Kategorisasi Hasil Analisa Data a. Hasil Korelasi Data

2. Hasil Analisa Data a. Hasil Korelasi Data

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan antara kemandirian dengan kematangan karir, maka digunakan uji statistik Pearson Product Moment dengan bantuan SPSS 17.0 for windows. Jika nilai p0.05 maka Ho akan ditolak sementara Ha akan diterima. Jika p0.05 maka Ha ditolak dan Ho diterima. Hasil korelasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6. Korelasi antara Kemandirian dengan Kematangan Karir KK KEMANDIRIAN KK Pearson Correlation 1 .294 Sig. 1-tailed .000 N 192 192 KEMANDIRIAN Pearson Correlation .294 1 Sig. 1-tailed .000 N 192 192 . Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed. Berdasarkaan uji statistik diperoleh koefisien korelasi r 0.294 dan p= 0.000, sehingga dapat dikatakan bahwa Ha diterima, yang berarti terdapat hubungan antara kemandirian dengan kematangan karir, dimana semakin tinggi kemandiriannya, maka semakin tinggi pula kematangan karirnya, dan sebaliknya.

b. Kategorisasi

Interpretasi terhadap skor suatu skala merupakan suatu proses pengukuran atribut psikologis. Dalam menginterpretasikannya dapat dihasilkan kategori- kategori atau kelompok-kelompok skor menurut norma tertentu Azwar, 2010. Universitas Sumatera Utara Skala kemandirian berjumlah 40 aitem yang bergerak dari nilai 1 hingga 5. Dari skala tersebut diperoleh nilai minimum sebesar 40 dan nilai maksimum sebesar 200. Data penelitian tentang kemandirian dapat dilihat pada tabel 7 berikut: Tabel 7. Nilai Empirik dan Hipotetik Variabel Kemandirian Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik Min Max Mean SD Min Max Mean SD Kemandirian 123 212 165 16 46 230 138 31 Berdasarkan tabel 7 diperoleh mean empirik untuk kemandirian sebesar 165 dengan SD empirik sebesar 16, sedangkan untuk mean hipotetiknya sebesar 138 dengan SD hipotetik sebesar 31. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik. Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kemandirian yang lebih tinggi daripada kemandirian yang diharapkan dalam skala kemandirian. Mean empirik dan standar deviasi yang telah diperoleh dapat digunakan untuk mengkategorisasikan kemandirian menurut norma tertentu, oleh karena itu kemandirian dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: rendah, sedang dan tinggi. Kategorisasi kemandirian dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 8. Norma Kategorisasi Rentang Nilai Kategori X µ - 1.0 SD Rendah µ - 1.0 SD ≤ X µ + 1.0 SD Sedang X ≥ µ + 1.0 SD Tinggi Tabel 9. Kategorisasi Subjek Variabel Kemandirian Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase X107 Rendah 107 ≤ X 169 Sedang 120 62.5 X ≥169 Tinggi 72 37.5 Jumlah 100 Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa tidak ada subjek yang memiliki kemandirian dalam kategori rendah sebesar 0, kategori sedang sebesar 120 siswa 62.5 dan kategori tinggi sebesar 72 siswa 37.5. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar kemandirian subjek berada pada kategori sedang. Skala kematangan karir berjumlah 80 aitem yang bernilai 0 dan 1. Dari skala tersebut diperoleh nilai minimum adalah 0 dan maksimum adalah 80, sehingga rentang antara maksimum dan minimum adalah 80. Data penelitian tentang kematangan karir dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 10. Nilai Empirik dan Hipotetik Variabel Kematangan Karir Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik Min Max Mean SD Min Max Mean SD Kematangan Karir 30 65 48 7 80 40 13 Berdasarkan tabel 10 diperoleh mean empirik untuk skala kematangan karir sebesar 48 dengan SD empirik sebesar 7, sedangkan untuk mean hipotetiknya sebesar 40 dengan SD hipotetik sebesar 13. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik. Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kematangan karir yang lebih tinggi daripada kematangan karir yang diharapkan dalam skala kematangan karir. Mean empirik dan standar deviasi yang telah diperoleh dapat digunakan untuk mengkategorisasikan kematangan karir menurut norma tertentu. Subjek dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: rendah, sedang dan tinggi. Kategorisasi kematangan karir dapat dilihat pada tabel 11 di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 11. Kategorisasi Subjek Variabel Kematangan Karir Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase X27 Rendah 27 ≤ X 53 Sedang 140 73 X ≥53 Tinggi 52 27 Jumlah 100 Berdasarkan tabel 11 dapat dilihat bahwa tidak ada subjek yang memiliki kematangan karir dengan kategori rendah 0, kategori sedang sebesar 140 siswa 73 dan kategori tinggi sebesar 52 siswa 27. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar kematangan karir siswa berada pada kategori sedang.

