Vulkanisasi Karet Divinil benzena

Tabel 2.2 Standard Indonesian Rubber SIR NO Spesifikasi SIR 5 SIR 10 SIR 20 SIR 50 1 Kadar kotoran maksimum 0,05 0,10 0,20 0,50 2 Kadar abu maksimum 0, 50 0,75 1,00 1,50 3 Kadar zat atsiri maksimum 1, 0 1,0 1,0 1,0 4 PRI minimum 60 50 40 30 5 Plastisitas – Po minimum 30 30 30 30 6 Kode warna hijau - merah kuning Tim Penulis PS, 1992

2.4.4 Karet Alam SIR 10

Karet alam SIR 10 berasal dari koagulan lateks yang mudah menggumpal atau hasil olahan seperti lum, sit angin, getah keping, sisa dan lain-lain, yang diperoleh dari perkebunan rakyat dengan asal bahan baku yang sama dengan koagulum. Langkah-langkah dalam proses pengolahan karet alam SIR 10 yaitu dengan pemilihan bahan baku yang baik, koagulum lum mangkok, sleb, sit angin, getah sisa, dll. Kemudian dilakukan pembersihan dan pencampuran. Proses pengeringan dilakukan selama 10 hari sampai 20 hari. Kemudian dilakukan proses peremahan, pengeringan, pengemasan bandela setiap bandela 33 kg atau 35 kg dan karet alam SIR 10 siap untuk diekspor Ompusunggu, 1987.

2.5 Vulkanisasi Karet

Pada tahun 1839 Goodyear USA, menemukan metode vulkanisasi menggunakan belerang. Laju vulkanisasi dengan belerang pada umumnya dibantu dengan penambahan akselerator seperti garam-garam seng atau senyawa organobelerang. Disamping itu seng oksida dan asam stearat juga ditambahkan sebagai aktivator. Dipandang dari segi komersial, ikat silang merupakan reaksi terpenting dalam polimer dan menjadi dasar untuk industri-industri karet dan elastromer. Reaksi ikat silang dapat terbentuk melalui vulkanisasi, vulkanisasi merupakan istilah umum yang diterapkan pada reaksi ikat silang polimer, khususnya elastromer. Reaksi ikat silang terinisiasi peroksida dari polimer-polimer jenuh seperti polietilena berlangsung melalui abstraksi hidrogen oleh radikal-radikal yang terjadi dari pemutusan homolitik peroksida. Tidak semua polimer-polimer vinil bisa diikat silang dengan peroksida, sebagai contoh polipropilena dan polivinil klorida lebih mudah mengalami degradasi daripada ikat silang Stevens, 2001. Vulkanisasi dari lateks karet alam dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu vulkanisasi non sulfur dengan peroksida, senyawa nitro, kuinon atau senyawa azo sebagai curing agents; vulkanisasi dengan sulfur, selenium, dan tellurium serta vulkanisasi irradiasi dengan sinar X. Penggunaan yang masih umum digunakan adalah vulkanisasi dengan menggunakan sulfur cowd, 1991.

2.6 Divinil benzena

Divinilbenzena memiliki rumus molekul C 10 H 10 , dengan titik didihnya 195 o C, tidak larut dalam air dan larut dalam etanol dan eter dan memiliki titik nyala 76 o C. Divinilbenzena merupakan zat pengikat silang yang dapat meningkatkan sifat polimer. Divinilbenzena telah digunakan dengan luas dalam pabrik perekat, plastik, elastromer, keramik, pelapis, katalis, membran, farmasi, polimer khusus dan resin penukar ion. Pada pabrik plastik, divinilbenzena digunakan untuk mengikat silang dan memodifikasi material-material dan membantu proses kopolimerisasi. Divinilbenzena juga dapat membantu meningkatkan resistansi terhadap tekanan retak, bahan kimia, panas distorsi, kekerasan dan kekuatan serta membantu meningkatkan stabilitas termal dari komposisi resin epoksi. Struktur dari divinilbenzena dapat dilihat pada gambar dibawah ini. CH=CH 2 CH=CH 2 Gambar 2.6 Struktur divinilbenzena Pada pabrik karet sintesis, dimana karet sintesis merupakan golongan elastromer buatan yang mendekati satu atau lebih sifat dari karet alam, divinilbenzena berperan dalam kopolimer stirena-butadiena sebagai adhesif dan membantu dalam proses ekstrusi karet http:www.dow.com.

2.7 Dikumil Peroksida

Dokumen yang terkait

Pembuatan Komposit Biodegradabel dari α-Selulosa Ampas Tebu Bz 132 (Saccharum officinarum) dan Polipropilena dengan Menggunakan Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrida dan Divinil Benzena Sebagai Agen Pengikat Silang

5 67 113

Studi Pembuatan Plastik Elastomer Dari HDPE Bekas Dan Ban Bekas Dengan Penambahan Dikumil Peroksida Sebagai Inisiator Dan Divinil Benzen Sebagai Zat Pengikat Silang

3 62 72

Sifat Mekanik dan Indeks Alir Lelehan Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet SIR 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinilbenzena

0 73 66

Persentase Ikat Silang dan Morfologi Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet Sir 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinil Benzena

0 60 67

Studi Pembuatan Dan Karakterisasi Termoplastik Elastromer Dari Polipropilena-Karet Ethylene Propylene Diene Monomer-Abu Ban Bekas Dengan Penambahan Dikumil Peroksida Dan Divinilbenzena

1 35 72

View of PENGARUH PENAMBAHAN INISIATOR DIKUMIL PEROKSIDA DAN DIVINILBENZENA SEBAGAI CROSLINK PADA KOMPATIBILITAS RASIO CAMPURAN POLIETILENA DAN KARET ALAM SIR 3L

0 1 10

Pembuatan Komposit Biodegradabel dari α-Selulosa Ampas Tebu Bz 132 (Saccharum officinarum) dan Polipropilena dengan Menggunakan Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrida dan Divinil Benzena Sebagai Agen Pengikat Silang

0 1 28

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plastik - Persentase Ikat Silang dan Morfologi Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet Sir 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinil Benzena

0 0 12

Persentase Ikat Silang dan Morfologi Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet Sir 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinil Benzena

0 1 13

Sifat Mekanik dan Indeks Alir Lelehan Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet SIR 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinilbenzena

1 1 13