Pusat Pembangunan dan Pusat Pertumbuhan Kota Bontang

107 Analisis MDS menunjukkan nilai indeks keberlanjutan dimensi ekonomi wilayah pesisir Kota Bontang per Kecamatan masing-masing sebesar 56,45 cukup berkelanjutan untuk Kecamatan Bontang Utara, 55,27 cukup berkelanjutan untuk Kecamatan Bontang Selatan dan 37,97 kurang berkelanjutan untuk Kecamatan Bontang Barat. Perbedaan signifikan antara Kecamatan Bontang Utara, Bontang Selatan dengan Bontang Barat karena wilayah Bontang Barat merupakan wilayah pemekaran baru di Kota Bontang sehingga aktifitas ekonomi relatif masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan dua kecamatan lainnya, disamping itu wilayah Bontang Barat yang bersentuhan langsung dengan wilayah pesisir juga relatif kecil. Nilai indeks keberlanjutan i tersaji pada Gambar 13 berikut ini. Gambar 13. Hasil Analisis MDS Terhadap Dimensi Ekonomi Bontang Hasil analisis Leverage diperoleh tiga atribut yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan dimensi ekonomi : 1 Kelayakan usaha, 2 Kontribusi terhadap PDRB, dan 3 Ketergantungan konsumen terhadap produk kelautan. Untuk meningkatkan status keberlanjutan dimensi ekonomi dimasa yang akan datang, atribut-atribut tersebut perlu mendapat perhatian dan dikelola dengan baik. Adapun atribut yang sensitif hasil analisis Leverage seperti tersaji pada Gambar 14 berikut ini. 56,45 55,27 37,97 Good Bad Up Down -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 O th e r Dis tin g is h in g F e a tu re s Status Keberlanjutan Wilayah Kondisi Wilayah Reference anchors Anchors 108 Gambar 14. Hasil Analisis Leverage Terhadap Dimensi Ekonomi Bontang 4.3.3 Status Keberlanjutan Dimensi Sosial Budaya Atribut yang diperkirakan berpengaruh terhadap tingkat keberlanjutan pada dimensi sosial-budaya terdiri dari sembilan atribut: 1 Tingkat pendidikan formal masyarakat, 2 Tingkat pengetahuan kelestarian lingkungan masyarakat, 3 Tingkat penyerapan tenaga kerja sektoral, 4 Pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pesisir, 5 Jumlah desa dengan penduduk yang bekerja di sektor pesisir, 6 Prilaku masyarakat terhadap keberlanjutan, 7 Peran masyarakat adat lokal dalam kegiatan pesisir, 8 Konflik kepentingan dan pemanfaatan ruang pesisir, dan 9 Perubahan perilaku masyarakat dalam praktek pengelolaaan pesisir. Hasil analisis MDS diperoleh nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi sosial-budaya di wilayah pesisir Bontang sebesar 50,70 cukup berkelanjutan di Kecamatan Bontang Utara, 46,89 kurang berkelanjutan di Kecamatan Bontang Selatan dan 46,92 kurang berkelanjutan di wilayah Kecamatan Bontang Barat. Sementara hasil analisis laverage diperoleh dua atribut yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan dimensi sosial-budaya : 1 Jumlah desa dengan penduduk bekerja di sektor pesisir, 2 Peran masyarakat adat lokal. Nilai 1 2 3 4 5 6 7 Subsidi pemerintah Kesetaraan pendapatan Peluang dan alternatif pekerjaan lain Peningkatan keuntungan usaha Ketergantungan konsumen Kontribusi terhadap PDRB Kelayakan Usaha Tenaga kerja sektoral Persentase penduduk miskin Pangsa pasar produk A ttr ib u te

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

1 54 90

Peran Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Inalum Divisi Plta Sigura-Gura Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir

0 37 9

Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Inalum Divisi PLTA, Siguragura Terhadap Pengembangan Sosioekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Tobas Samosir

1 51 174

Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

1 42 169

Implementasi Corporate Social Responbility (CSR) Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN IV (Studi Pada Unit Kebon Dolok Ilir Kabupaten Simalungun)

5 39 118

Efektivitas Pelaksanaan Corporate Social Responsibility Kepada Perusahaan BUMN

6 57 101

The Impact of Economic Growth, Income Inequality, and Unemployment on the Poverty Rate in Districs of Coastal Communities Economic Empowerment Recipient

2 10 264

Design strategy of Corporate Social Responsibility (CSR) in the economic empowerment of local communities and coastal resources management in Bontang (case study of PT Pupuk Kaltim)

1 9 352

DEVELOPING COMMUNITY EMPOWERMENT THROUGH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PROGRAM IN INDONESIA

0 3 11

Executive and management attitudes towards corporate social responsibility in Malaysia

0 0 7