demi tahap proses pelaksanaan penelitian, membahas tentang tahapan
yang dilalui dalam penyelesaian masalah sesuai dengan permasalahan yang ada mulai dari pendekatan penelitian,
pendekatan penyelesaian
masalah, tahap-tahap
dalam penelitian, metodologi pengumpulan dan pengolahan data,
teknik pengambilan sampel data, teknik analisis data, serta
kesimpulan dan rekomendasi Tahap IV Gambaran Umum Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng,
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo
Berisi gambaran umum yang berisi data fisik, data sosial budaya dan data ekonomi Kawasan Wisata Dieng, Desa
Dieng, Kecamtan Kejajar, Kabupaten wonosobo.
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
11 Tahap V Analisis Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap
Kehidupan Masyarakat Lokal Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo
Menguraikan analisis mengenai dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari
aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi sesuai dengan kajian pustaka dan berdasarkan metodologi yang telah dirumuskan
serta berdasarkan temuan dilapangan.
Tahap VI Kesimpulan dan Rekomendasi
Berupa kesimpulan dan rekomendasi yang dikemukakan dari hasil analisis penelitian.
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
12 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP KEHIDUPAN
MASYARAKAT LOKAL KAWASAN WISATA DIENG, DESA DIENG, KECAMATAN KEJAJAR,
KABUPATEN WONOSOBO
A. Tinjauan Umum Pariwisata
1. Pengertian Pariwisata
Pariwisata merupakan konsep yang sangat multidimensional. Tak bias dihindari bahwa beberapa pengertian pariwisata dipakai oleh para praktisi
dengan tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai tujuan yang ingin dicapai. Definisi pariwisata memang tidak dapat sama persis diantara para
ahli. Berikut adalah beberapa pengertian pariwisata : a.
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah UU No.10 Tahun Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.
b. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara
waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ketempat lain , dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah ditempat yang
dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan hidup guna bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka
ragam Oka Yoeti, 1997.
2. Sistem Pariwisata
Menurut Leiper 1990: 22-23 dan Cooper, et al., 1999: 4-8 Dalam Pitana, 2009, elemen-elemen dari sebuah sistem pariwisata yang
sederhana menyangkut sebuah daerah negara asal wisatawan, sebuah daerah negara tujuan wisata, dan sebuah tempat transit serta sebuah
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
13
generator yang membalik proses tersebut. Ada lima elemen pokok yaitu
traveler-generating region
,
depa rting traveler, tra nsit route region, tourist destination region, dan returning traveler
. Namun demikian menyangkut tiga elemen pokok yaitu elemen wisatawan, tiga elemen geografis
gabungan dari
travel generator, transit roaute
, dan
tourist destination
dan elemen industri pariwisata. Menurut Mathieson dan Wall Dalam Pitana, 2009 terdapat tiga
elemen dalam pariwisata yaitu : a.
A dynamic element
, yaitu
travel
ke suatu destinasi wisata. b.
A statistic element
, yaitu singgah di daerah tujuan. c.
A Conseguential element
, merupakan akibat dari dua hal di atas yaitu
travel
ke suatu destinasi wisata dan singgah di daerah wisata khususnya masyarakat lokal, yang meliputi dampak ekonomi, sosial
dan fisik dari adanya kontak dengan wisatawan.
3. Usaha Wisata
Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan
pariwisata. Usaha pariwisata meliputi, antara lain : a.
Daya tarik wisata; b.
Kawasan pariwisata; c.
Jasa transportasi wisata; d.
Jasa perjalanan wisata; e.
Jasa makanan dan minuman; f.
Penyediaan akomodasi; g.
Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi; h.
Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pemeran;
i. Jasa informasi pariwisata;
j. Jasa konsultan pariwisata;
k. Jasa pramuwisata;
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
14
l. Wisata tirta;
m. Spa.
4. Industri Pariwisata
Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
5. Destinasi Wisata
Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah
administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan
melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
6. Daya Tarik Wisata
Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Berhasilnya suatu tempat berkembang menjadi
Daerah Tujuan Wisata DTW sangat tergantung kepada tiga faktor utama Samsuridjal Kaelany, 1997 : 21, dalam Journal Ruas, Vol 4 No.1, Juni
2006 yaitu antara lain : a.
