Kontaminasi Cendawan Penyebab Kematian pada Tanaman Kultur

4.2.2 Kontaminasi Cendawan

Kontaminasi adalah gangguan yang sangat umum terjadi dalam kegiatan kultur jaringan, munculnya gangguan ini dipahami sebagai hal yang wajar sebagai konsekuensi penggunaan media yang diperkaya Santoso dan Nursandi 2003, diacu dalam Sudrajat 2005. Kematian karena faktor kontaminasi selama penelitian dapat dipastikan akibat adanya aktifitas hidup cendawan dalam media kultur. Hal ini diduga karena mikroorganisme yang tampak dalam media kultur berupa bubuk putih halus dan menyerupai spora serta tidak berlendir. Bila dibiarkan terus menerus tanpa adanya kegiatan penyelamatan eksplan, maka dapat memacu pertumbuhan cendawan dan mendominasi permukaan media, sehingga eksplan yang ditanam tidak lagi memiliki ruang tumbuh atau pertumbuhannya kalah cepat dengan cendawan yang terus memperbanyak diri. Dan akhirnya eksplan pun akan mengalami kematian. Keberadaan cendawan ini diduga bukan berasal dari faktor internal tumbuhan, tetapi dikarenakan adanya agen cendawan yang berasal dari botol kultur yang kurang steril, akibat pencucian yang kurang bersih. Selain itu juga diduga akibat kurangnya keterampilan peneliti pada saat penanaman inokulasi yang menyebabkan adanya mikroorganisme berupa spora cendawan yang masuk dalam media kultur. Kondisi lingkungan kultur pun diduga sebagai penyebab kontaminasi, karena mikroorganisme untuk jenis cendawan dapat mudah tersebar dengan bantuan aliran udara, dan bila mikroorganisme ini jatuh dalam media maupun eksplan, maka cendawan mampu tumbuh dan berkembangbiak. Gambar 3 Kondisi serangan cendawan pada beberapa tanaman kultur. Dari Gambar 3 dapat dilihat serangan cendawan pada awalnya tidak terlalu tampak terlihat karena hanya berkembang pada beberapa titik saja pada media. Akan tetapi dengan seiring berjalannya waktu, cendawan mulai memperbanyak diri dan mendominasi di dalam media dibandingkan dengan tanaman kultur, pada akhirnya pertumbuhan tanaman kultur menjadi terhambat dan mengalami kematian karena tidak mampu bersaing dengan pertumbuhan cendawan yang begitu cepat. Adapun upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi terjadinya kontaminasi baik itu cendawan, bakteri maupun mikroorganisme lainnya adalah dengan melakukan sterilisasi bertahap terhadap bahan tanaman eksplan. Proses sterilisasi tersebut melibatkan beberapa bahan sterilan yaitu fungisida, HgCl 2 , dan klorin. Pengambilan eksplan yang berasal dari alam umumnya memiliki resiko untuk terjadinya kontaminasi yang sangat tinggi, baik itu kontaminasi eksternal maupun internal. Kontaminasi internal umumnya berasal dari bahan eksplan itu sendiri, sedangkan kontaminasi eksternal umumnya disebabkan jamur dan bakteri. Untuk mengatasi kontaminasi internal digunakanlah HgCl 2 karena mampu menurunkan laju kontaminasi bakteri internal tanpa merusak jaringan. Penggunaan fungisida, HgCl 2 dan klorin mampu menghasilkan kondisi yang lebih menguntungkan karena kombinasi dari ketiga bahan sterilan tersebut merupakan usaha sterilisasi berlapis yang mampu mereduksi resiko terjadinya kontaminasi baik dari bakteri, cendawan maupun kotoran-kotoran lain yang menempel pada permukaan eksplan. 4.3 Kondisi Pertumbuhan Tanaman Kultur Pertumbuhan tanaman merupakan proses dalam kehidupan tanaman yang melibatkan perubahan tanaman baik berupa pertambahan ukuran yang semakin besar, lebar maupun tinggi. Pertambahan ukuran tanaman pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat hidup.

4.3.1 Morfologi Daun Tanaman Kultur