4 Guru memanggil salah satu nomor siswa dan siswa yang nomornya dipanggil
melaporkan hasil kerja sama mereka. 5
Siswa lain diminta untuk memberi tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor lain.
6 Kesimpulan.
Dari pengertian, kelebihan, kelemahan, solusi, dan langkah-langkah pembelajaran model Numbered Heads Together dapat kita simpulkan bahwa
pembelajaran dengan model ini menekankan pada siswa untuk bekerja sama dalam diskusi kelompok sehingga dalam pembelajaran ini siswa yang pandai
dapat mengajari siswa yang kurang pandai disetiap kelompok. Model pembelajaran ini melatih siswa untuk berani mengungkapkan ide-ide atau gagasan
sehingga siswa akan lebih percaya diri dalam berbicara.
2.1.4. Media Visual
Media visual menurut Hamdani 2011: 248 adalah media yang hanya bisa dilihat dengan menggunakan indera penglihatan. Jenis media inilah yang sering
digunakan oleh para guru untuk membantu menyampaikan isi atau materi pelajaran. Media visual terdiri atas media yang tidak dapat diproyeksikan
nonprojected visuals dan media yang dapat diproyeksikan project visual. Sementara itu Munadi 2013: 56 menyebutkan bahwa media visual adalah media
yang hanya melibatkan indera penglihatan. Termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak-verbal, media cetak-grafik, dan media visual non-cetak.
Pertama, media visual-verbal adalah media visual yang memuat pesan-pesan verbal pesan linguistik berbentuk tulisan. Kedua, media visual nonverbal grafis
adalah media visual yang memuat pesan nonverbal yakni berupa simbol-simbol visual atau unsur-unsur grafis, seperti gambar sketsa, lukisan, dan foto, grafik,
diagram, bagan, dan peta. Ketiga, media visual nonverbal tiga dimensi adalah media visual yang memiliki tiga dimensi berupa model seperti miniatur, mock up,
specimen, dan diorama. Jenis media visual yang pertama dan kedua bisa dibuat dalam bentuk
media cetak seperti buku, majalah, koran, modul, komik, poster, dan atlas. Bisa juga dibuat di atas papan visual seperti papan tulis dan papan pamer display
board dan bisa juga dibuat dalam bentuk tayangan, yakni melalui projectable aids atau alat-alat yang mampu memproyeksikan pesan-pesan visual, seperti
opaque projector, OHP overhead projector, digital projector biasa disebut sebagai LCD atau infocus.
Simbol pesan visual untuk pembelajaran hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip tertentu, antara lain kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, dan
keseimbangan Arsyad 2013: 103-105. 1.
Kesederhanaan Secara umum kesederhanaan itu mengacu kepada jumlah elemen yang
terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu. Pesan atau
informasi yang panjang atau rumit harus dibagi-bagi ke dalam beberapa bahan visual yang mudah dibaca dan mudah dipahami, demikian pula teks yang
menyertai bahan visual harus dibatasi misalnya antara 15 sampai 20 kata. Kata- kata harus memakai huruf yang sederhana dengan gaya huruf yang mudah terbaca
dan tidak terlalu beragam dalam satu tampilan ataupun serangkaian tampilan visual. Kalimat-kalimatnya juga harus ringkas tetapi padat dan mudah dimengerti.
2. Keterpaduan
Keterpaduan mengacu kepada hubungan yang terdapat di antara elemen- elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-
elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan sehingga visual itu merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal yang dapat
membantu pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya. 3.
Penekanan Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin seringkali konsep
yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat perhatian siswa. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-
hubungan, perspektif, atau ruang penekanan dapat diberikan kepada unsur terpenting.
4. Keseimbangan
Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris.
Kesimbangan yang keseluruhannya simetris disebut keseimbangan formal. Sedangkan keseimbangan yang memerlukan daya imajinasi yang lebih tinggi
disebut keseimbangan informal. Adapun kelebihan dari media visual Wibawa dan Mukti, 2001:42 yaitu:
1 Umumnya murah harganya;
2 Mudah didapat;
3 Mudah digunakan;
4 Dapat memperjelas suatu masalah;
5 Lebih realistis;
6 Dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan;
7 Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa media visual merupakan media yang menekankan pada pengamatan oleh indera
penglihat. Media tersebut bisa berupa gambar, grafik, diagram, bagan, dan peta yang disajikan dengan cara dicetak, ditempel pada papan, maupun diproyeksikan.
Jadi, media visual adalah media yang hanya dapat dinikmati melalui penglihatan saja.
2.1.5. Kualitas Pembelajaran