Atraksi, dapat dibedakan menjadi :
1 Tempat : umpamanya tempat dengan iklim yang baik,
pemandangan yang indah atau tempat-tempat bersejarah. 2
Kejadian peristiwa : kongres, pameran atau peristiwa-peristiwa olah raga, festival dan sebagainya.
b. Mudah dicapai Aksesibilitas :
Tempat tersebut dekat jaraknya, atau tersedianya transportasi ke tempat itu secara teratur, sering, mudah, nyaman, dan aman.
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
15
c. Amenitas :
Tersedianya fasilitas-fasilitas seperti tempat penginapan, restoran, hiburan, transportasi lokal yang memungkinkan wisatawan bepergian
ke tempat itu serta alat-alat komunikasi lainnya.
7. Pengembangan Pariwisata
Ada beberapa hal yang menunjang atau menentukan pengembangan suatu obyek wisata. Menurut Hadinoto, 1996, ada lima jenis komponen
dalam pariwisata yaitu : a.
Atraksi Wisata Atraksi adalah daya tarik wisatawan untuk berlibur. Atraksi yang
diidentifikasikan sumber daya alam, sumber daya manusia, budaya, dan sebagainya perlu dikembangkan untuk menjadi atraksi wisata.
Tanpa atraksi wisata, tidak ada peristiwa, bagian utama lain tidak akan diperlukan.
b. Promosi dan Pemasaran
Promosi merupakan suatu rancangan untuk memperkenalkan atraksi wisata yang ditawarkan dan cara bagaimana atraksi dapat
dikunjungi. Untuk perencanaan, promosi merupakan bagian penting. c.
Pasar Wisata Masyarakat pengirim wisata Pasar wisata merupakan bagian yang penting. Walaupun untuk
perencanaan belum tidak diperlukan suatu riset lengkap dan mendalam, namun informasi mengenai trend perilaku, keinginan,
kebutuhan, asal, motivasi, dan sebagainya dari wisatawan perlu dikumpulkan dari mereka yang berlibur.
d. Transportasi
Pendapat dan keinginan wisatawan adalah berbeda dengan pendapat penyuplai transportasi. Transportasi mempunyai dampak
besar terhadap volume dan lokasi pengembangan pariwisata. e.
Masyarakat Penerima Wisatawan yang Menyediakan Akomodasi dan Pelayanan Jasa Pendukung Wisata fasilitas dan pelayanan
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
16
Bagian ini didominasi oleh pihak swasta. Keputusan mengenai rencana pada bagian ini ada pada pihak swasta.
Gambar 2.1 Lima Komponen Pariwisata
Sumber : Hadinoto, 1996
Komponen penting dalam pengembangan pariwisata menurut George Mclntyre 1993, Suatu pengembangan pariwisata yang berkelanjutan
memilki keterkaitan antara turis, warga setempat, dan pemimpin masyarakat yang menginginkan hidup lebih baik. Dalam hal ini terlihat
jelas bahwa suatu tempat wisata harus berisikan komponen tersebut untuk menjadi suatu obyek wisata yang baik.
Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata menurut Suwantoro
2001: 19-24 meliputi : a.
Obyek dan Daya Tarik Wisata Daya tarik wisata yang juga disebut obyek wisata merupakan
potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah
Pelayanan Fasilitas Untuk akyivitas keikutsertaan pengunjung
Transportasi Mengangkut orang ke dan dari destinasi
Informasi Promosi Membantu calon wisatawan untuk
mengetahiui menemukan atraksi yang dapat dinikmati
Masyarakat di pasar wisata dengan keinginan dan kemampuan untuk
berwisata
Atraksi Menawarkan aktivitas
keikutsertaan pengunjung
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
17
tujuan wisata. Pada umumnya daya tarik suatu obyek wisata berdasar pada :
1 Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah,
nyaman dan bersih; 2
Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya; 3
Adanya spesifikasi ciri khusus yang bersifat langka; 4
Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani wisatawan;
5 Obyek wisata alam memiliki daya tarik tinggi pegunungan,
sungai, pantai, hutan dan lain-lain; 6
Obyek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-
upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu obyek buah karya manusia pada masa lampau.
b. Prasarana wisata
Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya
di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya.
c. Sarana wisata
Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati
perjalanan wisatanya. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata ialah hotel, biro perjalanan, alat transportasi,
restoran dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya.
