Waktu dan Lokasi Penelitian

50

3.6. Metode Analisis Data

3.6.1. Analisis Kewilayahan Pesisir 1 Analisis Biogeofisik Wilayah

Analisis Biogeofisik Wilayah digunakan untuk menjelaskan kondisi ekologis wilayah pesisir Kota Bontang meliputi potensi perikanan, potensi budidaya rumput laut, kondisi padang lamun, mangrove dan terumbu karang, serta tipikal daratan dan perairan pesisir. Analisis data biofisik dilakukan dengan menggunakan tekhnik analisis data sekunder. 2 Analisis Ekonomi Wilayah Analisis ekonomi wilayah dilakukan untuk menjelaskan tentang pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta terjadinya ketimpangan dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah. Metode analisis ekonomi wilayah yang digunakan dalam penelitian ini adalah model basis ekspor, dimana menggunakan pendekatan Locations Quotient LQ, Koefisien Multiplier dan Shift Share. Pemilihan metode ini sesungguhnya lebih pada pengelompokan metode basis ekspor Richardson, 1979. a Locations Quotient LQ Metode location quotient atau LQ merupakan perbandingan antara pangsa relatif pendapatan sektor i pada tingkat wilayah terhadap pendapatan total wilayah dengan pangsa relatif pendapatan sektor i pada tingkat nasional terhadap pendapatan nasional. Hal tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut Budiharsono, 2001 : t i t i i V V v v LQ = atau tk ik t i i PDRB PDRB PDRB PDRB LQ = ............................ 1 Dimana : vi = Nilai produktifitas sektor i di tingkat daerah vt = Nilai produktifitas seluruh sektor di tingkat daerah Vi = Nilai produktifitas sektor i di tingkat pus at Vt = Nilai produktifitas seluruh sektor di tingkat pusat Apabila LQ suatu sektor industri ≥ 1, maka sektor industri tersebut merupakan sektor basis. Jika LQ 1, maka sektor industri tersebut non basis. Asumsi metode LQ ini adalah penduduk di wilayah yang bersangkutan 51 mempunyai pola permintaan wilayah sama dengan pola permintaan nasional. Asumsi lainnya adalah bahwa permintaan wilayah akan sesuatu barang akan dipenuhi terlebih dahulu oleh produksi wilayah, kekurangannya diimpor dari wilayah lain. Metode LQ disarankan digunakan dalam menentukan apakah sektor tersebut basis atau tidak. Glasson, 1978 dalam Budiharsono, 2001. Teori ekonomi basis ini hanya mengklarifikasi seluruh kegiatan ekonomi ke dalam dua sektor industri yaitu sektor basis dan sektor non-basis. Jadi pendapatan sektor basis ditambah pendapatan sektor non basis sama dengan total pendapatan wilayah. b Penaksiran Koefisien Multiplier Untuk melengkapi penerapan kerangka teori model basis eksport tersebut, diperlukan pengukuran besarnya pengaruh sektor basis terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan melakukan penaksiran koefisien multiplier wilayah. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan sistem regresi biasa ordinary least square Sjafrizal, 2008 sebagai berikut: ∆Y = α + β ∆E + ε ....................................................................... 2 dimana α dan β adalah koefisien regresi yang akan ditaksir dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: β = 0 , Ha: β ≠ 0 ................................................................. 3 Karena persamaan diatas dalam bentuk linier, maka koefisien multiplier wilayah harus dihitung melalui: K = β ∆Yº∆ Eº , k 0 ................................................................. 4 Dimana Yº dan Eº masing-masing adalah PDRB dan ekspor dari daerah yang bersangkutan, sedangkan ∆ adalah tambahan jumlah masing -masing variabel dalam periode tertentu. c Shift Share Analysis Pengukuran besarnya keuntungan komparatif daerah harus dilengkapi dengan analisis shift share, dengan formulasi sebagai berikut ; ∆ y i = [y i Y t Y o – 1] + [y i Y i t Y i o - Y t Y o ] + [y i y i y i o - Y i t Y i o ] 5

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

1 54 90

Peran Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Inalum Divisi Plta Sigura-Gura Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir

0 37 9

Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Inalum Divisi PLTA, Siguragura Terhadap Pengembangan Sosioekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Tobas Samosir

1 51 174

Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

1 42 169

Implementasi Corporate Social Responbility (CSR) Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN IV (Studi Pada Unit Kebon Dolok Ilir Kabupaten Simalungun)

5 39 118

Efektivitas Pelaksanaan Corporate Social Responsibility Kepada Perusahaan BUMN

6 57 101

The Impact of Economic Growth, Income Inequality, and Unemployment on the Poverty Rate in Districs of Coastal Communities Economic Empowerment Recipient

2 10 264

Design strategy of Corporate Social Responsibility (CSR) in the economic empowerment of local communities and coastal resources management in Bontang (case study of PT Pupuk Kaltim)

1 9 352

DEVELOPING COMMUNITY EMPOWERMENT THROUGH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PROGRAM IN INDONESIA

0 3 11

Executive and management attitudes towards corporate social responsibility in Malaysia

0 0 7