tersebut saling berkaitan, sehingga pendidik dalam menerapkan strategi pembelajaran diharapkan memperhatikan faktor-faktor tersebut.
2.2. Hakikat Nilai Agama Islam
2.2.1. Pengertian Nilai
Nilai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan sifat-sifat yang penting bagi kemanusiaan. Nilai adalah sesuatu yang memberikan makna pada
hidup, yaitu titik tolak, isi, dan tujuan Steeman dalam Sjarkawi, 2008:29. Nilai adalah sesuatu yang dijunjung tinggi, yang mewarnai dan menjiwai tindakan
seseorang. Nilai selalu menyangkut tindakan sehingga nilai seseorang diukur melalui tindakan. Nilai-nilai itu merupakan sebuah bagian kenyataan yang tidak
bisa diabaikan. Bagi manusia, nilai dijadikan sebagai landasan dalam menetapkan perbuatan yang selanjutnya dijabarkan ke dalam bentuk kaidah atau norma
sehingga menjadi suatu perintah, imbauan, anjuran, keharusan, dan larangan. Segala sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran, kebaikan, keindahan, dan nilai
kegunaan merupakan nilai-nilai yang diperintahkan, dianjurkan, dan diharuskan. Segala sesuatu yang tidak benar, tidak baik, dan tidak indah merupakan nilai-nilai
yang dilarang dan harus dijauhi. Sejalan dengan Hakim 2012 dalam penelitiannya yang berjudul
“Internalisasi Nilai-nilai Agama Islam dalam Pembentukan Sikap dan Perilaku Siswa SDIT Al-
Muttaqin Tasikmalaya” mengungkapkan bahwa nilai diyakini
kebenarannya dan dijadikan acuan bagi individu dan masyarakat dalam menentukan sesuatu yang dipandang baik dan buruk, benar dan salah, berharga dan tidak
berharga, sehingga nilai merupakan bagian dari kepribadian individu yang berpengaruh terhadap penentuan tingkah laku. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai
adalah acuan atau landasan bagi masyarakat dalam berperilaku sesuai dengan yang
diperintahkan, dianjurkan, dan diharuskan. 2.2.2.
Pengertian Nilai Agama Islam
Nilai agama atau nilai religius adalah nilai yang bersumber dari keyakinan diri seseorang akan Tuhannya Sjarkawi, 2008:31. Nilai agama mempunyai posisi yang
tertinggi dan mutlak daripada nilai-nilai lainnya yang ada di masyarakat. Arifin 2003:126-127 menyatakan bahwa nilai agama mengandung dua aspek, yaitu
aspek normatif kaidah atau pedoman dan operatif landasan amal perbuatan. Ditinjau dari aspek normatif nilai-nilai dalam Islam mengandung dua kategori,
yaitu baik dan buruk, benar dan salah, hak dan batil, diridai dan dikutuk oleh Allah. Ditinjau dari aspek operatif nilai tersebut menjadi prinsip standarisasi perilaku,
yaitu:
2.2.2.1. Wajib atau fardu, yaitu jika dikerjakan orang mendapat pahala dan jika
ditinggalkan orang akan mendapat siksa Allah. 2.2.2.2.
Sunnah atau mustahab, yaitu jika dikerjakan orang akan mendapat pahala dan jika ditinggalkan orang tidak akan mendapatkan siksa.
2.2.2.3. Mubah atau jaiz, yaitu jika dikerjakan orang tidak akan mendapatkan
pahala dan tidak akan disiksa, begitu juga sebaliknya jika ditinggalkan orang tidak akan disiksa dan tidak diberikan juga pahala oleh Allah.
2.2.2.4. Makruh, yaitu jika dikerjakan orang tidak akan disiksa hanya saja tidak
disukai oleh Allah, dan jika ditinggalkan orang akan mendapatkan pahala.
2.2.2.5. Haram, yaitu jika dikerjakan orang akan mendapatkan siksa dari Allah
dan jika ditinggalkan orang akan mendapatkan pahala. Nilai-nilai agama Islam sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, baik
sebagai individu pribadi maupun sosial, karena tanpa nilai tersebut manusia akan menjadi rendah di hadapan Allah. Setiap tingkah laku manusia hendaknya
mengandung nilai-nilai Islam yang bersumber dari Al- Qur‟an dan Sunnah serta
harus selalu dicerminkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Agar kehidupannya menjadi teratur karena mempunyai panutan yang bersumber dari agama Islam
tersebut. Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil pengertian bahwa nilai agama
Islam adalah tata aturan yang menjadi pedoman manusia dalam berperilaku secara lahiriah dan rohaniah, yaitu sesuai dengan aturan dan hukum yang diajarkan oleh
agama Islam sehingga dalam menjalani kehidupannya manusia dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat.
2.2.3. Aspek-aspek Nilai Agama Islam pada Anak Usia Dini