disebut termoplastik elastromik olefin TPO yang didasarkan pada ASTM D5593. Dan jenis kedua adalah fase karet yang divulkanisasi dinamik, menghasilkan
termoplastik vulkanisat TPV yang didasarkan pada ASTM D5046. Umumnya material poliolefin TPE yang sudah dikembangkan terbuat dari karet sintetik seperti
etilen-propilena-diena-monomer EPDM, etilena-propilena-rubber EPR dan butadiene-akrilonitril-rubber NBR atau modifikasinya Baharudin, 2007.
2.10 Karakterisasi Campuran Polimer
Mengkarakterisasi polimer jauh lebih rumit daripada mengkarakterisasi senyawa- senyawa dengan berat molekul rendah. Metode yang paling sering dilakukan
kimiawan untuk mengkarakterisasi senyawa polimer yaitu dengan metode-metode spektroskopik dan termal. Disini juga akan menyinggung analisis permukaan maupun
pengujian mekanik.
Karakterisasi yang dilakukan untuk mengetahui dan menganalisa campuran polimer pada penelitian ini adalah menggunakan pengujian kekuatan tarik, persentase
ikat silang, analisa morfologi permukaan dengan SEM Scanning Electron Microscopy serta analisa gugus fungsi dengan FT-IR Faurier Transform Infrared
Spectroscopy.
2.10.1 Uji Kekuatan Tarik
Sifat mekanis biasanya dipelajari dengan mengamati sifat kekuatan tarik σ
t
terhadap suatu material yang diberikan tekanan menggunakan alat pengukur yang disebut
tensiometer atau dinamometer. Kekuatan tarik dapat diartikan sebagai besarnya beban maksimum F
maks
yang dibutuhkan untuk memutuskan spesimen bahan, dibagi dengan luas penampang bahan. Karena selama di bawah pengaruh tegangan, spesimen
mengalami perubahan bentuk deformasi maka definisi kekuatan tarik dinyatakan dengan luas penampang semula A
.
σ
t
=
Fmaks Ao
2.1
Selama perubahan bentuk , dapat diasumsikan bahwa volume spesimen tidak berubah. Perpanjangan tegangan pada saat bahan terputus disebut kemuluran. Besaran
kemuluran ε dapat didefenisikan sebagai berikut :
ε =
�−�� ��
x 100 2.2
keterangan : ε = kemuluran
l = panjang spesimen mula-mula mm
l = panjang spesimen saat putus mm Wirjosentono, 1995.
2.10.2 Persentase Ikat Silang
Derajat ikat silang dalam karet dapat ditentukan setelah sokletasi dengan sikloheksana mendidih selama 8 jam. Sampel dikeringkan pada suhu 80
o
C selama 30 menit dan ditimbang. Persentase ikat silang dalam campuran kemudian dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
ikat silang =
�� ��
x 100 2.3
Dimana Wg dan Wo adalah berat sampel setelah dan sebelum sokletasi. Persentase Ikat silang yang dihasilkan menandakan adanya interaksi yang kuat antara komponen
campuran. Halimatuddahliana, 2007 .
2.10.3 SEM Scanning Electron Microscopy
Skanning Elektron mikroskopi SEM merupakan alat yang dapat membentuk bayangan permukaan. Struktur permukaan suatu benda yang akan diuji dapat
dipelajari dengan mikroskop elektron pancaran karena jauh lebih mudah untuk mempelajari struktur permukaan itu secara langsung. Pada dasarnya, SEM
menggunakan sinyal yang dihasilkan elektron dan dipantulkan atau berkas sinar elektron sekunder.
SEM menggunakan prinsip skanning yaitu berkas elektron diarahkan pada titik permukaan spesimen. Gerakan elektron diarahkan dari satu titik ke titik lain pada
permukaan spesimen. Jika seberkas sinar elektron ditembakkan pada permukaan spesimen maka sebagian dari elektron itu akan dipantulkan kembali dan sebagian lagi
diteruskan. Jika permukaan spesimen tidak merata, banyak lekukan, lipatan atau lubang-lubang, maka tiap bagian permukaan itu akan memantulkan elektron dengan
jumlah dan arah yang berbeda dan kemudian akan ditangkap oleh detector dan akan diteruskan ke sistem layar. Hasil yang diperoleh merupakan gambaran yang jelas dari
permukaan spesimen dalam bentuk tiga dimensi.
Dalam penelitian morfologi permukaan dengan menggunakan SEM, pemakaiannya sangat terbatas tetapi memberikan informasi yang bermanfaat
mengenai topologi permukaan dengan resolusi sekitar 100 Å Stevens, 2001.
2.10.4 FT-IR Fourier transform infrared spectroscopy
Pada tahun 1965, Cooley dan Turky mendemonstrasikan teknik spektroskopi FT-IR Faurier transform infrared spectroscopy. Pada dasarnya teknik ini sama dengan
spektroskopi inframerah biasa, kecuali dilengkapi dengan cara penghitungan “Fourier transform” dan pengolahan data untuk mendapatkan resolusi dan kepekaan yang lebih
tinggi. Teknik ini dilakukan dengan penambahan peralatan interferometer yang telah lama ditemukan oleh Michelson pada akhir abad 19. Mikchelson telah mendapat
informasi spektrum dari suatu berkas radiasi dengan mengamati interferogram yang diperoleh dari interfemeter tersebut. Fellet 1970 juga telah menggunakan
perhitungan Faurier transform pada spektrofotometer dalam bidang astronomi.
Dua variasi instrumental dari spektroskopi inframerah IR yaitu metode dispertif yang memiliki prisma atau kisi untuk mendispersikan radiasi IR dan metode
Fourier transform FT yang menggunakan prinsip interferometri. Kelebihan- kelebihan dari FT-IR mencakup persyaratan ukuran sampel yang kecil, perkembangan
spektrum yang cepat. Karena instrument ini memiliki komputer yang terdedikasi, maka memiliki kemampuan untuk menyimpan dan memanipulasi spektrum.
FT-IR bermanfaat dalam meneliti paduan-paduan polimer. Sementara paduan yang tidak dapat bercampur memperlihatkan suatu spektrum IR yang merupakan
superposisi dari spektrum homopolimer, spektrum paduan yang dapat bercampur adalah superposisi dari tiga komponen, dua spektrum homopolimer dan satu spektrum
interaksi yang timbul dari interaksi kimia atau fisika antara homopolimer Steven, 2001.
BAB 3
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Bahan-Bahan dan Alat-Alat Penelitian 3.1.1 Alat- Alat Penelitian