B. Dampak Pengembangan Pariwisata
1. Definisi Dampak
Dampak menurut kosa kata Bahasa Indonesia berarti akibat. Dampak positif adalah dampak yang menguntungkan dan dampak negatif adalah
dampak yang merugikan.
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
18 2.
Dampak Pengembangan Pariwisata
Pengembangan pariwisata tentu saja akan memberikan dampak baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Suatu tempat wisata tentu
memiliki dampak- dampak terhadap lingkungan sekitarnya. “
as tourism grows and travelers increases, so does the potential for both positive and
negative impacts
” Gee, 1989, diperoleh dari
www.jurnal- sdm.blogspot.com
. Pengembangan pariwisata dan kunjungan wisatawan yang meningkat dapat menimbulkan dampak atau pengaruh positif
maupun negatif dan yang terkena dampak tersebut adalah masyarakat, lingkungan, ekonomi, serta sosial Lenner dalam
“Tourism: Social, conomic, Environment Impacts”
,
diperoleh dari
www.jurnal- sdm.blogspot.com
.
Masyarakat dalam lingkungan suatu obyek wisata sangatlah penting dalam kehidupan suatu obyek wisata karena mereka memiliki kultur yang
dapat menjadi daya tarik wisata, dukungan masyarakat terhadap tempat wisata berupa sarana kebutuhan pokok untuk tempat obyek wisata, tenaga
kerja yang
memadai dimana
pihak pengelola
obyek wisata
memerlukannya untuk menunjang keberlangsungan hidup obyek wisata dan memuaskan masyarakat yang memerlukan pekerjaan dimana membuat
kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Menurut Prof. Ir. Kusudianto Hadinoto bahwa suatu tempat wisata yang direncanakan dengan baik,
tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi yang memperbaiki taraf, kualitas dan pola hidup komunitas setempat, tetapi juga peningkatan dan
pemeliharaan lingkungan yang lebih baik. Bila dilakukan dengan benar dan tepat maka pariwisata dapat
memaksimalkan keuntungan dan dapat meminimalkan permasalahan. Penduduk setempat mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya
pengembangan obyek wisata, karena penduduk setempat mau tidak mau terlibat langsung dalam aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan
kepariwisataan di daerah tersebut. Akan tetapi apabila suatu obyek wisata tidak dikembangkan atau ditangani dengan baik atau tidak direncanakan
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
19
dengan matang, dapat menyebabkan kerusakan baik secara lingkungan maupun dampak-dampak negatif terhadap ekonomi maupun sosial. Hal ini
dapat dilihat dari diagram gambar menurut George Mclntyre 1993
Gambar 2.2 Diagram Hubungan Obyek Wisata dan Masyarakat
Sumber : Landasan Teori Kepariwisataan, 2009, diperoleh dari www.digilib.petra.ac.id
.
Selain diagram di atas yang menunjukkan hubungan erat antara obyek wisata dan masyarakat, George Mclntyre 1993 juga berpendapat bahwa
masyarakat lokal memiliki peran penting dalam keberlangsungan kehidupan tempat wisata itu sendiri karena tempat obyek wisata tersebut
dapat mempengaruhi kehidupan mereka baik dalam kondisi lingkungan, sosial maupun ekonomi.
Berikut adalah dampak-dampak dari pengembangan pariwisata : a.
Segi Lingkungan Seperti dampak sosial budaya, segi ini lebih disoroti dampak
negatifnya, walaupun terdapat juga dampak positifnya. Adapun dampak positif dan negatif adalah sebagai berikut :
CommunityLocal Authorities
Environment Supporters
Tourism Industry
Better Quality
of Life
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
20
Menurut Mill Dalam Landasan Teori Kepariwisataan, 2009, diperoleh dari
www.digilib.petra.ac.id .
: Dampak positif :
1 Terpeliharanya kebersihan alam lingkungan untuk menarik
datangnya wisatawan 2
Terjaganya keistimewaan lingkungan, seperti hutan-hutan, pantai- pantai hewan serta pemandangan alam.
Dampak Negatif : 1
Lingkungan yang rusak, seperti : meningkatnya kadar polusi baik air, udara, suara dan kemacetan lalu lintas.
2 Pembukaan hutan untuk ladang luas, lokasi perumahan, jalan dan
parkir. 3
Hilangnya suasana alam karena hilangnya area hutan, kehidupan satwa liar dan kesejukan udara.
b. Dampak Sosial Budaya
Menurut Mill Dalam Landasan Teori Kepariwisataan, 2009, diperoleh dari
www.digilib.petra.ac.id .
