2.4 Karet Alam
Karet merupakan polimer alam terpenting dan dipakai secara luas dilihat dari sudut industri. Karet atau elastromer merupakan polimer yang memiliki daya pegas atau
kemampuan meregang dan kembali ke keadaan semula dengan cepat dan sebagian besar memiliki struktur jaringan. Bentuk utama dari karet alam terdiri dari 94 cis
1,4-poliisoprena yang dikenal sebagai Hevea rubber. Karet ini diperoleh dengan menyadap kulit dari sejenis pohon Hevea Brasiliensis yang tumbuh liar di Amerika
Selatan dan ditanam di bagian dunia lain Stevens, 2001. Karet alam adalah polimer cis 1,4-poliisoprena sedangkan polimer trans 1,4-poliisoprena merupakan gutta
percha. Karet dan gutta percha merupakan isomer ruang yang memiliki struktur sebagai berikut :
H
2
C H
3
C C
C H
3
C CH
2
H
2
C C
CH
2
H C
n H
Gambar 2.3 Struktur trans 1,4-poliisoprena
H
2
C H
3
C C
C CH
2
CH
2
H H
3
C C
CH
2
H C
n
Gambar 2.4 Struktur cis 1,4-poliisoprena Sidik, 2003
Nilai n merupakan jumlah dimer di dalam rantai polimer, berkisar antara 3000-15.000 unit. Hal ini tergantung dari jenis klonnya, apabila semakin panjang rantai molekulnya
maka sifat elastisitanya semakin tingggi dan kental. Lembaran karet yang terbentuk tidak hanya mengandung cis 1-4 Poliisoprena tetapi juga komponen lain.
Tabel 2.1 Komponen kimia karet alam No
Komponen Kandungan
1 Cis Poliisoprena
94,2 2
Protein 2,5
3 Ekstrak
2,5 4
Air 0,5
5 Abu
0,3 Risnawati, 2001
Karet alam mempunyai sifat-sifat yang dapat memberikan keuntungan dan kemudahan dalam proses pengerjaan dan pemakaiannya, baik dalam bentuk kompon
maupun vulkanisat. Vulkanisat karet alam mempunyai kepegasan pantul yang baik sehingga panas yang dihasilkan rendah. Karet alam memiliki tegangan putus yang
tinggi, ketahanan sobek dan kikisnya juga baik sekali, tetapi karet alam memiliki beberapa kekurangan yaitu kurang tahan terhadap panas, tidak tahan terhadap ozon
dan cahaya matahari Nuyah dkk, 2009.
2.4.1 Keunggulan Karet Alam
Walaupun karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya jauh dibawah karet sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet alam belum dapat
digantikan oleh karet sintetis. Adapun kelebihan-kelebihan yang dimiliki karet alam dibanding karet sintetis adalah:
Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna,
Memiliki Plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah,
Mempunyai daya aus yang tinggi
Tidak mudah panas
Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap kerekatan groove cracking
resistance
Walaupun memiliki beberapa kelemahan dipandang dari sudut kimia maupun bisnisnya, akan tetapi menurut beberapa ahli, karet alam tetap mempunyai pangsa
pasar yang baik. Beberapa industri tertentu tetap memiliki ketergantungan yang besar terhadap pasokan karet alam, misalnya industri ban yang merupakan konsumen
terbesar karet alam Tim Penulis PS, 1992.
2.4.2 Jenis-jenis karet alam
Ada beberapa macam karet alam yang dikenal, diantaranya merupakan bahan olahan. Bahan olahan ada yang setengah jadi atau sudah jadi, ada juga karet yang diolah
kembali berdasarkan bahan karet yang sudah jadi. Jenis – jenis karet alam yang dikenal luas adalah:
Bahan olah karet Lateks kebun, sheet angin, slab tipis, dan lump segar
Karet konvensional ribbed smoked sheet, white crepes dan pale crepes
Lateks pekat
Karet bongkah atau block rubber
Karet spesifikasi teknis atau crumb rubber
Karet siap olah atau tyre rubber
Karet reklim atau reclained rubber
Tim Penulis PS, 1992.
2.4.3 Standard Indonesian Rubber SIR
Standar mutu karet bongkah indonesia tercantum dalam Standard Indonesian Rubber SIR. SIR adalah karet bongkah karet remah yang telah dikeringkan dan dikemas
menjadi bandela-bandela dengan ukuran yang telah ditentukan. Perbedaan dari tiap jenis karet SIR tersebut adalah pada standar spesifikasi mutu kadar kotoran, kadar abu
dan kadar zat menguap yang sesuai dengan Standar Indonesian Rubber. Standar mutu karet bongkah indonesia tercantum dalam tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.2 Standard Indonesian Rubber SIR NO
Spesifikasi SIR 5
SIR 10 SIR 20
SIR 50 1
Kadar kotoran maksimum 0,05
0,10 0,20
0,50 2
Kadar abu maksimum 0, 50
0,75 1,00
1,50 3
Kadar zat atsiri maksimum 1, 0
1,0 1,0
1,0 4
PRI minimum 60
50 40
30 5
Plastisitas – Po minimum 30
30 30
30 6
Kode warna hijau
- merah
kuning Tim Penulis PS, 1992
2.4.4 Karet Alam SIR 10
Karet alam SIR 10 berasal dari koagulan lateks yang mudah menggumpal atau hasil olahan seperti lum, sit angin, getah keping, sisa dan lain-lain, yang diperoleh dari
perkebunan rakyat dengan asal bahan baku yang sama dengan koagulum. Langkah-langkah dalam proses pengolahan karet alam SIR 10 yaitu dengan
pemilihan bahan baku yang baik, koagulum lum mangkok, sleb, sit angin, getah sisa, dll. Kemudian dilakukan pembersihan dan pencampuran. Proses pengeringan
dilakukan selama 10 hari sampai 20 hari. Kemudian dilakukan proses peremahan, pengeringan, pengemasan bandela setiap bandela 33 kg atau 35 kg dan karet alam
SIR 10 siap untuk diekspor Ompusunggu, 1987.
2.5 Vulkanisasi Karet