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji korelasi pearson product moment dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara kemandirian dengan kematangan karir pada siswa kelas XII SMA N 1 Lubuk Pakam. Hasil pengujian korelasi antara kemandirian dengan kematangan karir yang menunjukkan nilai r=0.294 dengan p=0.000 yang berarti hipotesis penelitian diterima, dimana semakin tinggi kemandiriannya, maka semakin tinggi pula kematangan karirnya dan sebaliknya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Super dalam Crites, 1973 bahwa seseorang yang memiliki kematangan karir adalah ketika orang tersebut mandiri dalam membuat keputusan. Steinberg 2002 menyatakan bahwa Universitas Sumatera Utara remaja yang mampu membuat keputusan dan dapat bertanggung jawab terhadap keputusannya termasuk remaja yang mandiri. Crites dalam Salami 2008 menyatakan bahwa kematangan karir sebagai sejauh mana individu dapat menguasai tugas-tugas perkembangan karirnya termasuk komponen pengetahuan dan sikap yang sesuai dengan perkembangan karirnya. Individu yang dapat membuat keputusan sendiri mengenai karirnya merupakan individu yang matang karirnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Super dalam Syahrul, 2011 yang mengemukakan bahwa salah satu ciri-ciri individu yang memiliki kematangan karir yang tinggi adalah mandiri dalam melakukan pilihan karir. Penelitian yang dilakukan oleh Gibson 2006 menyatakan bahwa kemandirian memiliki hubungan dengan kematangan karir. Hal ini dikarenakan bahwa kemampuan untuk membuat suatu keputusan secara mandiri merupakan salah satu komponen dari kematangan karir. Zunker dalam Tekke dan Ghani, 2013 yang melakukan penelitian di Malaysia juga menyatakan bahwa kemandirian merupakan salah satu karakteristik dari kematangan karir. Hal ini juga senada dengan yang dikemukakakan oleh Prideaux dan Creed 2001 yang menyatakan bahwa kemampuan untuk membuat keputusan karir secara mandiri disebut dengan kematangan karir. Individu yang mandiri dalam mengambil keputusan merupakan individu yang mandiri dalam pemilihan karirnya. Blustein dalam Gibson, 2006 menyatakan bahwa eksplorasi terhadap karir memiliki hubungan yang positif dengan kemandirian. Hal ini senada dengan pendapat Salami 2008 yang melakukan penelitian di Nigeria berpendapat bahwa Universitas Sumatera Utara untuk membuat keputusan dalam pilihan-pilihan karir yang tersedia dibutuhkan kemandirian, dengan demikian dapat diketahui apakah pilihan tersebut diputuskan sendiri atau karena faktor eksternal. Steinberg 2002 mendefinisikan kemandirian sebagai kemampuan individu untuk berperilaku sesuai dengan caranya sendiri. Seorang remaja yang mandiri dapat membuat keputusan sendiri tanpa mudah terpengaruh oleh orang lain, dapat mengandalkan diri dan lebih bertanggung jawab pada keputusan yang telah dibuat. Dari hasil penelitian terlihat bahwa mean empirik kemandirian 143,7 lebih besar dibandingkan mean hipotetiknya 120. Hal ini berarti bahwa kemandirian pada subjek penelitian ini lebih tinggi dibandingkan kemandirian berdasarkan standar alat ukur peneliti. Hal ini kemungkinan karena pihak sekolah menerapkan program pembelajaran yang dapat meningkatkan kemandirian subjek. Guru di sekolah ini memberikan kesempatan bagi para subjek untuk mencari informasi yang lebih banyak tentang pelajaran yang diberikan. Subjek diharapkan tidak hanya menerima informasi dari guru saja dan lebih sering diskusi secara berkelompok. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ali dan Asrori 2004 bahwa pendidikan yang memberikan penghargaan dan suasana kompetisi yang aktif akan memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan kemandirian anak. Mean empirik kematangan karir 48 lebih tinggi dibandingkan dengan mean hipotetik nya 40. Hasil ini menunjukkan bahwa kematangan karir pada subjek lebih tinggi dibandingkan kematangan karir berdasarkan standar alat ukur peneliti. Hal ini kemungkinan dikarenakan sekolah telah memberikan kesempatan Universitas Sumatera Utara pada pihak luar untuk memberikan informasi seputar perguruan tinggi kepada para subjek, sehingga para subjek mendapatkan wawasan yang lebih luas mengenai berbagai jurusan-jurusan dari berbagai universitas yang ada di Indonesia, hal-hal yang akan dipelajari dan prospek karir yang tersedia. Subjek penelitian juga mendapatkan informasi mengenai karirnya dari lingkungan seperti bimbingan belajar yang mereka ikuti di luar sekolah. Informasi-informasi yang diperoleh oleh subjek membantu subjek untuk dapat membuat keputusan mengenai karir yang sesuai dengan mereka. Hal ini sesuai dengan pendapat Super dalam Savickas, 2001 yang menyatakan bahwa individu yang matang untuk membuat keputusan karir jika pengetahuan yang dimilikinya untuk membuat keputusan karir didukung oleh informasi yang adekuat mengenai pekerjaan berdasarkan eksplorasi yang telah dilakukannya. Berdasarkan hasil analisis data, tidak ada subjek yang memiliki kemandirian dalam kategori rendah sebesar 0, kategori sedang sebesar 120 subjek 70,8 dan kategori tinggi sebesar 72 subjek 37.5. Hal ini dapat diartikan bahwa pada umumnya subjek memiliki kemandirian yang sedang. Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada subjek yang memiliki kematangan karir dengan kategori rendah 0, kategori sedang sebesar 140 subjek 73 dan kategori tinggi sebesar 52 subjek 27. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar kematangan karir subjek berada pada kategori sedang. Dalam pelaksanaan penelitian tidak terlepas dari kekurangan peneliti. Penelitian ini dilakukan ketika siswa akan menghadapi ujian nasional sehingga peneliti tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan tryout secara terpisah Universitas Sumatera Utara dengan pengambilan data. Hal ini dikarenakan peneliti sudah melakukan tryout sebelumnya, namun banyak aitem yang gugur. Peneliti mengambil data dengan menggunakan subjek yang sama untuk tryout pertama dan kedua, dimana sebaiknya tryout diberikan kepada subjek yang berbeda di sekolah ataupun tryout dapat diberikan kepada subjek dari sekolah yang berbeda dengan subjek untuk penelitian untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Universitas Sumatera Utara 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran-saran sehubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian. Pertama akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian ini, kemudian dilanjutkan dengan saran- saran baik yang bersifat praktis maupun metodologis yang dapat berguna bagi penelitian selanjutnya serta berbagai pihak yang terkait dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka terdapat beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Ada hubungan yang positif antara kemandirian dengan kematangan karir pada siswa kelas XII SMA Negeri I Lubuk Pakam. 2. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemandirian siswa dan tingkat kematangan karir siswa berada pada kategori sedang. Universitas Sumatera Utara

B. SARAN 1. Saran Metodologis

a. Bagi peneliti yang ingin mengadakan penelitian dengan judul yang sama diharapkan dapat menggunakan subjek penelitian yang berbeda untuk tryout dan untuk pengambilan data. b. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih memperhatikan waktu pengambilan data sehingga tidak terburu-buru ketika pengambilan data dilakukan.

2. Saran Praktis