. Dampak ini seringkali disoroti sebagai dampak negatif dari perkembangan pariwisata, padahal
sebenarnya pariwisata juga membawa dampak positif dalam segi sosial dan budaya. Adapun dampak positif dan negatif yaitu :
Dampak positif : 1
Terpeliharanya monument yang menyimpan nilai-nilai budaya dan tempat-tempat yang bersejarah
2 Terpeliharanya kebudayaan tradisional, seni, tarian, adat istiadat
dan cara berpakaian. Dampak negatif :
1 Rusaknya monument dan kebudayaan dan tempat-tempat
bersejarah karena ulah manusia. 2
Komersialisasi budaya. 3
Meningkatnya kriminalitas, konsumerisme masyarakat lokal dan pelacuran.
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
21
4 Terkikisnya nilai-nilai budaya dan norma-norma masyarakat
karena interaksi dengan masyarakat asing. c.
Dampak Ekonomi Menurut Mill Dalam Landasan Teori Kepariwisataan, 2009,
diperoleh dari
www.digilib.petra.ac.id .
. Secara ringkas, kegiatan pariwisata dapat memberikan dampak di bidang ekonomi khususnya
mengenai : Dampak positif :
1 Terbuka lapangan pekerjaan baru
2 Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan masyarakat
3 Meningkatkan nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang
asing 4
Membantu menanggung beban pembangunan sarana dan prasarana setempat
5 Meningkatkan
kemampuan manajerial
dan keterampilan
masyarakat yang memacu kegiatan ekonomi lainnya. Dampak negatif :
1 Meningkatkan biaya pembangunan sarana dan prasarana
2 Meningkatkan harga barang-barang lokal dan bahan-bahan pokok
3 Peningkatan yang sangat tinggi tetapi hanya musiman, sehingga
pendapatan masyarakat naik dan turun 4
Mengalirnya uang keluar negeri karena konsumen menuntut barang-barang impor untuk bahan konsumsi tertentu.
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
22
d. Dampak Pariwisata Pada Umumnya
Sumber : Wiwik D Pratiwi, Konsep-Konsep Pa riwisata, Diperoleh Dari http:www.ar.itb.ac.idwdparchivescategorytourism-courses
