Kuantitatif Kualitatif Teknik Analisis Data

46

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Kuantitatif

Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif siswa yang diperoleh melalui tes tertulis untuk setiap pertemuan pada siklus I dan siklus II yang diberikan pada akhir pertemuan. Hasil tes tertulis dianalisis deskriptif dengan menentukan mean atau rata- rata terhadap nilai yang diperoleh siswa. Analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar siswa dilakukan dengan cara memberikan evaluasi atau tes tertulis, dihitung dengan rumus : 3.7.1.1 Data hasil belajar ketuntasan belajar siswa secara perseorangan dianalisis dengan menggunakan rumus: N = Keterangan: N = nilai B = skor yang diperoleh St = Skor maksimal Poerwanti, 2008: 6.15 Menentukan batas minimal nilai hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan berdasarkan kategori ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu tuntas dan tidak tuntas dengan kategori sebagai berikut: 47 Tabel 3.1 Kategori Ketuntasan Minimal Kriteria Ketuntasan Kategori ≥ 75 Tuntas 75 Tidak Tuntas KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD Labschool Unnes 3.7.1.2 Data nilai rata-rata kelas dianalisis dengan rumus: X = Keterangan : X = nilai rata-rata ∑X = jumlah semua nilai siswa ∑N = jumlah siswa Poerwanti, 2008:6-25 3.7.1.3 Ketuntasan Belajar Klasikal Setelah mendapatkan data ketuntasan belajar siswa secara perseorangan, hal yang dilakukan selanjutnya ialah mencari ketuntasan belajar secara klasikal dengan rumus: P = Keterangan: P= persentase Aqib, dkk, 2011:41

3.7.2 Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi proses pembelajaran dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis narasi dengan media gambar yang 48 diinterpretasikan dengan analisis deskriptif kualitatif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Poerwanti 2008:6-9 menjelaskan dalam bentuk contoh instrumen untuk mengukur minat siswa yang telah berhasil dibuat sebanyak 10 butir. Jika rentangan yang dipakai adalah 1-5 maka skor terendah adalah 10 dan skor tertinggi adalah 50. Dengan demikian mediannya adalah 10+502 yaitu sebesar 30. Jika dibagi menjadi 4 kategori maka skala 10-20 termasuk tidak berminat, 21-30 kurang berminat, 31-40 berminat dan skala 41-50 sangat berminat. Mengacu pada contoh tersebut, maka langkah-langkah yang ditempuh untuk menentukan skor dalam empat kategori yaitu: a. Menentukan jumlah indikator dalam instrumen. Penelitian ini menggunakan sembilan indikator untuk instrumen proses pembelajaran maupun aktivitas siswa. b. Menentukan rentang nilai yang dipakai. Rentang nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0-4. c. Menentukan skor maksimal rentang tertinggi X jumlah indikator dalam instrumen dan skor minimal rentang terendah X jumlah indikator dalam instrumen. Skor maksimal : 4 x 9 = 36, sedangkan skor minimal : 0 x 9 = 0. d. Menetukan nilai kuartil 1 K1, kuartil 2 median nilai tengah K2, kuartil 3K3 dan kuartil 4 K4. 49 Herrhyanto dan Hamid 2008:5.3 mengemukakan rumus kuartil sebagai berikut: 1 Letak K1 = untuk n genap, atau K1 = untuk n ganjil. 2 Letak K2 = untuk n genap maupun ganjil 3 Letak K3 = untuk n genap, atau K1 = untuk n ganjil 4 Letak K4 = skor maksimal e. Menentukan jumlah kategori. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan empat kategori yaitu sangat baik, baik, cukup dan kurang. f. Membagi rentang skor menjadi sejumlah banyaknya kategori empat kategori. Pembagian rentang dengan 4 kategori menurut Poerwanti 2008: 69 adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Klasifikasi Kategori Kriteria Ketuntasan Kategori K3 ≤ skor ≤ M Sangat baik K2 ≤ skor K3 Baik K1 ≤ skor K2 Cukup N ≤ skor K1 Kurang Keterangan MK4 = skor maksimal N = skor minimal K1 = kuartil 1 K2 = kuartil 2 K3 = kuartil 3 50 n = banyaknya data mencari n = M-K + 1 Analisis deskriptif kualitatif untuk instrumen lembar observasi dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut: a. Data proses pembelajaran dianalisis dengan menjumlahkan seluruh skor yang diperoleh dalam setiap indikator. Dimana dalam memberikan skor tersebut, disesuaikan dengan deskriptor yang tampak. Adapun teknik penskorannya adalah sebagai berikut: Skor maksimal: 36 Skor minimal: 0 n = 36-0 + 1 =37 Letak K1 = = = 9,5 Jadi, nilai K1 adalah 9,5 Letak K2 = = =19 Jadi, nilai K2 adalah 19 Letak K3 = = = 28,5 Jadi, nilai K3 adalah 28,5 51 Tabel 3.3 Klasifikasi Kategori Penskoran Proses Pembelajaran Kriteria Ketuntasan Kategori 28,5 ≤ skor ≤ 36 Sangat baik 19 ≤ skor 28,5 Baik 9,5 ≤ skor 19 Cukup 0 ≤ skor 9,5 Kurang b. Data aktivitas siswa dianalisis dengan menjumlahkan seluruh skor yang diperoleh dalam setiap indikator. Dimana dalam memberikan skor tersebut, disesuaikan dengan deskriptor yang tampak. Adapun teknik penskorannya sebagai berikut: Skor maksimal: 36 Skor minimal: 0 n = 32-0 + 1 =33 Letak K1 = = = 8,5 Jadi, nilai K1 adalah 8,5 Letak K2 = = =17 Jadi, nilai K2 adalah 17 Letak K3 = = = 25,5 Jadi, nilai K3 adalah 25,5 52 Tabel 3.4 Klasifikasi Kategori Penskoran Aktivitas Siswa Kriteria Ketuntasan Kategori 25,5 ≤ skor ≤ 32 Sangat baik 17 ≤ skor 25,5 Baik 8,5 ≤ skor 17 Cukup 0 ≤ skor 8,5 Kurang

3.8 Indikator Keberhasilan

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MODELCONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING BERBANTUAN KARTU KATA PADA SISWA KELAS IV B SD LABSCHOOL UNNES

4 46 340

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE BERBANTUAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN SEKARAN 02 SEMARANG

0 5 363

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SDN SEKARAN 02 SEMARANG

3 21 216

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA POWERPOINT SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGANYAR 02

2 16 203

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KANDRI 01

15 135 234

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

KEEFEKTIFAN MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA SISWA KELAS IV SDN KOWANGAN TEMANGGUNG

0 0 81

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA BERVARIASI PADA SISWA KELAS IV SD 3 BARONGAN KUDUS

0 0 20