1 Pentingnya memahami bahwa pada saat memulai kegiatan pembelajarannya,
anak telah memiliki berbagi konsepsi, pengetahuan yang relevan dengan apa yang mereka pelajari.
2 Aktivitas anak melalui berbagai kegiatan nyata dengan alam menjadi hal
utama dalam pembelajaran IPA. 3
Dalam setiap pembelajaran IPA kegiatan bertanyalah yang menjadi bagian yang penting, bahkan menjadi bagian yang paling utama dalam pembelajaran.
4 Dalam pembelajaran IPA memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
IPA yang berlangsung di SD hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif anak. Pembelajaran sebaiknya dibuat menyenangkan,
misalnya dengan menampilkan media yang dapat menarik perhatian siswa. Selain itu, pembelajaran juga bisa diselingi dengan permainan agar siswa tidak merasa
bosan. Dengan demikian, diharapkan tujuan pembelajaran IPA seperti yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dapat tercapai dengan
optimal.
2.1.7. Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran Numbered Heads
TogetherTogether Berbantuan Media Visual
2.1.7.1. Teori Belajar Konstruktivisme
Salah satu teori yang mendasari pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan media visual adalah adalah teori konstruktivis. Konstruktivisme
merupakan teori psikologi tentang pengetahuan yang menyatakan bahwa manusia membangun dan memaknai pengetahuan dari pengalamannya sendiri Rifa’i dan
Tri Anni, 2009: 225. Menurut teori ini, satu hal yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekadar memberikan
pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di benaknya Susanto, 2013: 96.
Teori belajar konstruktivisme menggambarkan bagaimana belajar itu terjadi pada individu, berkenaan dengan apakah peserta didik itu menggunakan
pengalamannya untuk memahami pelajaran atau mengikuti pembelajaran dalam membuat suatu model. Dalam hal ini konstruktivisme menyatakan bahwa peserta
didik membangun pengetahuan diluar pengalamannya. Salah satu tujuan penggunaan pembelajaran konstruktivisme adalah peserta didik belajar cara-cara
mempelajari sesuatu dengan cara memberikan pelatihan untuk mengambil prakarsa belajar
Rifa’i dan Tri Anni, 2009: 226 Konstruktivisme memberikan kerangka pemikiran belajar sebagai proses
sosial atau belajar kolaboratif dan kooperatif. Belajar merupakan hubungan timbal balik dan fungsional antara individu dan individu, antara individu dan kelompok,
serta kelompok dengan kelompok. Singkatnya belajar adalah interaksi sosial. Gagasan konstruktivisme mengenai pengetahuan dapat dirangkum sebagai
berikut Suprijono, 2012: 30: 1
Pengetahuan bukanlah gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek.
2 Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur yng perlu
untuk pengetahuan. 3
Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep seseorang. Struktur konsep membentuk pengetahuan jika konsep itu berlaku dalam berhadapan dengan
pengalaman-pengalaman seseorang. Teori ini mendasari pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan
media visual. Dalam pembelajaran Numbered Heads Together siswa belajar untuk berinteraksi dengan guru maupun siswa lainnya melalui penyampaian gagasan
atau ide juga melalui diskusi kelompok. Selain itu, siswa juga belajar mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui pengamatan media visual dan
mencari jawaban permasalahan yang diberikan saat diskusi. 2.1.7.2.
Teori Belajar Kognitif Teori kognitif menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh
stimulus yang berada di luar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi
untuk mengenal dunia luar, dan dengan pengenalan itu manusia mampu memberikan respon terhadap stimulus Rifa’i dan Tri Anni, 2009: 128.
Selanjutnya, Suprijono 2012: 22 menyatakan bahwa dalam teori kognitif perilaku individu bukan semata-mata respons terhadap yang ada melainkan yang
lebih penting karena dorongan mental yang diatur oleh otaknya. Tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang
berhubungan dengan tujuan belajarnya. Teori kognitif menekankan belajar sebagai proses internal. Belajar adalah aktivitas yang melibatkan proses berpikir
yang sagat kompleks. Sehubungan dengan pendapat tersebut, Aqib 2013: 66 menyebutkan bahwa belajar menurut pandangan teori kognitif merupakan proses
untuk membangun persepsi seseorang dari sebuah objek yang dilihat. Oleh sebab itu, belajar menurut teori ini adalah lebih mementingkan proses daripada hasil.
Teori ini menjadi dasar dalam pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan media visual karena dalam pembelajaran ini, siswa melakukan
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses internal dan berpikirnya. Siswa dipacu untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan menuangkannya
dalam bentuk peta konsep. Siswa juga belajar untuk membangun persepsi dalam dirinya melalui objek yang dilihat pada media visual.
2.1.8. Penerapan Model Numbered Heads Together Berbantuan Media