Dampak Sosio-Ekonomi
Dampak sosio-kultural
Pelanggaran Daerah- Daerah sakral
Menjembatani PerbedaanMeningkatkan
Saling pengerian Perilaku Wisatawan
Tidak Sesuai Normaadat Profesi Baru
Warung Makanan Kios Cinderamata
Kepedulian Lokasi Terhadap Pelestarian Budaya
PelanggaranTerusiknya Sistem Budaya Religi
Efek demonstrasi Peningkatan Pendapatan
Individual komunal
Dampak Terhadap Lingkungan
Donasi Komunitas
Kebisingan Di Daerah sakral
Kebanggaan Terhadap Keberadaan Diri
Peningkatan Kemampuan Komunitas
Peningkatan PengetahuanWawasan
Penyediaan Sarana Prasarana Pariwista
Tekanan Dari Luar Untuk Menjadi Obyek
Wisata
Perilaku Wisman Yang Ditiru
Penurunan Kualitas Lingkungan
Peningkatan Kesadaran Masyarakat Lokal Terhadap
Lingkungan
Perbaikan Kualitas Lingkungan
Sampah Yang Dibuang Tidak Pada Tempatnya
Vandalisme Penyediaan
saranaprasarana
Keterangan : Dampak Positif
Dampak Negatif
Gambar 2.3 Diagram Dampak Pariwisata Pada Umumnya
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
23 C.
Penggunaan Lahan
Lahan adalah suatu daerah permukaan bumi yang mempunyai sifat-sifat agak tetap atau pengulangan sifat-sifat dari
biosfer vertical
di atas maupun di bawah wilayah tersebut termasuk atmosfer, tanah, batuan, proses
pembentukan lahan, air, vegetasi dan fauna serta hasil kegiatan manusia masa lampau ataupun masa sekarang dan perluasan sifat-sifat tersebut berpengaruh
terhadap penggunaan lahan sekarang maupun saat mendatang FAO 1976 dalam Pangarso, 2001 diambil dari Nurhayati, 2004. Lahan sebagai
perwujudan luas mendatar ruang, dapat disebut sebagai salah satu sumber daya utama perkembangan Wijaya dalam Pangarso, 2001 diambil dari
Nurhayati, 2004. Lahan sebagai salah satu sumber daya alam, mempunyai sifat tidak dapat diperbaharui, dalam arti keberadaannya sangat terbatas karena
tidak dapat ditambah luasannya. Lahan yang merupakan sumberdaya stategis bagi pembangunan, karena hampir semua sektor pembangunan fisik
memerlukan lahan, seperti pertanian, kehutanan, perumahan, industri, pendidikan dan transportasi. Sedangkan penggunaan lahan adalah suatu proses
yang berkelanjutan dalam pemanfaatan lahan bagi maksud-maksud pembangunan secara optimal dan efisien Sugandhy, 1989 : 1. Selain itu
penggunaan lahan dapat diartikan pula sebagai suatu aktivitas manusia pada lahan yang langsung berhubungan dengan lokasi dan kondisi lahan Soegino
dalam Sugandhy, 1989 : 2. Penggunaan lahan dapat diartikan juga sebagai wujud atau bentuk usaha kegiatan pemanfaatan suatu bidang tanah pada suatu
waktu Jayadinata, 1992 : 10. Adapun penggunaan suatu lahan dapat dibedakan menjadi dua golongan Sugandhy, 1989 : 1, yaitu :
1. Penggunaan lahan kaitannya dengan penggunaan potensi alamiah,
misalnya kesuburanya atau kandungan mineral di bawah permukaannya dan;
2. Penggunaan lahan kaitannya dengan penggunaan sebagai ruang
pembangunan yang secara langsung tidak memanfaatkan potensi alami, tetapi lebih ditentukan oleh adanya hubungan tata ruang dengan
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
24
penggunaan-penggunaan lain yang telah ada, diantaranya ketersediaan prasarana dan fasilitas umum.
Aktifitas dan Perubahan Penggunaan Lahan
Proses perubahan penggunaan lahan dari satu fungsi ke fungsi yang lainnya merupakan dinamika tata ruang kota yang diakibatkan oleh
perkembangan dan dinamika penduduk disamping kekuatan potensi yang dimiliki oleh lahan tersebut yang merupakan elemen-elemen sebagai unsur
terjadinya perubahan. Elemen-elemen yang membentuk lingkungan merupakan unsur yang saling terkait satu sama lain, dimana perubahan
yang ditimbulkannya juga saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya Detwyler Marcus, 1982 dalam Bourne, 1982.
Pengertian perubahan guna lahan secara umum menyangkut transformasi dalam pengalokasian sumber daya lahan dari satu
penggunaan ke penggunaan lainnya. Perubahan guna lahan dapat terjadi karena ada beberapa faktor yang menjadi penyebab. Manusia baik
perorangan maupun kelompok, dalam berinteraksi dengan lingkungan, manusia menyesuaikan diri, memelihara dan mengelola lingkungannya.
Dari hubungan dinamik ini, timbul suatu bentuk aktivitas yang menimbulkan beberapa perubahan Bintarto, 1898 : 73-74, yaitu :
1. Perubahan perkembangan
development change
, yaitu perubahan yang terjadi setempat dan tidak perlu mengadakan perpindahan,
mengingat adanya ruang, fasilitas, dan sumber-sumber setempat. 2.
Perubahan lokasi
locational change
, yaitu perubahan yang terjadi pada suatu tempat yang mengakibatkan gejala perpindahan suatu
bentuk aktivitas atau perpindahan sejumlah penduduk ke daerah lain karena daerah asal tidak mampu mangatasi masalah yang timbul
dengan sumber dan swadaya yang ada. 3.
Perubahan tata laku
behavioral change
, yaitu perubahan tata laku penduduk dalam usaha untuk menyesuaikan dengan perkembangan
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
25
yang terjadi, dalam hal ini dilakukan restrukturisasi pola aktivitas di suatu daerah.
Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan ketiga perubahan di atas dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.4 Hubungan Manusia-Lingkungan dan Perubahan
Menurut Chapin, Kaiser, dan Godschalk, perubahan lahan juga dapat terjadi karena pengaruh perencanaan guna lahan setempat yang merupakan
rencana dan kebijakan guna lahan untuk masa mendatang, proyek pembangunan, program perbaikan pendapatan, dan partisipasi dalam
proses pengembangan keputusan dan pemecahan masalah dari pemerintah daerah. Perubahan lahan juga terjadi karena kegagalan mempertemukan
aspek pasar dan politis dalam suatu manajemen perubahan guna lahan. Dilihat dari faktor-faktor penyebabnya, pada umumnya proses
pekembangan penggunaan lahan kota-kota di Indonesia dipengaruhi oleh faktor penentu dari segi ekonomi
economic determinants
. Menurut Santoso dalam Pangarso, 2001 diambil dari Nurhayati, 2004 secara
rasional penggunaan lahan oleh masyarakat biasanya ditentukan berdasarkan pendapatan atau produktivitas yang biasa dicapai oleh lahan,
sehingga muncul konsep
highest and best use
artinya penggunaan lahan terbaik adalah penggunaan yang dapat memberikan pendapatan tertinggi.
Lingkungan Manusia
Perubahan Aktivitas
Perubahan Tata Laku Perubahan Lokasi
Perubahan Perkembangan
Sumber : Bintarto, 1989 : 73
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
26
Lahan dengan nilai lahan rendah, seperti lahan-lahan pertanian, berubah menjadi aktivitas dengan nilai lahan yang lebih tinggi. Dan untuk
selanjutnya aktivitas yang telah ada ini berubah menjadi aktivitas lainnya dengan diikuti peningkatan nilai lahan. Jadi, perubahan penggunaan lahan
terjadi karena pergantian kegiatan kurang produktif menjadi kegiatan lain yang lebih produktif. Perubahan konversi penggunaan lahan yang
diartikan sebagai perubahan suatu jenis penyesuaian penggunaan lahan dalam fungsinya sebagai ruang potensial, terhadap peningkatan kebutuhan
ruang untuk kegiatan ekonomi dan sosial berikut sarana dan prasarana penunjang, serta masyarakat wilayah itu sendiri.
Lahan yang memiliki potensi ekonomi tinggi seperti kawasan pariwisata akan cenderung mengalami pertumbuhan dan perubahan guna
lahan yang cepat. Menurut Bourne 1982, ada empat proses utama yang menyebabkan
terjadinya perubahan guna lahan diperkotaan, yaitu : 1.
Perluasan batas kota. 2.
Peremajaan di pusat kota. 3.
Perluasan jaringan infrastruktur terutama jaringan transportasi. 4.
Tumbuh dan hilangnya pemusatan aktivitas tertentu, misalnya tumbuhnya aktivitas industri dan pembangunan sarana rekreasi wisata.
Menganalogikan perubahan penggunaan lahan di kawasan pariwisata dengan perubahan penggunaan lahan di perkotaan Bourne, 1982, maka
empat proses utama yang menyebabkan terjadinya perubahan guna lahan di kawasan pariwisata adalah :
1. Perluasan batas kawasan wisata, artinya adanya perkembangan kegiatan
wisata akan disertai dengan perkembangan fasilitas pelayanan wisata serta komponen kegiatan pariwisata lainnya yang pada akhirnya akan
menyebabkan semakin meluasnya kawasan pariwisata sehingga terjadi perluasan batas yang telah ditentukan sebelumnya menjadi lebih luas.
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
27
2. Peremajaan di pusat-pusat kegiatan wisata, untuk memenuhi kepuasan
wisatawan, pusat-pusat kegiatan kepariwisataan seperti atraksi, rekreasi, akomodasi, serta kegiatan penunjang lainnya hampir selalu harus
diremajakan dalam jangka waktu tertentu. Peremajaan yang biasanya berbentuk penertiban ini memungkinkan terjadinya perpindahan
migrasi dari perumahan atau perusahaan yang tadinya menempati pusat kegiatan wisata yang diremajakan. Perpindahan ini biasanya mengarah
ke pinggiran pusat kgiatan yang pada akhirnya akan memperluas dari kawasan pusat kegiatan itu sendiri.
3. Perluasan jaringan infrastruktur dan transportasi, kegiatan pariwisata
membutuhkan kualitas dan kinerja infrastruktur yang baik untuk menarik wisatawan, hal ini juga bisa menarik penduduk dari kawasan
lain untuk bermigrasi karena kawasan wisata memiliki sarana prasarana yang lebih baik dari pada asal mereka. Hal ini akan menyebabkan
meluasnya penggunaan lahan. 4.
