e. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa
lainnya. f.
Mempersiapkan karier ekonomi. g.
Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. h.
Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap remaja terhadap pendidikan
Monks 1998 mengemukakakan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap remaja terhadap pendidikan:
a. Sikap terhadap teman sebaya: orientasi sekolah atau kerja
b. Sikap orang tua: pendidikan sebagai batu loncatan kearah mobilitas sosial atau
suatu kewajiban karena hukum. c.
Nilai-nilai yang menunjukkan keberhasilan atau kegagalan akademis. d.
Sikap terhadap guru-guru, disiplin serta kebijakan akademis. e.
Keberhasilan dalam berbagai ekstrakurikuler. f.
Dukungan sosial dari teman-teman sekelas.
D. HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA REMAJA
Remaja berada pada masa transisi perkembangan yang dimulai dari usia 10 atau 11 tahun hingga awal usia dua puluhan. Terdapat berbagai perubahan pada
remaja yang berhubungan dengan perubahan fisik, kognitif, dan psikososial
Universitas Sumatera Utara
Papalia, Olds, dan Feldman, 2007. Demikian pula siswa-siswi yang sedang menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas SMA yang berusia antara 15-
18 tahun, dapat digolongkan pada masa remaja. Setelah siswa-siswi menamatkan pendidikannya di SMA, sebagian siswa akan melanjutkan pendidikannya ke
Perguruan Tinggi, namun ada pula yang mungkin ingin bekerja Monks, 1998. Menurut Rowland 2004 yang melakukan penelitian di Bahama, remaja akan
membuat suatu keputusan mengenai karir di masa depan dan oleh sebab itu harus dipersiapkan dengan baik.
Savickas 2001 menyatakan bahwa salah satu hal yang sulit dilakukan pada masa remaja adalah membuat suatu keputusan terhadap beberapa pilihan karir
yang tersedia. Menurut Dhillon dan Kaur 2005 yang melakukan penelitian di Amritsar, banyaknya pilihan karir yang tersedia membuat remaja mengalami
kesulitan untuk membuat keputusan yang tepat. Taganing,dkk 2007 menyatakan bahwa untuk dapat memilih dan merencanakan karir secara tepat, dibutuhkan
kematangan karir. Menurut Super dalam Winkel, 2006 kematangan karir merupakan
keberhasilan individu
dalam menyelesaikan
tugas-tugas perkembangan karir yang khas bagi tahap perkembangan tertentu.
Super dalam Savickas, 2001 menjelaskan bahwa individu dikatakan matang atau siap untuk membuat keputusan karir jika pengetahuan yang dimilikinya
untuk membuat keputusan karir didukung oleh informasi yang adekuat mengenai pekerjaan berdasarkan eksplorasi yang telah dilakukan. Oleh sebab itu, untuk
membuat suatu keputusan yang tepat dibutuhkan informasi mengenai minat remaja tersebut serta pekerjaan yang ingin dicapainya di masa depan.
Universitas Sumatera Utara
Super dalam Syahrul, 2011 mengemukakan bahwa terdapat ciri-ciri individu dengan kematangan karir yang tinggi, yaitu memiliki pilihan karir yang relatif
konsisten dan realistik, mandiri dalam melakukan pilihan karir dan memiliki sikap memilih karir yang positif. Sedangkan, ciri-ciri individu dengan kematangan karir
yang rendah adalah pemikiran tentang karir yang relatif berubah dan tidak realistik, belum mandiri dalam mengambil keputusan karir, dan ragu dalam
mengambil keputusan karir. Ciri-ciri individu yang memiliki kematangan karir yang tinggi adalah individu
yang mandiri dalam membuat suatu keputusan. Menurut Steinberg 2002 kemandirian sebagai kemampuan individu untuk berperilaku sesuai dengan
caranya sendiri. Perubahan kognitif dan sosial dapat mempengaruhi kemandirian pada masa remaja. Seorang remaja yang mandiri dapat membuat keputusan
sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain, dapat mengandalkan diri dan lebih bertanggung jawab pada keputusan yang telah dibuat.
Remaja yang mandiri tidak tergantung secara emosional dengan orang tua lagi. Hill dan Holmbeck dalam Steinberg, 2002 menyatakan bahwa remaja yang
mandiri secara perilaku dapat meminta pendapat orang lain pada waktu yang tepat, mempertimbangkan pilihan-pilihan alternatif berdasarkan penilaiannya
sendiri ataupun saran dari orang lain, lalu membuat keputusan yang tepat. Selama masa remaja kemampuan untuk membuat keputusan meningkat. Dengan demikian
remaja diharapkan dapat lebih bertanggung jawab akan masa depannya dan mengetahui resiko-resiko yang ada ketika membuat suatu keputusan Steinberg,
2002.
Universitas Sumatera Utara
Dengan kemandirian yang dimiliki banyak hal positif yang didapatkan oleh remaja, yaitu rasa percaya diri, tidak tergantung orang lain, tidak mudah
dipengaruhi dan dapat berfikir secara lebih objektif Mu’tadin, 2002.
E. HIPOTESA