2.3.2. Jenis – Jenis Baja Paduan
Berdasarkan unsur – unsur campuran dan sifat-sifat dari baja maka baja paduan
dapat digolongkan menjadi : 1.
Baja dengan kekuatan tarik yang tinggi. Baja ini mengandung mangan, nikel, kromium, dan sering juga mengandung vanadium.
2. Baja tahan pakai
3. Baja tahan karat. Baja ini sering disebut sebagai stainless steel yang
mempunyai seratus lebih jenis yang berbeda. 4.
Baja tahan panas Amanto, 2006
2.3.3. Jenis – jenis baja tahan karat
a. Baja tahan karat Martensit
Baja tahan karat martensit memiliki komposisi adalah 12-13 Cr dan 0,1-0,3 C. Kadar Cr sebanyak ini adalah batas terendah untuk ketahanan asam, karena itu
baja ini sukar berkarat diudara, tetapi ketahanan dalam suatu larutan juga cukup.
Sampai 500
o
C, baja ini banyak dipakai karena mempunyai ketahan panas yang baik sekali, dan dengan pengerasan dapat diperoleh sifat-sifat mekanik yang
baik, oleh karena itu baja ini dapat dipakai untuk alat pemotong, perkakas, dan sebagainya .
b. Baja tahan karat ferit
Baja tahan karat ferit adalah baja yang terutama mengandung Cr sekitar 16-185 atau lebih. Kebanyakan komponen dibuat dari plat tipis, sebagai bahan untuk
bagian dalam dari suatu konstruksi, untuk peralatan dapur, untuk komponen trim mobil bagian dalam, dan sebagainya. Perlu diperhatikan bahwa pada lingkungan
korosi ringan tidak terjadi karat, tetapi berada pada air larutan netral dapat terjadi korosi lubang atau krevis kalau terdapat sedikit ion klor, atau kalau ada struktur
Universitas Sumatera Utara
berbentuk krevis. Plat tipis dari baja ini dapat menyebabkan tanda regangan spesifik yang disebut ridging disebabkan oleh tarikan atau penarikan dalam, hal
ini yang memberikan permasalahan pada pembuatan peralatan dapur.
c. Baja tahan karat Austensit
Baja tahan karat autensit merupakan baja yang memilki komposisi 18 Cr dan 8 Ni, baja ini memiliki ketahan korosi yang baik dibandingkan kedua baja
diatas. Baja tahan karat austensit digunakan dalam berbagai industri kimia. Selain itu dipakai untuk bahan kontruksi, prabot dapur, turbin, mesin jet, , bangunan
kapal, reaktor atom, dan sebagainya.
Dimulai dari lingkungan ringan sampai lingkungan korosif parah, tergantung pada paduan baja tersebut dan dapat digunakan dalam lingkungan dengan suhu
mencapai 600ºC dan suhu rendah dalam kisaran karsinogenik. Kesulitan dalam pengolahan batas baja tahan karat disebabkan karena meningkatnya konsentrasi
kromium.
Meskipun baja tahan karat austensit memiliki ketahanan korosi yang baik tetapi harus berhati
– hati juga pada penggunaannya karena memiliki kekurangan seperti yang dikemukakan dibawah ini :
a. Korosi antar butir
Yaitu kerusakan yang disebabkan oleh presipitasi karbida pada batas butir, yang menyebabkan daerah kekurangan Cr didekatnya, dari daerah tersebut
korosi dimulai. b.
Korosi lubang dan krevis Korosi lubang disebabkan oleh retakan lapisan yang pasif. Bagian yang
pecah dari lapian menjadi rusak karena konsentrasi, yang membentuk lubang.kerusakan pasif disebabkan oleh adanya ion klor. Dan korosi yang
menyebabkan pecahnya lapisan lapisan pasif setempat karena pengurangan pH pada permukaan kontak dengan benda lain, disebut korosi krevis.
c. Retakan korosi regangan
Universitas Sumatera Utara
Retakan korosi regangan adalah retakan korosi lokal dari lapisan pasif yang pecah karena tegangan tarik Surdia.2006.
2.4. Metode Pengukuran Laju Korosi