2.8 Xilena
Xilena merupakan salah satu dari tiga isomer dimetylbenzena yang memiliki rumus kimia yang sama yaitu C
6
H
4
CH
3 2
,
tetapi memiliki struktur molekul yang berbeda. Tiga isomer xilena yaitu orto o, meta m, dan para p, berbeda secara
struktural hanya dalam penempatan gugus-gugus metil. Strukturnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.7 Struktur o-xilena, m-xilena dan p-xilena.
Campuran xilena komersial adalah tidak berwarna, tidak kental, mudah terbakar, merupakan cairan beracun yang tidak larut dalam air tetapi larut dengan baik dalam
pelarut organik. Xilena umumnya digunakan sebagai pelarut, sebagai komponen bahan bakar penerbangan, dan sebagai bahan baku untuk pembuatan pewarna, serat,
dan film. o-xilena, m-xilena dan p-xilena menunjukkan sifat yang mirip karena struktur mereka yang hampir sama. o-xilena lebih mudah dipisahkan dari m-xilena
karena perbedaan 5° C dalam titik didih.
Tabel 2.3 Sifat fisik senyawa xilena
http:www.britannica.com Sifat
o-xilena m-xilena
p-xilena Berat Molekul
106.167 106.167
106.167 Densitas 25 ° C, g cm
3
0.8802 0.8642
0.8610 Titik Didih
144.41 139.12
138.37 Titik Beku
-25.182 -47.872
13.263
CH
3
CH
3
CH
3
CH
3
CH
3
CH
3
o-Xilena m-Xilena
p-Xilena
2.9 Paduan Polimer Polymer Blend
Elastromer didefenisikan sebagai bahan polimer yang dapat kembali ke bentuk semula setelah mengalami deformasi perubahan bentuk oleh pengaruh mekanis. Struktur
morfologi bahan elastromer mempunyai beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut : a.
Berada dalam keadaan diatas suhu transisi kaca Tg. b.
Mempunyai derajat kristalinitas yang sangat kecil. c.
Rantai Polimernya mengandung sedikit ikatan silang. Adanya ikatan silang yang lemah merupakan karakteristik utama dari material
elastromer. Sebagai contoh, pada suhu kamar polietilena berada di atas transisi gelasnya, tetapi tidak bersifat elastromer karena tidak mengandung ikatan silang dan
mempunyai derajat kristalinitas yang tinggi. Kopolimer etilena-propilena tidak mengandung fase kristalin sama sekali, tetapi dapat membentuk material elastromer
bila mengalami pengikatan silang yang lemah dengan membentuk material karet sintetis etilena-propilena EPR. Telah diamati bahwa beberapa polimer dapat menjadi
material elastromer dengan pembentukan rantai ikatan silang yang lemah, sedangkan bila terjadi suatu reaksi ikatan silang yang tinggi maka akan terbentuk material
termoset yang keras Wirjosentono, 1998.
Termoplastik elastromer TPE adalah material yang diproses melalui metode yang sama yaitu injeksi molding molding injection dan ekstruksi menggunakan
termoplastik kaku yang diubah sehingga memiliki sifat dan tampilan yang mirip seperti karet termoset. TPE merupakan bahan yang cukup penting karena range
penggunaannya yang besar untuk berbagai aplikasi di beberapa bidang seperti otomotif, alat rumah tangga, peralatan elektronik, industri-industri, dan peralatan
medis. TPE dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu : kopolimer blok dan campuran karet – plastik Nakason dkk, 2008.
Akhir-akhir ini pembuatan TPE dibuat dengan campuran poliolefin termoplastik dan karet berkembang dengan pesat. TPE tersebut dikembangkan dalam
dua jenis produk yang berbeda. Jenis yang pertama adalah campuran sederhana yang
disebut termoplastik elastromik olefin TPO yang didasarkan pada ASTM D5593. Dan jenis kedua adalah fase karet yang divulkanisasi dinamik, menghasilkan
termoplastik vulkanisat TPV yang didasarkan pada ASTM D5046. Umumnya material poliolefin TPE yang sudah dikembangkan terbuat dari karet sintetik seperti
etilen-propilena-diena-monomer EPDM, etilena-propilena-rubber EPR dan butadiene-akrilonitril-rubber NBR atau modifikasinya Baharudin, 2007.
2.10 Karakterisasi Campuran Polimer