Tumbuh dan hilangnya pusat-pusat kegiatan wisata yang biasanya akan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk menarik keuntungan dari
adanya wisatawan, yang akhirnya akan memperluas penggunaan lahan.
Tumbuhnya pemusatan aktivitas pariwisata atau rekreasi di suatu kawasan merupakan faktor penarik bagi penduduk untuk bertempat tinggal
dan berkegiatan di kawasan tersebut. Pemusatan aktivitas tersebut biasanya akan disertai dengan bermunculnya berbagai aktivitas ekonomi
ikutannya yang menjanjikan harapan dari kualitas hidup yang lebih baik berupa tersedianya lapangan pekerjaan. Meningkatnya harapan kualitas
hidup yang lebih baik tersebut akan membawa akibat semakin meningkatnya kebutuhan akan lahan untuk bertempat tinggal.
D. Kebudayaan
Kebudayaan menurut Hoebel adalah sistem integrasi, sistem pola-pola perilaku hasil belajar yang merupakan ciri khas suatu anggota masyarakat dan
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
28
bukan merupakan warisan biologis, melainkan kebudayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi melalui proses belajar Joyomartono, 1991 : 10
dalam Prastiasih, 2005. Ralph Linton mendefinisikan kebudayaan sebagai “seluruh cara kehidupan
dari masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan”. Jadi, kebudayaan menunjuk pada
berbagai aspek kehidupan yang meliputi cara-cara yang berlaku, kepercayaan- kepercayaan, sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang khas
untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu. 1.
Kebudayaan diperoleh dari belajar Kebudayaan yang dimiliki oleh manusia juga dimiliki dengan cara
belajar. Dia tidak diturunkan secara biologis atau pewarisan melalui unsur genetis. Hal ini perlu ditegaskan untuk membedakan perilaku manusia
yang digerakkan oleh kebudayaan dengan perilaku mahluk lain yang tingkah lakunya digerakkan oleh insting.
2. Kebudayaan milik bersama
Agar dapat dikatakan sebagai suatu kebudayaan, kebiasaan-kebiasaan seseorang atau individu harus dimiliki bersama oleh suatu kelompok
manusia. Suatu kebudayaan dapat dirumuskan sebagai seperangkat kepercayaan, nilai-nilai dan cara berlaku atau kebiasaan yang dipelajari
dan yang dimiliki bersama oleh para warga dari suatu kelompok masyarakat. Pengertian masyarakat sendiri dalam Antropologi adalah
sekelompok orang yang tinggal disuatu wilayah dan yang memakai suatu bahasa yang biasanya tidak dimengerti oleh penduduk tetangganya.
3. Kebudayaan sebagai pola
Dalam setiap masyarakat, oleh para anggotanya dikembangkan sejumlah pola-pola budaya yang ideal dan pola-pola ini cenderung
diperkuat dengan adanya pembatasan-pembatasan kebudayaan. Pola-pola kebudayaan yang ideal itu memuat hal-hal yang oleh sebagian besar dari
masyarakat tersebut diakui sebagai kewajiban yang harus dilakukan dalam keadaan tertentu.
commit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Isna Dian Paramitasari I0606025
29
4. Kebudayaan bersifar dinamis dan adaptif
Kebudayaan dikatakan bersifat adaptif, karena kebudayaan melengkapi manusia dengan cara-cara penyesuaian diri pada kebutuhan-kebutuhan
fisiologis dari badan mereka, dan penyesuaian pada lingkungan yang bersifat fisik-geografis maupun pada lingkungan sosialnya Siregar, 2002 :
1-4. Dalam kebudayaan terkandung pengertian yang mendasar, sebagaimana
dikemukakan Suparian dalam Rohidi, 1994 : 4 diambil dari Prastiasih, 2005 bahwa kebudayaan mengadung sebagai berikut :
1. Pengetahuan yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat yang
mempunyai kebudayaan tersebut; 2.
Milik masyarakat, bukan milik daerah; 3.
Pedoman menyeluruh yang bersangkutan; 4.
Hasil dari perilaku terwujud dengan berpedoman pada kebudayaan yang dimiliki masyarakat.
Unsur-unsur kebudayaan yang dapat ditemukan di semua bangsa di dunia berjumlah tujuh buah, yang dapat disebut sebagai isi pokok dari setiap
kebudayaan yaitu : bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi,
dan kesenian Koentjaraningrat, 1990: 80-81.
E. Pembangunan Berkelanjutan