Termoset merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur ulang atau dicetak lagi.
Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh : resin epoksi, urea formaldehida Sidik, 2003.
Plastik dibagi menjadi dua klasifikasi utama berdasarkan pertimbangan ekonomis dan kegunaannya yaitu plastik komoditi dan plastik teknik.
Plastik komoditi dicirikan dengan volumenya yang tinggi dan harganya yang
murah, Plastik ini bisa dibandingkan dengan baja dan aluminium dalam industri logam. Mereka sering digunakan dalam bentuk barang yang bersifat pakai buang
disposable seperti lapisan pengemas, Namun ditemukan juga pemakaiannya dalam barang-barang yang tahan lama. Plastik komoditi yang utama adalah
polietilena, polipropilena, polivinil klorida, dan polistirena.
Plastik teknik lebih mahal harganya dan volumenya lebih rendah, tetapi
memiliki sifat mekanik yang unggul dan daya tahan yang lebih baik dan juga dapat bersaing dengan logam, keramik dan gelas dalam berbagai aplikasi.
Plastik teknik yang utama adalah poliamida, polikarbonat, polyester dan
sebagainya. Hampir semua plastik yang disebutkan merupakan termoplastik.
Plastik-plastik teknik dirancang untuk menggantikan logam dan polimer-polimer yang dapat terurai degradable serta dapat membantu mengurangi volume sampah plastik
yang menyesakkan pandangan Stevens, 2001.
2.3 Polipropilena
Polipropilena merupakan jenis bahan baku plastik yang ringan, densitasnya 0,90-0,92 gcm
3
, memiliki kekerasan dan kerapuhan yang paling tinggi serta bersifat kurang stabil terhadap panas dikarenakan adanya hydrogen tersier. Penggunaan bahan pengisi
dan penguat memungkinkan polipropilena memiliki mutu kimia yang baik sebagai bahan polimer dan tahan terhadap pemecahan karena tekanan strees-cracking
walaupun pada temperature tinggi. Struktur dari Polipropilena dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini.
Gambar 2.1 Struktur Polipropilena Gachter, 1990
Polipropilena merupakan suatu polimer ideal yang sering digunakan sebagai lembar kemasan. Polipropilena memiliki sifat kelembapan yang baik kecuali terjadi
inhibisi dengan oksigen. Oksigen yang masuk kedalam system akan dapat mempengaruhi makanan atau materi lain yang ditutup dengan polipropilena. Lapisan
yang terlindung oleh polipropilena tersebut diharapkan dalam kondisi kedap udara agar dapat dengan maksimal melindungi kandungan materi yang terbungkus
didalamnya. Untuk pemanfaatan penggunaan dari polipropilena tersebut, dapat dilakukan modifikasi terhadap polipropilena Severini, 1999.
Taktisitas polimer juga penting dalam penentuan keteraturan dalam suatu sampel polimer. Misalnya, dalam polimer yang terbentuk dari monomer polipropilena
-CH
2
-CHCH
3
-, gugus CH
3
dapat mengambil konfigurasi acak polimer ataktik, konfigurasi berselang-seling polimer sindiotaktik, atau konfigurasi sama polimer
isotaktik sepanjang rantai.
C CH
3
H CH
2
H CH
3
CH
3
CH
3
H H
C C
C CH
2
CH
2
a Polipropilena ataktik
Gambar 2.2 Penggambaran Taktisitas Polipropilena a Polipropilena ataktik, b Polipropilena sindiotaktik dan c Polipropilena isotaktik.
Dapat dilihat pada gambar 2.2 a diatas bahwa polipropilena ataktik memiliki kekristalan yang rendah karena gugus metilnya tersusun secara acak
disepanjang rantai, yang dapat mencegah saling mendekatnya rantai yang berdampingan. Berbeda halnya dengan polipropilena isotaktik yang gugus metilnya
mampu saling mendekat sehingga kekristalannya tinggi. Karena keteraturan ruang polimer ini, rantai dapat dikemas lebih terjejal sehingga menghasilkan plastik yang
kuat dan tahan panas. Produk polipropilena lebih tahan terhadap goresan daripada produk polietilena sehingga dapat digunakan untuk bagian dalam mesin pencuci,
komponen mobil, kursi dan alat-alat rumah tangga lainnya Cowd, 1991.
Polipropilena memiliki sifat isolasi yang sangat baik, dan juga memiliki sifat tahan terhadap berbagai bahan kimia pada suhu tinggi serta tidak mudah larut dalam
hampir semua pelarut organik pada suhu kamar. Meningkatnya Penyerapan pelarut oleh polipropilena karena meningkatnya suhu dan penurunan polaritas. Tingginya
kristalinitas polipropilena menyebabkan kekuatan tarik polimer, kekakuan, dan kekerasannya meningkat Ebewele.R, 1996.
C CH
3
H CH
2
H CH
3
CH
3
CH
3
H H
C C
C CH
2
CH
2
b Polipropilena sindiotaktik
C CH
3
H CH
2
H CH
3
CH
3
CH
3
H H
C C
C CH
2
CH
2
c Polipropilena Isotaktik
2.4 Karet Alam