Tahap Pementasan Proses Pementasan Tari Jathilan Di Jalanan Kota Semarang

“biasanya mas kalau tempat pentasnya jauh, saya dan anggota saya menggunakan jasa Angkot mas…… tapi kadang juga naik sepeda motor mas…..”Wawancara dengan Pak Eko tanggal 20 Maret2013. Seperti halnya dapat dilihat persiapan dimana para pemain maupun para penari Jathilan jalanan tersebut saling bantu membantu untuk bisa menaikan atau membawa perlengkapan menari mereka, untuk dibawa menuju tempat dimana mereka akan tampil.

2. Tahap Pementasan

Dalam hal pelaksanaan di lapangan atau di tempat dimana mereka tampil, para penari Jathilan yang dikomando oleh Pak Eko sebagai ketua kelompok menjelaskan bahwa sebenarnya tidak ada aturan khusus dalam tata cara melakukan tariannya, tarian dan musik akan berbunyi dan ditampilkan ketika lampu lalu lintas berwarna merah. Ketika musik berbunyi maka para penari Jathilan langsung menarikan tariannya untuk menghibur para pengguna jalan yang berhenti di perempatan itu. Kemudian setelah dirasa cukup para penari langsung menyodorkan tempat uang yang mereka bawa untuk bisa diisi oleh para pengguna jalan dengan uang secukupnya. “ ndak ada aturan khusus mas ketika menari atau pentas diperempatan yang penting pas lampu merah nyala yo langsung wae nari dan music langsung buny i…..wawancara dengan Pak Eko tanggal 6 Januari 2013. Dalam pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa ketika lampu merah dan semua pengguna jalan berhenti para penari Jathilan langsung memainkan alat musiknya dan para penari langsung menarikan tariannya sembari menyodorkan besek sejenis kotak makan kepada para pengguna jalan untuk memberikan sumbangan seikhlasnya kepad penari tersebut. kegiatan tersebut diulang-ulang. Namun pada beberapa kesempatan ternyata disela-sela mereka menari pun ada kegiatan makan dan minum bersama yang dilakukan sangat singkat seperti halnya makan bakso dan meminum minuman ringan agar ketika bekerja tidak jatuh pingsan dan tetap semangat. Gambar 9. Proses Pementasan di jalanan Untuk setiap sesi atau waktu yang tidak ditentukan kapan apabila terjadi kelelahan maka para anggota yang lain akan saling bergantian untuk menggantikan posisi yang ditinggalkan sesuai dengan kemampuan yang dimilki, seperti misalnya ketika pemain kendang kelelahan memainkan kendang maka yang lain yang dapat memainkan kendang tersebut bisa menggantikan perannya, adapun kegiatan bergantian tersebut dilakukan selama pentas atau berada di tempat dimana mereka pentas. “dalam proses penampilan penari Jathilan di jalanan, diawali dengan pemansan yang dilakukan oleh pemain kendang dan pemain kenong untuk lebih menarik perhatian pengguna jalan sembari para penari Jathilan yang bertugas turun kejalanan bersiap-siap dan menata kembali dandanannya. Kemudian setelah siap para penari Jathilan menggunakan aba-aba dari lampu merah yang menyala mereka langsung turun ketengah jalan bersamaan dengan berbunyinya pula alat musik yang dimainkan oleh personil kelompok Jathilan tersebut berbaris sejajar diatas zebra cross sembari menarikan tarian yang kurang jelas karena hanya menggerakan tubuh sesuai dengan irama musik. Dengan durasi menari yang singkat dan apa adanya setelah itu para penari Jathilan yang ada di jalanan tersebut menyodorkan tempat uangnya kepada para pengguna jalan sembari diiringi alunan musik yang terus ditabuh dan setelah diberikan uang biasanya para penari Jathilan tersebutmemberikan salam hormat dengan mengangkat tangannya kepelipis seperti sikap member hormat pada tentara ataupun polisi dan kegiatan tersebut berlangsung berkali-kali selama mereka pentas d i jalanan tersebut”. Dalam kegiatan mengamen menggunakan media tarian tradisional tersebut ternyata ada juga terkadang masyarakat yang enggan memberikan uang sumbangan untuk mereka. Tapi tidak jarang pula para pengguna jalan yang sukarela memberikan sumbangan sebagai wujud apresiasi terhadap apa yang para penari Jathilan tersebut lakukan yaitu menghibur disela-sela waktu lampu merah menyala di jalanan Kota Semarang. Kemudian menjadi sebuah ukuran bagi para penari Jathilan untuk bisa lebih semangatdalam mencari nafkah mereka di jalanan tersebut. Gambar 10. Saat memainkan alat musik Tidak tampak raut muka lelah yang berlebihan dari muka para penari maupun pemain alat musik, karena mereka mengakui pekerjaan yang merekalakukan sekarang ini memang menyenangkan dan hasil yang diperoleh juga lumayan untuk bisa menghidupi dan memenuhi kebutuhan sehari, walaupun terkesan sederhana namun bagi para penari Jathilan tersebut apa yang mereka laukan sangat berarti untuk dirinya. Mengenai pembagian gaji atau hasil, Pak Eko membaginya langsung didepan para anggotanya dan dibagi sama rata.

3. Tahap Pasca Pementasan Jathilan di Jalanan